Mesin Anestesi
KONSEP KUNCI
1. Kesalahan penggunaan sistem pemberian gas anestesia adalah tiga kali lipat lebih mungkin
terjadi daripada kegagalan peralatan untuk menyebabkan efek samping yang berhubungan
dengan peralatan. Kurangnya familiaritas operator dengan peralatan atau kegagalan untuk
memeriksa fungsi mesin, atau keduanya, adalah penyebab yang paling sering. Kesalahan ini
hanya mencapai 2% kasus di data ASA Closed Claims Project. Sirkuit pernafasan adalah
sumber luka tunggal yang paling umum (39%); hampir semua kejadian kerusakan
berhubungan dengan kesalahan penyambungan atau sambungan yang lepas.
2. Mesin anestesia mendapatkan gas medis dari suplai gas, mengkontrol aliran dna mengurangi
tekanan gas yang diinginkan ke tingkat yang aman, menguapkan anestesi yang mudah
menguap menjadi campuran gas akhir, dan memberikan gas ke sirkuit pernafasan yang
terhubung ke jalan nafas pasien. Ventilator mekanis terpasang pada sirkuit pernafasan tetapi
dapat dilepaskan dengan sesuah tombol selama ventilasi spontan atau manua (kantong).
3. Walaupun suplai oksigen dapat lewat langsung ke katup kontrol alirannya, nitrit oksida, udara,
dan gas-gas lainnya pertama-tama harus melewati peralatan keamanan sebelum mencapai
katup kontrol aliran masing-masing. Peralatan in memungkinkan aliran gas-gas lainnya hanya
jika terdapat tekanan oksigen yang cukup pada peralatan keamanan dan membantu mencegah
pemberian campuran hipoksik yang tidak disengaja pada keadaan kegagalan suplai oksigen.
4. Fitur keamanan lainnya dari mesin anestesi adalah hubungan aliran gas nitrit oksida ke aliran
gas oksigen; susunan ini membantu memastikan konsentrasi oksigen minimum sebesar 25%/
5. Semua penguap modern adalah spesifik untuk agen dan temperatur telah diperbaiki, mampu
memberikan konsentrasi agen yang konstan walaupun terdapat perubahan temperatur atau
aliran melalui penguap.
6. Peningatan pada tekanan jalan nafas dapat member sinyal memburuknya kompliansi
pulmoner, peningkatan volume tidal, atau obstruksi pada sirkuit pernafasan, tube trakeal, atau
jalan nafas pasien. Penurunan tekanan dapat mengindikasikan perbaikan pada kompliansi,
penurunan volume tidal, atau kebocoran pada sirkuit.
7. Secara tradisional, ventilator pada mesin anestesia memiliki desain sistem sirkuit ganda dan
tenaga pneumatic dan dikontrol secara elektronis. Mesin yang lebih baru juga menggabungkan
kontrol mikroprosesor yang bergantung pada tekanan canggih dan sensor aliran. Beberapa
mesin anestesia memiliki ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit tunggal.
8. Keuntungan mayor dari ventilator piston adalah kemampuannya untuk memberikan volume
tidal yang akurat pada pasien dengan kompliansi paru yang sangat buruk dan pada pasien yang
sangat kecil.
9. Kapanpun ventilator digunakan alarm diskoneksi harus diaktifasi secara pasif. Stasiun kerja
anestesia harus memiliki setidaknya tiga alarm diskoneksi: tekanan rendah, volume tidak yang
diekspirasikan rendah, dan karbon dioksida yang diekspirasikan rendah.
10.Karena katup luapan ventilator tertutup selama inspirasi, aliran gas segar dari outlet gas umum
mesin tersebut normalnya berkontribusi pada volume tidal yang diberikan pada pasien.
11. Penggunaan katup siraman oksigen selama siklus inspiratori ventilarot harus dihindari karena
katup luapan ventilator akan tertutup dan katup pembatas kecepatan yang dapat disesuaikan
(adjustable pressure limiting/APL) dieksklusikan, semburan oksigen (600-1200 mL/detik) dan
tekanan sirkuit akan ditransferkan ke paru pasien.
12.Ketidakcocokan yang besar antara volume tidal yang ditetapkan dan yang sebenarnya
seringkali teramati di kamar operasi selama ventilasi dengan volume terkontrol. Penyebabnya
antara lain kompliansi sirkuit pernafasan, kompresi gas, penggabungan aliran gas segarventilator, dan kebocoran pada mesin anestesia, sirkuit pernafasan, atau jalan nafas pasien.
13.Pembuangan gas sampah membuang gas-gas yang telah dilepaskan dari sirkuit pernafasan
oleh katup APL dan katup luapan ventilator polusi lingkungan kamar operasi dengan gas
anestesi dapat menyebabkan bahaya kesehatan pada personel bedah.
14.Inspeksi rutin pada peralatan anestesia sebelum setiap penggunaan meningkatkan familiaritas
operator dan mengkonfirmasi fungsi yang benar. Food dan Drug Administration AS telah
menyediakan prosedur checkout generik untuk mesin gas anesthesia dan sistem pernafasan.
Tidak ada bagian peralatan yang memiliki kaitan lebih erat dengan praktik
anestesiologi daripada mesin anestesia (Gambar 4-1). Pada tingkat yang paling
dasar, anestesiologis menggunakan mesin anestesia untuk mengkontrol ventilasi
dan pemberian oksigen pasien dan untuk memberikan anestesi inhalasi. Fungsi
mesin yang benar adalah penting untuk keamanan pasien. Mesin anestesia modern
telah menjadi sangat canggih, menggabungkan berbagai fitur dan peralatan
keamanan built-in, monitor, dan berbagai mikroprosessor yang dapat berintegrasi
dan memonitor semua komponen. Monitor tambahan dapat ditambahkan di
eksternalnya dan seringkali masih terintegrasi sepenuhnya. Terlebih lagi, desain
mesin moduler memungkinan berbagai variasi konfigurasi dan fitur dalam lini
produk yang sama. Istilah stasiun kerja anestesia dengan demikian sering
digunakan untukmesin anesthesia modern. Terdapat dua pabrik mesin anesthesia
mayor di Amerika Serikat, Datex-Ohmeda (GE Healthcare) dan Drger Medical.
