Sistem Pernafasan
POIN KUNCI
1. Karena insuflasi menghindari kontak pasien langsung, tidak ada pernafasan kembali dari gas
yang diekspirasikan jika alirannya cukup tinggi. Akan tetapi ventilasi tidak dapat dikontrol
dengan teknik ini, dan gas inspirasi mengandung jumlah udara atmosferik yang tidak dapat
diperkirakan.
2. Tabung pernafasan yang panjang dengan kepatuhan yang tinggi meningkatkan perbedaan
antara volume gas yang diberikan pada suatu sirkuit oleh kantung reservoar atau ventilator dan
volume yang sebenarnya diberikan pada pasien.
3. Katup batasan tekanan yang dapat disesuaikan/adjustable pressure-limiting (APL) perlu
dibuka sepenuhnya selama ventilasi spontan sehingga sirkuit tekanan tetap dapat diabaikan
selama inspirasi dan ekspirasi
4. Karena aliran gas segar yang sebanding dengan ventilasi menit adalah cukup untuk mencegah
pernafasan ulang, desain Mapleson A adalah sirkuit Mapleson yang paling efisien untuk
ventilasi spontan.
5. Sirkuit Mapleson D adalah efisien selama ventrilasi terkontrol, karena aliran gas segar
mendorong udara alveolar keluar dari pasien dan menuju valvula APL.
6. Semakin kering lemon soda, semakin mungkin mengabsorbsi dan degradasi anestesi yang
mudah menguap.
7. Malfungsi pada salah satu katup satu arah pada sistem lingkaran memungkinkan pernafasan
ulang karbon dioksida, menghasilkan hiperkapnia.
8. Dengan absorber, sistem lingkaran mencegah pernafasan ulang karbon dioksida pada aliran
gas segar yang dianggap rendah (aliran gas segar 1 L) atau bahkan aliran gas segar
sebanding dengan uptake gas anestetik dan oksigen oleh pasien dan sirkuit itu sendiri
(anestesia sistem tertutup).
9. Karena katup satu arah, apparatus rongga mati dalam sistem lingkaran terbatas pada area distal
dari titik pencampuran gas inspiratorik dan ekspiratorik di Y-piece. Tidak seperti sirkuit
Mapleson, panjang tabung sistem lingkaran tidak mempengaruhi secara langsung rongga mati.
10.Fraksi oksigen inspirasi (FIO2) yang diberikan dengan sistem pernafasan resusitator pada
pasien berbanding proporsional langsung dengan konsentrasi oksigen dan kecepatan aliran
campuran gas yang disuplai ke resusitator (biasanya oksigen 100%) dan berbanding terbalik
dengan ventilasi menit yang diberikan pada pasien.
Sistem pernafasan memberikan saluran akhir untuk pemberian gas anestetik pada
pasien. Sirkuit pernafasan menghubungkan pasien dengan mesin anestesia
(Gambar 3-1). Banyak desain sirkuit yang berbeda yang telah berkembang,
masing-masing dengan berbagai derajat efisiensi, kenyamanan, dan kompleksitas.
Bab ini membahas sistem pernafasan yang paling penting: insuflasi, draw-over,
sirkuit Mapleson, sistem lingkaran, dan sistem resusitasi
Sebagian
besar
klasifikasi
sistem
pernafasan
secara
artificial
INSUFLASI
Istilah insuflasi biasanya menunjukkan ditiupkannya gas anestesi ke wajah pasien.
Walaupun insuflasi dikategorikan sebagai sistem pernafasan, hal ini mungkin
lebih baik dianggap sebagai teknik yang menghindari hubungan langsung antara
sirkuit pernafasan dan jalan nafas pasien karena anak-anak seringkali menahan
pemasangan masker wajah (atau jalur intravena), insuflasi khususnya berharga
selama induksi dengan anestesi inhalasi pada anak-anak (Gambar 3-2). Hal ini
berguna dalam situasi lainnya juga. Akumulasi karbon dioksida di bawah penutup
kepala dan leher adalah bahaya pembedahan opthalmik yang dilakukan dengan
anesthesia lokal. Insufflasi udara pada wajah pasien dengan kecepatan aliran yang
tinggi
(>10
L/menit)
menghindari
permasalahan
ini,
sementara
tidak
meningkatkan resiko timbulnya api dari akumulasi oksigen (Gambar 3-3). Karena
insuflasi menghindari kontak pasien langsung, tidak terdapat pernafasan ulang
dari gas yang diekpirasikan jika alirannya cukup tinggi. Akant tetapi, ventilasi
tidak dapat dikontrol dengan teknik ini, dan gas yang terinspirasi mengandung
jumlah udara atmosferis yang tidak dapat diperkirakan.
