Disusun oleh:
RETNO CAHYANI
20040320109
Disusun oleh:
RETNO CAHYANI
20040320109
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DBD
(DEMAM BERDARAH DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RETNO CAHYANI
20040320109
Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PANGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DBD
(DEMAM BERDARAH DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal:
08 November 2008
Oleh:
RETNO CAHYANI
NIM 20040320109
Dewan Penguji:
dr. Kusbariyanto., M. Kes
(.)
(...........................)
Mengetahui
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iii
Sesungguhnya,
dalam menciptakan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata) :
YA Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia
Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(Q. S Ali Imron: 190-191)
Ya Rabb,
jauhkan hati ini dari sombong dan angkuh ketika diri berilmulindungi hati ini dari malas
putus asa ketika diri bodohsebagai tanda syukurku atas nikmatNYA berupa :
kakSolihin dan kakAndry (yang selalalu menemaniku dalam suka dan duka
baik dorongan spiritual dan moril tanpa mengenal lelah),YuFatim,
MFandi,Mmunir,Agus
saudara-saudaraku yang tinggal di Jogja;harapan dan keindahan persaudaraan
Sahabat-Sahabat Dalam Hidup:
Afni,Cory,Dije,Dieca,Sundari,Rini,ipoeng(geng
AsramaMenurIndah),TSusan,Yuli,Selvy,Imadan temen-temen lain yang belum Kusebut namanya atas dorongan,nasehat,dan bantuanya; keteladanan dan kebersamaan
Bunga Keberanian yang menjaga; kesabaran dan kelembutan
TERIMA KASIH.
iv
KATA PENGANTAR
Retno Cahyani
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........i
HALAMAN PERSETUJUAN............ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............v
DAFTAR ISI.......vi
DAFTAR TABEL ..........xi
DAFTAR SKEMA....xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....xiv
INTISARI ..xv
ABSTRACT .........xvi
BAB I. PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah.......1
B. Rumusan Masalah.....4
C. Tujuan Penelitian..................5
D. Manfaat Penelitian....................5
vi
Keaslian Penelitian.......7
2.
3.
Distribusi pada pasien DBD di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta...58
viii
4.
5.
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
pengkajian
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
diagnosis
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
tindakan
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
evaluasi
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
xii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Kuesioner penelitian
Lampiran 5
xiv
xv
ABSTRACT
Nursing role is priorities task on intervention of nursing treatment in
hospital, so advocate to patient, education, coordination, consultation, and
research. Dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) represent
endemic disease some region in Indonesia especially _ certain month of the rains
moment. In Yogyakarta in the year 2006-2007 number painfulness of tired dengue
16.803 per 10.000 resident. Target of this research is to know how biro ration
nurse role on intervention of nursing treatment of DHF to child patient in Ibnu
Sina class PKU Muhammadiyah hospital of Yogyakarta.
This study using method of descriptive non experiment, amount of sample
12 take nurse, from all nurse population in Ibnu Sina class. Intake of date done by
using stuffing sheet and presented in the from of cuisine.
Result of this study, nurse role on treatment to upbringing execution with
child patient of DF/DHF on category level of the good. Result of perception of
study 100% good, nurse can paying attention of client respond so that the
problem of which is possible faced by patient identify, diagnosis 100% good
because nurse after circumstantial study hence compilation of diagnosis is
optimal. The action plan 91,7% and treatment action 75% enough still many
matter which must be paid attention in executing action plan and implementation
execution of treatment upbringing, nurse on evaluation and documentation 91,7%
good have pain attention result of action which have been done, by perceiving it
action can bring change at patient or still require furthermore action.
By considering result of this study, writer expect nurse role on intervention
of nursing especially treatment of DHF patient in PKU Muhammadiyah hospital
of Yogyakarta more improved.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit-penyakit
Yogyakarta, 2002).
menular
termasuk
DBD
(Depkes
Kota
keperawatan,
perawat
dituntut
untuk
meningkatkan
mutu
hanya dari aspek fisik tetapi juga dipandang sebagai makhluk bio-psikososial-spiritual (Arwani, 2002).
Perawat juga merupakan mitra yang sangat dekat dengan dokter dituntut
dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang seimbang dengan
profesi kedokteran sesuai dengan standar yang ada. Dalam memberikan
pelayanan yang seimbang maka diperlukan adanya pengetahuan, kemauan dan
ketrampilan sikap profesional mulai dari komunikasi, cara kerjasama dengan
pasien, dengan mitra kerjanya sampai cara pengambilan keputusan (Arwani,
2001). Peran perawat sangat penting yaitu sebagai ujung tombak di ruang
rawat inap dan merupakan tenaga yang paling lama kontak atau berhubungan
dengan pasien yaitu selam 24 jam
Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan mengetahuai sejauh mana
gambaran peran perawat dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) anak yang dilakukan di Bangsal Ibnu
sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta terutama dalam
pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana tindakan, implementasi, evaluasi
dan dokumentasi. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahuai apakah
penatalaksanaan asuhan keperawatan sudah sesuai dengan standar model
acuhan asuhan keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran peran perawat dalam penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) anak di Bangsal
Ibnu Sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2008 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran perawat
dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien DBD (Demam
Berdarah Dengue) anak terutama dalam pengkajian, diagnosis keperawatan,
rencana tindakan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.
D. Manfaat Penelitian
1.
2. Bagi perawat
Dapat memberikan informasi dan sumbangan ilmu pengetahuan kepada
perawat-perawat di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
terutama
tentang
gambaran
peran
perawat
dalam
sebagai salah
satu
proses
4. Bagi peneliti
Sebagai regenerasi perawat, peneliti diharapkan mampu melaksanakan
tehnik penatalaksanaan asuhan keperawatan dengan benar
5. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan acuhan dan diharapkan dapat menjadi acuhan dalam
mengembangkan penelitian yang serupa baik tentang gambaran peran
perawat dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien DBD
anak, maupun penelitian sejenisnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah semua perawat yang ada di
Bangsal Ibnu Sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Waktu
Waktu penelitan ini akan dilaksanakan selama dua bulan pada bulan
Agustus sampai September 2008.
3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Bangsal Ibnu sina Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Alasan pemilihan lokasi penelitian
Alasan pemilihan lokasi tersebut dilihat dari lokasinya yang sangat
strategis berada di kota di Jl. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta, terletak
dipinggir jalan raya dan mudah dijangkau dengan kendaraan. Dilihat dari
rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta sendiri, menyediakan
fasilitas dan sarana yang memadai bagi pasien dan pelayanannya cepat,
mutu, nyaman, ringan, islami. Dan alasan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana peran perawat di Bangsal Ibnu sina rumah sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien anak DBD.
