Gagal Jantung Kongestif
Gagal Jantung Kongestif
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.
Latar Belakang
Sistem sirkulasi berkontribusi dalam mempertahankan homeostasis tubuh
yaitu dengan mengangkut oksigen, karbon dioksida, zat sisa, elektrolit, dan
hormon dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Sistem sirkulasi yang berfungsi
sebagai sistem transpor ini terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah. Semua
jaringan tubuh secara konstan bergantung pada aliran darah yang dihasilkan oleh
jantung dengan cara berkontraksi. Jantung mendorong darah melintasi pembuluh
darah untuk disalurkan ke jaringan dalam jumlah memadai baik saat istirahat
maupun
beraktivitas.
Pada
suatu
kondisi,
jantung
dapat
mengalami
hidup akan
Definisi
Gagal jantung atau gagal jantung kongestif didefinisikan sebagai suatu
sindroma klinis yang kompleks yang terjadi akibat kelainan fungsional ataupun
struktural pada jantung yang menyebabkan gangguan pada ventrikel baik pada
saat pengisian ataupun ejeksi. Gagal jantung kongestif merupakan suatu kelainan
klinis yang sering dijumpai dan menyebabkan kongesti pada aliran darah
pulmoner dan penurunan cardiac output. 2,3
1.3.
Epidemiologi
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan yang serius dengan
prevalensi sebesar 5,8 juta di Amerika Serikat dan 23 juta di dunia. 5Angka
insidensi gagal jantung di Amerika Serikat tetap berada pada angka yang stabil
dalam beberapa dekade terakhir dengan angka diagnosis baru sebesar >650000
kasus per tahun.7,8 Insidensi gagal jantung meningkat seiring bertambahnya usia
yaitu sebesar 20 per 1000 individu dengan rentang usia diantara 65-69 menjadi
>80 per 1000 individu pada individu dengan usia diatas sama dengan 85 tahun. 9
Ras juga berpengaruh dalam tingkat insidensi dan angka mortalitas gagal jantung
dimana individu berkulit hitam memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
gagal jantung.10
1.4.
Faktor Risiko
Banyak kondisi ataupun komorbid yang dapat meningkatkan risiko gagal
Diabetes melitus
Obesitas dan resitensi insulin adalah faktor risiko yang penting dalam
Sindrom metabolik
Sindrom metabolik terdiri atas tiga dari kondisi berikut yaitu, obesitas
Penyakit aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakkit degeneratif progresif pada arteri yang
merupakan faktor risiko yang paling banyak. Sedangkan di Indonesia, belum ada
data yang pasti, sementara di Rumah Sakit Palembang, hipertensi merupakan
faktor risiko terbanyak, disusul penyakit aterosklerosis dan kelainan katup.
1.5.
Patofisiologi
Gagal jantung terjadi akibat sejumlah proses yang mengakibatkan
gagal jantung yang sudah berat, terjadi peningkatan EDV dan tekanan balik ke
atrium kiri, dan dapat menyebabkan kongesti pulmoner dan edema.11
Tiga respon neurohormonal yang paling penting diantaranya (1) sistem
adrenergik, (2) sistem renin-angiotensin-aldosteron, dan (3) peningkatan produksi
ADH. Ketiga mekanisme ini membantu mempertahankan resistensi perifer dan
tetap menstabilkan perfusi arteri ke organ vital. Aktivasi dari sistem saraf simpatis
memperkuat kontraktilitas jantung, meningkatkan HR serta vasokonstriksi yang
disebabkan oleh reseptor . Vasokontriksi arterial yang disebabkan oleh sistem ini
meningkatkan resistensi pembuluh perifer dan mempertahankan tekanan darah
(BP = CO x TPR).11
Sistem renin-angiotensin-aldosteron dimediasi dengan pengeluaran renin.
Renin adalah enzim yang mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II meningkatkan volume
intravaskular melalui dua mekanisme: (1) dari hipotalamus merangsang rasa haus
dan (2) dari korteks adrenal meningkatkan sekresi aldosteron. Aldosteron
menyebabkan reabsorpsi sodium dari ginjal menuju ke sirkulasi.11
Sekresi ADH dari pituitari posterior disebabkan oleh peningkatan
angiotensin II. ADH meningkatkan volume intravaskular dengan retensi cairan di
nefron distal. Peningkatan volume ini meningkatkan preload dan CO. ADH juga
menyebabkan vasokonstriksi sistemik.11
Stress pada jantung dapat menyebabkan hipertofi ventrikel kiri dan
peningkatan tekanan sistolik jantung untuk mengkompensasi kelebihan afterload.