Pabrik lainnya (misalnya, Mindray) memproduksi sistem pemberian anestesia.
Penyedia anestesia perlu berhati-hati membahas manual operasi yang ada pada
praktik klinis mereka.
didefinisikan
sebagai
konfigurasi
nonfungsional
dan
tidak
National
Standards
Institute
dan
selanjutnya
ASTM
TINJAUAN
Dalam bentuk yang paling dasar, mesin anesthesia mendapatkan gas medis dari
suplai gas, mengkontrol aliran dan menurunkan tekanan gas yang diinginkan ke
tingkat yang aman, menguapkan anestesi yang mudah menguap menjadi
campuran gas akhir, dan memberikan gas tersebut ke sirkuit pernafasan yang
terhubung ke jalan nafas pasien (Gambar 4-2 dan 4-3). Ventilator mekanik
menempel pada sirkuit pernafasan tetapi dapat dikeluarkan dengan sebuah tombol
selama ventilasi spontan atau manual (kantung). Suplai oksigen pelengkap dan
regulator pengisap juga biasanya ada di stasiun kerja. Sebagai tambahan dari fitur
keamanan standar (Tabel 4-1) mesin anestesia yang terbaik memiliki fitur
keamanan tambahan, peningkatan, dan prosesor komputer built-in yang
mengintegrasikan dan memonitor semua komponen, melakukan pemeriksaan
mesin otomatis, dan menyediakan plihan-pilihan seperti pencatatan otomatis dan
jaringan monitor dan sistem informasi rumah sakit eksternal (Gambar 4-4).
SUPLAI GAS
Sebagian besar mesin meiliki inlet gas untuk oksigen, nitrit oksida, dan udara.
Model yang padat seringkali kekurangan inlet udara, sedangkan mesin lainnya
dapat memiliki inlet keempat untuk helium, heliox, karbon dioksida, atau nitrit
oksida. Inlet yang terpisah disediakan untuk suplai gas jalur pipa primer yang
melewati dinding-dinding fasilias perawatan kesehatan dan suplai gas silinder
sekunder. Mesin-mesin dengan demikian memiliki dua pengukur tekanan inlet gas
untuk masing-masing gas: satu untuk tekanan jalur pipa dan yang lain untuk
tekanan silinder.
suhu 20C, silinder yang penuh mengandung 600 L oksigen pada tekanan 1900
psig, dan 1590 of nitrit oksida pada tekanan 745 psig. Tekanan silinder biasanya
diukur dengan pengukur tekanan Bourdon (Gambar 4-5). Tube fleksibel ddalam
pengukur ini menjadi lurus ketika terkena tekanan gas, menyebabkan mekanisme
gerigi menggerakkan jarum penunjuk.
melewati pengukur tekanan dan katup penjaga, gas jalur pipa berbagi jalur yang
sama dengan gas silinder. Katup pembebas tekanan tinggi yang disediakan untuk
masing-masing gas diatur untuk terbuka ketika tekanan suplai melebihi batas
keamanan maksimum mesin tersebut (95110 psig), seperti yang dapat terjadi saat
kegagalan regulator pada silinder. Beberapa mesin juga menggunakan regulator
kedua untuk menurunkan tekanan jalur pipa dan silinder lebih jauh lagi (regulasi
tekanan dua-tahap). Reduksi tekanan tahap kedua juga mungkin diperlukan untuk
flowmeter oksigen tambahan, mekanisme siraman oksigen, atau mendorong gas
untuk memberi tenaga ventilator pneumatik.
Suplai oksigen
Peralatan Perlindungan Kegagalan
Walaupun suplai oksigen dapat lewat secara langsung ke katup kontrol alirannya,
nitrit oksida, udara (pada beberapa mesin), dan gas-gas lainnya pertama-tama
harus melewati peralatan keamanan sebelum mencapai katup kontrol aliran
mereka masing-masing. Pada mesin lainnya, udara lewat secara langsung ke katup
kontrol alirannya, hal ini memungkinkan pemberian udara bahkan pada keadaan
tidak adanya oksigen. Peralatan ini memungkinkan aliran gas lainnya hanya jika
terdapat tekanan oksigen yang cukup di peralatan keamanan dan membantu
mencegah pemberikan campuran hipoksik yang tidak disengaja pada keadaan
kegagalan suplai oksigen. Dengan tambahan pada suplai katup kontrol aliran
oksigen, oksigen dari jalur inlet umum digunakan sebagai peralatan keamanan
tekanan, katup siraman oksigen, dan outlet tenaga ventilator (pada beberapa
model). Peralatan keamanan merasakan tekanan oksigen melalui jalur tekanan
kemudi kecil yang dapat berasal dari inlet gas atau regulator sekunder. Pada
beberapa rancangan mesin anestesia (misanya Datex-Ohmeda Excel), jika jalur
tekanan kemudi jatuh di bawah ambang batas (yaitu, 20 psig), katup penutup akan
menutup, mencegah pemberian gas lainnya. Istilah fail-safe and nitrous cut-off
sebelumnya digunakan untuk katup penutup nitrit oksida.
Sebagian besar mesin modern (khususnya Datex-Ohmeda) menggunakan
peralatan keamanan yang sebanding daripada katup penutup ambang batas.
Peralatan-peralatan ini, disebut peralatan perlindungan kegagalan oksigen
(Drger) atau regulator keseimbangan (Datex-Ohmeda), secara proporsional
mereduksi tekanan nitrit oksida dan gas-gas lainnya kecuali udara (Gambar 4-7
dan 4-8). Peralatan tersebut sepenuhnya menutup nitrit oksida dan aliran gas
lainnya hanya di bawah tekanan oksigen minimum yang ditetapkan (yaitu 0.5 psig
untuk nitrit oksida dan 10 psig untuk gas lainnya).
