gejala). Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Sendi diatas persentase nasional,
yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua Barat.
15
Tahun adalah 11,6% (berdasarkan
Self Reported Questionnarie
). Sebanyak 14 provinsi
mempunyai prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada
Penduduk Umur
15 Tahun
diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Dar
ussalam, Sumatera Barat, Riau,
Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Teng
ah, Jawa Timur, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawe
Persentase nasional
Low Vision
adalah 4,8% (berdasarkan hasil pengukuran,
visus <20/60 3/60). Sebanyak 8 provinsi mempunya
i prevalensi
Low Vision
diatas
prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam
, Bengkulu, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawe
si Selatan, dan Sulawesi Barat.
2013
Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis
yang tidak ditularkan dari orang ke orang.
Data PTM
dalam
Riskesdas
2013 meliputi : (1) asma
;
(2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
;
(3)
kanker
;
(4)
DM;
(5) hipertiroid
;
(6) hipertensi
;
(7) jantung koroner
;
(8) gagal jantung
;
(9) stroke
;
(10)
gagal ginjal kronis
;
(11) batu ginjal
;
(12) penyakit sendi/rematik.
Data penyakit asma/mengi/bengek
dan kanker diambil dari responden semua umur,
PPOK
dari umur
30 tahun,
DM, hipertiroid,
hipertens
i/tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gagal jantung, penyakit ginjal,
penyakit sendi/rematik/encok dan stroke ditanya
kan
pada responden umur 15 tahun.
Data pr
evalensi penyakit ditentukan
berdasarkan
hasil wawancara berupa
gabungan kas
us penyakit
yang pernah didiagnosis dokter/tenaga kesehatan atau kasus yang mempunyai riwayat gejala PTM
(berdasarkan diagnosis atau gejala).
Prevalensi
kanker, gagal ginjal kronis
,
dan batu ginjal
ditentukan
berdasar
kan
informasi pernah
didiagnosis dokter
saja
.
Untuk
prevalensi
hipertensi
, selain
b
erdasarkan hasil wawancara
,
juga
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah.
Angka p
revalensi
asma, PPOK, dan kanker berdasar
kan
wawancara di Indonesia masing
masing
4,5 persen, 3,7 persen, dan 1,4 per mil. Prevalensi asma dan kanker lebih tinggi pada perempuan,
prevalensi PPOK lebih tinggi pada laki
laki.
Prevalensi
DM dan
hipertiroid di Indonesia berdasar
kan
jawaban pernah
di
di
agnosis dokter sebesar
1,5 persen dan 0,4 persen. DM
berdasarkan diagnosis atau
gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi
hipertensi pada
umur
18 tahun di Indonesia yang didapat melalui
jawaban pernah
di
diagnosis
tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen
,
sedangkan
yan
g
pernah
didiagnosis tenaga kesehatan
atau
sedang
minum obat
hipertensi
sendiri sebesar 9,5 persen
.
Jadi,
terdapat
0,1 persen
penduduk
yang
minum obat sendiri
, meskipun tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh nakes
. Prevalensi hipertensi
di Indonesia
berdasarkan hasil
pengukuran pada
umur
18 tahun sebesar 25,8 persen
.
J
adi
cakupan nakes hanya 36
,8
persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat
tidak
terdiagnosis.
P
revalensi DM, hipertiroid,
dan
hipe
rtensi pada perempu
an cenderung lebih tinggi
dari
pada laki
laki
.
Prevalensi jantung koroner berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia
teridentifikasi
0,5
persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen. Prevalensi gagal j
antung
berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia
didapati
0,13 persen, dan berdasarkan
diagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan
didapati
7,0 per
mil dan yang berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan
atau gejala sebesar 12,1 per
mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh
nakes. Prevalensi penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke terlihat meningkat seiring
peningkatan umur responden. Pr
evalensi stroke sama banyak
pada laki
laki dan perempuan.
Prevalensi gagal ginjal kronis berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2
persen dan penyakit batu ginjal 0,6 persen. Prevalensi penyakit sendi berdasarkan pernah
didiagnosis
nakes di Indonesia 11,9 persen dan berdasarkan dia
gnosis atau gejala 24,7 persen.