5. Materi
Materi dari peneliti ini adalah gambaran peran perawat
dalam
dengan cara pearson chi square dengan mengumpulkan data dan melihat
kembali catatan status rekam medis penderita DB/DBD pasien anak di
RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. Peneliti ingin mengetahui pola distribusi
penderita DBD pada anak yang dirawat di RSUD Dr. sardjito pada kurun
waktu 1 Januari 31 Desember 2000.
3. Peneliti Sumarni (2005), tentang gambaran penatalaksanaan keperawatan
pasien DB dan DBD (DF/DHF) pada anak usia 4-15 tahun di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2005, peneliti ini dilakukan
dengan rancangan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
retrospektif yang merupakan penelitian kuantitatif bertujuan untuk
mendiskripsikan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada anak
dengan diagnosis medis (data sekunder) DHF yang dirawat inap di RSU
PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Oktober 2003-Maret 2004.
Hasil penelitian bahwa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran perawat
Peran adalah perilaku yang diharapkan, sedangkan perawat adalah orang
yang telah lulus dalam pendidikan formal keperawatan (PUSBANKES, 2008).
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan masing-masing individu. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari
luar profesi keperawatan. Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan
tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advocat
klien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti (Hidayat,
2004).
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu bagian utama dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Perawat merupakan orang
pertama dan secara konsisten selama 24 jam per hari dan 7 hari per minggu
menjalin kontak dengan klien, maka perawat harus mengetahui dan
memahami tentang paradigma kesehatan, peran, fungsi dan tanggung jawab
sebagai seorang perawat agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal (Perry & Potter, 2005).
Peran perawat dalam Care giver adalah peran yang dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar klien yang
membutuhkan.
Melalui
pemberian
pelayanan
keperawatan
dengan
10
11
sebagai
koordinator
dilaksanakan
dengan
mengarahkan,
12
klien
13
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistimatis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien, yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara (data
subyektif),
observasi
(data
obyektif),
pemeriksaan
fisik
dan
14
timbul
bila
pemecahannya
tidak
dilaksanakan.
Untuk
diagnosis
komponen
yang
lain
diperlukan
untuk
pengajuan:
a. Nama: Bagian ini memberikan nama untuk diagnosis, sebuah frase,
istilah atau label singkat.
b. Definisi: Bagian ini memberikan definisi yang jelas dan tepat dari
nama diagnosis yang disebutkan dan menguraikan artinya.
c. Karakteristik definisi: karaktristik klinik yang menunjukkan adanya
kategori diagnosis:
d. Bahan-bahan subtansial dan pendukung: bagian ini menberikan
dokumentasi yang mempekuat keberadaan, sifat dan karakteristik
fenomena perhatian. Dokumentasi yang minimal adalah sebuah narasi
rujukan yang menunjukan dukungan pada diagnosis yang diusulkan
(Rothrock C Jane, 1998).
15
3. Rencana keperawatan
Perencanan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhunya kebutuhan
pasien.
Tujuan perencanaan keperawatan adalah sebagai alat komunikasi
antar teman sejawat dan tenaga kesehatan lain, dan meningkatkan
keseimbangan asuhan keperawatan.
Komponen perencanaan keperawatan meliputi:
a. Perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosis keperawatan
b. Prioritas
masalah,
dengan
kriteria:
masalah
yang
mengancam
16
prinsip
aman,
nyaman,
ekonomi,
privasi,
dan
j.
17
18
penting dalam
tindakan,
dan
evaluasi
serta
diakhiri
dengan
tahap
pendokumentasian.
1. Pengkajian
a. Data subyektif
Data subyektif adalah data yang dikumpulkan berdasarkan
keluhan yang dinyatakan oleh pasien. Pada pasien DBD/DBD data
subyektif yang sering ditemukan adalah:
1) Lemah
2) Panas dan demam
3) Sakit kepala
4) Anoreksia (tidak nafsu makan), mual, haus sakit saat menelan.
19
obyektif
adalah
data
yang
diperolah
berdasarkan
(pendarahan
pada
hidung/mimisan),
ekimosis,
DB/DBD,
perlu
adanya
berbagai
pemeriksaan
20
pada
pemeriksaan
urin
akan
ditemukan
albuminuria ringan.
2) Pemeriksaan serologi
Pada pemeriksaan serologi, melakukan pengukuran titer
antibody pasien dengan cara Haemaglutination inhibition Test (HI
tets) atau dengan uji pengikatan komplemen (Complement fixation
test). Pada pemeriksaan serologi dibutuhkan 2 bahan pemeriksaan
yaitu pada masa akut atau demam dan pada masa penyembuhan (1-
21
dan
Longsaman
(1979)
melaporkan
bahwa
sangat
khas
karena
berbeda
dengan
ini penting
untuk
memperkirakan
nilai
22
yang
tepat
(Sumarmo, 2000).
2. Diagnosis keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hypertermi) berhubungan dengan proses
penyakit (viremia)
Tujuan :
23
Rasional
Untuk mengidentifikasi pola
demam pasien.
Tanda-tanda vital merupakan
acuan
untuk
mengetahui
keadaan umum pasien.
Penjelasan tentang kondisi
yang dialami pasien dapat
membantu pasien atau keluarga
mengurangi kecemasan yang
timbul.
Keterlibatan keluarga sangat
berarti
dalam
proses
penyembuhan pasien di rumah
sakit.
24
Rasional
Untuk
menetapkan
cara
mengatasi.
Cara menghidangkan makanan
dapat
mempengaruhi
nafsu
makan pasien.
Membantu mengurangi kelelahan
pasien dan meningkatkan asupan
makanan karena mudah ditelan.
Untuk menghindari mual dan
muntah.
Meningkatkan
pengetahuan
pasien tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan meningkat.
Memotivasi dan meningkatkan
semangat pasien.
Untuk mengetahui
nutrisi pasien.
pemenuhan
Nutrisi
parenteral
sangat
bermanfaat terutama pada pasien
yang intake per orainya sangat
kurang. Jenis dan junlahnya harus
dikolaborasikan dengan dokter.
Kolaborasi pemberian antasida.
Obat antasida membantu pasien
mengurangi mual dan muntah
dengan pemberian obat ini
diharapkan intake nutria pasien
meningkat.
