PEMICU 5
FOUNDATION OF CLINICAL PRACTICE
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK DISKUSI 1
1. Gatria Sonia
I11110056
2. NurAzmi Ayuningtyas
I11111009
3. Syamsul Hidayat
I11111058
4. Najla
I11112001
5. Hendri Wijaya
I11112013
6. Rizki Novita Pradini
I11112018
7. Irvinia Rahmadyah
I11112023
8. Fawaid Akbar
I11112029
9. Sekar Fatmadyani T.I11112035
10. Ardi
I11112040
11. Bimo Juliansyah
I11112062
12. Kevin Leonardo
I11112073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pemicu
Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke Puskesmas karena nyeri perut sejak
kemarin disertai muntah satu kali. Nyeri terasa di sekitar pusar. Penderita berjalan
agak membungkuk dan memegang perut kanan bawah dengan tangan kanannya.
Penderita pada pagi harinya merasa perut terasa kembung dan nyeri, nyeri
perutnya saat itu sudah terasa menetap di perut kanan bawah.
B. Klarifikasi dan definisi
C. Kata kunci
a. Laki-laki 24 tahun
b. Nyeri perut kanan bawah
c. Muntah 1 kali
D. Rumusan Masalah
Laki-laki 24 tahun mengeluh nyeri perut kanan bawah yang menetap
E. Analisis Masalah
Laki-laki 24 tahun
Nyeri perut kanan
bawah
- Mual & Muntah (+)
- Nyeri pindah dari periumbilikus ke perut
bagian kanan bawah
- Nyeri tekan (+)
- Nyeri lepas (+)
- Defence muscular (+)
DD: Apendisitis Perforasi, Apendisitis
- Demam (+)
Akut, Gastritis, Divertikulosis
- Anoreksia (-)
Pem Penunjang Cek darah lengkap
Tanda Vital
HR: 100x/menit
RR: 22x/menit
TD: 120/80mmHg
Suhu :37,5OC
KU: Compos
Mentis
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
1.1. Hipotesis
Laki-laki tersebut mengalami Apendisitis perforasi.
1.2. Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan Anamnesis sesuai kasus!
2. Jelaskan Pemfis sesuai kasus!
3. Jelaskan Alvarado Score!
4. Jelaskan perbedaan diagnosis Apendisitis Perforasi, Apendisitis Akut,
Gastritis!
5. Pembahasan diagnosis sesuai kasus!
6. Tatalaksana sesuai kasus!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anamnesis
a. Menyapa pasien, mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri kepada
pasien.
b. Menanyakan identitas pasien
a.
b.
c.
d.
e.
Nama
Usia
Tempat tinggal
Pekerjaan
Status Pernikahan
a.
b.
c.
d.
Inspeksi :
a.
b.
c.
d.
e.
diafragma
Palpasi
Pada palpasi dapat ditemukan pembesaran hati dan limfe, pada keadaan
dehidrasi turgor kulit dapat menurun, suffiing dulness, balotement point.
C. Alvarado Score1
Skor Alvarado (Alvarado score) adalah sistem kriteria skoring yang dibuat
untuk mendiagnosis apendisitis akut. Skor Alvarado pertama kali dibuat tahun
1986 dan masih digunakan hingga sekarang ini. 1 Di Indonesia, skor ini sering
digunakan oleh para tenaga kesehatan karena praktis, cepat, dan murah.
Untuk mempermudah mengingat, skor Alvarado ini sering dibuat akronim
MANTRELS. Akronim ini dibuat berdasarkan urutan gejala dan tanda dari
Apendisitis pada skor Alvarado. Karena akronim ini juga, skor Alvarado sering
disebut skor MANTRELS (MANTRELS score).
Keterangan
Sign)
Anorexia = nafsu makan menurun atau tidak ada nafsu makan
Nausea = mual-mual dan/atau muntah-muntah
Tenderness = nyeri tekan regio perut kanan bawah (McBurney's sign)
Rebound pain = nyeri lepas (Blumberg's sign)
Elevation of temperature = suhu aksila > 37,5oC
Leukocytosis = leukosit >10.000 sel/l
Shift to the left = hitung jenis leukosit didominasi oleh sel PMN
(polimorfonuklear).
Diagnosis appendicitis1
Skor Alvarado < 3, kemungkinan bukan apendisitis (unlikely appendicitis).
Skor Alvarado 4-6, mungkin apendisitis (possible appendicitis).
Skor
Alvarado
6-8,
kemungkinan
besar
apendisitis
appendicitis).
Skor Alvarado 9-10, pasti apendisitis (definite appendicitis).
(probable/likely
Akurasi diagnosis2,3
Dalam menyingkirkan diagnosis apendisitis (skor 4), skor Alvarado memiliki
sensitivitas 96%.
Dalam menegakan diagnosis apendisitis (skor 7), skor Alvarado memiliki
sensitivitas 58-88%.
Penggunaan CT scan4
Untuk skor Alvarado 3, tidak memerlukan CT scan untuk mendiagnosis
apendisitis lebih lanjut.
Untuk skor Alvarado 4-6, dianjurkan menggunakan CT scan untuk
mendiagnosis apendisitis lebih lanjut.
Untuk skor Alvarado 7, bisa langsung konsultasi dengan dokter bedah.
periapendikuler.
- Tampak perut kanan bawah tertinggal pada pernafasan
Palpasi
- nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri
tekan lepas.
- defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum
parietale.
- pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi
dalam untuk
Perkusi
Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak
dengan m. obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil.
Gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang
akan menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika. Pemeriksaan uji
psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan
untuk mengetahui letak apendiks.
Alvarado Score
Characteristic
M = Migration of pain to the RLQ
A = Anorexia
N = Nausea and vomiting
T = Tenderness in RLQ
R = Rebound pain
Score
1
1
1
2
1
E = Elevated temperature
1
L = Leukocytosis
2
S = Shift of WBC to the left
1
Total
10
Skor Alvarado < 3, kemungkinan bukan apendisitis (unlikely
appendicitis)
Skor Alvarado 4-6, mungkin apendisitis (possible appendicitis)
Skor Alvarado 6-8, kemungkinan besar apendisitis (probable/likely
appendicitis)
Skor Alvarado 9-10, pasti apendisitis (definite appendicitis)
D.2. Apendisitis Perforasi7
Appendicitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah
ganggren yang menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga
terjadi peritonitis umum. Pada dinding appendiks tampak daerah perforasi
dikelilingi oleh jaringan nekrotik.
Perforasi merupakan komplikasi yang paling ditakutkan pada
apendisitis karena selain angka morbiditas yang tinggi, penanganan akan
menjadi semakin kompleks. Perforasi dapat menyebabkan peritonitis
purulenta yang ditandai nyeri hebat seluruh peruhk, demam tinggi, dan
gejala kembung pada perut. Bisis usus dapat menurun atau bahkan
menghilang karena ileus paralitik yang terjadi. Pus yang menyebar dapat
menjadi abses inttraabdomen yang paling umum dijumpai pada rongga
pelvis dan subdiafragma. Tata laksana yang dilakukan pada kondisi berat
ini adalah laparotomi eksploratif untuk membersihkan pus-pus yang ada.
Sekarang ini sudah dikembangkan teknologi drainase pus dengan
laparoskopi sehingga pembilasan dilakukan lebih mudah.
D.3. Gastritis6,8
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan / perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
Klasifikasi
2. Gastritis Kronik
kembung dan muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena, kemudian disesuaikan dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, tanpa riwayat
penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
Ulserasi superfisial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi,
ketidaknyamanan abdomen (dengan sakit kepala, mual dan anoreksia) dan
dapat terjadi muntah, serta cegukan beberapa pasien adalah asimtomatik,
kolik dan diare dapat terjadi jika makanan pengiritasi tidak dimuntahkan,
tetapi jika sudah mencapai usus besar, pasien biasanya sembuh kira-kira
dalam sehari meskipun nafsu makan kurang atau menurun selama 2
sampai 3 hari.
Pemeriksaan Diagnostik
3. EGD (Esofagogastroduodenoskopi); untuk melihat perdarahan GI
bagian atas dengan melihat sisi perdarahan / derajat ulkus
jaringan / cedera.
4. Minum
Barium
dengan
foto
Rontgen;
dilakukan
untuk
aktivitas
berat.
Nyeri
sedikit
mereda
ketika
pasien
Jantung
Paru
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Status Lokalis
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Skor Alvarado
Characteristic
M = Migration of pain to the RLQ
A = Anorexia
N = Nausea and vomiting
T = Tenderness in RLQ
R = Rebound pain
E = Elevated temperature
Total
Score
1
1
1
2
1
1
7
Diagnosis kerja
Apendisitis Perforasi
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Radiologis (Foto polos abdomen)
Rencana Terapi
1. IVFD Ringer Lactat 20 tpm
2. Ketorolac inj 2x1 g
3. Ceftriaxon 3x30 mg
4. NGT Dekompresi Lambung
5. Laparectomi Rujuk ke Spesialis Bedah
Edukasi
Pasien dipuasakan yang ditujukan untuk kepentingan operasi.
Prognosis
Dubia ad Bonam
Pembahasan Terapi
Perawatan Kegawatdaruratan
atau septicemia.
Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun
melalui mulut.
Berikan analgesik dan antiemetik parenteral untuk kenyamanan pasien.
Pertimbangkan adanya kehamilan ektopik pada wanita usia subur, dan
diindikasikan.
Antibiotik preoperative harus diberikan dalam hubungannya pembedahan.
Tindakan Operasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laki-laki 24 tahun tersebut mengalami Apendisitis perforasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alvarado A. A practical score for the early diagnosis of acute appendicitis.
Ann Emerg Med. 1986 May;15(5):557-64. PubMed PMID: 3963537
2. Baidya N. et al. Evaluation Of Alvarado Score In Acute Appendicitis: A
Prospective Study. The Internet Journal of Surgery.
3. Crnogorac S, Lovrenski J. Validation of the Alvarado score in the diagnosis
of acute appendicitis. Med Pregl 2001 Nov-Dec; 54(11-12):557-61.
4. McKay R, Shepherd J. The use of the clinical scoring system by Alvarado in
the decision to perform computed tomography for acute appendicitis in the
ED. Am J Emerg Med. 2007 Jun;25(5):489-93. PubMed PMID: 17543650.
5. Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., Usus Halus, Apendiks, Kolon, Dan
Anorektum, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005
6. Kumar, et al. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. EGC, Jakarta, 2007, hlm.
660.
7. Craig, Sandy. 2008. Appendicitis, Acut Differential Diagnoses & Workup.
Retrieved May 22, 2010
8. Price, S. A., Wilson, L. Patofisiologi. Edisi 6. EGC, Jakarta, 2005, hlm. 448449.