Pola dari hipertrofi dan remodeling juga berbeda-beda berdasarkan overload
volume atau tekanan kronik. Dilatasi ruang jantung yang disebabkan oleh
kelebihan volum (mitral atau aorta regurgitasi) merangsang miosit memanjang.
Oleh karena itu, radius dari ruang jantung membesar disertai dengan penebalan
dinding, yang disebut hipertrofi eksentrik.Sedangkan dilatasi jantung yang
disebabkan oleh kelebihan tekanan (hipertensi atau aorta stenosis) merangsang
miosit membesar, yang disebut dengan hipertrofi konsentrik. 11
1.6.
Manifestasi Klinis
Pada gagal jantung kiri dapat ditemukan :
Gejala klinis :
a. Dyspnoe
b. Orthopnoe
c. Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe (PND)
d. Fatigue
Tanda klinis :
a. Diaforesis
b. Takikardi
c. Takipnoe
d. Ronki paru
e. P2 mengeras
f. S3 gallop
Pada gagal jantung kanan dapat ditemukan :
Tekanan vena jugular meningkat
b.
Hepatomegali
c.
Edema perifer.11
1.7.
a.
gagal
jantung
ditegakkan
berdasarkan
kriteria
klinis
Rhonki paru
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop S3
Refluks hepatojugular
- Kriteria minor : Edema ekstermitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
Takikardia (>120 x/menit)
- Mayor atau minor : Penurunan BB > 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis adanya
gagal jantung antara lain dengan:
- Laboratorium rutin
Darah tepi lengkap, elektrolit, BUN, kreatinin, enzim hepar, serta urinalisis.
Pemeriksaan untuk diabetes melitus, dislipidemia, dan kelainan tiroid juga
penting untuk dilakukan12
Kadar Natrium yang rendah, urea dan kreatinin yang tinggi merupakan prognosa
yang buruk pada gagal jantung.12
- Elektrokardiografi
Pada gagal jantung interpretasi EKG yang perlu dicari ialah ritme, ada/tidaknya
hipertrofi ventrikel kiri, serta ada/ tidaknya infark (riwayat/ sedang berlangsung)
dan kadang etiologi gagal jantung. Kelainan ST, berupa ST segmenelevasi infark
miokard (STEMI) atau Non STEMI. Gelombang Q pertanda infark transmural
sebelumnya. Meski tidak spesifik, EKG yang normal dapat mengeeksklusi
disfungsi sistolik12.
- Rontgen thoraks
Foto thoraks harus diperiksakan secepat mungkin pada pasien yang diduga gagal
jantung untuk menilai ukuran dan bentuk jantung apakah kardiomegali, serta
EKG abnormal?
Kongesti pada foto thoraks?
Natriuretic peptide meninggi?
Riwayat sakit jantung atau gagal jantung?
Rencanakan strategi
pengobatan
10
Terapi
Beberapa pilihan obat-obatan yang dapat diberikan pada pasien dengan
Diuretik
Diuretik digunakan untuk mengeliminasi natrium dan air melalui ginjal,
dengan cara menghambat reabsorsi Na+, K+, Cl-. Efek samping dari diuretik
yang digunakan adalah penurunan dari cardiac output yang berkepanjangan
dan
gangguan
elektrolit
tubuh
(paling
sering
hipokalemia
dan
hipomagnesemia)13.
Furosemide
Torsemide
Bumetanide
Hydrochlorthiazide
Metolazone
-
ACE-inhibitor
ACE-inhibitor bekerja pada sistem renin-angiotensin dengan menghambat
enzim yang bertanggung jawab untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Indikasi pemberian ACE inhibitor yaitu ejection fraction (EF)
40 %, efek samping yang dapat terjadi yaitu hipotensi dan azotemia ringan,
batuk kering, angioedema13.