Lakukan pengukuran berat badan Untuk mengetahui status gizi
pasien.
pasien.
25
dilakukan
tindakan
keperawatan
pasien
mampu
Rasional
Untuk memantau kondisi pasien
selama masa perawatan terutama
saat terjadi pendarahan. Dengan
memonitor keadaan umum pasien,
perawat segera mengetahui jika
terjadi tanda-tanda pre syok atau
syok
sehingga
dapat
segera
ditangani.
Observasi tanda-tanda vital tiap 2-3 Tanda-tanda vital dalam batas
jam.
normal menandakan keadaan umum
pasien baik, perawat perlu memantau
tanda-tanda vital selama pasien
mengalami
pendarahan
untuk
memastikan tidak terjadi presyok
atau syok.
Monitor tanda-tanda pendarahan.
Pendarahan yang cepat diketahui
dapat segera diatasi sehingga pasien
tidak sampai ke tahap syok
hipovolemik akibat pendarhan hebat.
Jelaskan pada pasien dan keluarga Dengan memberi penjelasan dan
tentang tanda-tanda pendarahan yang melibatkan keluarga diharapkan
mungkin dialami oleh pasien.
tanda-tanda
pendarahan
dapat
diketahui lebih cepat sehingga pasien
dan
keluarga
menjadi
lebih
kooperatif selama psien dirawat.
26
Bila
terjadi
tanda-tanda
syok
hipovolemik,
baringkan
pasien
terlentang atau posisi datar.
Berikan terapi oksigen sesuai dengan Pemberian oksigen akan membantu
kebutuhannya.
oksigenasi jaringan karena dengan
terjadinya pendarhan hebat maka
suplai oksigen ke jaringan akan
terganggu.
Segera lapor dokter jika tampak tanda- Untuk mendapatkan penenganan
tanda syok hipovolemik dan observasi sesegera mungkin.
ketat pasien serta percepat tetesan
infuse.
27
Rasional
Menetapkan data dasar pasien untuk
mengetahui
dengan
cepat
penyimpangan dengan keadaan
normal.
Observasi adanya tanda-tanda syok. Agar dapt segera dilakukan tindakan
untuk menangani syok yang dialami
pasien.
Berikan cairan intravena sesuai Pemberian cairan intravena sangat
dengan program dokter.
penting bagi pasien yang mengalami
deficit volume cairan dengan
keadaan umum yang buruk karena
cairan langsung masuk kedalam
pembuluh darah.
Anjurkan pasien untuk banyak Asupan cairan diperlukan untuk
minum.
menambah volume cairan.
Kaji tanda dan gejala dehidrasi/ Untuk mengetahui penyebab deficit
hipovolemik
(riwayat
muntah, volume cairan. Jika urin < 25
diare, kehausan, turgor jelek).
ml/jam maka pasien mengalami
syok.
Kaji perubahan keluaran urin (urin Untuk mengetahui keseimbangan
output < 25 ml/jam atau 600 cairan.
ml/jam). Monitor asupan-keluaran.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dan diberikan informasi,
pasien dan keluarga lebih memahami tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan obat-obatan.
28
Kriteria hasil :
1) Pengetahuan pasien atau keluarga tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan obat-obatan bagi pasien DBD meningkat dan pasien
atau keluarga mampu mencerminkan kembali.
Rencana tidakan
Rasional
Kaji tingkat pengetahuan pasien Untuk memberikan informasi pada
keluarga tentang penyakit demam pasien dan keluarga, perawat perlu
berdarah.
mengetahui sejauh mana informasi
atau pengetahuan tentang penyakit
demam berdarah, serta kebenaran
tentang informasi tersebut.
Kaji latar belakang pendidikan Agar perawat dapat memberikan
pasien.
informasi penjelasan sesuai tingkat
pendidikan sehingga penjelasan
dapat dipahami dan tujuan yang
derencanakan dapat dicapai.
Jelaskan tentang proses penyakit, Agar informasi dapat diterima
diet, perawatan pada pasien dengan dengan mudah dan tepat sehingga
bahasa yang mudah dimengerti oleh tidak
meninbulkan
pasien.
kesalahpahaman.
Jelaskan semua prosedur yang akan Dengan mengetahuai prosedur atau
dilakukan dan manfaat bagi pasien.
tindakan yang akan dialami, pasien
akan
lebih
kooperatif
dan
kecemasan menurun.
Berikan kesempatan pada pasien atau Mengurangi
kecemasan
dan
keluarga untuk menanyakan hal-hal memotivasi pasien untuk kooperatif
yang ingin diketahui sehubungan selama masa perawatan dan
dengan proses penyakit dalam hal ini penyembuhan.
demam berdarah.
Gunakan leaflet atau gambar-ganbar Gambar-gambar atau media cetak
dalam memberikan penjelasan.
seperti leaflet dapat membantu
mengingat
penjelasan
yang
diberikan karena dapat diliahat atau
dibaca berulang kali.
dilakukan
tindakan
keperawatan
pasien
maupun
29
Kriteria hasil :
1) Kebutuhan aktivitas sehari-hari.
2) Pasien mampu mandiri setelah bebas demam.
Rencan tindakan
Kaji keluhan pasien
Rasional
Untuk mengidentifikasi keluhankeluhan pasien.
Kaji hal-hal yang mampu dan tidak Untuk
mengetahui
tingkat
mampu dilakukan oleh pasien ketergantungan
pasien
dalam
sehubungan
dengan
kelemahan memenuhi kebutuhannya.
fisiknya.
Berikan bantuan kepada pasien untuk Pemberian
bantuan
sangat
memenuhi kebutuhan aktivitasnya diperlukan oleh pasien pada saat
sehari-hari sesuai dengan tingkat kondisinya melemah dan perawt
keterbatasan pasien seperti mandi, mempunyai tanggung jawab dalam
makan, eliminasi.
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
pasien tanpa membuat pasien
mengalami ketergantungan pada
perawat.
Berikan bantuan pada pasien untuk Dengan melatih kemandirian pasien
mandiri sesuai dengan perkembangan maka pasien tidak mengalami
kemajuanfisiknya.
ketergantungan pada perawat.
Berikan penjelasan tentang hal-hal Dengan penjelasan yang diberikan
yang
dapat
membantu
dan kepada pasien, maka pasien
meningkatkan kekuatan fisik pasien.
termotivasi untuk kooperatif selam
perawatan
terutama
terhadap
tindakan yang dapat meningkatkan
kekuatan fisiknya seperti pasien
mau
menghabiskan
porsi
makannya.