Jika terjadi kebocoran dalam atau pada aliran downstream dari flowmeter
oksigen, campuran gas hipoksik dapat diberikan pada pasien (Gambar 4-11).
Untuk mereduksi resiko ini, flowmeter oksigen selalu diposisikan downstream
pada semua flowmeter lainnya (paling dekat dengan alat penguap).
oksida. Perlu diingat bahwa peralatan keamanan ini tidak mempengaruhi aliran
gas ketiga (misalnya, udara, helium, atau karbon dioksida).
Alat penguap
Anestesi yang mudah menguap (misalnya, halothane, isoflurane, desflurane,
sevoflurane) harus diuapkan sebelum diberikan pada pasien. Alat penguap
memiliki tombol-tombol kalibrasi-konsentrasi yang dengan tepat menambahkan
agen anestesi yang mudah menguap pada kombinasi aliran gas dari semua
flowmeter. Mereka harus terletak di antara flowmeter dan outlet gas umum.
Terlebih lagi, kecuali mesin menerima hanya satu alat penguap setiap kalinya,
semua mesin anestesia harus memiliki peralatan interlock atau eksklusi yang
mencagah penggunaan lebih dari satu alat penguap secara bersamaan.
A. Fisika dari Penguapan
Pada temperature yang ditemukan di kamar operasi, molekul anestesi yang mudah
menguap pada wadah tertutup didistribusikan antara fase cair dan gas. Molekul
gas membombardir dinding wadah, menciptakan tekanan uap tersaturasi dari agen
tersebut. Tekanan uap tergantung pada karakteristik dari agen mudah menguap
dan temparaturnya. Semakin besar temperaturnya, semakin besar kecenderungan
bagi molekul cair untuk lepas ke fase gas dan semakin besar tekanan uap (Gambar
4-15). Penguapan memerlukan energi (panas laten dari penguapan), yang
mengakibatkan hilangnya panas dari cairan. Ketika penguapan terjadi, temperatur
cairan anestesi yang tersisa turun dan tekanan uap menurun kecuali panas siap
tersedia untuk memasuki sistem. Alat penguap mengandung sebuah ruang dimana
gas karier menjadi tersturasi dengan agen yang mudah menguap.
digunakan, desflurane memiliki titik didih yang paling rendah (22.8C pada 760
mmHg).
B. Ketel Tembaga
Alat penguap ketel tembaga tidak lagi digunakan pada anestesi klinis; akan tetapi
memahami bagaimana cara kerjanya memberikan pandangan yang berharga
mengenai pemberian anestesi yang mudah menguap (Gambar 4-16). Alat ini
diklasifikasikan dalam alat penguap aliran-terukur (atau alat penguap flowmeterterkontrol). Pada ketel tembaga, jumlah gas karier yang menggembung melalui
anestesi yang mudah menguap dikontrol oleh flowmeter yang ditetapkan. Katup
ini kemudian dimatikan ketika sirkuit alat penguap tidak digunakan. Tembaga
digunakan sebagai metal konstruksi karena relatif panas spesifiknya yang relatif
tinggi (kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gr
substansi sebesar 1C) dan konduktifitas termal yang tinggi (kecepatan
konduktansi panas melalui suatu substansi) meningkatkan kemampuan alat
penguap untuk mempertahankan temperature konstan. Semua gas yang memasuki
alat penguap melewati cairan anestesi dan menjadi tersaturasi dengan uap. Satu
mililiter cairan anestesi adalah sebanding dengan kira-kira 200 mL uap anestesi.
Karena tekanan uap anestesi yang mudah menguap adalah lebih besar daripada
tekanan parsial yang diperluka untuk anestesia, gas tersaturasi yang meninggalkan
ketel tembaga harus diencerkan sebelum mencapai pasien.
Sebagai contoh, tekanan uap halotane adalah 243 mmHg pada suhu 20C,
sehingga konsentrasi halothane yang keluar dari ketel tembaga pada tekanan 1
atmosfir akan menjadi 243/760, atau 32%. Jika 100 mL oksigen memasuki ketel,
sekitar 150 mL gas keluar (oksigen awal 100 mL ditambah 50 mL uap halothane
tersaturasi), sepertiganya adalah uap halotane tersaturasi. Untuk memberikan
konsentrasi halotane 1% (MAC 0.75%), uap halothane 50 mL dan gas karier 100
mL yang meninggalkan ketel tembaga telah diencerkan dalam total 5000 mL
aliran gas segar. Dengan demikian, setiap 100 mL oksigen yang melalui alat
penguap halothane menjadi peningkatan konsentrasi 1% jika total aliran gas ke
sirkuit pernafasan adalah 5 L/menit. Dengan demikian ketika aliran total
ditetapkan, aliran melalui alat penguap menentukan konsentrasi anestesi akhir.
Isoflurane memiliki tekanan uap yang hampir identik, sehingga terdapat hubungan
yang sama antara aliran ketel tembaga, aliran gas total, dan konsentrasi anestesi.
Akan tetapi, jika total aliran gas berubah tanpa penyesuaian pada aliran ketel
tembaga (misalnya, kehabisan silinder nitrit oksida), konsentrasi anestesi mudah
menguap yang diberikan meningkat dengan cepat sampai tingkat yang berpotensi
bahaya.
C. Alat Penguap Konvensional Modern
Semua alat penguap modern adalah spesifik untuk agen dan temperaturnya
disesuaikan, mampu memberikan konsentrasi agen yang konstan bagaimanapun
perubahan temperatur atau alurannya melalui alat penguap. Memutar satu kenop
kontrol terkalibrasi dengan arah berlawanan arah jarum jam sampai dengan
persentase yang diinginkan mengubah fraksi kecil yang tepat dari aliran gas total
dalam gas karier, yang mengalir melewati anestesi cair di kamar penguap,
membuat keseimbangan yang keluar dari alat penguap tidak berubah (Gambar 417). Karena beberapa gas yang masuk tidak pernah terpapar dengan cairan
anestesi, tipe alat penguap spesifik agen ini juga dikenal sebagai alat penguap
variabel-bypass.
area bypass. Fluktuasi pada tekanan dari ventilasi tekanan positif pada mesin
anestesia yang lebih tua dapat menyebabkan pembalikan aliran sementara melalui
alat penguap, mengubah pemberian agen dengan tidak terprediksi. Efek pompa
ini lebih menonjol dengan aliran yang rendah. Katup penjaga satu arah antara alat
penguap dan katup siraman oksigen (Datex-Ohmeda) bersama dengan beberapa
modifikasi desain pada unit yang lebih baru membatasi terjadinya beberapa
permasalahan-permasalahan ini. Alat penguap variabel bypass mengkompensasi
perubahan-perubahan pada tekanan lingkungan (misalnya, perubahan ketinggian
yang mempertahankan tekanan parsial gas anestesi relatif).