Pada aplikasi yang paling mendasar (Gambar 3-4), udara ditarik melalui
penguap resistensi rendah ketika pasien inspirasi. Pasien secara spontan
menghirup udara kamar dan agen dengan halogen potensial sering bermanifestasi
saturasi oksigen (SpO2) <90%, sebuah situasi yang diatasi dengan IPPV, oksigen
supplemental, atau keduanya. Fraksi oksigen inspirasi (F IO2) dapat disuplementasi
dengan menggunakan tube reservoir ujung-terbuka kira-kira 400 mL, yang
dipasangkan pada t-piece pada sisi upstream dari alat penguap. Pada range klinis
volume tidal dan kecepatan respiratorik, kecepatan aliran oksigen 1 L/menit
memberikan FIO2 sebesar 30% sampai 40%, atau 4 L/menit, F IO2 sebesar 60%
sampai 80%. Terdapat beberapa sistem draw-over komersial yang tersedia yang
memiliki sifat-sifat yang mirip (Tabel 3-1).
dan
reservoar
potensial
untuk
gas
anestesi.
Untuk
meminimalkan kebutuhan aliran gas segar, volume gas dalam tube pernafasan
pada sebagian besar sirkuit Mapleson harus paling tidak sebesar volume tidal
pasien.
penting pada semua sirkuit yang memberikan ventilasi tekanan positif melalui
tube pernafasan (misalnya, sistem lingkaran).
B. Inlet Gas Segar
Gas-gas (anestesi dicampur dengan oksigen atau udara) dari mesin anestesia
secara kontinyu memasuki sirkuit melalui inlet gas segar. Seperti yang
disiskusikan di bawah ini, posisi relative inlet gas segar adalah kunci dalam faktor
difrensiasi dalam performa sirkuit Mapleson.
C. Katup Pembatas Tekanan yang Dapat Disesuaikan (Katup PelepasTekanan, Katup Pop-Off)
Ketika gas anestetik memasuksi sirkuit pernafasan, tekanan akan naik jika aliran
masuk gas adalah lebih dari kombinasi uptake pasien dan sirkuit. Gas dapat keluar
dari sirkuit melalui katup APL, mengkontrol pembentukan tekanan ini. Gas yang
keluar memasuki atmosfir kamar operasi atau, lebih tepatnya, sistem pembuangan
gas sampah. Semua katup APL memungkinkan ambang batas tekanan yang
bervariasi untuk ventilasi. Katup APL harus terbuka sepenuhnya selama ventilasi
spontan sehingga tekanan sirkuit tetap dapat diabaikan selama inspirasi dan
ekspirasi. Ventilasi berbantu dan terkontrol memerlukan tekanan positif selama
inspirasi untuk ekspansi par. Tekanan parsial katup APL membatasi pengeluaran
gas, memungkinkan tekanan sirkuit positif selama kompresi kantung reservoar.
D. Kantung Reservoar (Kantung Pernafasan)
Kantung reservoar berfungsi sebagai reservoar gas anestesi dam metode untuk
menghasilkan
ventilasi
tekanan
positif.
Hal
tersebut
dirancang
untuk
terhadap tekanan jalan nafas yang tinggi, jika katup APL tidak sengaja dalam
posisi tertutup ketika gas segar terus mengalir ke dalam sirkuit.
