Anda di halaman 1dari 7

Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang


Jurusan AKUNTANSI
Draft Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)
(RPKPS ini sedang proses disempurnakan untuk mengikuti standar dasar LSPAF)
Matakuliah
: Forensic Accounting & Fraud Examination
(Akuntansi Forensik dan Kecurangan Keuangan)
Bobot SKS
: 3 SKS
Dosen Pengampu
: Gugus Irianto, SE. MSA. PhD. Akt.
Gedung Pascasarjana FEB UB, Lantai VI
Telp. 0857 5587 7278
Email: gugusir@ub.ac.id dan gugusir@gmail.com
Jam Konsultasi
: diumumkan tersendiri dikelas
Metode kuliah
: Ceramah (lecture), pembelajaran melalui diskusi kasus untuk
pemahaman konsep (case-based learning), kuliah praktikum di lab.
komputasi, dan pemutaran film.
Tips untuk berhasil
: kemandirian dalam belajar, proaktif dalam mencari dan sharing
informasi, dan partisipasi/kontribusi aktif di kelas.
1. Latar belakang
Fraud (kecurangan terkait dengan aspek keuangan) dapat terjadi di berbagai
organisasi baik pada sektor Pemerintah maupun Swasta, dan dapat dilakukan oleh
perorangan atau sekelompok orang pada berbagai posisi dari karyawan pada level
operasional sampai kepada pejabat yang memiliki otoritas tinggi--, serta dapat pula
dilakukan oleh suatu organisasi. Fraud dapat memiliki implikasi (material dan non
material) yang jauh lebih besar daripada jumlah (secara material) yang diketahui dari
tindakan fraud itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan perhatian seksama atas Fraud.
Terdapat beberapa lembaga yang memiliki perhatian seksama terhadap fraud, antara
lain Transparency International (TI) dan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). TI
secara periodik menyusun laporan dan atau indeks tentang korupsi (salah satu bentuk dari
Fraud) yang terjadi di berbagai Negara, terutama di sektor pemerintahan. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang termasuk dalam daftar yang mendapat sorotan dari TI
dan menempati ranking yang tinggi (informasi tentang hal ini dapat diakses di
http://www.transparency.org/; http://www. globalcorruptionreport. org/). Menyadari
keadaan tersebut, pemerintah Indonesia dan juga beragam organisasi non-pemerintah bahu
membahu dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut. Upaya yang sama juga
dilakukan oleh berbagai Perguruan Tinggi (PT) walaupun aktivitasnya masih belum
direncanakan dan diimplementasikan secara sistemik. Sementara itu, ACFE juga
memegang peran penting dalam hal yang sama, namun upaya yang dilakukan lebih luas
dimensinya yaitu mencakup upaya-upaya pencegahan dan berfokus baik di sektor publik
maupun swasta.
Upaya menghadapi fraud diyakini perlu dilaksanakan secara sistematis dan
melibatkan berbagai pihak. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sebagai bagian
dari implementasi good governance, serta institusionalisasi dalam diseminasi tentang etika
Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 1/1/2016, 6:37:34 AM, p. 1 of 7

