LATAR BELAKANG
1.1. Gambaran Umum Desa Pangkalan
1.1.1. Keadaan Umum Secara Geografis
Desa Pangkalan terletak 0,5 km dari pusat Pemerintahan
Kecamatan Teluk Naga dengan jarak 10 menit dan 50 km dari
pusat kota pemerintahan Kabupaten Tangerang, dengan jarak 2 jam.
Luas wilayah Desa Pangkalan 798,975 Ha yang terdiri dari lahan
pertanian seluas 349,180 Ha dan lahan pemukiman seluas 449,795 Ha.
Desa Pangkalan merupakan salah satu desa binaan dari Puskesmas
Tegal Angus (RPJM Desa Pangkalan, 2015).
1.1.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan
SD
SMP
SMA
1.820
879
231
Sumber: RPJM Desa Pangkalan, 2015
Sarjana
15
dalam
bidang
kesehatan
maka
dirumuskannya
Visi
pembangunan
berwawasaan
kesehatan
di
wilayah kerjanya.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3) Memelihara dan meningkatkan
mutu,
pemerataan,
dan
Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah
Kecamatan Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa
binaan yaitu Desa Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung
Pasir, Muara, dan Lemo. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Program Kerja
Program kerja dari Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah
sebagai berikut (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2014):
1) Upaya kesehatan wajib yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana,
perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, dan pengobatan.
2) Upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten sesuai dengan permasalahan,
kebutuhan, dan kemampuan Puskesmas Tegal Angus seperti lansia,
napza, kesehatan remaja, dan pengembangan gigi dan mulut.
3) Pelaksanaan manajemen puskesmas yang meliputi:
a) Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini,
dan pelaksanaan penilaian kinerja.
b) Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat,
keuangan, dan lain lain.
4) Mutu pelayanan puskesmas yang meliputi: penilaian input
pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan, penilaian proses
pelayanan kesehatan dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap
standar pelayanan yang ditetapkan, penilaian output pelayanan
berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan, dan penilaian
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan aspek yang penting di bidang
kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah
yang tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
keluarga yang lebih baik. Berikut ini upaya upaya peningkatan
kualitas lingkungan bagi kesehatan yang dilakukan di Puskesmas
Tegal Angus (Data Program Kesling Puskesmas Tegal Angus, 2014):
1) Perilaku Hidup Bersih Sehat
Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat di Puskesamas
dilakukan
melalui
program
promosi
kesehatan
yaitu
Tabel 1.6.
Persentase Rumah Sehat Triwulan I Menurut Kecamatan
dan Puskesmas Tahun 2014
No.
1.
Puskesma
Nama
Desa
Tegal
Tanjung
Angus
Burung
Rumah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
seluruhnya
diperiksa
diperiksa
sehat
2685
254
9,46
109
5362
298
5,56
123
2900
189
6,52
78
1823
339
18,60
274
Muara
492
79
16,06
42
Lemo
655
89
13,59
49
13917
1248
70
675
Pangkalan
Tegal
Angus
Tanjung
Pasir
JUMLAH
Jamban
Tempat Sampah
Sehat
SPAL
SAB
2010
532
155
188
2245
2011
579
187
578
3877
2012
608
176
608
650
2013
608
207
608
650
2014
205
214
205
1425
makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber
media yang sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran
pencernaan.
1.2.5
2.
3.
10
4.
5.
6.
No
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Kelamin
(tahun)
Terakhir
40
38
SD
SD
Pekerjaan
(L/P)
1.
2.
Tn. Senen
Ny. Erni
Kepala Keluarga
Istri
L
P
Buruh Pabrik
Tukang Cuci
Penjual
3.
An. Ahmad S.
Anak pertama
17
SMP
Gorengan
Pelajar
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Kelamin
(tahun)
Terakhir
Pekerjaan
(L/P)
4.
An.
Anak kedua
Muhammad N.
11
Pendapatan Tn. Senen digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari, seperti membeli kebutuhan dapur, biaya pendidikan anak, biaya listrik,
biaya pengobatan, dan lain-lain. Untuk kebutuhan air tidak mengeluarkan biaya
karena menggunakan sumur galian yang ada dikamar mandi rumah.
Ny. Erni ikut serta memberikan nafkah dari hasil bekerja sebagai tukang
cuci dan pedagang gorengan dengan jam kerja dari jam 06.00 WIB sampai jam
13.00 WIB. Ny. Erni mulai beraktifitas sejak pukul 05.00 WIB, dimulai dengan
membereskan rumah dan memasak hingga pukul 06.00 WIB, kemudian
mencuci baju milik tetangganya yang diantar 3 kali seminggu hingga pukul
08.00 WIB, lalu pukul 09.00 WIB Ny. Erni mulai berangkat ke kios gorengan
milik kakaknya untuk membantu memasak dan menjajakan gorengan hingga
pukul 13.00 WIB. Ny. Erni berpenghasilan kurang lebih Rp. 800.000 setiap
bulannya. Pendapatan Ny. Erni digunakan untuk membantu suaminya dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagian dari pendapatan nya ditabung
oleh Ny. Erni, setidaknya dalam sebulan ia menabung Rp. 100.000 hingga Rp.
200.000.
Tn. Senen dan Ny. Erni mampu membaca, menulis, dan berhitung dasar
karena keduanya sempat mengenyam pendidikan hingga lulus tingkat Sekolah
Dasar (SD), namun tidak dilanjutkan karena keluarga masing-masing tidak
memiliki biaya. Pasangan ini menikah saat Tn. Senen berumur 20 tahun dan
Ny. Erni berusia 18 tahun.
Keluarga ini memiliki dua orang anak dengan anak yang paling tua adalah
An. Ahmad Sarnubi yang berusia 17 tahun dan saat ini masih masih duduk di
kelas 7 di Pesantren Raudatul Jannah Tangerang (setara dengan kelas 3 Sekolah
Menengah Atas), oleh karenanya anak pertama Tn. Senen tidak tinggal di
rumah karena harus mondok, dan hanya pulang ke rumah sekali setahun yaitu
setiap lebaran idul fitri. Anak kedua yaitu An. Muhammad Nurwahyuga yang
berusia 5 tahun dan sekarang masih belum bersekolah.
b.
12
sisanya beratap asbes tanpa disertai plafon, dan dindingnya terbuat dari
anyaman bambu dan tidak dicat maupun diplester. Sekat antara ruangan juga
berupa anyaman bambu. Rumah tidak memiliki ventilasi maupun jendela,
sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara
tidak berjalan dengan baik.
Rumah ini terdiri dari teras, satu ruang tamu, dua kamar tidur, satu dapur
dan satu kamar mandi, namun tidak memiliki jamban.
Teras rumah berukuran sekitar 7 m x 1,5 m disertai dengan bangku kayu
biasanya digunakan untuk berinteraksi dengan tetangga. Pada teras rumah
terdapat jemuran yang terbuat dari tali rapiah dan juga tumpukan kayu bakar
yang dikumpulkan oleh Tn. Senen untuk dijual kepada tetangganya.
Ruang tamu, yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga berukuran sekitar
7 m x 3 m. Di ruangan ini terdapat dua sofa ukuran single yang tampak kotor
dan lusuh, satu lemari kayu yang tampak sudah reot dan tua, dan dua lemari
plastik, dan juga satu televisi berukuran 32 inch di ujung ruangan.
Selain itu terdapat dua kamar yang masing-masing berukuran 3 m x 3 m.
Kamar bagian depan digunakan oleh Tn. Senen, isteri, dan anak keduanya.
Kamar ini dilengkapi dengan ranjang yang terbuat dari besi dan diatasnya
terdapat dua kasur busa ukuran single. Satu kamar yang lain sudah jarang
digunakan karena anak pertama Tn. Senen sudah tidak tinggal di rumah karena
harus bersekolah di pesantren.
Selain itu terdapat satu ruang dapur berukuran sekitar 3 m x 1,5 m yang
dilengkapi dengan satu kompor gas kecil beserta tabung gas 3 kg, sebuah meja
kecil tempat meletakkan bahan-bahan untuk memasak seperti garam dan
minyak goreng, sebuah rak piring, serta beberapa perlatan masak yang
digantung di dinding anyaman bambu.
Didepannya terdapat kamar mandi yang berukuran sekitar 3 m x 2 m.