Sebelum terjadi inhalasi, jika aliran gas segar melebihi ventilasi menit alveolar,
aliran masuk gas segar akan memaksa gas alveolar untuk tetap berada di tube
pernafasan untuk keluar dari katup APL. Jika volume tube pernafasan adalah
sebanding dengan atau lebih besar dari volume tidal pasien, inspirasi selanjutnya
akan mengandung gas segar saja. Karena aliran gas segar sebanding dengan
ventilasi menit adalah cukup untuk mencegah pernafasan ulang, desain Mapleson
A adalah sirkuit Mapleson yang paling efisien untuk ventilasi spontan.
Tekanan positif selama ventilasi terkontrol, akan tetapi, memerlukan katup
APL yang parsial tertutup. Walaupun beberapa gas alveolar dan segar keluar
melalui katup selama inspirasi, tidak ada gas yang dilepaskan selama ekspirasi,
karena gas yang dihembuskan menjadi stagnan selama fase ekspiratori ventilasi
tekanan positif. Sebagai akibatnya, aliran gas yang sangat segar (lebih dari tiga
kali ventilasi menit) diperlukan untuk mencegah pernafasan ulang dengan
Mapleson sirkuit A selama ventilasi terkontrol. Aliran gas segar siap tersedia
karena inlet gas segar ada di dekat katup APL pada Mapleson sirkuit B.
Menukar posisi katup APL dan inlet gas segar mengubah Mapleson A
menjadi Mapleson sirkuit D (Tabel 3-2). Mapleson sirkuit D efektif selama
ventilasi terkontrol, karena aliran gas segar memaksa udara alveolar keluar dari
pasien dan menuju katup APL. Dengan demikian, sekedar memindahkan
komponen sepenuhnya mengubah kebutuhan gas segar pada sirkuit Mapleson.
Sirkuit Bain adalah versi koaksial dari sistem Mapleson D yang
menggabungkan tube inlet gas segar dalam tube pernafasan (Gambat 3-7).
Modifikasi ini menurunkan beban sirkuit dan mempertahankan panas dan
kelembaban lebih baik daripada Mapleson sirkuit D konvensional sebagai akibat
dari pemanasan parsial pada gas inspiratori dengan pertukaran arus balik dengan
gas ekspirasi yang lebih hangat. Kerugian sirkkuit koaksial ini adalah
kemungkinan kusut atau lepasnya tube inlet gas segar. Inspeksi periodic pada tube
dalam adalah wajib untuk mencegah komplikasi ini; jika tidak diketahui,
kesalahan-kesalahan tersebut dapat mengakibatkan pernafasan ulang gas ekspirasi
yang signifikan.
SISTEM LINGKARAN
Walaupun sirkuit Mapleson mengatasi beberapa kerugian dari insuflasi dan sistem
draw-over, diperlukan aliran gas segar yang tinggi untuk mencegah pernafasan
ulang CO2 yang dihasilkan pada sampah agen anestesi, polusi lingkungan kamar
operasi, dan hilangnya panas dan kelembaban pasien (Tabel 3-3). Dalam usaha
untuk
menghindari
permasalahan-permasalahan
ini,
sistem
lingkaran
dan tube pernafasan inspirasi; (4) penghubung-Y; (5) katup satu arah ekspiratori
dan tube pernafasan ekspiratori; (6) katup APL; dan (7) reservoar (Gambar 3-8).
Amati bahwa air dan sodium hidroksida yang pada awalnya diperlukan
kemudian dibentuk kembali. Bahan absorbsi lainnya, barium hidroksida, tidak lagi
dipakai karena kemungkinan peningkatan bahaya kebakaran pada sistem
pernafasan.