bisnis dan profesi merupakan salah satu aspek fundamental dalam upaya pencegahan
tindakan korupsi. Upaya tersebut perlu diikuti dengan penguatan law enforcement dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pencegahan, pendeteksian serta
investigasi atas tindakan fraud.
Pendidikan akuntansi dapat memegang peran sentral dalam proses institusionalisasi
kompetensi untuk melawan tindakan fraud, oleh karena cukup banyak subjek (matakuliah)
yang bersinggungan dengan hal itu baik itu aspek akuntansi, auditing, maupun sistem
informasi. Meskipun demikian penguatan subjek tertentu yang secara khusus dipersiapkan
untuk memberikan bekal pemahaman dalam pencegahan, pendeteksian dan investigasi
terhadap fraud masih diperlukan. Matakuliah ini dirintis melalui kerjasama dan dukungan
materi (buku dan DVD) dari ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) yang memiliki
visi Together, reducing fraud worldwide--. Materi berupa buku juga diperoleh dari KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi).
Mendorong tumbuhnya kesadaran akan bahaya fraud dalam arti luas serta
memberikan kesempatan untuk memiliki kemampuan dalam pencegahan, pendeteksian,
dan investigasi atas beragam bentuk fraud merupakan salah satu sasaran yang dicitakan
dalam subjek ini.1
2. Deskripsi Matakuliah dan Tujuan
Matakuliah ini dirancang untuk membuka jendela pemahaman mahasiswa
tentang fraud, fraud examination dan forensic accounting2 serta untuk memfasilitasi
peningkatan kemampuan dan atau kompetensi mahasiswa dalam pencegahan,
pendeteksian, dan investigasi tentang fraud. Walaupun demikian, kombinasi nama Forensic
Accounting dan Fraud Examination dipilih untuk memberikan ruang yang lebih luas dalam
kajian terkait dengan Fraud, disamping untuk pengembangan dari matakuliah Fraud
Examination yang merupakan embrio dari matakuliah ini. Keunikan dari matakuliah ini
dibanding dengan matakuliah lain adalah tentang cakupan materi yang merupakan
integrasi/perpaduan dari (dan pemanfaatan) disiplin akuntansi, sistem informasi, auditing,
etika dan hukum.
Setelah menempuh matakuliah ini, mahasiswa diharapkan (setidaknya) memiliki
kemampuan dalam:
1. Mendiskripsikan makna Fraud dan implikasinya
2. Menjelaskan tentang bentuk dan jenis-jenis Fraud
3. Menjelaskan tentang makna dan ruang lingkup lingkup kajian tentang Fraud
Examination, Forensic Accounting, dan Audit Investigasi
Rintisan untuk sampai kepada penawaran matakuliah Fraud Examination sebagai matakuliah pilihan di Jurusan Akuntansi FE
Universitas Brawijaya telah penulis lakukan sejak berada di Australia pada November/Desember 2005, disela revisi
disertasi/thesis S-3 di University of Wollongong (UOW). Pada saat itu, penjajagan informal untuk membuka program dual
degree --kerjasama FE Unibraw dan Faculty of Commerce, UOW, penulis lakukan. Tertarik dengan program Master of Forensic
Accounting (MFA) di UOW, penulis berdiskusi intensif dengan Direktur Program MFA, Dr. Kathy Cooper, dan dengan salah satu
staf pengajar MFA, Dr. Annamaria Kurtovic, serta dengan Manager Hubungan Internasional dari Faculty of Commerce UOW.
Berdasar diskusi tersebut, penulis menangkap kemungkinan kesulitan terutama dari aspek birokrasi dan keuangan jika
langsung membuka progam dual degree. Dua buah buku yang diberikan oleh Dr. Kathy Cooper pada penulis akhirnya
memberikan inspirasi untuk menempuh jalan bertahap dan paling memungkinkan untuk menuju cita-cita terwujudnya program
dual degree, dan penawaran matakuliah ini merupakan jembantan menuju kesana.
2
Pada matakuliah ini istilah fraud examination dan forensic accounting digunakan secara bergantian (interchangeably) senada dengan
yang dinyatakan oleh Albrecht (2003), walaupun elaborasi didalamnya menunjukkan adanya penekanan aspek tertentu yang
membedakan kedua terminologi tersebut, yang secara detail akan menjadi bahasan dalam matakuliah ini.
1

Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 1/1/2016, 6:37:34 AM, p. 2 of 7

4.
5.
6.
7.

Menjelaskan tentang faktor-faktor yang mendorong terjadinya Fraud


Menjelaskan tentang berbagai pihak (aktor) yang dapat terlibat dalam Fraud
Menjelaskan tentang resolusi atas Fraud
Menjelaskan tentang peran akuntan dalam upaya pencegahan, pendeteksian, dan
investigasi atas Fraud.
8. Memiliki kompetensi teknis dalam pencegahan, pendeteksian dan investigasi atas
Fraud
9. Memiliki ketrampilan teknis dalam melakukan deteksi atas fraud dengan
menggunakan perangkat teknologi informasi
10. Memiliki ketrampilan teknis dalam mengidentifikasi adanya gejala dan atau tandatanda/indikasi kemungkinan terjadinya fraud dari laporan akuntansi
Disamping aspek diatas, proses pembelajaran dalam matakuliah ini diharapkan dapat
memberikan ruang dan kesempatan kepada mahasiswa untuk:
(1) mengapresiasi etika profesi,
(2) meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
(3) mengasah kemampuan dasar dalam melaksanakan penelitian
(4) meningkatkan kemampuan untuk bekerja dalam kelompok, dan
(5) meningkatkan kemampuan dan atau kompetensi penguasaan teknologi informasi terkait
dengan fraud, terutama pemanfaatan dasar dari Computer Assisted Audit Tools and
Techniques (CAATTS), misalnya perangkat lunak Audit Command Language (ACL).
Mengingat luasnya cakupan materi dalam matakuliah ini, maka tidak semua aspek dapat
didiskusikan dikelas secara detail, sehingga kegiatan mandiri secara individual dan kelompok
sangat penting artinya untuk memperoleh pemahaman serta memiliki kompetensi yang
memadai tentang matakuliah ini. Sebagai bagian dari upaya untuk menerapkan pola
student-centered learning maka mahasiswa diharapkan proaktif dalam beragam aktivitas
belajar mandiri dan kegiatan kelompok. Diharapkan pula, topik-topik dalam matakuliah ini
dapat menjadi pemicu (driver) munculnya gagasan atau ide untuk melakukan studi/riset
tentang fraud di Indonesia.
3. Sumber bacaan/referensi utama:
_____________ (2004), Introduction to Fraud Examination, Association of Certified Fraud
Examiners [ACFE]
Albrecht, et al. (2006), Fraud Examination, South-Western, a division of Thomson Learning
[AWS]
Irianto, G. (2003), Skandal Korporasi dan Akuntan, Lintasan Ekonomi, Vol. XX No. 2, Juli,
hal. 104-14 [GI]
Singleton, T.W. et al. (2006), Fraud Auditing & Forensic Accounting, 3rd. edition, John Wiley &
Sons, Inc. [STE]
Tuanakotta, T.M. (2007), Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia (2007)[TT]
4. Sumber bacaan/referensi pendukung:

Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 1/1/2016, 6:37:34 AM, p. 3 of 7

Browne, M.N. dan Keeley, S.M. (1994), Asking the Right Questions: A Guide to Critical Thinking,
Fourth Edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Coderre, D.G. (1999), Fraud Detection: Using Data Analysis Techniques to Detect Fraud, Global
Audit Publications. [CDG]
Golden, T.W. et al. (2000), A Guide to Forensic Accounting Investigation, John Wiley & Sons, Inc.
[GTW]
Hunton, J.E. et al. (2004), Core Concepts of Information Technology Auditing, John Wiley & Sons,
Inc. [HJE]
Setiyono (2005), Kejahatan Korporasi: Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban Korporasi
dalam Hukum Pidana Indonesia, Bayumedia Publishing.
Silverstone, H. dan Sheetz, M. (2004), Forensic Accounting and Fraud Investigation for NonExperts, John Wiley and Sons, Inc. [SS]
------------ (2006), Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana
Korupsi, Cetakan Kedua, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Verhezen, P. (n.d), Gifts and Bribes: An Essay on the Limits of Reciprocity
www.acfe.com
www.bpk.go.id
5. Rencana Kuliah
Sesi
Materi
1
Pengantar: penjelasan latar belakang,
proses, materi, dan ekspektasi
keseluruhan proses belajar mengajar
+ pemutaran film pembelajaran
2
Forensic Accounting, Fraud, dan
Fraud Examination
Skandal Korporasi dan
Akuntan
3
Who commits Fraud and Why?
4
Fighting Fraud: An Overview
Fraud Prevention
Preventing Fraud
5
Fraud Detection
Recognizing the symptoms of
Fraud
Proactive approaches to detecting
Fraud (topik ini ditunjang dengan
praktikum di Lab. Komputasi)
Fraud Investigation
6
Investigating thefts acts and
concealment
7
Conversion Investigation Methods
UTS
8
9
Management Fraud:
Financial Statement Fraud

Acuan Utama
Course
outline, CBL,
dll.

Kasus*)

AWS Ch. 1 &


materi dari
ACFE
Artikel GI
AWS Ch. 2
AWS Ch. 3

C1-1, C1-2, C1-8

AWS Ch. 4

C4-1, C4-5

AWS Ch. 5

C5-1, C5-2, C5-3

AWS Ch. 6

C6-1, C6-2 CD

AWS Ch. 7

C7-1, C7-2, C7-8

AWS Ch. 8

C8-1, C8-2, C8-8

AWS Ch. 10

C10-1, C10-2, C10-4

C2-3, C2-4, C2-8


C3-1, C3-2, 3, C3-6

Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 1/1/2016, 6:37:34 AM, p. 4 of 7