D. Alat Penguap Elektronik
Alat penguap yang dikontrol secara elektronik harus digunakan untuk desflurane
dan digunakan untuk semua anestesi yang mudah menguap pada beberapa mesin
anestesia yang canggih.
1. Alat penguap desflurane Tekanan uap desflurane adalah sedemikian tinggi
sehingga pada ketinggian permukaan laut agen ini hampir mendidih pada
temperatur kamar (Gambar 4-15). Sifat mudah menguap yang besar ini,
bersama dengan potensi hanya seperlima dari agen mudah menguap lainnya,
memberikan masalah yang unik dalam pemberiannya. Pertama, penguapan
yang diperlukan untuk anestesia general memproduksi efek pendinginan yang
akan menutupi kemampuan alat penguap konvensional untuk mempertahankan
temperatur konstan. Kedua, karena agen ini menguap dengan sangat luas, akan
diperlukan aliran gas segar yang sangat tinggi untuk mengencerkan gas karier
sampai konsentrasi yang relevan secara klinis. Permasalahan-permasalahan ini
telah ditunjukkan dengan perkembangan alat penguap desflurane khusus. Suatu
reservoar yang mengandung desflurane (tempat desflurane) dipanaskan secara
elektris sampai 39C (signifikan lebih tinggi daripada titik didihnya)menciptakan
tekanan uap sebesar 2 atmosfir. Tidak seperti alat penguap variabel bypass, tidak
ada aliran gas segar melalui tempat desflurane. Daripada itu, uap desflurane murni
bergabung dengan campuran gas segar sebelum keluar dari alat penguap. Jumlah
uap desflurane yang dilepaskan dari tempatnya tergantung dari konsentrasi yang
dipilih dengan memutar tombol kontrol dan kecepatan aliran gas segar. Walaupun
Tec 6 Plus mempertahankan konsentrasi desflurane yang konstan pada range yang
luas dari kecepatan aliran gas segar, alat tersebut tidak dapat secara otomatis
mengkompensasi perubahan-perubahan pada peningkatan. Penurunan tekanan
lingkungan sekitar (misalnya, peningkatan yang tinggi) tidak mempengaruhi
konsentrasi agen yang diberikan, tetapi menurunkan tekanan parsial dari agen
tersebut. Dengan demikian, pada peningkatan yang tinggi, anestesiologis harus
secara manual meningkatkan kontrol konsentrasi.
2. Alat penguap kaset Aladin Alat penguap ini dirancang untuk penggunaan
dengan mesin Datex-Ohmeda S/5 ADU dan Aisys. Aliran gas dari kontrol aliran
dibagi dalam aliran bypass dan aliran kamar cairan (Gambar 4-18). Bagian
terakhir ditujukan pada kaset yang spesifik-agen, berkode warna (kaset Aladin)
dimana anestesi mudah menguap diuapkan. Mesin tersebut menerima hanya satu
kaset setiap kalinya dan mengenali kaset melalui label magnetik. Kaset tidak
mengandung saluran aliran bypass; dengan demikian, tidak seperti alat penguap
tradisional, anestei cair tidak dapat lolos selama penanganan dan kaset dapat
dibawa dalam posisi apapun. Setelah meninggalkan kaset, aliran kamar cairan
yang sekarang tersaturasi anestesi bergabung kembali dengan aliran bypass
sebelum keluar dari outlet gas segar. Katup pembatas aliran di dekat aliran bypass
membantu menyesuaikan jumlah gas segar yang mengalir ke kaset. Menyesuaikan
rasio antara aliran bypass dan kamar cairan mengubah konsentrasi agen anestesi
mudah menguap yang diberikan pada pasien. Pada praktiknya, dokter mengubah
konsentrasi dengan memutas roda agen, yang mengoperasikan potensiometer
digital. Piranti lunak mengatur konsentrasi agen gas segar yang diinginkan
menurut jumlah pulse output dari roda agen. Sensor pada kaset mengukur tekanan
dan temperatur, dengan demikian menentukan konsentrasi agen pada gas yang
meninggalkan kaset. Aliran kamar cairan yang tepat dihitung berdasarkan
konsentrasi gas yang diinginkan dan konsentrasi gas kaset yang ditentukan.
Analizer Oksigen
Anestesia general tidak boleh diberikan tanpa analizer oksigen pada sirkuit
pernafasan. Terdapat tiga tipe analizer oksigen: polarografis (elektroda
Clark), galvanic (sel bahan bakar), dan paramagnetis. Dua teknik pertama
menggunakan sensor elektrokimia yang mengandung elektroda katoda dan anoda
yang dipasangakan dalam gel elektorlit yang dipisahkan dari gas sampel dengan
membran permeable-oksigen (biasanya Teflon). Ketka oksigen bereaksi dengan
elektroda, dihasilkan arus yang sebanding dengan tekanan parsial oksigen pada
gas sampel. Sensor galvanic dan polarografis berbeda dalam komposisi elektroda
dan gel elektrolit mereka. Komponen sel galvanic mampu menyediakan tenaga
kimia yang cuup sehingga reaksinya tidak memerlukan sumber tenaga eksternal.