Kamar mandi ini digunakan oleh Tn. Senen dan keluarga untuk mandi,
mencuci piring dan baju, serta buang air kecil dan hanya terdapat sekat kecil
antara dapur dan kamar mandi. Di dalam kamar mandi terdapat sebuah sumur
dengan diameter sekitar 1,5 m yang ditutupi dengan potongan kayu agar debu
dan kotoran dari luar tidak masuk, dan juga beberapa ember yang digunakan
untuk menampung air, mengumpulkan baju kotor, dan tempat peralatan mandi.
Air dari sumur ini digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi,
13
Belakang
14
Depan
Gambar 1.4 Denah Rumah Tn. Senen
c.
Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Senen terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat
penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak. Pada bagian belakang
terdapat rumah penduduk lainnya yang jaraknya sekitar 1 meter. Di samping
kanan terdapat rumah tetangga lainnya yang berjarak 3 meter. Di sebelah kiri
rumah juga terdapat jalan setapak. Tempat pembuangan dan pembakaran
d.
15
sangat minim.
Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Anak pertama pasangan Tn. Senen dan Ny. Erni adalah seorang anak lakilaki yang saat ini berusia 17 tahun. Lahir di rumah secara normal, persalinan
ditolong oleh bidan dengan usia kandungan 9 bulan, pertumbuhan normal
sesuai usia, berhenti minum ASI saat usia 1 tahun.
Anak kedua juga berjenis kelamin laki-laki yang saat ini berusia 5 tahun.
Lahir normal di bidan desa dengan usia kehamilan 9 bulan. Pertumbuhan
normal sesuai usia, dan berhenti minum ASI saat usia 2 tahun.
f. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli
obat di warung, dan jika tidak sembuh maka akan berobat ke puskesmas.
a. Riwayat Penyakit
Keluarga Tn. Senen jarang berobat ke Puskesmas karena jarang sakit. Jika
sakit, penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Senen adalah kepala
pusing, batuk, dan pilek.
b. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
16
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Pola Makan
Permasalahan
Tn. Senen tidak merokok
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan berolahraga.
Berdasarkan hasil pre survey, keluarga Tn. Senen tidak
mengetahui tentang pola makan sehat dan manfaatnya bagi
kesehatan, serta tidak mengetahui macam-macam makanan
yang digolongkan ke dalam karbohidrat, lemak, dan protein.
Faktor Internal
Permasalahan
Keluarga ini tidak mengetahui apakah makanan yang
dimakan sudah memenuhi kebutuhan nutrisi atau tidak.
Makanan yang dimasakpun seadanya saja, sesuai dengan
uang yang dimiliki saat itu, misalnya nasi dengan tempe atau
tahu goreng, dan terkadang memasak telur atau ikan goreng.
17
yang
Faktor Internal
Permasalahan
4.
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
5.
18
Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai buruh pabrik, bekerja setiap hari
dari jam 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.
b. Ibu sebagai tukang cuci dan pedagang gorengan, bekerja
setiap hari dari jam 06.00 WIB sampai 13.00 WIB.
c. Anak pertama berjenis kelamin laki-laki berusia 17 tahun,
belum menikah, dan saat ini masih masih duduk di kelas 7
di Pesantren Raudatul Jannah Tangerang (setara dengan
kelas 3 Sekolah Menengah Atas), oleh karenanya anak
pertama Tn. Senen tidak tinggal di rumah karena harus
mondok, dan hanya pulang ke rumah sekali setahun yaitu
setiap lebaran idul fitri.
d. Anak kedua berjenis kelamin laki-laki berusia 5 tahun
7.
Alat kontrasepsi
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam
Permasalahan
Luas rumah 10 x 7 m2
Di dalam rumah terdapat ruang tamu yang juga berfungsi
rumah
Kriteria
Permasalahan
Kamar mandi berukuran sekitar 3 x 2 m2 yang digunakan
oleh Tn Senen dan keluarga untuk mandi, mencuci piring
3.
4.
5.
Jamban
Ventilasi
Pencahayaan
6.
Sumber Air
19
pembuangan limbah
7.
pembuangan
sampah
8.
Lingkungan sekitar
dari rumah.
Di bagian depan terdapat jalan setapak. Pada bagian
rumah
1.3.1.1.
rumah.
Tidak tersedianya saluran pembuangan air limbah yang memadai di
7.
8.
9.
rumah
Tidak terdapat plafon pada rumah
Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan sehat
Kurangnya sarana sanitasi lingkungan di rumah, seperti bak tempat
sampah di luar dan dalam rumah, saluran pembuangan air limbah
20
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Kelamin
(tahun)
Terakhir
38
30
8
SMA
SD
2 SD
Pekerjaan
(L/P)
1.
2.
3.
Tn. Indra
Ny. Sukni
An, Nuraini
Kepala Keluarga
Istri
Anak
L
P
P
Buruh
IRT
pelajar
Belakang
Depan
Gambar 1.5 Denah Rumah Tn. Indra
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Indra terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat
penduduk. Di bagian depan terdapat halaman kosong, bagian belakang terdapat
rumah warga lain, tempat pembuangan dan pembakaran sampah terdapat di
samping kanan rumah Di bagian kanan terdapat pembuangan sampah Di
bagian kiri terdapat rumah warga lain.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Indra memiliki kebiasaan makan kurang lebih 3 kali perhari.
Makanan yang dimakan dimasak sendiri oleh Ny. Sukni. Keluarga ini lebih
menyukai menu makanan yang asin dan lebih suka lauk pauk yang digoreng.
22
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Indra tidak merokok
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
Pola Makan
23
sayur.
Konsumsi
protein
hewani
Pola Pencarian
Pengobatan
5
Menabung
Aktivitas sehari-hari
Alat kontrasepsi
tahun, kelas 2 SD
Tidak ada yang menggunakan alat kontrasepsi
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam
rumah
Permasalahan
Luas rumah 5x6 m2
Didalam Rumah terdapat :
a. Ruang tamu yang berukuran 3x3.m2.
b. 1 kamar tidur, didalam terdapat (tanpa) ventilasi
udara.
c. Dapur berukuran 2x2 m2 dan (tanpa) ventilasi
3.
4.
Jamban
Ventilasi
udara.
d. 1 kamar mandi
e. 1 jamban.
Keluarga Tn Indra memiliki jamban di rumahnya
Hanya terdapat ventilasi udara pada ruang tengah
tidak terdapat ventilasi udara pada ruang tidur dan
5.
Pencahayaan
dapur
a. (Terdapat) lampu pencahayaan yang baik di tiap
kamar tidur.
b. (Terdapat) lampu pada ruang tamu
24
MCK
7.
Sumber Air
jumah
1,
8.
9.
limbah
dialirkan ke got
Tempat pembuangan Sampah rumah tangga dibuang di tempat sampah,
10.
sampah
Lingkungan sekitar
rumah
25
No
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Kelamin
(tahun)
Terakhir
31
25
8
SD
SD
SD
Pekerjaan
(L/P)
1.
2.
3.
Tn. Joni
Ny.Titin
Setia
Kepala Keluarga
Istri
Anak
L
P
P
Buruh
IRT
-
26
Depan
Gambar 1.6 Denah Rumah Tn. Joni
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn.Joni terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat penduduk.
Di bagian depan terdapat kandang bebek, bagian belakang terdapat rumah
tetangga ,tempat pembuangan dan pembakaran sampah terdapat di depan
rumah. Di bagian kanan terdapat rumah tetangga Di bagian kiri terdapat rumah
tetangga.
d. Pola Makan
Keluarga Tn Joni memiliki kebiasaan makan kurang lebih 2 kali perhari.
Ny. Tini selalu memasak makanan untuk keluarganya sendiri. Makanan setiap
harinya adalah nasi dan sayur dengan alasan anggota keluarga memang
menyukai sayur serta kurangnya keuangan untuk membeli jenis makanan yang
lain seperti tahu, tempe, telur ataupun daging. Makanan yang dimasak hampir
selalu diolah dengan cara digoreng. Semua anggota keluarga kurang
mengkonsumsi buah dengan alasan tidak suka.
