Pondasi Tiang Pancang Dan Pondasi Sumuran
Pondasi Tiang Pancang Dan Pondasi Sumuran
91
92
93
Nc
Nq
Nc
Nq
5,7
7,3
1,0
0,0
5,7
1,0
7,3
1,6
0,5
6,7
1,4
10
9,6
2,7
1,2
8,0
1,9
15
12,9
4,4
2,5
9,7
2,7
N
0,0
0,2
0,5
0,9
94
20
17,7
7,4
5,0
11,8
3,9
25
25,1
12,7
9,7
14,8
5,6
30
37,2
22,5
19,7
19,0
8,3
34
52,6
36,5
35,0
23,7
11,7
35
57,8
41,4
42,4
25,2
12,6
40
95,7
81,3
100,4
34,9
20,6
45
172,3
173,3
297,5
51,2
35,1
48
258,3
287,9
780,1
66,8
50,5
50
347,6
415,1
1153,2
81,3
65,6
1,7
3,2
5,7
9,0
10,1
18,8
37,7
60,4
87,1
Macam Tanah
95
kd . Tan
Urugan batu
7,3
0,40
0,35
0,30
0,20
Table 3 Sudut gesek antara dinding tiang dan tanah granuler (),
Aas 1966 )
Macam Tanah
Baja7,3
200
Beton
0,75
Kayu
0,66
fs (kg/cm2)
0,07 0,30
0,49 1,95
0,12 0,37
Pasir padat
Kerikil padat
0,34 0,69
0,49 0,96
Pembebanan Jembatan
96
97
MATERIAL
BERAT
VOLUME
Baja tuang*
7.85 t/m3
Besi tuang*
7.25 t/m3
Aluminium paduan*
2.80 t/m3
2.50 t/m3
2.20 t/m3
Pasangan bata*
2.00 t/m3
Kayu*
1.00 t/m3
1.00 t/m3
2--2.5 t/m3
*)Untuk bahan-bahan yang belum tersebut di atas, harus diperhitungkan berat volume sesungguhnya
atau jika bahan bangunan setempat memberikan berat volume menyimpang dari nilai-nilai di atas maka
berat volume harus diperhitungkan tersensendiri dengan persetujuan yang berwenang.
(Sumber: Agus Iqbal Manu, 1995:37)
98
Muatan merata =
Muatan garis
P ton / m
2.75
a1
b1
b2
a2
2,75
4,00
0.25 W
0.5 W
0,50
5,00
1,75
0,50
0.5 W
0.125 W
2,75
Keterangan:
Muatan
jembatan
kelas
BM 100
a1 = a2
b1
b2
20 ton.
20 cm
12,5 cm
50 cm
BM 70
14 ton
14 cm
12,5 cm
50 cm
99
1.1
(l 300) t / m'
60
untuk L 30
untuk 30 m < L
60 m
(1 30)
t/m
q = 1 .1
untuk L > 60 m
L
L = panjang dalam meter, dari bentang yang bersangkutan.
Ketentuan muatan D
Dalam penggunaan muatan D tersebut untuk perhitungan pengaruh
total pada suatu jembatan berlaku ketentuan bahwa apabila
jembatan tersebut mempunyai lebar lantai kendaraan lebih besar
dari 5.50 meter, muatan D sepenunya hanya berlaku pada lebar jalur
sebesar 5.50 meter, sedang lebar selebihnya dibebani hanya 50 %
dari muatan D tersebut, sebagaimana dijelaskan pada Gambar 4.
Distribusi Muatan D
100
20
50 L
101
L = Panjang dalam meter, ditentukan oleh type konstruksi dari jembatan (keadaan statisnya)
dan kedudukan dari muatan garis (" P ").
102
II
III
0.086
0.043
0.022
0.086
0.043
0.017
0.150
0.075
0.038
0.115
0.058
0.029
Konst.
Beton
0.200
0.100
0.050
Konsrt.