Captopril
Enalapril
Lisinopril
Ramipril
Trandolapril
11
Blocker
Direkomendasi pada semua gagal jantung ringan, sedang, dan berat yang stabil
baik karena iskemi atau kardiomiopati non iskemi dalam pengobatan standar
seperti diuretik atau ACE-inhibitor.. Dengan syarat tidak ada kontraindikasi
terhadap Blocker, yaitu penyakit Asma, Second or third degree heart block,
sinus bradikardia13.
Dosis awal (mg)
3,125
1,25
12,5-25
Carvedilol
Bisoprolol
Metoprolol
-
Antagonis aldosteron
Antagonis
aldosteron
dikelompokkan
dalam
diuretik
hemat
kalium,
12
Vasodilator
Bekerja dengan cara menstimulasi guanlyl cyclase yang terdapat diantara selsel otot polos, nitroglycerin, nitroprusside, dan nesiritide akan memberikan
efek dilatasi pada resistensi arteri dan pembuluh darah vena yang akan
mengakibatkan penurunan tekanan pengisian ventrikel kiri, pengurangan
regurgitasi mitral, dan peningkatan cardiac output tanpa meningkatkan denyut
jantung ataupun menyebabkan aritmia. Efek samping yang paling umum terjadi
yaitu hipotensi, bradikardi, dan vasodilatasi arteri pulmonal13.
Dosis awal
20 g/min
10 g/min
Bolus 2 g/kg
Nitroglycerin
Nitroprusside
Nesiritide
-
Dosis maksimal
40-400 g/min
30-350 g/min
0,01-0,03 g/min
Inotrop
Agen inotrop positif memberikan efek terhadap hemodinamik secara langsung
yang
menguntungkan
dengan
merangsang
kontraktilitas
jantung
dan
dan
kejadian
iskemik
dibandingkan
dengan
vasodilator.
Vasokonstriktor
Dosis awal
1-2 g/kg per min
Bolus 50 g/kg
1-2 g/kg per min
Dosis maksimal
2-10 g/kg per min
0,1-0,75 g/kg per min
2-4 g/kg per min
13
Dosis awal
5 g/kg per min
0,5 g/kg
0,3 g/kg per min
0,05 unit/min
Dosis maksimal
5-15 g/kg per min
50 g/kg per min
3 g/kg per min
0,1-0,4 unit/min
Untuk gejala
Pengurangan/ hentikan diuretik
cairan
simptomatik
Penyekat beta
NYHA IV
Penyekat beta
Antagonis aldosterone
14
1.9.
antara lain14:
- Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, faktor resiko jantung
koroner
- Pengobatan infark jantung segera di triase, serta pencegahan infark
ulangan
- Pengobatan hipertensi yang agresif
- Koreksi kelainan kongenital serta penyakit jantung katup
-Bila sudah ada disfungsi miokard, upayakan eliminasi penyebab yang
mendasari, selain progresi dari disfungsi asimptomatik menjadi gagal
jantung.
1.10.
Prognosis
Meskipun banyak kemajuan terbaru dalam panilaian dan penanganan
15
disebabkan oleh aritmia ventrikular). Pasien dengan gejala saat istirahat (NYHA
IV) mempunyai angka kematian 30-70% tiap tahunnya, sedangkan pasien dengan
gejala saat beraktivitas sedang (NYHA II) mempunyai angka kematian 5-10% tiap
tahunnya. Dengan demikian, status fungsional merupakan prediktor yang penting
terhadap prognosis pasien tersebut15.
16
BAB II
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESIS PRIBADI
Nama
: Cinta Ginting
Umur
: 66 tahun
JenisKelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Petani
Suku
: Batak
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Tuntungan
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama
: Sesak nafas
Telaah
17
kiri mengalami
perbaikan.
riwayat
Demam
tidak
dijumpai,
demam
sebelumnya dijumpai.
- Os memiliki riwayat operasi PCI di Rumah Sakit Haji
Adam Malik pada bulan Mei 2015. Riwayat darah tinggi
diketahui os sekitar 10 tahun dengan tekanan darah
sistolik tertinggi 150 mmHg. Os tidak berobat teratur dan
tidak rutin meminum obat. Riwayat kolesterol tinggi
ditemukan. Riwayat sakit gula disangkal os.
