Seluruh orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap 3 dosis seri primer dari difteri dan
toksoid tetanus, dengan 2 dosis diberikan paling tidak dengan jarak 4 minggu dan dosis
ketiga diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis kedua. Jika orang dewasa belum pernah
mendapat imunisasi tetanus dan difteri, maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat
setiap 10 tahun.
Efektivitas: 90%
Orang dewasa yang lahir sebelum 1957 dianggap telah mendapat imunitas secara alamiah.
Orang dewasa yang lahir pada tahun 1957 atau sesudahnya perlu mendapat 1 dosis vaksin
MMR. Beberapa kelompok orang dewasa yang berisiko terpapar mungkin memerlukan 2
dosis yang diberikan tidak kurang dari jarak 4 minggu. Misalnya, mereka yang kerja di
fasilitas kesehatan dan yang sering melakukan perjalanan.
Efektivitas: 90-95%
3. Influenza
Vaksinasi influenza dilakukan setiap tahun bagi orang dewasa dengan usia > 50 tahun;
penghuni rumah jompo dan penghuni fasilitas-fasilitas lain dalam waktu lama (misalnya biara,
asrama dsb); orang muda dengan penyakit jantung, paru kronis, penyakit metabolisme
(termasuk diabetes), disfungsi ginjal, hemoglobinopati atau immunosupresi, HIV, juga untuk
anggota rumah tangga, perawat dan petugas-petugas kesehatan di atas. Vaksin ini juga
dianjurkan untuk calon jemaah haji karena risiko paparan tinggi. Di Amerika Serikat dan
Australia, imunisasi influenza telah dijadikan program sehingga semua orang berumur 65
tahun atau lebih mendapat layanan imunisasi infuenza melalui program pemerintah.
Efektivitas: 8889%
Catatan: vaksin ini dianjurkan untuk usia > 50 tahun untuk individual, sedangkan untuk
program, usia > 65 tahun.
4. Pneumokok
Vaksin polisakarida pneumokok diberikan, pada orang dewasa usia > 65 tahun dan mereka
yang berusia < 65 tahun dengan penyakit kardiovaskular kronis, penyakit paru kronis,
diabetes melitus, alkoholik chirrosis, kebocoran cairan serebospinal, asplenia
anatomik/fungsional, infeksi HIV, leukemia, penyakit limfoma Hodgkins, mieloma berganda,
malignansi umum, gagal ginjal kronis, gejala nefrotik, atau mendapat kemoterapi
imunosupresif. Vaksinasi ulang secara rutin pada individu imunokompeten yang sebelumnya
mendapat vaksinasi Pneumo 23 valensi tidak dianjurkan; tetapi, revaksinasi dianjurkan jika
vaksinasi sebelumnya sudah > 5 tahun dan juga:
Efektivitas: 90%
5. Hepatitis A
Vaksin Hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak 6 hingga 12 bulan pada individu
berisiko terjadinya infeksi virus Hepatitis A, seperti penyaji makanan (food handlers) dan
mereka yang menginginkan imunitas, populasi berisiko tinggi, mis: individu yang sering
melakukan perjalanan atau bekerja di suatu negara dengan prevalensi tinggi Hepatitis A,
homoseksual, pengguna narkoba, penderita penyakit hati, individu yang bekerja dengan
hewan primata terinfeksi Hepatitis A atau peneliti virus Hepatitis A.
Efektivitas: 94-100%
6. Hepatitis B
Dewasa yang berisiko terinfeksi Hepatitis B: Individu yang terpapar darah atau produk darah
dalam kerjanya, klien dan staff institusi pendidikan manusia cacat, pasien hemodialisis,
penerima konsentrat faktor VIII atau IX, rumah tangga atau kontak seksual dengan individu
yang teridentifikasi positif HBsAg-nya, individu yang berencana pergi atau tinggal di suatu
tempat dimana infeksi Hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat injeksi,
homoseksual/biseksual aktif, individu heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti
atau baru terkena PMS, fasilitas penampungan korban narkoba, individu etnis kepulauan
pasifik atau imigran/pengungsi baru dimana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan.
Berikan 3 dosis dengan jadwal 0, 1 dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respons baik,
maka tidak perlu dilakukan pemberian imunisasi penguat (booster).
Efektivitas: 75-90%
7. Meningokok
Vaksin meningokok polisakarida tetravalen (A/C/Y/W-135) wajib diberikan pada calon haji.
Vaksin ini juga dianjurkan untuk individu defisiensi komponen, pasien asplenia anatomik dan
fungsional, dan pelancong ke negara di mana terdapat epidemi penyakit meningokok
(misalnya Meningitis belt di sub-Sahara Afrika). Pertimbangkan vaksinasi ulang setelah 3
tahun.
Efektivitas: 90%
8. Varisela
Vaksin varisela diberikan pada individu yang akan kontak dekat dengan pasien berisiko tinggi
terjadinya komplikasi (misalnya petugas kesehatan dan keluarga yang kontak dengan
individu imunokompromais). Pertimbangkan vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi
terpapar virus varisela, seperti mereka yang pekerjaannya berisiko (misalnya guru yang
mengajar anak-anak, petugas kesehatan, dan residen serta staf di lingkungan institusi),
mahasiswa, penghuni serta staf institusi penyadaran (rehabilitasi) anggota militer, wanita usia
subur yang belum hamil, dan mereka yang sering melakukan perjalanan kerja/wisata.
Vaksinasi terdiri dari 2 dosis yang diberikan dengan jarak 48 minggu.
Efektivitas: 86%
Selain vaksin di atas, juga digunakan vaksin berikut pada orang dewasa.
9. Demam Tifoid
Dianjurkan penggunaannya pada pekerja jasa boga, wisatawan yang berkunjung ke daerah
endemis. Pemberian vaksin Thypim vi perlu diulang setiap 3 tahun.
Efektivitas: 50-80%
WHO mewajibkan vaksin ini bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Afrika Selatan.
Ulangan vaksinasi setiap 10 tahun.
Efektivitas: tinggi
Untuk wisatawan yang akan bepergian ke daerah endemis (Asia) dan tinggal lebih dari 30
hari atau akan tinggal lama di sana, terutama jika mereka melakukan aktivitas di pedesaan.
Efektivitas: 91%
12. Rabies
Bukan merupakan imunisasi rutin. Dianjurkan pada individu berisiko tinggi tertular (dokter
hewan dan petugas yang bekerja dengan hewan, pekerja laboratorium), wisatawan yang
berkunjung ke daerah endemis yang berisiko kontak dengan hewan dan individu yang tergigit
binatang tersangka rabies.