Anda di halaman 1dari 4

FENOMENA SERANGAN KOROSI GALVANIK PENYEBAB PATAH NOSE

LANDING GEAR PESAWAT TERBANG


Kriteria umum pada perancangan pesawat terbang yaitu dengan
bobotnya yang ringan, struktur berkekuatan tinggi, andal dan economis.
Dan sesuai dengan perkembangan teknologi, para perancang dan
pembuat pesawat juga telah berupaya meningkatkan kualitas, selain dari
model desain, perlengkapan perangkat lunak yang lebih modern dan lainlain dan juga material-material yang sifatnya baik seperti ulet namun
tergantung penempatan material tersebut.
Meskipun telah diupayakan dengan berbagai inovasi dan penemuan
teknologi,percobaan atau menguji bahan atau material sebelum
digunakan, kegagalan / kerusakan suatu pesawat terbang masih terjadi
seperti kegagalan akibat serangan korosi, kerusakan akibat beban bentur
(impact) dan lain sebagainya.
Salah satu bentuk kegagalan dari pesawat terbang tersebut adalah
kegagalan atau korosi terjadi pada sebuah Nose Landing Gear pesawat
terbang yaitu bagian depan dari landing gear yang mengalami kerusakan
dini atau premature failure selama terbang TSO selama 2567 cycles.
Kegagalan tersebut menimbulkan kerugian yang cukup besar, hal tersebut
dapat diminimumkan ataupun dihindari dengan adanya prosedur
perawatan yang baik dan sesuai dengan prosedur(preventive maintenance
berdasarkan pada hasil pemeriksaan komposisi kimia, visual dan
makrografi, metalografi dan fraktografi dengan SEM. Semua bukti
menunjukkan bahwa karakteristik patahan tumpuan perangkat pendarat
disebabkan oleh beban yang dipromosikan oleh adanya korosi pada
tabung-bantalan yang bertindak sebagai konsentrasi tegangan.
Korosi terbentuk karena kehadiran uap air atau air yang terperangkap di
antara material
tabung-bantalan dan tumpuan perangkat pendarat roda pesawat.
Kenyataannya, perbedaan
material antara tabung-bantalan dan tumpuan perangkat pendarat
roda pesawat sangat menunjang untuk terjadinya serangan korosi
galvanik. Fenomena terjadinya korosi di permukaan dudukan bushing
diperkirakan sebagai akibat dari perbedaan bahan dasar antara bushing
dengan dudukan bushing (nose landing gear) itu sendiri yaitu paduan
aluminium (aluminum alloy) sebagai bahan dasar nose landing gear dan
paduan tembaga (copper alloy) sebagai bahan dasar dari bushing.
Dengan adanya perbedaan bahan dasar tersebut, akan menimbulkan
potensial korosi yang

dapat memicu terjadinya proses korosi.


Korosi galvanik adalah korosi yang terjadi pada dua logam yang berbeda
jenis jika di hubungkan. Korosi ini juga terjadi karena pasangan elektrikal
pada dua logam atau paduan logam yang memiliki perbedaan komposisi.
Dimana Penyebab korosi
1.

Acid dan alkali

Untuk korosi yang terbentuk pada logam, pasti merupakan hasil dari
perbedaan elektrode potensial dan elektrolit. Hampir seluruh acid dan alkali
bereaksi dengan logam untuk membentuk garam metalic (korosi), asam sulfur
2. Salts (garam)
Marine atmosfir dan udara diatas berbagai daerah industri akan
mengakibatkan konsentrasi garam yang tinggi.
3. Merkuri
Walau merkuri tidak banyak terdapat pada sekitar aircraft, hal ini
memungkinkan merkuri terpercik pada pesawat.
4.Air
Air murni akan bereaksi dengan logam untuk menyebabkan korosi atau
oksidasi, tetapi air menjaga konsentrasi dari garam atau kontaminasi lain yang akan
menyebabkan cepatnya korosi terjadi.
5.Udara
Secara alami tidak mungkin untuk memisahkan struktur pesawat dari udara,
tetapi udara merupakan faktor dalam perusakan logam. Airborne salt dan campuran
kimia yang lain tetap berada dalam permukaan airplane dan menarik uap dari udara.
6.Bahan organik
Air yang terperangkap dalam fuel tank akan berkondensasi dan terkumpul
didasar tank, air ini mengandung mikroba dan bakteria. Bahan organik ini akan
hidup dalam air dan memakan hidrokarbon dari fuel.
Metode pengendalian korosi pada logam
Upaya pengendalian korosi yang lazim diterapakan dalam rangka
perlindungan terhadap logam yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan bahan yang tepat
2. Perancangan kontruksi yang memadai
3. Penerapan pelapisan logam
4. Pengondisian lingkungan
Beberapa jenis praktek perlindungan yang telah disebutkan diatas jarang
bisa berdiri sendiri mengingan aspek biaya yang terlalu besar sehingga