10
11

Inquiry Methods and Fraud Reports

AWS Ch. 9
TT, Bab . 19
TT, Bab 4

C9-1, C9-2, C9-8

Forensic Accountant: Atribut,


Standar, dan Kode Etik
12
Forensic Accountant as an expert
STE Ch. 11
witness
13
Investigasi: Teknik Audit vs. Teknik
TT, Bab 13 &
Perpajakan
14
14
Lanjutan: Tindak Pidana Korupsi
TT, Bab 16 &
dan Pengadaan
17
15
Penelusuran asset dan Pemulihan
TT, Bab 28
Kerugian
UAS
16
*) contoh-contoh kasus yang setiap semester dapat dirubah/diganti. Perubahan
kasus dapat disampaikan di kelas satu minggu sebelum tugas dikerjakan
6. Praktikum di Lab. Komputasi
Untuk mencapai sasaran pencapaian kompetensi penguasaan teknologi informasi
terkait dengan fraud, maka akan diperkenalkan salah satu perangkat lunak Computer
Assisted Audit Tools and Techniques (CAATTS) yaitu Audit Command Language (ACL). Idealnya
diperlukan 3-4 sesi untuk memperkenalkan dasar ACL, oleh karena itu khusus untuk sesi
ini akan dipersiapkan asistensi khusus untuk praktik atau setidaknya mengikuti demo ACL
di lab. Komputasi yang sesinya diatur tersendiri diluar jadwal kuliah reguler.
7. Tugas Terstruktur Individu (TST-I)
TST-I merupakan kegiatan mandiri individu untuk MEMBACA artikel di
koran/majalah, bagian/chapter dari buku, dan atau artikel dari internet (selanjutnya disebut
sumber belajar) sesuai dengan minat masing-masing. Tidak ada batasan maksimum untuk
membaca dan mengkoleksi sumber belajar, namun setiap minggu dianjurkan untuk
setidaknya membaca dari satu sumber belajar dan diarsip pada map kuliah masing-masing.
Sebagai bukti bahwa setiap sumber belajar yang diakses telah dipelajari, maka
mahasiswa harus membuat ringkasan dan komentar/catatan kritis dari sumber belajar
tersebut yang diketik rapi dengan panjang ringkasan dan komentar/catatan kritis maksimum
1 (satu) halaman untuk sumber belajar artikel atau sumber bacaan internet, dan minimummaksimum 3 - 5 halaman untuk sumber belajar dari buku. Setiap ringkasan dan
komentar/catatan kritis wajib mencantumkan sumber referensi dengan baik. Salah satu dari
upaya pengkayaan kemampuan melalui tugas membaca ini adalah dengan berselancar di
internet untuk menemukan 1 (satu) kasus skandal keuangan yang terjadi di perusahaan
(seperti kasus Enron, dll, terutama kasus yang di Indonesia). Ringkasan dan
komentar/catatan kritis diketik pada kertas A-4, spasi 1, single sided, jumlah halaman sesuai
ketentuan tersebut diatas, font 12, huruf Arial/Times News Roman/Palatino Lynotype/
Garamound. Setiap minggu atau setiap dua minggu sekali, terhitung mulai minggu ketiga,
tugas individu akan direview dan menjadi bagian dari keseluruhan tugas untuk matakuliah
ini.
Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 1/1/2016, 6:37:34 AM, p. 5 of 7

