SENAM ASMA
DISUSUN OLEH :
PUTRA BARUNA
(110100037)
DEPARTEMEN PULMONOLOGI
DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIM MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sari pustaka ini
dengan judul Senam Asma
Penulisan sari pustaka ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Ilmu Penyakit Paru, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan sari pustaka ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan sari
pustaka selanjutnya. Semoga makalah sari pustaka ini bermanfaat, akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan..........................................................................................1
BAB 2 Tinjauan Pustaka.................................................................................. 3
2.1 Asma ............................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi Asma............................................................................3
2.3 Faktor-Faktor Pencetus Serangan Asma....................................3
2.4 Patofisiologi Asma.........................................................................4
2.5 Senam Asma................................................................................. 6
2.6 Gerakan-Gerakan Senam Asma................................................. 7
2.7 Prosedur Gerakan Senam Asma................................................8
2.7.1 Pemanasan dan peregangan........................................8
2.7.2. Prosedur Gerakan Pemanasan...................................8
2.7.3. Prosedur Gerakan Peregangan..................................10
2.7.4. Latihan Inti A...............................................................11
2.7.5. Latihan Inti B...............................................................13
2.7.6. Aerobik.........................................................................15
2.8 Pendinginan (Cooling Down) ...................................................17
2.9 Efek Samping Senam Asma ..................................................... 19
2.10Pengaruh
Sistem
Kardiovaskuler,
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Penderita asma di dunia tahun 2010 mencapai 300 juta orang dan akan
meningkat menjadi 400 juta pada tahun 2025. Buruknya kualitas udara dan
berubahnya pola hidup masyarakat menjadi penyebab meningkatnya jumlah
penderita asma.1 Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai
provinsi di Indonesia menunjukkan asma menempati urutan ke 5 dari 10 penyebab
kesakitan (Morbiditas)2. Jumlah penderita asma di Indonesia mencapai 12 juta
orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia, hasil penelitian tahun 2007,
prevalensi penyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4% dengan angka
kematian 13,3% karena gagal nafas sebagai akibat hipoksemia berat karena asma.3
Asma merupakan penyakit obstruksi saluran nafas dengan gejala-gejala
batuk, mengik dan sesak nafas. Penyempitan saluran nafas pada asma terjadi
sebagai akibat adanya obstruksi bronkus dan spasme otot polos pada bronkus
sehingga penderita mengalami kesulitan dalam bernafas. Penyebab asma pada
umumnya adalah allergen, dalam keadaan ini penderita perlu melakukan aktivitas
fisik yang tidak terlalu berat dan dapat meningkatkan kontraksi otot-otot
pernafasan dan dapat mengurangi frekuensi serangan asma. 4 Pada asma terjadi
proses inflamasi kronik yang menyebabkan hipereaktivitas dan 3 penyempitan
jalan nafas disebabkan oleh bronkospasme, edema mukosa, infiltrasi sel inflamasi
yang menetap dan hipersekresi mukus yang kental.5
Senam asma merupakan salah satu teknik pernafasan abdomen akan dapat
meningkatkan udara ekspirasi. Pernafasan abdomen identik dengan pernafasan
diafragmatik bermanfaat untuk meningkatkan dan menguatkan diafragma selama
pernafasan untuk mencapai peningkatan tekanan intra abdominal. 6 Senam Asma
adalah satu cara untuk melatih teknik bernafas yang efektif pada pasien asma, juga
merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan
pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun
juga oleh faktor gizi dan olahraga. Senam Asma atau olahraga bagi pasien asma
diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernafasan, menurunkan kadar serum IgE,
karena IgE adalah faktor utama penyebab respon inflamasi yang memainkan
sebuah peran penting dalam patofisiologi penyakit asma.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilasari Nenden (2011) dengan
judul Pengaruh frekuensi senam asma Indonesia terhadap keluhan serangan asma
pada pasien asma di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang, diperoleh
kesimpulan bahwa kegiatan senam asma Indonesia dapat mengurangi frekuensi
keluhan serangan asma pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas
Bandarharjo Kota Semarang. Hasil studi pendahuluan didapatkan data bahwa
jumlah pasien asma yang berkunjung / rawat jalan di Poliklinik Paru RSUD
Wangaya pada tahun 2011 sebanyak 971 orang, tahun 2012 sebanayak 873 orang
dan dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2013 sebanyak 545 orang.7
Peran latihan fisik dalam patofisiologi asma dan pengendalian penyakit
telah menjadi fokus perhatian untuk dipertimbangkan. Kapasitas ventilasi yang
lebih baik dan peredaan gejala yang terkait dengan asma adalah keuntungan yang
diperoleh dari latihan fisik untuk pasien asmatik. Latihan fisik menyebabkan
perbaikan kebugaran jasmani, mengurangi kependekan napas, mengurangi
pengkonsumsian steroid hirup pada pasien asma, mengurangi latihan fisik dapat
menyebabkan bronkospasme.8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asma
Asma adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh terjadinya
penyempitan bronkus yang berulang namun reversibel, dan diantara episode
penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal.