Keluarga Tn. Joni memilih air sumur untuk konsumsi minumnya, dengan
kebiasaan minum kurang lebih 4-5 gelas perhari. Mengkonsumsi kopi hanya
Tn. Joni dengan jumlah kurang lebih 3 gelas perhari.
Pola makan seperti frekuensi makan 2 kali sehari, jenis makanan yang
dikonsumsi seperti sayur dan nasi, cara pengolahan seperti digoreng, serta
kebiasaan minum yang ada pada keluarga Tn. Joni terbentuk hanya
berdasarkan rutinitas dan kegemaran anggota keluarga tanpa didasari
pengetahuan tentang pola makan sehat yang sebenarnya. Hasil pra-survei
27
menunjukan Tn. Joni dan Ny. Tini tidak mengetahui frekuensi makan yang
ideal, contoh makanan yang bersumber dari karbohidrat, protein, dan juga
lemak. Keluarga Tn. Joni juga tidak mencoba mencari informasi mengenai pola
makan yang sehat.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Anak pertama pasangan Tn. Joni dan Ny. Tini adalah anak perempuan
berusia 8 tahun. Lahir normal di paraji dengan usia kandungan 9 bulan,
pertumbuhan normal sesuai usia, berhenti minum ASI saat usia 2 tahun.
f. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya tidak
berobat karena merasa bisa membeli obat warung.
g. Riwayat Penyakit
Keluarga Tn. Joni jarang berobat ke puskesmas karena merasa bisa
membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Joni
adalah masuk angin.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Di keluarga ini ada yang berkebiasaan merokok dan tidak memiliki
kebiasaan berolahraga. Tiap anggota keluarga mandi kurang lebih 2 kali sehari
dan memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudahnya.
Keluarga ini memiliki kebiasaan suka memakan makanan pedas dan asin dan
sering mengkonsumsi sayuran juga buah. Kebiasaan minum air putih kurang
lebih 4-5 gelas perhari.
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Joni merokok
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki kebiasaan
berolahraga.
Pola Makan
28
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
Aktivitas sehari-
hari
Alat kontrasepsi
Sekolah Dasar.
Tidak menggunakan alat Kontrasepsi
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam rumah
Permasalahan
2
Luas rumah 6 x 5 m
Didalam Rumah terdapat ruang tamu yang berukuran 2
29
Jamban
Ventilasi
Pencahayaan
terdapat jamban
Keluarga Tn Joni tidak memiliki jamban di rumahnya
Tidak terdapat ventilasi udara pada seluruh ruangan.
Terdapat 1 lampu pencahayaan yang kurang baik di tiap
kamar tidur, ruang tamu, dan kamar mandi. Serta tidak
6.
7.
MCK
Sumber Air
8.
Saluran pembuangan
9.
limbah
Tempat pembuangan
dialirkan ke kali.
Sampah rumah tangga dibuang di depan rumah, bila
10.
sampah
Lingkungan sekitar
rumah
30
No
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Kelamin
(tahun)
Terakhir
Pekerjaan
(L/P)
1.
2.
Tn. Sanusi
Ny. Trisni
3.
4.
Hendra
Yono
Kepala Keluarga
Istri
L
P
54
47
STM
SD
Buruh
Ibu Rumah
Anak
Anak
L
L
27
24
SD
SMP
Tangga
Tidak Bekerja
Buruh
31
tidak langsung untuk seluruh ruangan. Memiliki pintu sebagai sumber cahaya
dari pagi hingga sore hari.
Ketersediaan dicukupi dengan pasokan dari air sumur milik bersama untuk
digunakan sebagai cuci pakaian dan piring serta digunakan untuk mandi,
sedangkan untuk minum dan makan digunakan air galon. Saluran air limbah
tidak tersedia dirumah in
Belakang
Depan
Gambar 1.7 Denah Rumah Tn. Sanusi
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Sanusi terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat
penduduk. Di bagian depan terdapat rumah warga, bagian belakang terdapat
rumah warga. Tempat pembuangan dan pembakaran sampah serta kandang
bebek milik warga sekitar terdapat di sisi kiri rumah. Di bagian kanan terdapat
rumah warga.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Sanusi tidak tahu tentang pola makan sehat, karena tidak
pernah menerima informasi bak dari media, lingkungan warga, ataupun tenaga
kesehatan. Dalam kesehariannya, Tn. Sanusi cenderung memakan apa saja
yang dapat dibeli dengan uang yang beliau peroleh. Berdasarkan hasil
32
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Sanusi memiliki kebiasaan merokok
Sebagian
anggota
keluarga
memiliki
kebiasaan
berolahraga.
3
Pola Makan
Pengobatan
5
Menabung
Aktivitas sehari-hari
7.
Alat kontrasepsi
Belum menikah.
Tidak menggunakan alat kontrasepsi
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam
rumah
3.
Jamban
Permasalahan
Luas rumah 5 x 10 m2
Didalam Rumah terdapat :
a. Ruang tamu yang berukuran 2 x 6m2
b. 1 kamar tidur dengan ukuran 4 x 4 m 2 tanpa ventilasi
udara.
c. Dapur berukuran 3 x 5m2 tanpa ventilasi udara.
d. Memiliki 1 kamar mandi
e. Tidak memiliki jamban
Keluarga Tn. Sanusi tidak memiliki jamban di rumahnya
34
4.
Ventilasi
Pencahayaan
6.
MCK
7.
Sumber Air
8.
Saluran pembuangan
gallon.
Tidak terdapat saluran pembuangan limbah
9.
limbah
Tempat pembuangan
sampah
10.
Lingkungan sekitar
bakar
Di depan rumah terdapat rumah tetangga.
rumah
35
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Kelamin
(tahun)
Terakhir
47
43
SMA
SMP
Pedagang
Ibu Rumah
SMA
SMP
Tangga
Kader
Ibu Rumah
SD
tangga
Pelajar
(L/P)
1.
2.
3.
4.
5.
Tn.
Ny.
Kepala Keluarga
Istri
Karmila
Pipi N
Anisa S
Anak
Anak
Anak
L
P
P
P
P
25
20
13
36
rumah mertuanya. Anak ketiga An. Anisa yang berusia 13 tahun, dan sekarang
masih bersekolah di SMP kelas 1.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Ratib tinggal di perumahan yang tidak terlalu padat. Rumah
ini milik sendiri, dengan luas tanah sekitar 120 m2 dan luas bangunan
berukuran 10 m x 6 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, bagian ruang
depan berlantai keramik, bagian belakang seperti dapur dan sumur berlantai
semen, beratap genteng dan tidak berflafon , dindingnya terbuat dari tembok
dan setiap ruangan dibatasi oleh dinding beranyaman bambu. Ventilasi terdapat
di atas pintu masuk rumah dan juga terdapat di bagian ruangan tv. Disetiap
ruangan terdapat penerangan.
Ketersediaan dicukupi dengan pasokan dari air sumur untuk digunakan
sebagai cuci pakaian dan piring serta digunakan untuk mandi, sedangkan untuk
minum dan makan terkadang keluarga Tn. Ratib menggunakan air galon isi
ulang.
Saluran air limbah (tersedia) dirumah ini dan dialirkan langsung ke got
disamping rumah.
Depan
Gambar 1.8 Denah Rumah Tn. Ratib
37
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn.Ratib terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat
penduduk. Di bagian depan terdapat jalan, bagian belakang terdapat rumah
warga. Di bagian kanan terdapat rumah warga yang dibatasi oleh jalan. Di
bagian kiri terdapat tanah kosong yang dijadikan tempat untuk pembuangan
sampah dan pembakaran sampah
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Ratib memiliki kebiasaan makan kurang lebih dua kali
perhari. Lebih memilih menu makanan yang pedas dan lebih suka lauk pauk
yang direbus dan terkadang di goreng. Kurang mengkonsumsi buah. Kurang
mengkonsumsi sayur karena keluarga Tn. Ratib lebih sering mengkonsumsi
telur. Konsumsi protein hewani bersumber dari ikan sedangkan konsumsi
daging jarang.
Keluarga Tn. Ratib memilih air yang dimasak sendiri untuk konsumsi
minumnya, dengan kebiasaan minum kurang lebih 1L perhari. Mengkonsumsi
kopi hanya Tn. Ratib dan Ny. Aci dengan jumlah kurang lebih dua gelas
perhari.