Letakkan barang-barang yang mudah Akan membantu pasien untuk
terjangkau olah pasien.
memenuhi kebutuhannya sendiri
tanpa mengandalkan orang lain.
Siapkan bel didekat pasien.
Agar pasien dapat segera meminta
bantuan
perawat
saat
membutuhkan.
30
Kriteria hasil :
1) Rasa nyaman pasien terpenuhi.
2) Nyeri dapat berkurang atau hilang
Rencan tindakan
Kaji tingkat nyeri yang di alami
pasien dengan memberi rentang nyeri
(0-10), berikan pasien menentukan
tingkat nyeri yang dialaminya,
tetapkantipe nyeri yang dialami
pasien, respon terhadap nyeri yang
dalami.
Kaji
faktor-faktor
yang
mempengaruhi reaksi pasien terhadap
nyeri (budaya, pendidikan dll).
Rasional
Untuk mengetahui berapa berat
nyeri yang dalami pasien.
31
Rasional
Menetapkan tingkat kecemasan yang
dialami pasien atau keluarga.
Agar pasien dan keluarga bersikap
terbuka kepada perawat.
Sikap empati akan membuat pasien
atau keluarga merasa diperhatikan
dengan sungguh-sungguh.
Berikan kesempatan pada psien atau Meringankan beban pikiran pasien
keluarga untuk mengungkapkan rasa atau keluarga.
cemasnya.
Gunakan kominikasi teraputik.
Agar
segala
sesuatu
yang
disampaikan, diajarkan pada pasien
atau keluarga memberikan hasil
yang efektif.
Jawab semua pertanyaan pasien atau Jawaban yang jujur dan benar akan
keluarga dengan jujur dan benar.
mempertahankan
kepercayaan
pasien pada perawat. Ini sangat
penting agar pasien atau keluarga
tetap bersikap terbuka pada perawat.
Berikan kenyakinan pada pasien Sikap positif yang ditunjukan tim
bahwa perawat, dokter dan tim kesehatan
akan
membantu
kesehatan lain selalu berusaha menurunkan kecemasan pasien.
memberikan
pertolongan
yang
terbaik dan optimal pada pasien.
Berikan penjelasan tiap prosedur atau Memberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada proses
pemyakit.
Menjelaskan
pasien dan manfaatnya bagi pasien.
tentang kemungkinan pemberian
perawatan intensif jika memang
diperlikan
oleh
pasien untuk
mendapat perawatan yang lebih
optimal.
Berikan kesempatan keluarga untuk Pasien akan merasa lebih tenang jika
mendampingi
pasien
secara ada
anggota
keluarga
yang
bergantian.
menemani.
32
33
secara akut.
34
meningkatnya
permeabilitas
dinding
pembuluh
darah,
menurunnya
35
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastis setelah
pemberian plasma atau pengganti plasma yang efektif, sedangkan pada
autopsy tidak ditemukan kerusakan dinding pembuluh darah yang
destruktif atau akibat radang, menimbulkan dugaan bahwa perubahan
fungsional dinding pembuluh darah mungkin disebabkan mediator
farmakologis yang bekerja singkat (Bharmarapravati, dkk, 1967).
Sebab lain kematian DBD adalah pendarahan hebat, yang biasanya
timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak teratasi (Nelson, dkk,
1999; Sumarmo,
dkk,
36
37
otot-otot sekitar mata terasa pegal. Eksantem dapat muncul pada awal
demam yang terlihat jelas di muka dan dada, berlangsung beberapa jam
lalu akan muncul kembali pada hari ke 3-6 berupa bercak petekie di lengan
dan kaki lalu keseluruh tubuh. Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir
tidak ditemukan kelainan.
Nadi pasien mula-mula cepat kemudian menjadi normal atau lebih
lambat pada hari ke-4 dan ke-5. Bradikardi dapat menetap beberapa hari
dalam masa penyembuhan, juga dapat ditemukan lidah kotor dan kesulitan
buang air besar. Pada pasien DBD dapat terjadi gejala pendarahan pada
hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis,
melena, dan epistaksis. Hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan
yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit. Pada pasien DSS, gejala
renjatan ditandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis
perifer yang terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki,
serta dijumpai penurunan tekanan darah. Rejatan biasanya terjadi pada
waktu demam atau saat demam turun antara hari ke-3 dan ke-7 penyakit
(Mansjoer, 2001).
Kasus DBD ditandai oleh 4 manifestasi klinis, yaitu demam tinggi,
pendarahan terutama pendarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan
peredaran darah (sumarmo, 2002).
Menurut WHO (1999), gejala klinis demam berdarah dengue dibagi
menjadi 4 derajat :
38
39
d. Dengan atau tanpa rejatan. Rejatan biasanya terjadi pada saat demam
biasanya mempunyai prognosis buruk.
e. Trombositopenia.
f. Kenaikan nilai hematokrit atau hemokonsentrasi, yaitu sedikitnya
20%.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengue memerlukan evaluasi tanda-tanda vital
segera, serta renjatan hemokonsentrasi, dehidrasi dan ketidakseimbangan
elektrolit. Pemantauan yang seksama penting, paling tidak selama 48 jam,
karena syok dapat terjadi atau terjadi kembali secara cepat pada awal
penyakit. Pemberian oksigen pada penderita sianosis atau sulit bernafas
harus dilakukan. Penggantian cairan dan elektrolit intravena secara cepat
sering
kali
dapat
mempertahankan
penderita,
sehingga
terjadi
40
sekunder.
Menurut Ngastiyah (1995), penatalaksanaan DBD dapat juga
dibedakan menjadi lebih sederhana lagi, yaitu didasarkan derajat DBD :
1) Derajat I
a) Pengobatan symtomatik, minum cukup dan makan seimbang.
b) Pemantauan yang teratur dan ketat.
c) Buah-buahan biasa diberikan, tapi berupa sari buahnya saja.
41
2) Derajat II
a) Pemasangan infus, kadang melalui 2 jalur yaitu satu untuk
pemberian plasma dan satu lagi untuk pemberian cairan.
b) Minum dan makan diberikan sebanyak yang pasien mau.
c) Pengobatan DIC dengan heparin, namun jarang digunakan sebagai
terapi standar untuk sekarang ini.
d) Pemberian komponen darah yaitu suspensi trombosit atau darah
lengkap sesuai kebutuhan.