RPT
RPO
Sesak Napas
Angina Pectoris
:+
:-
Saluran Pernapasan
Batuk-batuk
Dahak
Nafsu Makan
Keluhan Menelan
Keluhan Perut
Sakit Buang Air Kecil
Mengandung Batu
Haid
Sakit pinggang
Keluhan Persendian
Haus/Polidipsi
Poliuri
Polifagi
:+
:+
:::::::::::-
Saluran Pencernaan
Saluran Urogenital
Sendi dan Tulang
Endokrin
Edema
Palpitasi
Lain-lain
Asma, bronkitis
Lain-lain
Penurunan BB
Keluhan Defekasi
Lain-lain
Buang air kecil tersendat
Keadaan Urin
Lain-lain
Keterbatasan Gerak
Lain-lain
Gugup
Perubahan Suara
Lain-lain
:+
:::::::::::::::-
18
Saraf Pusat
Sakit Kepala
:-
:-
Hoyong
Lain-lain
Perdarahan
:::-
Purpura
Lain-lain
Lain-lain
:::-
darah
Sirkulasi Perifer
Petechiae
:-
Claudicatio Intermitten
:-
Keadaaan Penyakit
Pancaran wajah
: Lemah
Sikap Paksa
:+
darah
Nadi
Reflek fisiologis
: Tidak
dilakukan
Pernapasan
: 29 x/i
Reflek patologis
pemeriksaan
: Tidak
dilakukan
pemeriksaan
Dispnu
Purpura
(+)
(-)
Keadaan Gizi :
BW =
BB
x 100 % = %
TB-100
BW = 119 % (gizi berlebih)
IMT = 28,25 kg/m2 (obesitas grade 1)
TB : 164 cm
BB : 75 kg
19
KEPALA :
Mata : konjunctiva palp. inf. pucat (-/-), sklera ikterik(-/-), edema palpebra(-/-),
pupil isokor (+/+), reflex cahaya direk (+/+) indirek (+/+), kesan = normal.
Diameter pupil: (3 mm/3mm)
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut :
Lidah
Gigi geligi
: Simetris fusiformis
Pergerakan
Nyeri tekan
:-
Palpasi
Fremitus suara : Tidak dilakukan pemeriksaan
Iktus
: Teraba di ICR V
Perkusi
Paru
Peranjakan
Jantung
20
Auskultasi
Paru
Suara Pernapasan
Suara tambahan
Jantung
M1 > M2, P2 > P1, T1 > T2, A2 >A1, desah sistolis (-), desah diastolis (-)
HR : 72 x/i, reguler, intensitas cukup
THORAX BELAKANG
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk
: Simetris
Gerakan lambung/usus
: Tidak terlihat
Vena kolateral
: (-)
Caput medusae
: (-)
Hernia Umbilikal
: (-)
Palpasi
Dinding Abdomen
Undulasi
: (-)
21
HATI
Pembesaran
Permukaan
Pinggir
Nyeri tekan
: (-)
Tidak teraba
LIMFA
Pembesaran
GINJAL
Ballotement
UTERUS/OVARIUM : (-)
TUMOR
: (-)
Perkusi
Pekak hati
: (+)
Pekak beralih
: (-)
Auskultasi
Peristaltik usus
: normoperistaltik
PINGGANG
Nyeri ketuk sudut kosto vertebra (-), Kiri/kanan (-)
INGUINAL
GENITALIA LUAR
Spincter Ani
Lumen
Mukosa
Sarung tangan
tdp
22
Lokasi
Jari tabuh
Telapak Tangan
Sembab
Sianosis
Eritema palmaris
Lain-lain
Darah
Hb : 10,80 g%
Tinja
Warna : Kuning kecoklatan
Protein
Reduksi
Bilirubin
Urobilinogen
Sedimen
Konsistensi
:Lunak
Eritrosit
: 0-1/lpb
Leukosit
: 0-1/lpb
Amoeba/Kista : -
MCH : 28
Telur Cacing
MCHC : 31,5
Ascaris
Hitung jenis :
Silinder
: (-)
Ankylostoma : -
Eosinofil : 0,60 %
Epitel
: 0-1 /lpb
T. trichiura
:-
Kremi
:-
Basofil
: 0,300%
Netrofil
: 91,10%
Limfosit : 4,60 %
Monosit : 3,40%
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
:-
23
RESUME
Keadaan Umum : Dyspnoe
Telaah : Dialami os 1 bulan SMRS dan semakin memberat dalam 3 hari ini. Dyspnea
ANAMNESIS
dEffort (+), paroxysmal nocturnal dypsnoe (+). Edema (+) pada kaki disertai tanda-tanda
inflamasi pada kaki kanan. Batuk (+). Riwayat Hipertensi (+), Riwayat kolesterol tinggi (+).