Pewarna indikator pH (misalnya etil violet) berubah warna dari putih
menjadi ungu sebagai konsekuensi peningkatan konsentrasi ion hydrogen dan
bahan absorbsi sudah kepayahan (Tabel 3-5). Bahan absorbsi perlu diganti ketika
50% sampai 70% telah berubah warna. Walaupun granula yang sudah kepayahan
dapat kembali ke warna awal mereka jika diistirahatkan, tidak ada pemulihan
kapasitas absorsi yang signifikan yang terjadi. Ukuran granula adalah kompromi
antara area permukaan bahan absorpsi yang lebih tinggi pada granula kecil dan
resistensi terhadap aliran gas yang lebih rendah pada granula besar. Granula yang
umumnya digunakan sebagai bahan absorbsi CO2 adalah antara 4 dan 8 mesh;
jumlah mesh sesuai dengan jumlah lubang per inchi persegi kasa. Garam
dari pasien selanjutnya ketika ekspirasi membuka katup ekspiratori. Gas ini
dilepaskan melalui katup APL atau dihirup kembali oleh pasien setelah melewati
pengabsorbsi. Penutupan katup inspiratori selama ekspirasi mencegah gas
ekspiratori tercampur dengan gas segar di bagian inspiratori. Malfungsi dari salah
satu katup satu arah dapat memungkinkan pernafasan ulang CO 2, mengakibatkan
hiperkapnia.
Optimasi Desain Sistem Lingkaran
Walaupun komponen utama dari sistem lingkaran (katup satu arah, inlet gas segar,
katup APL, pengabsorbsi CO2, dan kantung reservoir) dapat ditempatkan dalam
beberapa susunan, susunan berikut lebih dipilih (Gambar 3-8):
Katup satu arah relatif dekat dengan pasien untuk mencegah aliran balik ke
dalam bagian inspiratori jika terjadi kebocoran sirkuit. Akan tetapi, katup
satu arah tidak ditempatkan di potongan-Y, karena hal itu mempersulit
konfirmasi orientasi yang tepat dan fungsi intraoperatif.
Katup satu arah dan bahan absorpsi meningkatkan resistensi sistem lingkaran,
khususnya dengan kecepatan respiratori yang tinggi dan volume tidal yang besar.
Akan tetapi, bahkan neonatus premature dapat diventilasi dengan sukses
menggunakan sistem lingkaran.
D. Kelembaban dan Konservasi Panas
Sistem pemberian gas medis mensuplai gas dehumidifikasi ke sirkuit anestesia
pada temperatur ruang. Gas ekspirasi, sebaliknya, tersaturasi dengan air pada
temperature tubuh. Dengan demikian, panas dan kelembaban gas inspirasi
tergantung pada proporsi relatif gas yang dihirup kembali dengan gas segar. Aliran
yang tinggi disertai dengan kelembaban yang relatif rendah, sedangkan aliran
yang rendah memungkinkan saturasi air yang lebih besar. Granula pengabsorsi
memberikan sumber panas dan kelembaban yang signifikan dalam sistem
lingkaran.
E. Kontaminasi Bakterial
Resiko minimal retensi mikroorganisma dalam komponen sistem lingkaran secara
teoritis menyebabkan infeksi respiratorik pada pasien selanjutnya. Karena alasan
ini, kadang digabungkan penyaring bacterial dalam tube pernafasan inspiratori
atau ekspiratori pada potongan-Y.
Kerugian Sistem Lingkaran
Walaupun sebagian besar permasalahan sirkuit Mapleson terpecahkan dengan
sistem lingkaran, kemajuan tersebut telah membawa pada kerugian lainnya:
ukuran yang lebih besar dan kurang portabel, peningkatan kompleksitas,
mengakibatkan resiko yang lebih tinggi untuk diskoneksi atau malfungsi;
komplikasi sehubungan dengan bahan absorbsi; dan kesulitan memprediksi
konsentrasi gas inspirasi selama aliran gas segar yang rendah.
RESUSITASI SISTEM PERNAFASAN
Konsentrasi tinggi oksigen dapat diberikan pada masker atau tube trakeal
selama ventilasi spontan atau terkontrol jika sumber aliran gas segar yang tinggi
terhubung pada ujung inlet. Katup pasien terbuka selama inspirasi terkontrol atau
spontan untuk memungkinkan aliran gas dari kantung ventilasi ke pasien.
Pernafasan ulang dicegah dengan melepaskan gas ekspirasi ke atmosfir melalui
tempat ekspirasi di katup ini. Kantung ventilasi yang kompressibel, dapat mengisi
ulang sendiri juga memiliki katup intake. Katup ini menutup selama kompresi
kantung, memungkinkan ventilasi tekanan positif. Kantung tersebut kemudian
diisi kembali dengan aliran melalui inlet gas segar dan melewati katup intake.