3) Derajat III dan IV (DSS):
a) Mengatasi syok.
b) Memperbaiki gangguan balance basa dan elektrolit.
c) Memberi komponen darah atau darah lengkap yang sesuai dengan
indikasinya.
d) Pemberian antipiretik.
e) Obat inotropik bila syok belum teratasi.
f) Pengawasan terhadap pemberian cairan untuk mencegah terjadinya
overloading.
g) Menghindari tindakan invasive yang berlebihan.
Kasus-kasus fatal biasanya terjadi akibat keterlambatan diagnosis
dan atau kurangnya perawatan. Menurut Badan Kesehatan Dunia (World
Health Organisation /WHO), 20% penderita DHF atau DBD akan
meninggal dunia jika tidak terdiagnosis dan dirawat dengan benar.
42
Dengan perawatan yang baik, angka tersebut berkurang sebanyak 12 % dari penyakit sebelumnya. Penderita yang harus diwaspadai adalah
jika penderita mengalami pendarahan atau syok maka hal ini harus
mendapatkan perawatan yang lebih dan harus segera di bawa ke rumah
sakit.
6. Pencegahan
Pada saat ini satu-satunya cara pencegahan DBD adalah dengan
memberantas nyamuk penularnya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti yang
hidup di dalam dan di sekitar rumah. Cara pemberantasan yang paling
mudah, aman, dan murah adalah memusnahkan jentik-jentik nyamuk
ditempat
perindukannya.
Cara
ini
dikenal
dengan
nama
PSN
b.
c.
43
E. Kerangka Konsep
Baik
Peran perawat
DBD
Pemberi asuhan
keperawatan
Cukup
Pendidik
Kurang
Advocat klien
Konsultan
Kolaborator
Peneliti
Skema 2.1
Keterangan :
Diteliti
Tidak Diteliti
F. Pertanyaan penelitian
Bagaimanakah gambaran peran perawat dalam proses penatalaksanaan
asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD (Demam Berdarah
Dengue) yang dirawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang
meliputi tahap
pengkajian,
diagnosis keperawatan,
rencana tindakan,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental,
bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif yang merupakan penelitian
kuantitatif bertujuan untuk mendeskripsikan peran perawat dalam pelaksanaan
proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada anak dengan diagnosis medis
demam dengue atau demam berdarah dengue yang dirawat inap di Bangsal
Ibnu RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut adalah
populasi penelitian. Sedangkan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini disebut sampel,
penelitian ini digunakan dengan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga
sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik ini biasanya
disebut teknik sampling. Didalam penelitian survey teknik sampling ini sangat
penting dan sangat diperhitungkan masak-masak. Sebab teknik pengambilan
sampel yang tidak baik akan mempengaruhi validitas hasil penelitian tersebut
(Arikunto, 2002).
Dalam penelitian ini, populasinya adalah perawat diseluruh Bangsal
Ibnu Sina rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, sedangkan yang
44
45
berlaku sebagai sampel adalah 12 perawat di Bangsal Ibnu Sina di rumah sakit
Muhammadiyah Yogyakarta.
Kriteria inklusi untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Perawat di Bangsal Ibnu Sina rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
b. Perawat yang pernah merawat pasien anak DBD (Demam Berdarah
Dengue).
c. Bersedia menjadi responden selama penelitian berlangsung.
Kriteria eklusi untuk sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a
46
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
rumah sakit pada pasien di Bangsal Anak yang telah di diagnosis DBD
(Demam
Berdarah
Dengue).
Pelaksanaan
perawatan
dengan
47
yaitu
pengkajian,
diagnosis
keperawatan,
perencanan
tindakan
48
49
{N X
N X Y ( X) ( Y)
2
} {
(X 2 ) N Y 2 ( Y 2 )}
Keterangan :
rxy = Nilai validitas tiap item instrumen
N = Jumlah responden
X = Skor jawaban dari masing-masing pertanyaan
Y = Skor total dari tiap responden
50
instrument
dikatakan
valid
apabila
nilai
probabilitas
Dimana:
R1
= Reliabilitas instrument
= Varian Total
51
kembali
data-data
yang
diperoleh
untuk
selanjutnya
diklasifikasikan.
Tabulasi data meliputi scoring yaitu pemberian skor atau nilai pada
tiap-tiap item pertanyaan. Pertanyaan dalam kuesioner yang diujikan terhadap
responden mempunyai nilai (skala) 1-5. Jawaban Tidak pernah dilakukan
mendapat skor 1, Pernah dilakukan mendapat skor 2, Jarang dilakukan
mendapat skor 3, Sering dilakukan mendapat skor 4, Selalu dilakukan
mendapat skor 5, dan alternatif jawaban yang unfavorable nilai adalah tidak
pernah dilakukan mendapat skor 5, Pernah dilakukan mendapat skor 4, Jarang
dilakukan mendapat skor 3, Sering dilakukan mendapat skor 2, Selalu
dilakukan mendapat skor 1.Setelah itu, langkah selanjutnya yaitu master sheet
( tabel induk) yaitu memasukkan semua data ke dalam tabel induk kemudian
data di masukkan komputer (entry data).
52
x
P = x100%
n
Dimana:
P : prosentase (%)
x : jumlah jawaban yang dipilih
n : jumlah responden
Kemudian hasilnya dimasukkan kedalam kategori kualitatif. Penilaian
kategori kualitatif menurut Arikunto (2002) Sehingga dapat diketahui
persentase dari masing-masing pertanyaan yang dipilih, sebagai berikut:
1. Baik bila persentase 76-100%
2. Cukup bila persentasenya 56-75%
3. Kurang bila persentasenya <55%
I. Kesulitan penelitian
1. Keterbatasan memakai instrument seperti skala likert dengan pilihan (tidak
pernah dilakukan, pernah dilakukan, jarang dilakukan, sering dilakukan,
selalu dilakukan) yang mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan
hasil yang sedang dan kebanyakan responden memilih jawaban yang
cenderung lebih aman dengan jawaban (sering dilakukan, selalu
dilakukan) sehingga hasil yang didapatkan kurang optimal.
53
mengadakan
penelitian
dengan
memperhatikan
hak-hak
menjadi
responden
peneliti,
lembar
informed
consent
menjaga
kerahasiaan
responden
peneliti
tidak
akan
54
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
responden. Peneliti memberitahukan jaminan rahasia pada saat sebelum
Kuesioner dibagikan dan saat mengisi lembar informed consent.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Yogyakarta terletak di Jl.