Walaupun biaya awal dari sensor paramagnetic adalah lebih besar daripada
sensor elektrokimia, peralatan paramagnetis mampu berkalibrasi sendiri dan tidak
memiliki bagian yang dapat habis. Sebagai tambahan, waktu respon mereka
adalah cukup cepat untuk membedakan antara konsentrasi oksigen inspirasi dan
ekspirasi.
Semua analizer oksigen harus memiliki alarm tingkat-rendah yang secara
otomatis teraktifasi dengan menyalakan mesin anestesia. Sensor tersebut perlu
diletakkan pada bagian inspiratorik atau ekspiratorik dari sirkuit pernafasan sistem
lingkaran tersebut tetapi tidak pada jalur gas segar. Sebagai akibat dari konsumsi
oksigen pasien sendiri, bagian ekspiratorik memiliki tekanan parsial oksigen yang
sedikit lebih rendah daripada bagian inspiratori, khususnya pada aliran gas segar
yang
rendah.
Peningkatan
kelembaban
gas
ekspirasi
tidak
signifikan
Anemometer
kawat-panas
menggunakan
kawat
platinum
halus,
dipanaskan secara elektris pada temperatur konstan, dalam aliran gas. Efek
pendinginan pada aliran gas yang meningkat pada elektroda kawat menyebabkan
perubahan pada resistensi elektris. Pada anemometer resistensi-konstan, aliran gas
ditentukan dari arus yang diperlukan untuk mempertahankan temparatur (dan
resistensi) kawat yang konstan. Kerugiannya termasuk ketidakmampuan untuk
mendeteksi aliran balik, kurangnya akurasi pada kecepatan aliran yang tinggi, dan
kemungkinan bahwa kawat yang dipanasi dapat menjadi sumber percikan
potensial untuk kebakaran di manifold pernafasan.
Sensor aliran ultrasonik bergantung pada penghentian aliran gas yang
dihasilkan oleh pusaran turbulen pada arus aliran. Sinar ultrasonik upstream dan
downstream, dihasilkan dari kristal piezoelectric, ditransmisikan pada suatu sudut
ke arus gas. Pergeseran frekuensi Doppler pada sinar tersebut adalah sebanding
dengan kecepatan aliran pada sirkuit pernafasan. Keuntungan utamanya termasuk
tidak adanya bagian yang bergerak dan akurasi yang lebih besar karena
independensi peralatan dari kepadatan gas.
Mesin-mesin dengan flowmeter orifisium yang bervariasi biasanya
menggunakan dua sensor (Gambar 4-21C). Satu mengukur aliran pada bagian
inspiratorik sistem pernafasan dan yang lain mengukur aliran pada bagian
ekspiratori. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan pada diameter internal
untuk menghasilkan penurunan tekanan yang sebanding dengan aliran melalui
sensor. Tube yang jernih menghubungkan sensor ke tranduser tekanan yang
berbeda-beda dalam mesin anestesia (Datex-Ohmeda 7900 SmartVent). Perubahan
pada aliran gas selama fase inspiratori dan ekspiratori membantu ventilator untuk
menyesuaikan dan menyediakan volume tidal yang konstan. Akan tetapi, karena
kondensasi yang berlebihan dapat terjadi kegagalan sensor ketika digunakan
dengan sirkuit yang lembab yang dipanaskan.
Pneumotachograph adalah flowmeter orifisium yang dapat berfungsi
sebagai spirometer. Bundle parallel dari tube berdiameter kecil pada ruang
(Fleisch pneumotachograph) atau kasa berlubang memberikan sedikit resistensi
pada aliran udara. Penurunan tekanan saat melewati resistensi ini dirasakan oleh
transduser tekanan diferensial dan sebanding dengan kecepatan aliran. Integrasi
kecepatan aliran seiring waktu menghasilkan volume tidal. Terlebih lagi, analisis
Tekanan Sirkuit
Pengukur tekanan atau sensor elektronik selalu digunakan untuk mengukur
tekanan sirkuit pernafasan di suatu tempat antara katup satu arah ekspiratori dan
inspiratori; lokasi pastinya tergantung pada model mesin anestesia. Tekanan
sirkuit pernafasan biasanya mencerminkan tekanan jalan nafas jika diukur sedekat
mungkin dengan jalan nafas pasien. Pengukuran yang paling akurat pada tekanan
inspiratorik dan ekspiratorik dapat diperoleh dari penghubung-Y (misalnya, sensor
D-lite dan Pedi-lite). Peningkatan pada tekanan jalan nafas dapat memberi sinyal
memburuknya kompliansi pulmoner, peningkatan pada volume tidal, atau
obstruksi pada sirkuit pernafasan, tube trakeal, atau jalan nafas pasien. Penurunan
pada tekanan dapat mengindikasikan perbaikan kompliansi, penurunan volume
tidal, atau kebocoran pada sirkuit. Akan tetapi, jika tekanan sirkuit diukur pada
pengabsorbsi CO2, ini tidak akan selalu mencerminkan tekanan pada jalan nafas
pasien. Sebagai contoh, jepitan pada bagian ekspiratori tube pernafasan selama
ekspirasi akan mencegah nafas pasien keluar dari paru. Walaupun penumpukan
pada tekanan jalan nafas ini, pengukur tekanan pada pengabsorbsi akan terbaca
nol karena terganggu katup satu arah.
Beberapa mesin telah menggabungkan masukkan auditorik untuk
perubahan tekanan selama pemakaian ventilator.
Katup Pembatas Tekanan yang Dapat Disesuaikan
Katup pembatas tekanan yang dapat disesuaikan (APL), kadang disebut sebagai
katup penghilang tekanan atau pop-off, biasanya terbuka penuh selsma ventilasi
spontan tetapi harus ditutup sebagian selama ventilasi manual atau dengan
bantuan kantung. Katup APL sering memerlukan penyesuaian yang baik. Jika
tidak tertutup dengan mencukupi, hilangnya volume sirkuit yang berlebihan
karena kebocoran mencegah ventilasi manual. Pada waktu yang sama jika terlalu
tertutup atau tertutup sepenuhnya peningkatan progresif pada tekanan dapat
mengakibatkan barotrauma pulmoner (yaitu, pneumothoraks) atau kompromi
hemodinamik, atau keduanya. Sebagai tambahan fitur keamanan, katup APL pada
mesin modern berpertan sebagai peralatan pembatas-tekanan yang sebenarnya
yang tidak pernah dapat sepenuhnya ditutup; batas atasnya biasanya adalah 7080
cm H2O.