Menurut hasil prasurvai pada keluarga Tn. Ratib didapatkan kurang nya
tentang pengetahuan pola makan sehat. Keluarga Tn. Ratib tidak mengetahui
apa itu yang dimaksud dengan makanan sehat, menurut mereka, makan nasi
dengan lauk seperti telur yang mereka makan sehari-hari itu sudah cukup. Istri
dari Tn.ratib yaitu Ny. Aci juga tidak mengetahui apa itu makanan sehat. Tn.
Ratib dan Ny. Aci tidak mengetahui apa itu makanan yang mengandung
protein, karbohidrat maupun lemak.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Anak pertama pasangan Tn. Ratib dan Ny. Aci adalah anak perempuan
berusia 25 tahun. Lahir normal di bidan dengan usia kandungan cukup bulan,
pertumbuhan normal sesuai usia, berhenti minum ASI saat usia 8 tahun.
Anak kedua berjenis kelamin perempuan berusia 20 tahun. Lahir normal)
di bidan dengan usia kandungan cukup bulan, pertumbuhan normal sesuai usia,
berhenti minum ASI saat usia 6 tahun.
Anak ketiga berjenis kelamin perempuan berusia 13 tahun. Lahir normal di
paraji dengan usia kandungan cukup bulan, pertumbuhan normal sesuai usia,
berhenti minum ASI saat usia dua tahun.
f. Kebiasaan Berobat
38
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya hanya
membeli obat di warung untuk meredakan gejala penyakitnya karena
memikirikan biaya untuk berobat, dan apabila gejala tidak kunjung sembuh
mereka pergi berobat ke puskesmas atau klinik terdekat.
g. Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Ratib adalah panas
badan, batuk, dan pilek.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Di keluarga ini ada yang berkebiasaan merokok dan ada memiliki
kebiasaan berolahraga. Tiap anggota keluarga mandi kurang lebih 2 kali sehari
dan memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudahnya.
Keluarga ini memiliki kebiasaan suka memakan makanan yang pedas, makanan
yang digoreng, Ny. Aci setiap sore sering membuat gorengan untuk cemilan
sore hari dan jarang mengkonsumsi sayuran juga buah. Kebiasaan minum air
putih kurang lebih 1L perhari.
Tabel 1.21 Faktor Internal Keluarga Tn. Ratib
No
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Ratib merokok
Sebagian
anggota
keluarga
memiliki
kebiasaan
berolahraga.
3
Pola Makan
39
pengetahuan pola
Pola Pencarian
Pengobatan
5.
Menabung
6.
Aktivitas sehari-
hari
40
menikah.
e. Anak ketiga perempuan berusia 13 tahun, lulus
7.
Alat kontrasepsi
Kriteria
Luas Bangunan
Ruangan dalam
rumah
Permasalahan
Luas rumah 10 x 6 m2
Didalam Rumah terdapat :
a. Ruang tamu yang berukuran 3 x 2m2.
b. Dua kamar tidur, masing-masing didalamnya terdapat
satu buah tempat tidur. Kamar hanya dibatasi oleh
dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Masingmasing kamar tidak terdapat ventilasi udara.
c. Dapur berukuran 2 x 2 m2 dan tanpa ventilasi udara.
d. Mempunyai kamar mandi, yang di dalam nya terdapat
sumur, yang airnya dipergunakan untuk mandi dan
mencuci.
3.
4.
5.
Jamban
Ventilasi
Pencahayaan
6.
MCK
mandi
Memiliki satu kamar mandi yang letaknya bersampingan
7.
Sumber Air
8.
air sumur.
Saluran pembuangan Terdapat saluran pembuangan limbah, air limbah dialirkan
limbah
ke got.
41
9.
10.
sampah
Lingkungan sekitar
kemudian dibakar.
Di depan rumah terdapat halaman dan jalan setapak. Di
rumah
sumur.
Dapur hanya berlantai tanah.
Dinding belakang dapur sebagian hanya dilapasi asbes.
Pada kamar pertama dan kamar kedua tidak terdapat ventilasi
Hanya terdapat satu lampu untuk menerangi masing-masing kamar
Pada teras rumah terdapat tumpukan barang yang tidak terpakai
seperti tumpukan kayu, tumpukan kaleng bekas dan terdapat satu
42
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Kelamin
(tahun)
Terakhir
Pekerjaan
(L/P)
1.
Ny. Surti
Kepala Keluarga
48
SD
Ibu Rumah
2.
3.
An. Sulaeman
An. Juleha
Anak Pertama
Anak Kedua
L
P
17
8
SMP
SD (belum
Tangga
Buruh Pabrik
Pelajar
4.
Ny. Ersa
37
tamat)
SD
Pembantu
Rumah
5.
Tn. Edo
30
SD
Tangga
Buruh
6.
An. Aisyah
12
SD
bangunan
-
Ny. Surti berusia 48 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan
Suaminya meninggal sekitar 5 tahun yang lalu. Ny. Surti mendapatkan
perdapatan dari anaknya yang bernama Sulaeman yang bekerja di Pabrik,
dengan pendapatan perbulan Rp 600.000,00. Selain itu sumber pendapatan Ny.
Surti dibantu oleh kakaknya yaitu Ny. Ersa yang bekerja sebagai asisten rumah
tangga, dengan penghasilan perminggu sebesar Rp 150.000,00, dan suami Ny.
Ersa yang bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan perminggu
sebesar Rp 350.000,00. Hasil pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli makanan, membayar biaya
sekolah, dan membayar listrik. Ny. Surti hanya bersekolah hingga kelas 6 SD,
diakuinya pendidikan tidak dilanjutkan karena masalah keuangan. Ny. Surti
tidak memiliki kebiasaan menabung karena pendapatannya hanya mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
Adik Ny. Surti, yang bernama Ny. Ersa bekerja sebagai asisten rumah
tangga di sebuah keluarga di daerah Dadap, setiap harinya Ny. Ersa berangkat
dari rumah pukul 07.00 pagi dan kembali ke rumah pukul 12.00 siang.
Pendapatan yang diperoleh oleh Ny. Ersa perminggu adalah Rp 150.000,00.
43
Suami Ny. Ersa yang bernama Tn. Edo bekerja sebagai kuli bangunan.
Setiap harinya Tn. Edo berangkat dari rumah pukul 07.00 pagi dan kembali ke
rumah pukul 17.00. Pendapatan yang dihasilkan Tn. Edo tidak menetap, namun
jika sedang ada pekerjaan sebagai kuli, Tn. Edo mendapatkan pendapatan
sebesar Rp 350.000,00 perminggu.
Anak pertama Ny. Surti adalah seorang perempuan, bernama Sulaeman
yang sekarang berusia 17 tahun. Sulaeman hanya mendapat pendidikan hingga
tingkat SMP, setelah itu Sulaeman berhenti sekolah dan bekerja di pabrik. Anak
kedua Ny. Surti bernama Juleha berusia 8 tahun, saat ini sedang menempuh
pendidikan sekolah dasar kelas 3.
Anak pertama pasangan Ny. Ersa dan Tn. Edo bernama Aisyah berusia 12
tahun, saat ini menempuh pendidikan sekolah menengah pertama kelas 1
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Ny. Ersa tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan
berukuran 10x4 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari
satu ruang keluarga yang berukuran 2x4 m, memiliki dua kamar tidur yang
masing-masing berukuran 2x2 m, memiliki dapur berukuran 2x2 m, tidak
memiliki kamar mandi, tidak memiliki jamban, memiliki sumur di area
belakang rumah.
Ruang keluarga, serta kedua kamar berlantaikan ubin, beratapkan genteng
tanpa plafon, dan seluruh dinding masih berupa anyaman bambu Untuk
ventilasi, rumah ini tidak memiliki ventilasi, rumah ini hanya memiliki satu
pintu depan. Untuk penerangan, rumah ini hanya memiliki satu buah lampu.
Didalam rumahnya keluarga Tn. Macing hanya memiliki barang elektronik
berupa televisi dengan antenna.