tidak ekonomis. Upaya pengendalian korosi tersebut akan diuraikan


dengan detai dibawah ini :
1. Pemilihan bahan yang sesuai
Pemilihan bahan yang tidak sesuai dengan lingkungan tempat
bahan tersebut dipalikasikan akan dapat menyebabkan kegagalan dini,
berikut aspek keselamatan dan pembiayaan. Pemilihan bahan yang tepat
yang dimaksudkan disini adalah memilih bahan logam/paduannya
sedemikian sehingga pertukaran ion antara logam/paduan tersebut
dengan lingkungannya tidak berlangsung dengan cepat; atau dengan kata
lain adalah memilih logam/paduannya yang perbedaan potensial dengan
lingkungannya sekecil mungkin. Dalam prakteknya, jika lingkungannya
terlalu agresif (korosif) maka perancang lazim memilih logam atau
paduannya yang memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dari baja.
Karakteristik pemilihannya didasari pada aspek apakah logam tersebut
imun terhadap lingkungannya tersebut atau apakah logam tersebut dapat
membentuk suatu lapisan tipis yang memiliki sifat protektif dan memiliki
sifat recovery yang memadai bila lapisan tersebut rusak.
Namun perlu disadari bahwa dalam prakteknya, suatu sistem peralatan
(technical system) jarang sekali terbuat (tersusun) dari satu jenis bahan
logam saja sehingga karakteristik pengendalian korosi/pertukaran ion
menjadi tidak sesederhana yang dipikirkan. Dalam hal seperti ini, jika
perlu ada yang dikorbankan maka para desainer akan memilih
komponen yang bentuknya tidak rumit dan letaknya yang memudahkan
pada saat penggantian komponen (accessibility). Sehingga para
perancang harus memahami karakteristik suatu bahan logam dalam
lingkungan tertentu
Saat ini banyak bahan yang terbuat dari plastik, elastomer, komposit dan
keramik. Material-material tersebut memiliki resistansi terhadap korosi
juga dapat digunakan untuk mencegah korosi pada logam. Misalnya
digunakan baik sebagai bahan pelapis baik sebagai pelapis permukaan
luar (coating) maupun sebagai pelapis permukaan dalam (lining) untuk
melindungi logam dari korosi. Dengan demikian dalam rangka
perlindungan bahan yang optimal, penguasaan yang cukup memadai
terhadap material-material non logam juga mutlak diperlukan oleh suatu
team perancangan dalam bidang korosi.
2. Perancangan kontruksi
Upaya melindungi logam dari korosi tidak hanya memadai dengan
pemilihan material yang tepat tapi juga sangat tergantung pada
pengetahuan dalam merancang bentuk atau tipe kontruksi. Dari berbagai

literature dan pengalaman yang ada, terdapat banyak conntoh-contoh


kontruksi yang memadai ditinjau dari segi ketahananya terhadap korosi
dengan tidak mengabaikan faktor keamanan, keindahan dan efisiensi
dalam rangka pemeliharaan dan perawatannya.
Sebaliknya ada juga rancangan kontruksi yang kurang baik terhadap
korosi yaitu yang memungkinkan terperangkapnya air, debu dan pengotor
lainnya sehingga dapat menginisiasi korosi yang berujung pada kegagalan
rancangan secara dini.
3. Penerapan pelapisan
Perlindungan terhadap logam dengan cara menerapkan pelapisan pada
hakikatnya adalah melindungi logam dari lingkungan sekililingnya
sehingga petukaran ion antara permukaan logam dengan sekelilingnya
dapat dikendalikan.
4. Pengkondisian Lingkungan
Mengubah lingkungan dapat membantu mengendalikan korosi dan
meningkatkan efektifitas pengendalian korosi. Dehumidifikasi dan
purifikasi atmosfir merupakan dua contoh yang paling umum dilakukan.
Fasilitas penyejuk udara yang dapat mengatur humiditas atmosfer
menjadi relatif rendah dapat membantu menurunkan perusakan logam.
Disamping itu, dengan humiditas yang rendah, fasilitas elektronik yang
terpajang ke lingkungan dapat diturunkan laju pengrusakannya oleh korosi
.
Pengkondisian lingkungan dapat juga diperoleh melalui penambahan zat
inhibitor yaitu suatu zat kimia yang ditambahkan ke lingkungan baik
secara selang seling maupun secara kontinyu sehingga mampu
menurunkan atau bahkan mencegah tejadinya reaksi korosi. Penurunan
laju korosi dengan inhibitor dapat diakibatkan oleh terbentuknya lapisan
pasif atau dengan cara menghilangkan zat-zat yang agresif dari
lingkungan .

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

sedangkan untuk perawatan yang lebih spesific ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu:
Melakukan cleaning
Melakukan lubrikasi
Inspection yang detail untuk korosi dan kegagalan sistem proteksinya
Melakukan treatment pada korosi dan touch up dari paint yang rusak
Menjaga drain holes tetap bebas dari gangguan
Selalu mendrain fuel
Selalu wipe down daerah yang kritis
Memasang protective cover jika di parkir

Anda mungkin juga menyukai