Pelembab
Kelembaban absplut didefinisikan sebagai berat uap air dalam 1 L gas (yaitu,
mg/L). Kelembaban relatif adalah rasio masa air aktual yang ada pada suatu
volume gas sampai jumlah maksimum air yang dimungkinkan pada temperatur
tertentu. Pada temperatur 37C dan 100% kelembaban relatif, kelembaban
absolute adalah 44 mg/L, sedangkan pada temperatur kamar (21C dan 100%
kelembaban) adalah 18 mg/L. gas inhalasi pada kamar operasi normalnya
diberikan pada temperatur kamar dengan sedikit atau tanpa pelembaban. Dengan
demikian gas-gas harus dihangatkan ke suhu tubuh dan disaturasi dengan air pada
traktus respiratori atas. Intubasi trakea dan aliran gas segar yang tinggi
melewatkan sistem pelembaban normal ini dan memaparkan jalan nafas bawah
terhadap gas-gas bersuhu ruang yang kering (<10 mg H2O/L).
Pelembaban gas oleh traktus respiratori bawah yang lama menyebabkan
dehidrasi mukosa, perubahan fungsi silier, dan, jika sangat lama, dapat berpotensi
menyebabkan
aktif
adalah
lebih
efektif
daripada
pelembab
pasif
dalam
Ventilator digunakan secara luas pada kamar operasi (OR) dan unit perawatan
intensif (ICU). Semua mesin anestesia modern dilengkapi dengan ventilator.
Sejarahnya, ventilator adalah lebih sederhana dan lebih padat daripada mesinmesin lain di ICU. Perbedaan ini menjadi semakin samar karena kemajuan
teknologi bersama dengan peningkatan kebutuhan akan ventilator tipe-ICU
seiring dengan semakin banyaknya pasien yang sakit kritis yang dating ke OR.
Ventilator pada beberapa mesin modern adalah sama canggihnya dengan mesin
ventilator di ICU dan memiliki kemampuan yang hampir sama. Setelah diskusi
umum mengenai prinsip-prinsip ventilator dasar, bagian ini membahas
penggunaan ventilator bersama dengan mesin anestesia.
Pembahasan
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan gradient tekanan antara
jalan nafas proximal dan alveoli. Unit yang lebih tua bergantung pada pembuatan
tekanan negative di sekitar (dan di dalam) dada (yaitu, paru besi), sedangan
ventilator modern menghasilkan tekanan positif dan aliran gas di jalan nafas atas.
Fungsi ventilator paling baik dideskripsikan sehubungan dengan empat fase siklus
ventilator: inspirasi, transisi dari inspirasi ke ekspirasi, ekspirasi, dan transisi dari
ekspirasi ke inspirasi. Walaupun terdapat beberapa skema klasifikasi, yang paling
umum adalah berdasarkan pada karakteristik fase inspiratori dan metode siklus
dari inspirasi ke ekspirasi. Kategori-kategori klasifikasi lainnya termasuk sumber
tenaga (missal, tekanan tinggi-pneumatik, pneumatic-Venturi, atau elektris),
desain (sistem sirkuit-tunggal, sistem sirkuit ganda, piston rotary, piston linear),
dan mekanisme kontrol (misalnya, timer elektronik atau mikroprosesor).
A. Fase Inspiratori
Selamainspirasi, ventilator menghasilkan volume tidal dengan memproduksi
aliran gas pada gradient tekanan. Mesin menghasilkan tekanan konstan (generator
tekanan konstan) atau kecepatan aliran gas konstan (generator aliran konstan)
selama inspirasi, tanpa memperhatikan perubahan pada mekanik paru (Gambar 423). Generator nonkonstan menghasilkan tekanan atau kecepatan liran gas yang
bervariasi selama siklus tetapi tetap konsisten dari nafas ke nafas. Sebagai contoh,
ventilator yang menghasilkan pola aliran menyerupai separuh siklus gelombang
sinus (misalnya, ventilator piston rotary) akan diklasifikasikan sebagai generator
aliran non-konstan. Peningkatan pada resistensi jalan nafas atau penurunan pada
kompliansi paru akan meningkatkan tekanan inspiratori puncak tetapi tidak akan
mengubah kecepatan aliran yang dihasilkan oleh tipe ventilator ini (Gambar 4-24).
katup kumparan yang dapat disesuaikan atau penekanan pneumatic pada katup
ekspirasi (siraman).
D. Fase Transisi dari Ekspirasi ke Inspirasi
Transisi menuju fase inspiratori selanjutnya dapat berdasarkan pada interval
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya atau perubahan pada tekanan. Perilaku
ventilator selama fase ini bersama dengan tipe siklus dari inspirasi ke ekspirasi
menentukan mode ventilator.
Selama ventilasi terkontrol, mode yang paling dasar dari semua ventilator,
nafas selanjutnya selalu terjadi setelah interval waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan demikian volume tidal dan kecepatannya ditetapkan pada
ventilasi kontrol-volume, sedangkan tekanan inspiratori puncak ditetapkan pada
ventilasi kontrol-tekanan. Mode ventilasi terkontrol tidak dirancang untuk
pernafasan spontan. Pada mode kontrol-volume, ventilator menyesuaikan
kecepatan aliran gas dan waktu inspirasi berdasarkan pada kecepatan ventilator
yang ditetapkan dan rasio I:E (Gambar 4-25A). Pada mode kontrol-tekanan,
waktu inspirasi juga berdasarkan pada kecepatan ventilator yang ditetapkan dan
rasio inspirasi-ekspirasi (I:E), tetapi aliran gas disesuaikan untuk mempertahankan
tekanan inspiratori yang konstan (Gambar 4-25B).