Belakang
44
Depan
Gambar 1.9 Denah Rumah Ny. Surti
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah ini terletak di tengah pemukiman padat, depan, belakang dan
samping rumah terdapat rumah tetangga yang berjarak 1,5 m dari rumah
keluarga Ny. Surti.
d. Pola Makan
Keluarga Ny. Surti tidak mengetahui mengenai pola makan sehat, sehingga
dalam urusan makan biasanya keluarga Ny. Surti tidak memikirkan apakah
yang dimakan sudah memenuhi kebutuhan nutrisi atau tidak. Biasanya keluarga
Ny. Surti hanya memakan makanan yang bisa dibeli sesuai dengan uang yang
dimiliki saat itu. Lauk yang dimakan pun hanya berupa nasi, sayur dan tahu
tempe, sedangkan untuk lauk ikan dan daging biasanya sangat jarang
dikonsumsi. Keluarga Ny. Surti tidak pernah memikirkan seberapa penting
adanya lauk seperti ikan dan daging karena tidak mengetahui ada kandungan
apa saja di dalam ikan atau daging. Sedangkan untuk buah dan susu juga jarang
dikonsumsi oleh keluarga Ny. Surti karena keluarganya tidak mengetahui apa
saja manfaat konsumsi buah dan susu, sehingga keluarga Ny. Surti
menganggap konsumsi buah dan susu tidaklah penting.
Dilingkungan keluarga Ny. Surti tidak pernah ada kegiatan yang
membahas mengenai pola makan sehat baik yang diadakan oleh masyarakat
sekitar ataupun tenaga kesehatan. Dari segi media informasi pun keluarga Ny.
Surti mengatakan tidak pernah menerima informasi apapun tentang pola
makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
45
Selama mengandung Ny. Surti tidak pernah mengalami sakit atau kelainan
pada kandungannya. Ny. Surti kontrol untuk kehamilannya di posyandu kurang
lebih 7 kali dan melahirkan anak pertamanya di bidan dan Ny. Surti
mengatakan bahwa kedua anaknya mendapat imunisasi. Ny. Surti mengaku
bahwa anaknya mendapatkan ASI sampai dengan usia 1 tahun.
f. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Ny. Surti ketika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga ini biasanya hanya meminum obat warung. Namun jika dirasakan
penyakitnya cukup parah maka meraka pergi berobat ke puskesmas.
g. Riwayat Penyakit
Ny. Surti mengaku seluruh anggota keluarga jarang ada yang sakit. Jika
ada yang sakit biasanya berupa demam, batuk dan pilek.
h. Perilaku dan Aktivitas Sehari- hari
Ny. Surti memiliki aktivitas sehari-hari yaitu bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Sedangkan anggota keluarga lain yaitu anaknya yang bernama
Sulaeman bekerja pukul 07.00 sampai 16.00.
Di rumah tersebut hanya Tn. Edo yang memiliki kebiasaan merokok. Tn.
Edo biasanyamerokok di luar rumah atau di teras, dan rata-rata dapat
menghabiskan kurang lebih satu sampai dua bungkus dalam sehari. Aktivitas
sehari-hari Ny. Ersa yaitu bekerja di sebuah keluarga di Desa Dadap sebagai
asisten rumah tangga. Aktivitas sehari-hari Juleha adalah di rumah, kadang
hanya menonton tv dan kadang berkumpul atau bermain dengan temantemannya di rumah. Sedangkan anak Ny. Ersa bernama Aisyah kegiatannya
adalah bersekolah dari pagi hingga siang hari lalu saat pulang sekolah Juleha
bermain dengan teman sebayanya yang berada di sekitar Rumah. Keluarga Ny.
Surti tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga.
Keluarga Ny. Surti biasa mencuci tangan menggunakan air tanpa sabun
sebelum makan. Keluarga Ny. Surti menggunakan alas kaki saat keluar rumah.
Keluarga Ny. Surti memiliki sumber air sendiri yaitu berasal dari sumur yang
berada di bagian belakang rumahnya, digunakan untuk mencuci baju, piring
dan juga untuk minum.
Keluarga Ny. Surti biasa membuang sampah di pekarangan sekitar rumah.
Untuk pembuangan limbah cair maupun padat keluarga Ny. Surti biasa
membuangnya ke tanah disekitar perkarangan rumah.
46
Kriteria
Kebiasaan Merokok
Permasalahan
Tn. Edo memiliki kebiasaan merokok sejak umur belasan
tahun, biasanya Tn. Macing menghabiskan dua bungkus
rokok dalam sehari
2.
Olahraga
3.
Pola Makan
47
No.
4.
Kriteria
Pola Pencarian
Permasalahan
Bila sakit, keluarga ini hanya mengonsumsi obat warung
Pengobatan
5.
Menabung
6.
Aktivitas Seharihari
Kriteria
Luas Bangunan
Permasalahan
Luas tanah sekitar 45m2
Ruangan Dalam
Rumah
3.
Ventilasi
48
4.
5.
6.
Pencahayaan
MCK
Sumber Air
ruang keluarga
Tidak memiliki kamar mandi dan jamban keluarga.
Dalam kesehariannya Ny. Surti menggunakan air
sumur untuk mencuci pakaian dan alat makan, mandi,
7.
Saluran Pembuangan
dan minum.
Tidak terdapat saluran pembuangan limbah, air limbah
8.
Limbah
Tempat Pembuangan
9.
Sampah
Lingkungan Sekitar
Rumah
1.3.6.1.
1.4.
49
Tabel 1.26 Data Permasalahan Medis dan Non Medis yang Ditemukan
Pada Masing-Masing Keluarga Binaan
No.
1.
Keluarga
Tn. Senen
Jenis Permasalahan
Permasalahan Medis :
Tidak ditemukan permasalahan medis
Permasalahan Non-Medis :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
rumah.
7. Tidak tersedianya saluran pembuangan air limbah yang memadai
di rumah
8. Tidak terdapat plafon pada rumah
9. Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan sehat
10. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan di rumah, seperti bak tempat
sampah di luar dan dalam rumah, saluran pembuangan air limbah
11.
12.
13.
14.
15.
Lanjutan Tabel 1.26 Data Permasalahan Medis dan Non Medis yang
Ditemukan Pada Masing-Masing Keluarga Binaan
No.
2.
Keluarga
Tn. Indra
Jenis Permasalahan
Permasalahan Medis :
Tidak ditemukan permasalahan medis
Permasalahan Non-Medis :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
Tn. Joni
50
Tabel 1.26 (Lanjutan) Data Permasalahan Medis dan Non Medis yang
Ditemukan Pada Masing-Masing Keluarga Binaan
No.
4.
Keluarga
Tn. Sanusi
Jenis Permasalahan
Permasalahan Medis :
Tidak ditemukan permasalahan medis
Permasalahan Non-Medis :
5.
Tn. Ratib
samping sumur.
Dapur hanya berlantai tanah.
Dinding belakang dapur sebagian hanya dilapasi asbes.
Pada kamar pertama dan kamar kedua tidak terdapat ventilasi
Hanya terdapat satu lampu untuk menerangi masing-masing kamar
Pada teras rumah terdapat tumpukan barang yang tidak terpakai
seperti tumpukan kayu, tumpukan kaleng bekas dan terdapat satu
51
Tabel 1.26 (Lanjutan) Data Permasalahan Medis dan Non Medis yang
Ditemukan Pada Masing-Masing Keluarga Binaan
No.
5.
6.
Keluarga
Tn. Ratib
Ny. Surti
Jenis Permasalahan
Permasalahan Non-Medis :
9. Kurangnya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan pada keluarga.
10. Kurang nya tempat pembuangan sampah pada rumah.
11. Dinding-dinding kamar hanya dibatasi oleh anyaman bamboo.
12. Tidak terdapatnya plafon pada ruang keluarga.
13. Tidak terdapat jamban pada kamar mandi.
14. Prilaku buang air besar di jamban atau dikali.
15. Kebiasaan merokok pada kepala keluarga yaitu Tn. Ratib
16. Minim nya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
17. Tidak adanya kebiasaan menabung pada keluarga
Permasalahan Medis :
Tidak ditemukan permasalahan medis
Permasalahan Non-Medis :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
52
Tabel 1.27 Hasil pre survey yang dilakukan pada ke enam keluarga binaan dengan
menilai aspek pengetahuan, sikap dan perilaku.
No.
1.
2.
3.