Os merupakan perokok berat.
Keadaan Umum : Baik/ Sedang/ Buruk
STATUS PRESENS
PEMERIKSAAN FISIK
Leher :
Pemeriksaan TVJ : R+2 cm H2O
Thoraks
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Jantung :
Perkusi : ICR V 1 cm lateral Linea Midclavicula Sinistra
Paru :
Suara Pernapasan:
Bronkial pada lapangan tengah paru kiri
24
Suara Tambahan:
Ronkhi basah pada kedua lapangan tengah paru
Ronkhi basah basal pada kedua lapangan paru
Ekstremitas Inferior :
Pitting Edema (++/+) disertai tanda-tanda inflamasi
Darah : - Hb = 10,80 g%
LABORATORIUM RUTIN
Hematokrit : 30,40%
MCV : 90
MCH : 28,4
- MCHC : 31,5
1. CHF fc III ec HHD
DIAGNOSIS BANDING
25
DIAGNOSIS SEMENTARA
PENATALAKSANAAN
26
Function Test
profile Lipid
Cek elektrolit
Elektrokardiografi
Echocardiography
Liver
7. Foto Thorax PA
8. USG Doppler
9. kultur Sputum/ST
10. BTA DS 3x
27
BAB 3
FOLLOW UP HARIAN DI RUANGAN
Tanggal
Sesak nafas
Sens : CM
CHF fc III ec
2015
(+), bengkak
TD : 110/70
HHD +
semifowler
pada tungkai
HR : 72x
Pneumonia (CAP) -
kanan (+),
RR : 24x
dd TB Paru dd
garam
T : 35,0 C
Mikosis Paru +
berjalan (+),
VAS : 4-5
DVT dd Selulitis
batuk (+)
Terapi
Tirah baring posisi
08/10/
Inj. Furosemide
20mg/12jam/iv
dd
Pemeriksaan Fisik :
Trombopleibitis
Inj.Ceftriaxon1gr/12jam/
dd PAD + AKI
iv
stadium Injury dd -
Inj.Ketorolac
CKD Stage IV
30mg/8jam/iv
Thorax :
Ambroxol syr 3x C I
Diagnostik
Analisa Gas Darah Arteri
Liver Function Test
Profile Lipid
Echocardiography
USG Doppler
Kultur Sputum/ST
BTA DS 3x
28
Sp : Bronkial pada
lapangan tengah paru kiri
St :
Ronkhi basah pada kedua
lapangan tengah paru
Ronkhi basah basal pada
kedua lapangan paru
Abdomen :
Simetris membesar
Peristaltik (+) N
Ekstremitas : oedem (++/
+)
Lab :
Hematologi
Hb : 10,80 g/dL
Eritrosit : 3,70 x106/mm3
29
30
Sesak nafas
Sens : CM
CHF fc III ec
(+), bengkak
TD : 120/60 mmHg
HHD +
semifowler
pada tungkai
HR : 88x
Pneumonia (CAP) -
kanan (+),
RR : 26x
dd TB Paru dd
garam
kemih
T : 36,1 C
Mikosis Paru +
berjalan (+),
VAS : 4-5
DVT dd Selulitis
batuk (+)
Inj. Furosemide
20mg/12jam/iv
dd
PemeriksaanFisik :
Trombopleibitis
Inj.Ceftriaxon1gr/12jam/
dd PAD + AKI
iv
stadium Injury dd -
Inj.Ketorolac
CKD Stage IV
30mg/8jam/iv
Lovenox 0,4cc/24jam/sc
Ambroxol syr 3x C I
AGDA
31
Thorax :
Sp : Bronkial pada
lapangan tengah paru kiri
St :
Ronkhi basah pada kedua
lapangan tengah paru
Ronkhi basah basal pada
kedua lapangan paru
Abdomen :
Simetris membesar
Peristaltik (+) N
Ekstremitas : oedem (++/
+)
Lab :
Hematologi
Hb : 10,80 g/dL
32