Sebaliknya, ventilasi mandatory intermiten (IMV) memungkinkan pasien
untuk bernafas secara spontan antara nafas terkontrol. Ventilasi mandatory
intermiten sinkronisasi (SIMV) adalah perbaikan tambahan yang membantu
mencegah
melawan
dimungkinkan,
ventilator
ventilator
mencoba
dan
penumpukan
untuk
nafas;
menyesuaikan
nafas
kapanpun
mekanis
mandatoris dengan penurunan tekanan jalan nafas di bawah tekanan ekspiratoriakhir yang terjadi ketika pasien memulai pernafasan spontan.
Desain Sirkuit Ventilator
Secara tradisional ventilator pada mesin anestesia memiliki desain sistem sirkuit
ganda dan memiliki tenaga pneumatic dan kontrol elektronis (Gambar 4-26).
Mesin yang lebih baru juga menggabungkan kontrol mikroprosesor yang
bergantung pada sensor tekanan dan aliran yang canggih. Fitur ini memungkinkan
berbagai mode ventilatori, PEEP elektronik, modulasi volume tidal, dan
peningkatan fitur keamanan. Beberapa mesin anestesia memiliki ventilator yang
menggunakan desain piston sirkuit-tunggal (Gambar 4-24).
yang lebih tua dengan pengembus gantung yang diberi tahanan terus terisi karena
gravitasi walaupun terdapat sambungan yang lepas pada sirkuit pernafasan.
C. Katup luapan
Kapanpun ventilator digunakan pada mesin anestesi, katup APL sistem lingkaran
harus dihilangkan secara fungsional atau terisolasi dari sirkuit. Tombol
kantung/ventilator khas melakukan hal ini. Ketika tombol tersebut dipasang pada
kantung ventilator dieksklusikan dan ventilasi spontan/manual (kantung) dapat
dilakukan. Ketika dipasang pada ventilator, kantung pernafasan dan APL
pada
tekanan
inspiratorik
puncak
dan
tekanan
plateau
Alarm Ventilator
Alarm adalah bagian integral dari semua ventilator anestesia modern. Kapanpun
ventilator digunakan alarm sambungan lepas harus diaktifasikan secara pasif.
Stasiun kerja anestesia harus memiliki setidaknya tiga alarm sambungan lepas:
tekanan inspiratori puncak rendah, volume tidal ekspirasi rendah, dan karbon
dioksida ekspirasi rendah. Yang pertama selalu dipasang dalam ventilator
sedangkan dua yang lainnya dapat berada dalam modul terpisah. Kebocoran kecil
atau lepasnya sambungan sirkuit pernafasan parsial dapat dideteksi dengan
penurunan yang halus pada tekanan inspirasi puncak, volume ekspirasi, atau
karbon dioksida tidal-akhir sebelum ambang batas alarm tercapai. Alarm
ventilator built-in lainnya termasuk tekanan inspirasi puncak yang tinggi, PEEP
yang tinggi, tekanan jalan nafas yang terus tinggi, tekanan negatif, dan tekanan
suplai oksigen yang rendah. Sebagian besar ventilatot anestesia modern juga telah
mengintegrasikan spirometer dan analizer oksigen yang memberikan alarm
tambahan.
= 200 mL/kali
sesederhana katup ambang batas yang terbuka pada tekanan tertentu atau sensor
elektronik yang tiba-tiba menghentikan fase inspiratori ventilator.
C. Ketidaksesuaian Volume Tidal
Ketidaksesuaian yang besar antara volume tidal yang ditetapkan dan yang
sebenarnya yang didapatkan pasien seringkali ditemukan di kamar operasi selama
ventilasi kontrol volume. Penyebabnya termasuk kompliansi sirkuit pernafasan,
kompresi gas, penggabungan aliran gas segar-ventilator (di atas), dan kebocoran
pada mesin anestesia, sirkuit pernafasan, atau jalan nafas pasien.
Kompliansi sirkuit pernafasan dewasa standar adalah sekitar 5 mL/cmH 2O.
Dengan demikian, jika tekanan inspiratori puncak adalah
20 cmH2, sekitar 100 mL dari volume tidal yang ditetapkan akan hilang pada
sirkuit yang mengembang. Karena alasan ini sirkuit pernafasan untuk pasien
pediatri dirancang agar lebih kaku, dengan kompliansi sebesar 1.52.5
mL/cmH2O.
Hilangnya kompresi, normalnya sekitar 3%, adalah karena kompresi gas
dalam pengembus ventilator dan dapat tergantung pada volume sirkuit pernafasan.
Dengan demikian, jika volume tidal adalah 500 mL sebanyak 15 mL gas tidal
yang ditetapkan dapat hilang. Sampling gas untuk capnografi dan pengukuran gas
anestesi menunjukkan tambahan hilang dalam bentuk kebocoran gas kecuali gas
yang diambil sampel dikembalikan ke sirkuit pernafasan, seperti yang terjadi pada
beberapa mesin.
Deteksi aktif dari ketidaksesuaian volume tidal adalah tergantung pada
dimana spirometer ditempatkan. Ventilator yang canggih mengukur volume tidal
inspirasi dan ekspirasi. Adalah penting untuk memperhatikan bahwa kecuali
spirometer ditempatkan pada penghubung-Y di sirkuit pernafasan, hilangnya
kompliansi dan kompresi tidak akan tampak.