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
Hasil Ukur
Baik
Jumlah Responden
0
Persentase
0%
Cukup
16,67 %
Kurang
10
83,33 %
Total
Baik
12
8
100%
66,67 %
Tidak Baik
33,33 %
Total
Melakukan
12
6
100 %
50 %
Tidak melakukan
50 %
Total
12
100 %
53
hasil
wawancara
dengan
keluarga
binaan,
didapatkan
54
55
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk
menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat
dengan cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan
intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi
komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu
kedokteran komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan
intervensi komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah
komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis
komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat
(epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan,
promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
gizi).
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo
(2005)
Pengetahuan
adalah
hasil
besar
pengetahuan
seseorang
diperoleh
melalui
indera
56
1. Pengetahuan implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang yang berisi faktor-faktor yang bersifat nyata,
seperti keyakinan pribadi perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang
biasanya sulit ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa
tidak disadari. Contoh sederhana yaitu seseorang yang telah mengetahui
tentang bahaya merokok bagi kesehatan, namun ternyata dia merokok.
(Harahap, 2012)
2. Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan
ekspilisit
adalah
pengetahuan
yang
telah
Menurut Notoadmodjo (2005) dari berbagai macam cara yang telah digunakan
untuk
memperoleh
kebenaran,
pengetahuan
sepanjang
sejarah,
dapat
57
Notoadmodjo
(2005),
terdapat
beberapa
faktor
yang
58
(b)
(c)
Pendidikan dasar : SD
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional
terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
(Harahap, 2012)
b. Paparan media massa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai
informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang
lebih sering terpapar media massa yaitu televisi (TV) , radio,majalah,
pamflet, dan lain-lain akan memperoleh informasi lebih banyak jika
dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi
media. Hal ini berarti paparan media massa mempengaruhi
pengetahuan yang dimiliki seseorang. (Harahap, 2012)
c. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan
sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah
tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih
rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan
informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder. (Harahap,
2012)
d. Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat
berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi,
sementara faktor hubungan social juga mempengaruhi kemampuan
individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model
komunikasi media. (Harahap, 2012)
e. Pengalaman
Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya
seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik seperti seminar
dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena
60
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang
objek yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar.
(Wulan, 2011)
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. (Wulan, 2011)
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. (Wulan, 2011)
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. (Wulan, 2011)
f. Evaluasi (Evaluation)
61
gizi yang dapat menjaga kondisi kesehatan secara optimal. Selain itu setiap
daerah mempunyai keanekaragaman dan ketersediaan sumber pangan hewani
dan nabati yang khas seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur dan buah di
daerah pertanian, ikan dan produk laut di daerah pesisir, serta unggas dan
daging di daerah peternakan. (Amelia, 2014)
Namun pengetahuan masyarakat untuk memilih makanan yang cukup
dan seimbang untuk individu dan keluarga masih kurang. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Pada keluarga
miskin, umumnya karena akses pendidikan, pelayanan kesehatan dan pangan
rendah, kurang gizi merupakan masalah yang disertai dengan tingginya angka
penyakit infeksi seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) , diare,
tuberkulosa dan malaria. Keluarga yang tidak mampu ini juga terbukti sangat
terpapar dengan kebiasaan merokok yang memperparah kondisi kesehatan
mereka. (Amelia, 2014)
Pola konsumsi makanan yang tidak berimbang menyebabkan struktur
tubuh anak Indonesia semakin tidak ideal, yaitu pendek dan gemuk. Tinggi
badan anak laki-laki Indonesia pada umur lima tahun, rata-rata kurang 6,7cm
dari tinggi yang seharusnya, sedangkan pada anak perempuan kurang 7,3cm
(Riskesdas, 2010). Hal ini disebabkan konsumsi makanan sumber protein
terutama pangan hewani masyarakat yang rendah. Berdasarkan Susenas tahun
2009 rata-rata konsumsi pangan hewani sebesar 148 kkal (61,7% Angka
Kebutuhan Energi) dari anjuran sebesar 240 kkal. Adapun kegemukan terjadi
karena kelebihan konsumsi makanan sumber karbohidrat dan rendah serat
makanan. (Amelia, 2014)
Baik di perdesaan maupun di perkotaan, gizi lebih yaitu kegemukan dan
obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Fisik yang kurang
bergerak secara teratur karena kemudahan sarana transportasi dan jenis
pekerjaan yang membuat pekerja relatif statis untuk waktu lama, bersama
dengan obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit degeneratif,
penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes dan kanker. Hal tersebut di atas
antara lain sebagai akibat dari perubahan gaya hidup, yang merupakan dampak
gobalisasi dan industrialisasi, termasuk berkembangnya makanan cepat saji
63
yang umumnya tidak bergizi seimbang yaitu tinggi lemak dan garam, serta
rendah kandungan seratnya. Mobilitas yang sangat tinggi di kota besar
membuat orang cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji tanpa
mempertimbangkan kandungan gizinya. (Amelia, 2014)
Masalah utama terkait dengan pola konsumsi makanan, antara lain
adalah:
a. Promosi junk food yang tinggi lemak, tinggi garam dan tinggi gula,
serta rendah serat, dipromosikan dan ditawarkan dengan sangat menarik
melalui iklan di berbagai media massa yang ditujukan kepada konsumen
sejak usia balita, dengan sasaran utama anak usia sekolah dan pekerja
muda. (Amelia, 2014)
b. Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang pola konsumsi makanan
yang sehat dan seimbang, menyebabkan perilaku yang salah. Hal ini
disebabkan tidak efektifnya pendidikan gizi kepada anak semenjak usia
dini sampai anak usia sekolah. (Amelia, 2014)
c. Penyediaan kantin sekolah dan program makan siang yang sehat dan
higienis di sekolah, belum menjadi kebijakan bagi penyelenggara
pendidikan. Bahkan gencarnya strategi produsen makanan dan minuman
cepat saji berupa program schoolastic merupakan aktivasi hadirnya
makanan dan minuman yang dikategorikan junk food untuk menjangkau
pelajar usia remaja. (Amelia, 2014)
d. Menu makanan tradisional yang tinggi serat seperti gado-gado, karedok,
urap dan pecel kurang diminati oleh anak dan remaja. Selain itu
keamanan makanan yang dijajakan oleh penjual keliling termasuk jajanan
anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus terkait dengan higiene dan
sanitasi serta penggunaan yang salah berbagai bahan tambahan pangan
dan adanya bahan berbahaya. (Amelia, 2014)
e. Pentingnya penerapan pola konsumsi makanan beragam, bergizi
seimbang dan aktivitas fisik yang cukup dan teratur dalam kaitannya
dengan produktivitas optimal ternyata masih belum diberikan perhatian.
(Amelia, 2014)
f. Ketersediaan dan akses sayur dan buah beragam dan aman serta promosi
pola konsumsi makanan tinggi serat belum ditangani secara serius, karena
64
66
67
68
69
Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacangkacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Zat besi Fe pangan asal
hewani/haeme lebih mudah diserap (10-20%) daripada zat besi pangan
asal nabati/non haeme (1-2%). (Amelia, 2014)
Zat gizi yang membantu penyerapan Fe diantaranya protein hewani
seperti daging, ikan dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink (Zn) dan asam
folat. (Amelia, 2014)
Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil
adalah 1 TTD selama 90 hari. Untuk balita dapat diberikan preparat besi
dalam bentuk sirup. Kandungan 1 TTD = 200 mg ferrosulfat = 60 mg besi
elemental + 0,25 mg asam folat. (Amelia, 2014)
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan
(Makanan Pendamping-ASI) MP-ASI sesudahnya .
ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian 0-6 bulan (ASI
Eksklusif = pemberian ASI saja tanpa makanan lain). Kegagalan ASI
Eksklusif menyebabkan jumlah sel otak berkurang 15-20%. (Amelia,
2014)
8. Biasakan makan pagi.
Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan
meningkatkan konsentrasi belajar. (Amelia, 2014)
Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi seharihari. Sedangkan resiko tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan
kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah. (Amelia, 2014)
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dri kuman).
Fungsi air dalam tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dlm
tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh,
mengatur suhu tubuh; melancarkan dlm buang air besar dan buang air
kecil. (Amelia, 2014)
Kebutuhan air minum 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan
kecukupan air minum dapat mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko
batu ginjal. (Amelia, 2014)
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
71
72
tersebut.
Paparan media massa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik,
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga
seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,
majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih
banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar
informasi
media.