Baja
0.160
0.080
0.040
*) Untuk perhitungan dengan cara ultimate semua faktor ini harus dikalikan dengan 1.20
(Sumber: Agus Iqbal Manu, 1994:52)
103
5. Gaya sentrifugal
Konstruksi jembatan yang ada pada tikungan harus diperhitungkan
terhadap suatu gaya horisontal radial yang dianggap bekerja pada
tinggi 1.20 meter diatas lantai kendaraan. Gaya horisontal tersebut
dinyatakan dalam prosen terhadap muatan "D" yang dianggap ada
pada semua jalur lalulintas tanpa dikalikan dengan koefisien kejut.
Besarnya prosentase tersebut dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
S = 0.57 V2 / R (Agus Iqbal Manu,
1995:54)
dengan :
104
P=50 TON
P=100 TON
Persegi
0,075
Bersudut 300
0,025
Bundar
0,035
105
106
Tegangan yang
digunakan
dalam prosen terhadap
tegangan yang
diijinkan.
I.
M + ( H + K ) + Ta + AH
100%
II.
M + Ta + AH + F + A + SR +
T
Kombinasi ( I ) + R + F + A +
SR + T
III.
IV.
V.
125%
140%
M + Ta + AH + Gb
150%
130% (khusus bang.
Logam)
M+P
Catatan:
M = Muatan Mati
H = Muatan Hidup
K = Muatan Kejut
Ta = Tekanan Tanah
AH = Aliran Arus dan Hanyutan
F = Tekanan Geser dari
Tumpuan Begerak
A
SR
T
Gb
P
=
=
=
=
=
Muatan Angin
Susut dan Rangkak
Suhu
Gempa Bumi
Gaya-Gaya Waktu Pelaksanaan
Definisi Efisiensi
Definisi efisiensi menurut kamus besar bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Departemen dan kebudayaan Republik Indonesia
dinyatakan bahwa:
Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan
sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya)
kedayagunaan atau kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan
tepat (1988:157).
Sedangkan menurut The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul
Administrasi perkantoran modern mengatakan bahwa:
Efisiensi adalah suatu konsepsi tentang perbandingan terbaik antara
suatu usaha dengan hasilnya (1983:257).
Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi yaitu: 1) Segi usaha,
dimana suatu kegiatan dapat dikatakan efisien bilamana sesuatu
hasil tertentu dapat dicapai dengan usaha sekecil-kecilnya, 2)segi
hasil, dimana suatu kegiatan dikatakan efisien bilamana suatu usaha
tertentu memberikan hasil sebanyaka-banyaknya, baik jumlah
maupun mutu. Menurut Abdulsyani mendefinisikan bahwa:
Efisien dapat diartikan sebagai suatu prinsip bagaimana
meningkatkan produktifitasnya atau hasil semaksimal mungkin,
dengan pengeluaran yang minimal (1987:167).
Menurut Abdurrahman dalam bukunya Ensiklopedia Ekonomi
keuangan perdagangan mengatakan bahwa: efisien adalah ratio atau
perbandingan kerja yang berguna yang diperoleh dari suatu mesin,
operasi atau seseorang dalam hubungannya dengan energi atau
107
informasi proyek
spesifikasi teknis
jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan / Time Schedule
daftar harga satuan upah tenaga kerja,material dan peralatan
gambar teknik
data volume pekerjaan,
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
KESIMPULAN
jembatan Jolosutro
Saran
119
REFERENSI
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Pedoman Perencanaan
ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung. Jakarta: Yayasan
Badan Penerbit PU
Hary Christady Hardiatmo. 1996. Teknik Fondasi 1. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka
Hary Christady Hardiatmo. 2003. Teknik Fondasi II. Yogyakarta: Beta
Offset
Gideon H. Kusuma, M. Eng. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton
Bertulang I. Jakarta
Departemen
Pekerjaan
Umum.
1991.
Bridge
Management
System2.Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU
Agus Iqbal Manu, Ir, Dipl. Heng. MIHT.1995. Dasar-dasar Perencanaan
Jembatan Bertulang. Jakarta: PT. Media Tama Sapta Karya
Arifin, Ir. H. MM, MMT, MT. 2004. Catatan kuliah Design Jembatan 1.
Surabaya
120