Beberapa mekanisme telah dibangun dalam mesin anestesia yang lebih
baru untuk mereduksi ketidaksesuaian volume tidal. Selama pemeriksaanelektronik sendiri di awal, beberapa mesin mengukur kompliansi sistem total dan
selanjutnya menggunakan pengukuran ini untuk menyesuaikan penyimpangan
pengembus atau piston ventilator, kebocoran juga dapat diukur tetapi biasanya
tidak dikompensasi. Metode sebenarnya dari kompensasi volume tidal atau
modulasi bervariasi sesuai dengan pabrik dan modelnya. Pada satu desain sensor
aliran mengukur volume tidal yang diberikan pada katup inspirasi untuk beberapa
tarikan nafas dan menyesuaikan volume arah aliran gas terukur berikutnya untuk
kompensasi hilangnya volume tidal (penyesuaian umpan balik). Desain lainnya
secara terus-menerus mengukur gas segar dan aliran alat penguap dan mengurangi
jumlah ini dari aliran gas terukur (penyesuaian sebelumnya). Selain itu, mesin
yang menggunakan kontrol aliran gas elektronik dapat memisahkan aliran gas
segar dari volume tidal dengan pemberian aliran gas segar hanya selama
ekspiraasi. Terakhir, fase inspiratori dari aliran gas segar-ventilator dapat
dialihkan melalui katup pemisahan dalam kantung pernafasan, yang dieksklusikan
dari sistem lingkaran selama ventilasi. Selama ekspirasi katup pemisahan terbuka,
memungkinkan gas segar yang sementara tersimpan pada kantung untuk masuk ke
sirkuit pernafasan.
PEMBUANGAN GAS-SAMPAH
Pembuangan gas-sampah membuang gas-gas yang telah dikeluarkan dari sirkuit
pernafasan oleh katup APL dan katup luapan ventilator. Polusi lingkungan kamar
operasi dengan gas anestesi dapat memberikan bahaya kesehatan pada personel
bedah. Walaupun sulit untuk mendefinisikan tingkat paparan yang aman, National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) merekomendasikan batasan
konsentrasi ruang dari nitrit oksida sampai 25 ppm dan agen berhalogen sampai 2
ppm (0.5 ppm jika nitrit oksida juga digunakan) pada sampel terintegrasi-waktu.
Reduksi pada tingkat jejak tersebut dimungkinkan hanya dengan sistem
pembuangan gas sampah yang berfungsi dengan baik.
Untuk menghindari penumpukan tekanan, volume gas yang berlebih
dikeluarkan melalui katup APL pada sirkuit pernafasan dan katup luapan
ventilator. Kedua katup perlu dihubungkan ke selang (tube transfer) yang
mengarah pada penghubung pembuangan, yang dapat ada di dalam mesin atau
pelengkap eksternal (Gambar 4-29). Tekanan downstream ke penghubung perlu
dijaga antara 0.5 dan +3.5 cmH 2O selama kondisi operasi normal. Penghubung
pembuangan dapat dideskripsikan sebagai terbuka atau tertutup.
DISKUSI KASUS
Deteksi Kebocoran
Setelah induksi anestesia general dan intubasi pada laki-laki dengan berat
badan 70-kg untuk bedah elektif, ventilator pengembus berdiri diatur untuk
memberikan volume tidal sebesar 500 mL dengan kecepatan 10 kali/menit.
Dalam beberapa menit, anestesiologis menyadari bahwa pengembus tidak
nai ke atas penutup plastic jernihnya selama ekspirasi. Sesaat kemudian,
alarm sambungan lepas menyala.
Mengapa pengembus ventilator turun dan alarm sambungan lepas berbunyi?
Aliran gas segar ke dalam sirkuit pernafasan adalah tidak adekuat untuk
mempertahankan volume sirkuit yang diperlukan untuk ventilasi tekanan positif.
Pada situasi dimana tidak terdapat aliran gas segar, volume pada sirkuit
pernafasan akan perlahan turun karena uptake oksigen yang konstan oleh pasien
(konsumsi oksigen metabolik) dan absorbsi CO 2 yang diekspirasikan. Tidak
adanya aliran gas segar dapat disebabkan karena habisnya suplai oksigen rumah
sakit (ingat fungsi katup pengaman-kegagalan) atau kegagalan untuk menyalakan
katup kontrol aliran mesin anestesia. Kemungkinan-kemungkinan ini dapat
disingkirkan dengan memeriksa pengukur tekanan oksigen Bourdon dan
flowmeter. Penjelasan yang lebih mungkin adalah kebocoran gas yang melebihi
kecepatan aliran gas segar. Kebocoran khususnya penting pada anestesia sirkuit
tertutup.
melambung sesaat dan menetap pada tinggi awalnya. Jika terdapat kebocoran
substansial dalam mesin, obstruksi tube gas segar tidak akan menghasilkan
tekanan balik, dan pengapung tidak akan turun. Tes yang lebih sensitif untuk
mendeteksi kebocoran kecil yang terjadi sebelum outlet gas segar termasuk
memasangkan bulbus pengisap pada outlet seperti dideskripsikan pada langkah
Tabel 4-4. Koreksi kebocoran dalam mesin biasanya perlu memindahkannya dari
layanan.
Kebocoran dalam sirkuit pernafasan yang tidak terhubung pada pasien
segera terdeteksi dengan menutup katup APL, menyumbat Y-piece, dan
mengaktifasi siraman oksigen sampai sirkuit mencapai tekanan 2030 cmH 2O.
penurunan bertahap pada tekanan sirkuit mengindikasikan kebocoran dalam
sirkuit pernafasan (Tabel 4-4, langkah 11).
Bagaimana kebocoran pada sirkuit pernafasan dapat ditemukan?
Semua hubungan dalam sirkuit pernafasan adalah tempat potensial untuk
kebocoran gas. Survei cepat pada sirkuit dapat menunjukkan tube pernafasan yang
terpasang dengan longgar atau adaptor analyzer oksigen yang retak. Penyebab
yang lebih samar di antaranya termasuk lepasnya tube yang digunakan oleh alarm
sambungan lepas untuk memonitor tekanan sirkuit, katup APL terbuka, atau unit
pembuangan yang tidak disesuaikan dengan baik. Kebocoran biasanya dapat
diidentifikasi dengan audio atau dengan menggunakan larutan sabun pada
sambungan yang dicurigai dan mencari pembentukan gelembung.
Kebocoran dalam mesin anestesia dan sirkuit pernafasan biasanya dapat
terdeteksi jika mesin dan sirkuit telah menjalani prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan. Sebagai contoh, langkah 5 dan 11 pada rekomendasi FDA (Tabel 4-4)
akan menunjukkan kebocoran yang paling signifikan.