Hal
ini
berarti
paparan
media
massa
maupun
73
74
VARIABEL
DEFINISI
ALAT
75
CARA
HASIL
SKALA
Pengetahuan
tentang
pola makan
makan sehat
sehat
pengetahuan
Wawancara
Baik : > 7
yaitu
Cukup : 6 - 7
responden
Kurang : < 6
tentang
berapa
kali
sebaiknya
makan
dalam
Ordinal
VARIABEL
Pendidikan
DEFINISI
Jenjang pendidikan formal
ALAT
Kuesioner
CARA
Wawancara
HASIL
Tinggi : Perguruan
Tinggi
keluarga binaan.
Menengah : SMP -
SKALA
Ordinal
SMA
Rendah = Tidak
3.
Ekonomi
Penghasilan
responden
rata-rata Kuisioner
berdasarkan
Wawancara
sekolah SD
Baik : Rp.
2.730.000,-
Kurang
Kota Tangerang.
<2.730.000
Sumber :
Keputusan Gubernur
Banten Nomor :
76
Ordinal
561/Kep.506-Huk/2014
Tentang Penetapan Upah
Minimum Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten Tahun
4.
5.
Hubungan
2015
Kegiatan bersama tentang Kuesioner
Sosial
Paparan
tempat tinggalnya
Adanya
media
Media Massa
digunakan
mendapatkan
yang
Wawancara
Baik : > 5
Ordinal
Cukup : 4 - 5
Kuesioner
Wawancara
Kurang : < 4
Baik : > 6
untuk
Cukup : 5 - 6
informasi
Kurang : < 5
Ordinal
VARIABEL
Pengalaman
DEFINISI
ALAT
Pengalaman
responden Kuesioner
mengikuti
CARA
Wawancara
HASIL
Baik : > 7
penyuluhan
Cukup : 6 - 7
Kurang : < 6
dari
petugas
setempat
kesehatan
ataupun
kader
pemberdayaan masyarakat
77
SKALA
Ordinal
BAB III
METODE
3.1
Jenis Data
78
a.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data, misalnya wawancara, analisis, dan observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif
adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan.
Data Kualitatif yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1) Aspek pengetahuan mengenai pola makan sehat pada seluruh keluarga
binaan tidak terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari hasil presurvey dan
kuesioner pada masing-masing keluarga binaan di Kampung Sukasari,
Desa Pangkalan.
b.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan
proses atau cara untuk mendapatkannya,
data kuantitatif
dapat
pendapatan
keluarga
binaan
pada
keenam
responden
79
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di RT 02 RW 04, Kampung Sukasari, Desa
Pangkalan,
Kecamatan
Teluk
Naga,
Kabupaten
Tangerang,
Propinsi
80
Tanggal
Selasa, 20 Oktober
Kegiatan
Perkenalan dengan keluarga binaan.
2015
Rabu, 21 Oktober 2015
a. Wawancara
singkat
masing-masing
dan
keluarga
observasi
pada
binaan
untuk
dengan
menjabarkan
masing.
a. Diskusi kelompok menentukan area masalah
Pengetahuan Pola Makan Sehat Keluarga
Binaan di RT 002 RW 004 Kampung Sukasari,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
b. Diskusi dengan dr.Husna (dokter PKM Tegal
Angus) sebagai pembimbing kami.
c. Diskusi kelompok mengumpulkan
area
masalah.
d. Mengumpulkan data dari puskesmas untuk
membantu mengetahui gambaran umum area
4.
data
dan
instrument
disepakati
melalui
5.
Sabtu, 23 Oktober
2015
6.
Minggu, 24 Oktober
2015
7.
Senin, 25 Oktober
8.
2015
Selasa,26 Oktober
2015
3.3
83
BAB IV
HASIL
4.1 Analisa Univariat
4.1.1 Karakteristik Keluarga Binaan
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari data
karakteristik responden yang terdiri dari enam keluarga binaan di Kampung
Sukasari RT 02/ RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yakni : keluarga Tn. Senen, Tn. Indra, Tn. Joni, Tn.
Sanusi, Tn. Ratib dan Ny. Surti.
Diagram 4.1.Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di Kampung
Sukasari RT 02/ RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten Oktober 2015
84
85
Jumlah Responden
0
4
8
12
Persentase (%)
0%
33,33%
66,67%
100%
86
Jumlah Responden
Persentase (%)
Baik
Cukup
Buruk
Total
0
11
1
12
0%
90%
10%
100%
dan Informasi
Baik
Cukup
Buruk
Total
3
9
0
12
25%
75%
0%
100 %
Jumlah Responden
Persentase (%)
Baik
25%
Cukup
66,67%
Buruk
8,33%
Total
12
100%
87
Jumlah Responden
Persentase (%)
Tinggi
25%
Sedang
8,33%
Rendah
66,67%
Total
12
100%
Jumlah Responden
0
Persentase (%)
0%
Rendah
12
100%
Total
12
100%
Variabel
Hasil Ukur
Jumlah
(orang)
88
Persentase
Pengetahuan
tentang
Makan Sehat
Pola Baik
Cukup
Buruk
Baik
Cukup
Buruk
0
4
8
0%
33,33%
66,67%
0
11
1
0%
90%
10%
Hubungan Sosial
3
7
0
25%
75%
0%
Pengalaman
Baik
Cukup
Buruk
3
8
1
25%
66,67%
8,33%
Pendidikan
Pendapatan
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
3
1
8
0
12
25%
8,33%
66,67%
0%
100%
89
FISHBONE
90
Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar-akar penyebab masalah yang ditemukan
adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan media yang dimiliki responden dan kurang menariknya media yang
memaparkan tentang pola makan sehat.
2. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan dan program wajib belajar 12
tahun.
3. Kurangnya kepedulian tentang pola makan sehat.
4. Tidak tersedianya ekonomi yang cukup sehingga menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan.
5. Tenaga kesehatan lebih memprioritaskan masalah kesehatan lain
Tabel 4.8 Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada Keluarga Binaan Kampung
Sukasari RT 02/ RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten Oktober 2015
No
Alternatif
Pemecahan
Rencana Intervensi
Keterbatasan
Masalah
Meningkatkan
pemahaman
dimiliki
kurang
yang
media
yang
responden
menariknya
memaparkan
media tua
tentang
tentang pentingnya
makan
manfaat
dan keluarga
mengatahui
sehat
binaan
yang
melaluli
makan sehat
tentang
media-
Kurangnya
pemahaman Meningkatkan
tentang
pendidikan
pentingnya
dan
pemahaman
Memberikan
100
penyuluhan
keluarga
program
belajar 12 tahun
binaan
wajib
Tabel 4.8 (Lanjutan) Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada Keluarga Binaan
Kampung Sukasari RT 02/ RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten Oktober 2015
No
Kurangnya
Alternatif
Pemecahan
Masalah
kepedulian Meningkatkan
masyarakat
tentang
kesadaran Memberikan
makan sehat
Rencana Intervensi
informasi
melalui penyuluhan
tentang
menggunakan
poster
dan
Tidak
tersedianya
yang
cukup
menyebabkan
ekonomi
Memberikan
masyarakat.
untuk Memberikan
sarana
tingkat pendidikan.
dengan
kesehatan
memprioritaskan
kesehatan lain
kader
di
lapangan
Tenaga
dan
kepada
pemerintah
saran
menggunakan
yang diajarkan
lebih Meningkatkan
yang
mengajarkan beberapa
pemahaman
produktif.
Memberikan
petugas
saran
kepada
kesehatan
untuk
kurang
dengan Kader
menggunakan poster dan leaflet yang menarik agar lebih mudah dipahami oleh
masyarakat
2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan wajib 12 tahun kepada
masyarakat terutama para orangtua.
101
menarik minat para responden menyimak penyuluhan dan mudah untuk dimengerti.
Intervensi yang tidak dapat dilakukan disertakan di saran.
102
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan
yang bertempat tinggal di RT 02/RW 04, Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten tentang Pengetahuan Tentang Pola Makan
Sehat Pada Keluarga Binaan di RT 02 RW 04 Kampung Sukasari Desa Pangkalan
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Periode 13 Oktober
sampai dengan 24 Oktober 2015.