8. Tugas Terstruktur Kelompok (TST-K):


Tugas kelompok adalah mendiskusikan setiap kasus sesuai jadwal dan menuliskan
jawabannya dalam format laporan sebagaimana tugas individu hanya jumlah halamannnya
menyesuaikan dengan kebutuhan. Tugas ini ditulis/diketik dengan Words dan diringkas
dalam Power Points. Mulai minggu ke 3 - 4 diskusi kelompok akan dimulai. Satu atau dua
kelompok akan ditunjuk untuk mempresentasikan hasil analisis kasus di depan kelas,
sehingga secara bergantian setiap kelompok mendapat kesempatan untuk presentasi di depan
kelas. Analisis kasus dianjurkan dapat dievaluasi dengan membaca referensi yang relevan
baik itu dari buku teks atau sumber lain. Disamping presentasi kasus, setiap kelompok
dianjurkan untuk sharing tentang sumber belajar yang paling menarik yang sudah dibaca dan
dipilih, serta dipersiapkan presentasinya oleh kelompok yang bersangkutan. Jadi presentasi
setiap kelompok terdiri dari 2 (dua) bagian: presentasi kasus dan presentasi dari sumber
belajar yang dipilih. Kontribusi masing-masing anggota kelompok harap dituliskan pada
halaman depan tugas kelompok yang dikumpulkan. (Catatan: jika tidak ada kasus yang
ditugaskan pada sesi pertemuan dimaksud maka tugasnya adalah membaca dan meringkas
materi yang akan didiskusikan di kelas. Detail dari hal ini akan disampaikan tersendiri di
kelas)
9. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)
UTS dan UAS dilaksanakan di kelas dalam bentuk objective test dan pemecahan
kasus atau ditentukan dalam bentuk take home exam. Pemberitahuan Jika ada perubahan
akan disampaikan di kelas.
10. Evaluasi (penyesuaian dapat dilakukan dengan pertimbangan khusus)
Unsur yang dinilai
Points
Prosentase
Range Nilai
Nilai
A
Partisipasi/Kontribusi
100
20 %
>= 85%
B+
TST-Kelompok
75
15 %
>= 75%
B
TST-Individu
125
25 %
>= 69%
C+
UTS
100
20 %
>= 65%
C
UAS
100
20 %
>= 55%
D+
>= 50%
Total
500
100 %
D
>= 45%
F
<45%
Presensi/Kehadiran
Kehadiran minimal (sesuai buku pedoman) wajib dipenuhi
untuk dapat berhasil dalam matakuliah ini atau sebaliknya.
11. Standar Etika dan Tata tertib di kelas
Mahasiswa yang menempuh matakuliah ini dianjurkan dan sangat diharapkan
untuk menjunjung tinggi etika dan atau norma akademik yang berlaku, setidaknya seperti
tertuang dalam buku panduan akademik FEB UB, dan lebih dianjurkan lagi juga diperluas
dalam perilaku keseharian, terutama pada saat kuliah. Berhati-hatilah terkait dengan
ancaman dari tindakan plagiarism. Berpakaian dan berperilaku yang pantas dan sopan,
misalnya, juga sangat dianjurkan, untuk membiasakan dan membangun diri sendiri untuk
mempersiapkan diri kelak jika terjun dalam lingkungan profesi dan masyarakat. Aspek ini
menjadi pertimbangan tersendiri dalam penentuan hasil akhir matakuliah ini. Perlu untuk
Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 1/1/2016, 6:37:34 AM, p. 6 of 7

diingat bahwa bekal untuk hidup di tengah masyarakat tidaklah cukup hanya dengan
kecerdasan otak semata, namun juga perlu ditopang oleh kekuatan moral dan kebesaran
hati.
Telepon genggam (HP) harus dimatikan ketika memasuki kelas. Berdasar
pengalaman sebelumnya, sering terjadi di kelas tidak berkonsentrasi dengan baik, tidak bisa
memberikan kontribusi yang berarti karena sibuk dengan HP.

12. Aspek Lingkungan: Keterbatasan


Seiring dengan misi yang diemban matakuliah ini untuk berkontribusi dalam
upaya penyebarluasan upaya pencegahan tindak kecurangan dalam arti luas, maka delivery
process dari matakuliah ini juga diupayakan untuk sejauh mungkin dapat meminimalisir hal
terkait dengan kecurangan. Sayangnya terdapat keterbatasan yang berpengaruh terhadap
upaya pencapaian misi dimaksud. Sebagai contoh, harga buku ajar yang relatif mahal dan
mungkin memberatkan bagi sebagian besar mahasiswa dan pada akhirnya mendorong
mahasiswa untuk memfotocopy buku atau sumber belajar yang lain yang memiliki hak
cipta--, menjadi salah satu keterbatasan lingkungan yang pada gilirannya tidak dapat
mendukung tercapainya misi secara utuh dari seluruh proses pembelajaran. Di masa yang
akan datang, hal ini secara bertahap dan berkelanjutan akan diupayakan untuk diperbaiki.
13. Lain-lain:
Dianjurkan agar setiap mahasiswa memiliki buku pegangan/sumber belajar (dengan
meminjam, membeli, dll) agar dapat mengikuti proses perkuliahan ini dengan baik.
Ketentuan lain, misalnya soal plagiat dll., dapat dipelajari pada Buku Pedoman Akademik
FEB UB.
Tugas yang dikumpulkan setiap minggu hanya tugas kelompok, kecuali ada permintaan
khusus pada minggu sebelumnya yang disampaikan di kelas. Untuk tugas individu yang
dikerjakan secara mandiri, semuanya diarsip secara mandiri pada map yang telah
disepakati di kelas. Tugas ini akan di review secara ringkas secara periodik, setiap minggu
atau setiap dua minggu sekali, sebelum kelas selesai.
Ujian susulan baik itu Kuis, UTS maupun UAS tidak dilakukan dalam matakuliah ini
kecuali dalam keadaan khusus yang akan dipertimbangkan kasus per kasus.
Selamat belajar, jika ada kesulitan segera bertemu dosen pengampu untuk berdiskusi.
Sesungguhnya dibalik kesulitan, ada kemudahan (QS 94:5)

Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 1/1/2016, 6:37:34 AM, p. 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai