PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kolesterol merupakan sterol yang paling banyak ditemukan pada hewan
dan manusia (Poedjiadji, 1994). Kolesterol merupakan komponen struktural
membran sel dan lipoprotein plasma (Montgomery et al., 1993), serta bahan
metabolik utama untuk asam empedu, hormon-hormon kelamin, dan vitamin D
(Khusnuryani, 2004). Kolesterol juga merupakan zat penting dari mielin, yang
merupakan lapisan pelindung saraf, serta mempunyai peran penting dalam
fungsi dan perkembangan sistem saraf (Uripi, 2005). Menurut Cooper et al.
(1963) dalam Khusnuryani (2004), kolesterol ditemukan dalam konsentrasi
tinggi pada hati dan darah.
Kolesterol total plasma darah adalah jumlah semua kolesterol yang ada
di dalam darah, meliputi LDL-C(Low Density Lipoprotein Cholesterol) dan
HDL-C(High Density Lipoprotein Cholesterol) (Simon, 2003). Pada kondisi
normal besarnya kadar kolesterol total < 200 mg/dl (Simon, 2003). Pada kondisi
abnormal (kadar kolesterol tinggi/hiperkolesterolemia), akan terjadi penimbunan
kolesterol dalam dinding pembuluh darah yang secara perlahan-lahan akan
menyempitkan dan mengeraskan pembuluh darah sehingga menghambat aliran
darah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah jantung, maka akan
mengakibatkan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Di Indonesia berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995, PJK merupakan penyebab nomor
satu kematian penduduk usia 35 44 tahun (Astawan et al., 2005). Selain PJK
hiperkolesterolemia
juga
menyebabkan penyakit,
semisal;
stroke (jika
penyumbatan terjadi pada pembuluh darah yang menuju ke otak), hipertensi, dan
lain-lain. Oleh karena itu menjaga kadar kolesterol pada kisaran normal sangat
diperlukan (Nurhayati et al., 2005).
Penurunan kadar kolesterol dapat dilakukan dengan cara penggunaan
obat-obatan dan diet/pengaturan makan (Lipid Research Clinic Program, 1984
dalam Pato, 2004). Meskipun obat-obatan terbukti efektif menurunkan kadar
kolesterol (Iman, 2000), penggunaan obat-obatan selain mahal, ternyata dapat
menimbulkan efek samping terhadap tubuh, misalnya; gangguan pencernaan,
pusing, nyeri otot, disfungsi seksual, dan lain-lain (Erkelens et al., 1998 dalam
Pato, 2004). Hal tersebut di atas menjadikan diet sebagai cara alami untuk
menurunkan kadar kolesterol menjadi semakin populer .
Penurunan kadar kolesterol melalui diet dapat dilakukan dengan cara
mengkonsumsi makanan/minuman yang memiliki
efek hipokolesterolemik
Permasalahan
Kandungan BAL (Bakteri Asam Laktat) dan gizi tempe (isoflavon, asam
lemak tak jenuh, serat) pada Soygurt Sari Tempe (SST) menyebabkan SST
memiliki potensi untuk menurunkan kadar kolesterol total plasma darah
(memiliki efek hipokolesterolemik). Permasalahan pada penelitian ini adalah
apakah pengaruh Soygurt Sari Tempe terhadap kadar kolesterol total plasma
darah pada kelinci
1.3
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui volume Soygurt Sari
Tempe yang memberikan efek hipokolesterolemik terhadap kadar kolesterol
total plasma darah kelinci.