5.1.2
Penyebab Masalah
Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan adanya pengetahuan yang masih
rendah tentang pola makan sehat. Dari hasil fish bone didapatkan berbagai macam penyebab
kurangnya pengetahuan tentang pola makan sehat antara lain :
a. Tidak semua responden pernah membaca tentang pola makan sehat
b. Kurangnya minat baca para responden mengenai pola makan sehat
c. Rendahnya tingkat pendidikan pada sebagian besar keluarga binaan
d. Lebih memilih untuk bekerja dibandingkan sekolah
e. Responden tidak pernah memiliki kegiatan yang membahas tentang pola makan sehat
f. Kurang menariknya pembahasan tentang pola makan sehat
g. Penghasilan per bulan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dengan menu
h.
i.
j.
k.
l.
sederhana
Penghasilan rendah dan tidak tetap
Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pola makan sehat
Kurangnya penyuluhan oleh petugas kesehatan mengenai pola makan sehat
Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti penyuluhan tentang pola makan
sehat
103
105
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Amelia, Sri. 2014. Pedoman Gizi Seimbang 2014 oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Tersedia di http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2. Diakses pada tanggal 4
November 2015.
Bandiklat Provinsi Banten. 2015. Keputusan Gubernur Banten Nomor : 561/Kep.506Huk/2014 Tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun
2015.
Tersedia
di
Harahap,
EY.
2012.
Teori
Dasar
Pengetahuan.
Tersedia
di
106
LAMPIRAN I
KUESIONER PRE SURVEY PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
KELUARGA BINAAN TENTANG POLA MAKAN SEHAT DI DESA PANGKALAN
Identitas Responden
1. Nama Responden
: ____________________________
2. Jenis Kelamin
4. Umur
: ___ tahun
1. Laki-laki
2. Perempuan
5. SMA
6. D3/S1 ke atas
3. SD
4. SMP
6. Pekerjaan
: 1.Tidak bekerja
4. Petani
2. Pedagang
5. PNS/ABRI
3. Buruh
7. Jumlah total anggota keluarga yang tinggal di rumah ini: ___ orang
8. Jumlah pendapatan per bulan: ___________________________________________
Silanglah (X) salah satu jawaban yang menurut anda benar
PENGETAHUAN
1. Apakah Anda mengetahui tentang Pola Makan Sehat?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui pentingnya pola makan sehat untuk kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
3. Makanan apakah dibawah ini yang menurut Bapak/Ibu banyak mengandung
karbohidrat/zat tenaga?
a. Jagung dan nasi
b. Kacang-kacangan
4. Makanan apakah dibawah ini yang menurut Bapak/Ibu banyak mengandung
protein hewani/ zat pembangun?
a. Ikan dan telur
b. Bayam dan kangkung
SIKAP
5. Saya setuju bahwa Pola Makan Sehat itu penting.
a. Ya
b. Ragu-ragu
107
c. Tidak
b. Ragu-ragu
c. Tidak
b. Ragu-ragu
c. Tidak
9. Menurut saya menu makanan yang saya konsumsi setiap hari sudah memenuhi
syarat pola makan sehat.
a. Ya
b. Ragu-ragu
c. Tida
PERILAKU
10. Berapa kali anda mengkomsumsi makanan dalam sehari (tidak termasuk makanan
ringan)?
a. 3x
b. 2x
c. 1x
11. Apakah setiap hari anda sarapan ?
a. Selalu
b. Jarang
c. Tidak pernah
12. Terdiri dari jenis makanan apa saja yang biasanya anda konsumsi setiap hari ?
a. Nasi, lauk pauk (tahu/tempe/telur/daging/ayam/ikan),sayur
b. Nasi, sayur
c. Nasi, lauk pauk (tahu/tempe/telur/daging/ayam/ikan)
13. Berapa banyak anda mengkomsumsi air putih dalam sehari?
a. 7-8 gelas perhari
b. 4-5 gelas perhari
c. 1-2 gelas perhari
14. Berapa kali dalam seminggu anda mengkonsumsi susu (susu sapi/susu kedelai) ?
a.
3 kali
b.
< 3 kali
c.
Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
Ya
108
b.
Tidak
b. Jarang
c. Tidak pernah
18. Apakah Anda pernah mencari informasi mengenai pola makan sehat?
a. Selalu
b. Jarang
c. Tidak pernah
19. Apakah Anda pernah mengikuti penyuluhan kesehatan dari Puskesmas tentang
pola makan sehat ?
a. Selalu
b. Jarang
c. Tidak pernah
20. Apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan isi dari kegiatan Penyuluhan mengenai
pola makan sehat di kehidupan sehari-hari?
a. Selalu
b. Jarang
109
c. Tidak pernah
LAMPIRAN II
PENILAIAN PRESURVEY
PENGETAHUAN
Nilai tertinggi 8
Hasil : 75% ( 6 poin) = Baik; 60% - 75% (5-6 poin) = Cukup; < 60% ( 6 poin ) =
Kurang
1.
c. Mendapatkan poin 1
PERILAKU
Nilai total tertinggi 32
Hasil : 75% ( 25 poin) = Baik; 60% - 75% (20 - 25 poin) = Cukup; 60% ( 20 poin)
= Kurang
10. Untuk pertanyaan no. 10 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 3
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
11. Untuk pertanyaan no. 11 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 3
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
12. Untuk pertanyaan no. 12 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 3
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
20. Untuk pertanyaan no. 20 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 3
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
112
LAMPIRAN III
KUESIONER
PENGETAHUAN POLA MAKAN SEHAT KELUARGA BINAAN DI DESA
PANGKALAN, KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN
TANGERANG, PROVINSI BANTEN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
I.
1. Nama
2. Umur
3. Alamat
4. Pekerjaan
NO.
RESPONDEN
ASPEK PENGETAHUAN
1.
3x
e.
2x
f.
1x
Ya, sebutkan.
b.
Tidak
Ya, sebutkan.
b.
Tidak
II.
a.
Ya, sebutkan.
b.
Tidak
ASPEK PENDIDIKAN
IV.
ASPEK EKONOMI
1. Berapa pendapatan keluarga anda dalam sebulan?
a. > Rp. 2.730.000
b. < Rp. 2.730.000
V.
ASPEK PENGALAMAN
1. Apakah di sekitar tempat tinggal anda pernah mengikuti penyuluhan
tentang pola makan sehat yang diadakan oleh tenaga kesehatan
setempat ataupun kader pemberdayaan masyarakat desa?
a.
Ya
b.
Tidak
2. Jika Ya, apakah anda mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut?
a.
Ya
b.
Tidak
3. Jika pernah, siapakah yang memberikan penyuluhan tersebut?
a.
Dokter
b.
Bidan
c.
Kader
4. Apakah menurut anda kegiatan penyuluhan tersebut memberikan
manfaat?
a.
Ya
b.
Tidak
LAMPIRAN IV
LEMBAR SKORING
I.
ASPEK PENGETAHUAN
Nilai tertinggi 9
Hasil : 75% ( 7 poin) = Baik; 60% - 75% (6 - 7 poin) = Cukup; <
60% ( 6 poin ) = Kurang
1. Untuk pertanyaan no. 1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 3
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
2. Untuk pertanyaan no. 2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
3. Untuk pertanyaan no. 3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
4. Untuk pertanyaan no. 4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
II.
ASPEK PENDIDIKAN
1. Untuk pertanyaan no. 1 apabila menjawab :
a. SMA berarti bernilai baik
b. SMP berarti bernilai cukup
c. SD berarti bernilai kurang
III.
IV.
ASPEK EKONOMI
1. Untuk pertanyaaan no. 1 apabila menjawab :
a. > Rp. 2.730.000 berarti bernilai tinggi
b. < Rp. 2.730.000 berarti bernilai rendah
V.
V.
ASPEK PENGALAMAN
Nilai tertinggi 9
Hasil : 75% ( 7 poin) = Baik; 60% - 75% (6 - 7 poin) = Cukup; <
60% ( 6 poin ) = Kurang
1. Untuk pertanyaan no. 1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
2. Untuk pertanyaan no. 2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
3. Untuk pertanyaan no. 3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 3
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
4. Untuk pertanyaan no. 4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
LAMPIRAN V
FOTO KEGIATAN
LAMPIRAN VI
LEAFLET
Tampak depan
Tampak belakang