A1. Pengertian
Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress
fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak
ditemukan pada saat istirahat.
2 Dasar dasar fisiologi
Dasar fisiologi ULJB adalah latihan dinamik. Telah diketahui latihan dinamik
memberikan serial kompleks penyesuaian kardiovaskuler yang terjadi akibat
peningkatan suplai darah ke otot gerak sesuai dengan kebutuhan metabolisme
yang terjadi, disamping upaya untuk mempertahankan suplai darah ke organ
vital seperti otak dan jantung.
Secara umum akibat latihan dinamik dapat terjadi :
- Peningkatan curah jantung ( cardiac autput )
- Tekanan darah arterial meningkat
- Tahanan / resistensi perifer meningkat
Apabila terjadi pengurangan suplai darah ke organ vital seperti jantung
akan mengakibatkan perubahan pada rekaman listrik jantung ( EKG ) ataupun
rekaman listrik ke otak ( EEG ). Kkusus pada EKG akan terlihat perubahan
segmen ST berupa ST depresi atau ST elevasi.
Respons denyut jantung.
Peningkatan denyut jantung merupakan respon dari sistem kardiovaskuler
terhadap latihan
D.Komplikasi
1. Hipotensi
2. Disritmia yang berat
3. Infark myocard acute
4. Syncope dan stroke
5. Trauma fisik ( jatuh saat test )
6. Henti jantung ( cardiac arrest )
7. Kematian
E. Indikasi penghentian test.
1. Keluhan subjektif
- Timbul nyeri dada yang hebat
- Sesak nafas
- Vertigo / pusing
- Nyeri pada persendian kaki
- Kelelahan / cape sekali
- Pasien minta agar test dihentikan
2. Objektif
- Respon hipertensi / hipotensi
- Timbul aritmia yang berarti
- ST depresi / ST elevasi > 3 mm
- Timbul tanda- tanda perfusi yang buruk ( pucat,sianotik,ekstremitas dingin ).
- Target HR maximal tercapai
G.Cara kerja
1. Pasien di anamnesa dan menjelaskan tentang tata cara,maksud, manfaat dan
resiko dari treadmill.
2. Menentukan target HR submaximal dan maximal ( target HR max : 220
dikurang umur dan submaximal adalah 85 % dari target HR max )
2. Pasien menandatangani formulir informed consent.
3. Pasien dipersilahkan ganti pakaian, celana dan sepatu treadmill yang telah
disediakan.
4. Pasien berbaring denagn tenang di tempat tidur
5. Bersihkan tubuh pasien pada lokasi pemasangan electrode dengan
menggunakan kassa alkohol.
6. Tempelkan electrode sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.
7. Sambungkan dengan kabel treadmill
8. Fiksasi electrode dengan sempurna
9. Masukkan data pasien ke alat treadmill
10. Ukur tekanan darah
11. Rekam EKG 12 leads
12. Jalankan alat treadmill dengan kecepatan sesuai dengan prosedur.
13. Setiap tiga menit speed dan elevation akan bertambah sesuai dengan
prosedur yang sudah ditentukan.
14. Pantau terus perubahan EKG dan keluhan pasien selama tets.
15. Rekam EKG 12 leads dan BP setiap tiga menit.
16. Hentikan test sesuai dengan prosedur.
H. Recovery
1. Rekam EKG 12 leads dan ukur tekanan darah setelah test dihentikan.
2. Persilahkan pasien untuk duduk / berbaring.
3. Pantau terus gambaran EKG selama pemulihan.
4. Rekam EKG 12 leads dan ukur tekanan darah setiap tiga menit.
5. Pemulihan biasanya selama enam menit / sembilan menit ( hingga gambaran
EKG ,HR, dan tekanan darah kembali seperti semula. )
6. Menberitahukan pada pasien bahwa test sudah selesai.
7. Lepaskan elektrode dan manset BP.
8. Bersihkan jelly yang menempel di dada pasien .
9. Merapihkan kembali alat alat pada tempatnya.
10. Sebaiknya selama 15 menit pasca treadmill test pasien masih berada dalam
pengawasan petugas.
Personal pelaksana ULJB.
1. Dua orang tenaga yang terlatih telah menguasai seluk beluk alat dan
prosedur treadmill.
2. Mempunyai pengetahuan tentang indikasi dan kontra indikasi ULJB.
3. Mempunyai pengetahuan tentang dasar dasar fisiologi treadmill.
4. Mengetahui prinsip prinsip interpretasi ULJB
5. Mampu melakukan prosedur penanganan emergency termasuk kemampuan
ACLS.
Protokol Bruce
Phase
Speed
Elevation
1,7
10
2,5
12
3,4
14
4,2
16
18
Speed
Elevation
1,7
1,7
5,0
1,7
10
2,5
12
3,4
14