Penurunan
Sens : Apatis
Penurunan
kesadaran (+)
TD : 110/70
kesadaran ec
HR : 92x
Sepsis + CHF fc
RR : 32x
III ec HHD +
T : 38,8C
DVT dd Selulitis
dd
Darah rutin
semifowler
Glukosa darah
garam
AGDA
Inj. Furosemide
20mg/12jam/iv
Pemeriksaan Fisik :
Trombopleibitis
dd PAD + AKI
Inj.Ceftriaxon1gr/12jam/
stadium Injury dd
CKD Stage IV +
hipoalbumin
Thorax :
iv
-
Inj.Ketorolac
30mg/8jam/iv
Lovenox 0,4cc/24jam/sc
Ambroxol syr 3x C I
33
Sp : Bronkial pada
lapangan tengah paru kiri
St :
Ronkhi basah pada kedua
lapangan tengah paru
Ronkhi basah basal pada
kedua lapangan paru
Abdomen :
Simetris membesar
Peristaltik (+) N
Ekstremitas : oedem (++/
+)
34
BAB 4
DISKUSI KASUS
TEORI
Epidemiologi :
KASUS
Os berusia 66 tahun
Manifestasi Klinis
Gejala klinis
Gejala klinis :
-Dyspnea dEffort
a. Dyspnea dEffort
-Orthopnoe
b. Orthopnoe
- Paroxysmal Nocturnal
c. Paroxysmal Nocturnal
Dyspnoe(PND)
Dyspnoe(PND)
d. Fatigue
Tanda klinis :
Tanda klinis
g. Diaforesis
-Takipnoe
a. Takikardi
-ronki paru
b. Takipnoe
c. Ronkiparu
-Edema paru
d. P2 mengeras
e. S3 gallop
35
Tekanan
vena
jugular
meningkat
e.
Hepatomegali
f.
Edema perifer.
Pemeriksaan penunjang:
EKG:
- Elektrokardiografi
Kesan LVH
ST,
segmenelevasi
(STEMI)
berupa
infark
atau
miokard kardiomegali
Non
STEMI.
Gelombang
Q pertanda
infark
transmural
sebelumnya.
Meski
mengeeksklusi
disfungsi
sistolik12.
- Rontgen thoraks
Foto thoraks harus diperiksakan
secepat mungkin pada pasien yang
diduga gagal jantung untuk menilai
ukuran dan bentuk jantung apakah
kardiomegali,
paru
dan
serta
kelainan
vaskularisasi
non-jantung
36
Kriteria Mayor
- Rhonki Paru
- Kardiomegali
- Edema paru akut
Kriteria Minor:
- Edema ekstremitas
- Dyspnea dEffort
Os memiliki 3 kriteria mayor + 2
minor
-Efusi pleura
-Penurunan kapasitas vital 1/3 dari
normal
-Takikardia (>120 x/menit)
Mayor atau minor : Penurunan BB >
4,5 kg dalam 5 hari pengobatan
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan :
NYHA III
Non farmakologis :
Farmakologis
- Inj. Furosemide 20mg/12jam/iv
- Captopril 3x6,25mg tab
37
- Inj.Ceftriaxon1gr/12jam/iv
Pada Tanda Klinis:
- Inj.Ketorolac 30mg/8jam/iv
+ diuretics +digitalis
- Lovenox 0,4cc/24jam/sc
- Ambroxol syr 3x C I
BAB 5
KESIMPULAN
38
Seorang pasien laki-laki, berusia 66 tahun, didiagnosa dengan CHF fc III ec HHD
+ Pneumonia (CAP) + DVT dd Selulitis dd Trombopleibitis dd PAD. Os diberi
penatalaksanaan berupa tirah baring posisi semifowler, O2 2-4/L, Inj. Furosemide
20mg/12jam/iv,
Captopril
3x6,25mg
tab,
Inj.Ceftriaxon1gr/12jam/iv,