Menghubungkan reservoir dengan katup intake membantu mencegah masukknya
udara kamar. Susunan katup reservoir adalah benar-benar dua katup satu arah:
katup inlet dan katup outlet. Katup inlet memungkinkan udara sekitar untuk
memasuki kantung ventilasi kola aliran gas segar tidak adekuat untuk
mempertahankan pengisian reservoir. Tekanan positif dalam kantung reservoir
membuka kantung outlet, yang mengeluarkan oksigen jika aliran gas segar
berlebihan.
Kombinasi takikardia dan hipertensi selama anestesia umum harus selalu menjadi
peringatan bagi anestesiologis mengenai kemungkinan hiperkapnia atau hipoksia,
dimana keduanya memberikan tanda-tanda peningkatan aktifitas simpatis. Kondisi
yang mengancam nyawa ini dapat dengan cepat dan segera dihilangkan dengan
monitoring end-tidal CO2, pulse oksimetri, atau analisis gas darah arterial.
Penyebab takikardia dan hipertensi intraoperatif yang umum adalah
tingakat anestesia yang tidak adekuat. Normalnya, hal ini dikonfirmasi dengan
gerakan. Tetapi jika pasien mengalami paralisis, terdapat beberapa indicator yang
dapat diandalkan untuk anestesia ringan. Kurangnya respon terhadap satu dosis
opioid dapat memperingatkan anestesiologis mengenai kemungkinan penyebab
lain yang mungkin lebih serius.
Hipertermia maligna jarang terjadi tetapi harus dipertimbangkan dalam
kasus-kasus takikardia yang tidak dapat dijelaskan, khususnya jika disertai dengan
kontraksi premature. Obat-obatan tertentu yang digunakan dalam anestesia
(misalnya pancuronium, ketamine, ephedrine) menstimulasi sistem saraf simpatis
dan dapat menghasilkan atau mengeksaserbasasi takikardia dan hipertensi. Pasien
diabetic yang mengalami hipoglikemi karena pemberian insulin atau agen
hipoglikemik oral dengan masa kerja lama dapat mengalami perubahan
kardiovaskuler
yang
serupa.
Abnormalitas
endokrin
lainnya
(misalnya
anestesia
dan
diventilasi
dengan
kantung
resusitasi
sampai
perbaikan
dimungkinkan.
Apa konsekuensi lain dai hiperkapnia?
Hiperkapnia memiliki berbagai efek, sebagian besar di antaranya tertutupi dengan
anestesia umum. Aliran darah serebral meningkat sebanding dengan CO2 arterial.
Efek ini berbahaya pada pasien-pasien dengan peningkatan tekanan intracranial
(misalnya karena tumor otak). Tingkat CO2 yang sangat tinggi (>80 mm Hg) dapat
menyebabkan ketidaksadaran yang berhubungan dengan penurunan pada pH
cairan cerebrospinal. CO2 menyebabka depresi pada miokardium, tetapi efek
langsung ini biasanya tertutupi oleh aktifasi sistem saraf simpatik. Selama
anestesia umum, hiperkapnia biasanya mengakibatkan peningkatan output kardia,
peningkatan tekanan darah arterial, dan kecenderungan aritmia.
Peningkatan konsentrasi serum CO2 dapat melebihi kapasitasbuffering
darah, menyebabkan asidosis respiratorik. Hal ini menyebabkan kation lainnya
seperti Ca2+ dan K+ untuk berpindah ke ekstraseluler. Asidosis juga menggeser
kurva disosiasi oksighemoglobin ke kanan.
Karbon dioksida adalah stimulant respiratori yang kuat. Faktanya, untuk
setiap mmHg peningkatan Pa CO2 di atas nilai dasar, subjek sadar normal
meningkatkan ventilasi menit sebesar kira-kira 2-3 L/menit. Anestesia umum
sangat menurunkan respon ini, dan paralisis mengeliminasinya. Terakhir.
Hiperkapnia berat dapat menghasilkan hipoksia dengan menggantikan oksigen
dari alveoli.