KH. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta yang merupakan amal usaha
Pimpinan Pusat Persyarikatan Muhammadiyah. Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta berstatus akreditasi penuh sesuai SK.
Menkes, No: YM.00.03.2.2.15 pada tahun 1998.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki tenaga
keperawatan sebanyak 230 0rang yang terdiri dari 15 orang lulusan
Sarjana (S1) Keperawatan, 169 orang lulusan D3 Keperawatan, 13 orang
lulusan D3 Kebidanan, 3 orang lulusan D3 Anastesi, 12 orang lulusan D1
Kebidanan, 10 orang lulusan SPK, 2 orang lulusan setara SPK dan 1 orang
lulusan Penjenang Kesehatan.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki unit
pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang
ICU/ICCU dan fasilitas penunjang medis lainnya. Instalasi Rawat Jalan
terdiri dari poliklinik umum, poli bedah, poli penyakit dalam, poli
kebidanan, poli anak, poli THT, poli mata, poli kulit dan kelamin, poli gigi
dan mulut, poli jiwa, poli syaraf, poli kardiologi, poli paru, poli rematologi
dan poli rehabilitasi medik.
55
56
tentang
gambaran
peran
perawat
terhadap
tabulasi
data
distribusi responden
menurut
jenis
Karakteristik
1.
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
<30 Tahun
30-40 Tahun
>40 Tahun
Lama masa kerja
< 10 Tahun
10-20 Tahun
> 20 Tahun
Jumlah
2.
3.
Frekuensi
N = 12
Prosentase %
0
12
0%
100 %
1
9
2
8,3 %
75 %
16,7 %
1
11
0
12
8,3 %
91,7 %
0 %
100 %
57
Jumlah
0
10
2
12
Prosentase (%)
0
83,3
16,7
100
58
Kelompok
usia (tahun)
4-6
7-9
10-12
13-15
Jumlah
Perempuan
Laki laki
Kasus DBD
Kasus DBD
0
6
5
1
12
0
50
41,66
8,33
100
4
7
6
1
18
22,22
38,88
33,33
5,55
100
59
4. Lama perawatan pasien DBD anak rawat inap di Bangsal Ibnu sina
rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Lama perawatan yang dijalani anak di rumah sakit. Data diambil
untuk mengetahui berapa lama rata-rata pasieb dirawat inap di rumah
sakit.
Tabel 4.4
Lama perawatan pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta bulan Agustus-September 2008
Lama perawatan (hari)
Jumlah
13
47
8 - 11
12
17
1
40
56,66
3,33
Jumlah
30
100
Dari tabel 4.4, lama perawatan paling tinggi adalah 4 - 7 hari yaitu
sebanyak 56,66 %, dan paling rendah adalah pada lama perawatan 8-11
hari yaitu sebanyak 3,33%.
5. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) anak di Bangsal Ibnu
sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
a. Gambaran
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
pengkajian
di Bangsal Ibnu
PKU
60
Nilai
Kategori
Frekuensi
(%)
12
100
76-100
Baik
56-75
Cukup
<56
Kurang
12
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
diagnosis
61
Tabel 4.6
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan diagnosis keperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008.
No.
1
2
3
Nilai
76-100
56-75
<56
Jumlah
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
Frekuensi
12
0
0
12
(%)
100
0
0
100
Kategori
Baik
Frekuensi
12
(%)
100
Baik
12
100
Baik
12
100
Baik
12
100
Baik
Cukup
baik
11
1
12
91,7
8,3
100
Baik
Cukup
11
1
12
91,7
8,3
100
62
63
Nilai
76-100
56-75
<56
Jumlah
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
Frekuensi
11
1
0
12
(%)
91,7
8,3
0
100
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
tindakan
di Bangsal Ibnu
PKU
64
Tabel 4.9
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
No.
1
Nilai
76-100
Kategori
Baik
Frekuensi
1
(%)
8,3
56-75
Cukup
75
<56
Jumlah
Kurang
2
12
16,7
100
65
Tabel 4.10
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan evaluasi keperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
No.
Nilai
Kategori
Frekuensi
(%)
1
2
76-100
56-75
Baik
Cukup
11
1
91,7
8,3
<56
Kurang
12
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
peran
perawat
dalam pelaksanaan
dokumentasi
66
Tabel 4.11
Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan dokumentasikeperawatan
yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
bulan Agustus-September 2008
No.
Nilai
Kategori
Frekuensi
(%)
76-100
Baik
11
91,7
2
3
56-75
<56
Cukup
Kurang
1
0
8,3
0
12
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Terolah, 2008
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan masing-masing
individu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi
perawat maupun dari luar profesi keperawatan. Peran perawat menurut
konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi
asuhan keperawatan, advocat klien, pendidik, koordinator, kolaborator,
konsultan dan peneliti (Hidayat, 2004).
67
68
juga dapat di pengaruhi oleh sosio kultural dan kesehatan (Petter & Perry,
2005).
Sementara distribusi karakteristik lama masa kerja responden di
Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta bulan
Agustus-September 2008, pada tabel 4.2 dari hasil pengamatan
karakteristik lama kerja responden yang paling tinggi adalah responden
dengan lama masa kerja 10-12 tahun sebanyak 11 orang (91,7%).
Sedangkan jumlah responden yang paling rendah adalah yang lama masa
kerjanya kurang dari 10 tahun yaitu ada 1 orang (8,3%).
Lama masa kerja sangat berpengaruh pada kemampuan dan
pengalaman perawat,
karakteristik
tingkat
pendidikan
responden,
pendidikan
akan
mempengaruhi
seseorang
dalam
Nursing
(AACN)
menyatakan
bahwa
sikap
individu
dalam
69
di
Indonesia
karena
prevalensinya
yang
tinggi
dan
70
terjadi syok harus segera ditangani dengan pemberian cairan secara cepat
(Sri rezeki.S, 2004).
Dari tabel 4.3, diketahui bahwa distribusi pasien DBD yang
dirawat inap di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta tahun 2008 antara laki-laki dan perempuan tidak mengalami
perbedaan yang mencolok. Pasien anak laki-laki adalah 60% dan pada
anak perempuan adalah 40%, dan presentasi tertinggi sama-sama terdapat
pada anak usia 7-9 tahun. Namum dari beberapa penelitian menyebutkan
bahwa presentase penderita DBD antara anak laki-laki dan perempuan
hampir sama, atau dalam kata lain penyakit ini tidak memandang jenis
kelamin antara laki-laki maupun perempuan. Pernyataan tersebut antara
lain terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Sumarni (2005).
Lama perawatan pasien DBD dipengaruhi oleh proses asuhan
keperawatan yang dilakukan di rumah sakit, keadan umum pasien yang
memburuk,
71
72
73
digunakan adalah setiap pasien yang tiba di Bangsal anak pasien dengan
diagnosis DBD dilakukan kembali penilaian ulang kondisi umum,
pemeriksaan fisik, pelaporan langsung dari tim medis dan melakukan
pengkajian dasar pada pasien anak DBD yang baru tiba di bangsal. Dilihat
dari tabel 4.5, bahwa hasil pengamatan menunjukkan 100% peran perawat
dalam pelaksanaan pengkajian keperawatan diatas sudah dilaksanakan
dengan baik oleh perawat. Keadaan ini menunjukan bahwa perawatperawat di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta telah melakukan pengkajian pada pasien DBD anak sesuai
dengan standar acuhan asuhan keperawatan.
Sementara hasil penelitian dengan melihat kembali catatan rekam
medis didapatkan bahwa di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta data pengkajian disusun menjadi 9 item,
yaitu terdiri dari identitas, riwayat penyakit, keadaan fisik, keadaan
emosional, kemampuan aktivitas sehari-hari seperti BAK/BAB, keadaan
spiritual, informasi penunjang, catatan khusus dan pengelompokan data
yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Dalam catatan
pengkajian yang paling banyak dituliskan para perawat adalah identitas
pasien,
informasi
penunjang
yang
berisi
diagnosis
medis,
hasil
74
pernah
mengeluh
dan
mendapat
perhatian
tapi
perawat
tidak
75
diagnosis
keempat,
resiko
kekurangan
volume
cairan
76
mengkaji terus perubahan intake-output, hal ini bertujuan agar pasien tidak
terjadi dehidrasi berat.
Diagnosis kelima, gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan
dengan proses penyakit, hal ini timbul akibat gejala-gejala penyerta seperti
nyeri otot, tulang, sendi, faring (susah menelan), dan nyeri tekan pada
hepar diakibatkan adanya pembesaran hepar (splenomegali) yang sering
ditemui pada kasus pasien syok, maka peran perawat adalah mengkaji
tingkat nyeri pasien dan mengurangi rasa nyeri dengan memberikan respon
yang baik (terapi musik, membaca buku), pemberian obat analgesik sesuai
petunjuk dokter. Dari diagnosis diatas akan timbul diagnosis gangguan
aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh lemah, sehingga
sangat membutuhkan peran perawat dan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari (makan, mandi, BAK/BAB, dll). Diagnosis
selanjutnya, Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan obat-obatan berhubungan dengan kurangnya informasi. Hal
ini, merupakan diagnosis yang sering muncul pada pihak keluarga karena
kurangnya informasi dan penjelasan dari perawat dalam setiap tindakan
yang dilakukan, maka peran perawat dalam hal ini adalah memberikan
informasi dan penjelasan dalam setiap tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga pasien.
Dari hasil penelitian tersebut bahwa gambaran peran perawat
dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasie DBD anak di
Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta rata-rata
77
dalam kategori baik (100%). Keadaan ini menunjukan bahwa perawatperawat di Bangsal Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta telah melakukan perumusan diagnosis keperawatan pada
pasien DBD anak dengan standar acuhan asuhan keperawatan.
Tahap ketiga, perencanaan keperawatan atau rencana tindakan
keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan
dengan tujuan
Dalam
78
79
Untuk
diagnosis
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
80
dengan
berpindahnya
cairan
intravaskuler
ke
81
82
diagnosis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan, bahwa gambaran peran perawat dalam penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) anak di Bangsal
Ibnu sina rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil, peran perawat dalam pengkajian keperawatan pada
pasien DBD anak 100% termasuk kategori baik. Peran perawat dalam
perumusan diagnosis keperawatan pada pasien DBD anak 100% termasuk
kategori baik, peran perawat dalm rencana tindakan keperawatan pada pasien
DBD anak 91,7% termasuk dalam kategori baik, peran perawat dalm tindakan
keperawatan 75% termasuk kategori cukup, peran perawat dalam evaluasi dan
dokumentasi keperawatan 91,7% termasuk kategori baik.
B. Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
gambaran
peran
perawat
dalam
83
84
85
penelitian
tentang
gambaran
peran
perawat
dalam
penelitian
tentang
gambaran
peran
perawat
dalam
observasi
tindakan
keperawatan
secara
langsung
hanya
DAFTAR PUSTAKA
Berdarah
dan
Demam
Berdarah
Dengue,
http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052008/demam berdarah.htm
Elizabet J. Crowh, 2001, Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Effendy, C, 1995, Perawatan Pasien DHF, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Hardiono, dkk, 2004, Standar Pelayanan Media Kesehatan Anak Edisi I, Penerbit:
Badan Penerbit IDAI, Jakarta.
Hendarwanto, 1994, Dengue, Ilmu Penyakit Dalam I, Bagian Penyakit Dalam FK
UI, Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi I,
Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
86
87
2006,
Komunikasi
Keperawatan
Aplikasi
Dalam
Pelayanan.
88
Lampiran 3
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Retno cahyani
NIM
: 20040320109
Alamat
Bapak/Ibu
menyetujui,
maka
mohon
kesediaannya
untuk
mendatangani lembar persetujuan. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah
diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Yogyakarta,
PENELITI
Retno Cahyani
RESPONDEN
.......................
2008
Lampiran 4
:.
2. Usia
:.tahun
3. Jenis kelamin
: laki-laki/perempuan
4. Alamat
:.
5. Pekerjaan
:..
6. Pendidikan terakhir
) SPK
) AKPER
) S1 KEPERAWATAN
7. Lama kerja
:bulan/tahun
Lampiran 4
A.
1
B.
1.
a.
b.
PERTANYAAN
(pelaksanaan
tindakan)
Pengkajian
Setiap pasien yang tiba
di Bangsal Anak
dengan diagnosis DBD
dilakukan kembali
penilaian ulang kondisi
klien, pemeriksaan
fisik, dan pelaporan
langsung dari tim
medis.
Perawat di Bangsal
Anak perlu melakukan
pengkajian dasar pada
pasien anak dengan
diagnosis DBD yang
baru tiba di Bangsal
Diagnosis
keperawatan
Peningkatan suhu
tubuh (hypertermi)
berhubungan dengan
proses penyakit.
Perawat Mengkaji saat
timbulnya demam
Mengobservasi tandatanda vital: suhu, nadi,
tensi, pernafasan setiap
3 jam atau lebih sering.
Tidakpernah
dilakukan
Pernah
dilakukan
Jarang
dilakukan
Sering
dilakukan
Selalu
dilakukan
Lampiran 4
PERTANYAAN
(pelaksanaan
tindakan)
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Memberikan
penjelasan tentang
penyebab demam atau
peningkatan suhu
tubuh.
Perawat tidak
memberikan
penjelasan pada pasien
atau keluarga tentang
hal-hal yang dapat
dilakukan untuk
mengatasi demam dan
menganjurkan pasien
atau keluarga untuk
kooperatif
Menjelaskan
pentingnya tirah
baring bagi pasien dan
akibat yang timbul jika
hal itu tidak dilakukan.
Menganjurkan pasien
untuk banyak minum +
2,5 liter per 24 jam
dan jelaskan
manfaatnya bagi
pasien.
Memberikan kompres
air hangat (pada
daerah axilla dan
lipatapaha).
Menganjurkan pasien
untuk tidak memakai
selimut atau pakain
tebal
Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
untuk pemberian
cairan vena dan terapi
obat-obatan sesuai
dengan kebutuhan
Tidakpernah
dilakukan
Pernah
dilakukan
Jarang
dilakukan
Sering
dilakukan
Selalu
dilakukan
Lampiran 4
Pertanyaan
2.
a.
b.
c.
d.
3
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
nafsu makan
menurun (mual,
muntah, rasa sakit
saat menelan
Perawat tidak
mengkaji keluhan
mual, sakit menelan
dan muntah yang
dialami pasien.
Memberikan makan
yang mudah ditelan
seperti: bubur, tim dan
dihidangkan saat
masih hangat
Memberi makanan
dalam porsi yang kecil
dan frekuensi yangs
sering. Dan Mencatat
jumlah/porsi makanan
pasien yang
dihabiskan setiap
harinya
Kolaborasi pemberian
antasida
Kurangnya
pengetahuan tentang
proses penyakit, diet,
perawatan dan obatobatan b.d
kurangnya informasi.
Tidakpernah
dilakukan
Pernah
dilakukan
Jarang
dilakukan
Sering
dilakukan
Selalu
dilakukan
Lampiran 4
Pertanyaan
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
Tidak pernah
dilakukan
Pernah
dilakukan
Jarang
dilakukan
Sering
dilakukan
Selalu
dilakukan
Lampiran 4
PERTANYAAN
Tidakpernah
dilakukan
5.
Gangguan rasa
nyaman: nyeri b.d
proses penyakit
a.
b.
c.
d.
6.
a.
b.
Pernah
dilakukan
Jarang
Sering
Selalu
dilakukan
dilakukan
dilakukan
Lampiran 4
PERTANYAAN
c.
Monitor tanda-tanda
pendarahan
d.
Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
untuk pemberian
infuse, beri terapi
cairan interavena jika
terjadi pendarahan.
e.
7.
Resiko kekurangan
volume cairan
Mengkaji keadaan
umum pasien (lemah,
pucat, takikardi), serta
tanda-tanda vital
a.
a.
Mengkaji keadaan
umum pasien (lemah,
pucat, takikardi), serta
tanda-tanda vital
b.
c.
Mengkaji perubahan
keluaran urin (urin
output < 25 ml/jam
atau 600 ml/jam).
Monitor asupankeluaran.
Tidakpernah
dilakukan
Pernah
dilakukan
Jarang
dilakukan
Sering
dilakukan
Selalu
dilakukan
Lampiran 4
PERTANYAAN
d.
Memberikan cairan
intravena sesuai
dengan program dokter
C.
Evaluasi
Apakah perawat
melaksanakan
penilaian ulang dan
pengamatan kembali
kondisi pasien dan
fungsi vital tubuh
pasien untuk
menentukan
pemulangan pasien.
D.
Dokumentasi
Apakah perawat telah
melaksanakan
pendokumentasian
pasien anak BDB
meliputi identifitas
pasien, status fisik,
tanda-tanda vital, hasil
laboraturium
(golongan darah, Hb,
Ht, leukosit, trombosit,
urin)
Tidakpernah
dilakukan
Pernah
dilakukan
Jarang
dilakukan
Sering
dilakukan
Selalu
dilakukan
Hasil Reliabilitas
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
11
1
12
N of Items
35
%
91.7
8.3
100.0
Item Statistics
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
P34
P35
Mean
4.4545
4.3636
4.2727
4.2727
4.2727
4.2727
4.3636
4.3636
4.3636
4.4545
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
4.4545
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
4.2727
4.4545
4.3636
4.3636
4.4545
4.3636
4.4545
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
4.3636
Std. Deviation
.52223
.50452
.46710
.64667
.46710
.46710
.50452
.50452
.50452
.52223
.50452
.50452
.50452
.50452
.50452
.50452
.52223
.50452
.50452
.50452
.50452
.50452
.50452
.64667
.52223
.50452
.50452
.52223
.50452
.52223
.50452
.50452
.50452
.50452
.50452
N
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
Frequency Table
A. Pengkajian
Valid
Baik
Frequency
12
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Valid
Baik
Frequency
12
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Valid
Baik
Frequency
12
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Valid
Baik
Frequency
12
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Valid
Baik
Frequency
12
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Valid
Cukup
Baik
Total
Frequency
1
11
12
Percent
8.3
91.7
100.0
Valid Percent
8.3
91.7
100.0
Cumulative
Percent
8.3
100.0
Valid
Bailk
Frequency
12
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Frequency Table
B7. Resiko kekurangan volume cairan
Valid
Kurang
Baik
Total
Frequency
1
11
12
Percent
8.3
91.7
100.0
Valid Percent
8.3
91.7
100.0
Cumulative
Percent
8.3
100.0
C. Evaluasi
Valid
Kurang'
Baik
Total
Frequency
1
11
12
Percent
8.3
91.7
100.0
Valid Percent
8.3
91.7
100.0
Cumulative
Percent
8.3
100.0
D. Dokumentasi
Valid
Kurang
Baik
Total
Frequency
1
11
12
Percent
8.3
91.7
100.0
Valid Percent
8.3
91.7
100.0
Cumulative
Percent
8.3
100.0