Keadaan ini pada orang-orang yang rentan terkena asma mudah ditimbulkan oleh
berbagai rangsangan, yang menandakan suatu keadaan hipereaktivitas bronkus
yang khas.9
2.2 Klasifikasi Asma
Sangat sukar untuk membedakan satu jenis asma dengan asma yang lain,
dahulu asma dibedakan menjadi asma alergik (ekstrinsik) dan non alergik
(instrinsik). Asma alergik terutama muncul pada waktu kanak-kanak mekanisme
serangannya melalui reaksi alergi tipe I terhadap allergen. Sedangkan asma
instrinsik tidak ditemukan adanya tanda-tanda reaksi hipersesitivitas terhadap
allergen. Klasifikasi tersebut dalam praktiknya tidak mudah dan pasien sering
mempunyai kedua sifat baik alergik maupun non alergik.
Global Initiative for Asma (GINA) mengajukan klasifilasi asma menjadi
asma intermiten, persisten ringan, sedang dan berat. Baru-baru ini berdasarkan
gejala siang, aktivitas, gejala malam, pemakaian obat pelega dan 9 eksaserbasi,
GINA membagi asma menjadi asma terkontrol, terkontrol sebagian dan tidak
terkontrol.9
2.3 Faktor-Faktor Pencetus Serangan Asma
1. Infeksi virus saluran nafas : influenza
2. Pemajanan terhadap allergen tungau, debu rumah, bulu binatang
3. Pemajanan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi
4. Kegiatan jasmani yang berlebihan (over training)
5 Ekspresi emosional takut, marah, gembira, frustasi
6 Obat-obat aspirin, penyekat beta, anti inflamasi non steroid
penyempitan di saluran nafas besar, sedangkan pada saluran napas yang kecil
gejala batuk dan sesak napas lebih dominan disbanding mengi.
Penyempitan saluran napas ternyata tidak merata diseluruh bagian paru.
Ada daerah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah kapiler yang melalui
daerah tersebut mengalami hipoksemia. Penurunan PaO2 mungkin merupakan
kelainan pada asma sub klinis, untuk mengatasi kekurangan oksigen, tubuh 11
melakukan hiperventilasi, agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Tetapi akibatnya
pengeluaran CO2 menjadi berlebihan sehingga PaCO2 menurun yang kemudian
menimbulkan alkalosis respiratorik. Pada serangan asma yang lebih berat lagi
banyak saluran napas dan alveolus tertutup oleh mucus sehingga tidak
memungkinkan lagi terjadinya pertukaran gas (difusi). Hal ini menyebabkan
hipoksemia dan kerja otot-otot pernapasan bertambah berat serta terjadi
peningkatan produksi CO2. Peningkatan produksi CO2 yang disertai dengan
penurunan ventilasi alveolus menyebabkan retensi CO2 (hiperkapnia) dan terjadi
asidosis respiratorik atau gagal napas. Hipoksemia yang berlangsung lama
menyebabkan asidosis metabolic dan kontriksi pembuluh darah paru yang
kemudian menyebabkan shunting yaitu peredaran darah yang tidak melalui unit
pertukaran gas yang baik, yang akibatnya memperburuk hiperkapnia. Dengan
kejadian ini penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal
seperti berikut: 1). Gangguan ventilasi berupa hipoventilasi. 2) .Ketidak
seimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak setara dengan
sirkulasi darah paru. 3). Gangguan difusi gas di tingkat alveoli. 11 Ketiga faktor
tersebut akan mengakibatkan hipoksemia, hiperkapnia, asidosis respiratorik pada
tahap yang sangat lanjut.Terjadinya infiltrasi sel radang yang menetap dan
hipersekresi mucus yang kental serta edema mukosa menyebabkan penebalan dari
membran alveolus.9 Penebalan membran alveolus mempengaruhi kecepatan difusi
gas dari alveolus menuju kapiler darah. Konsentrasi oksigen dalam darah akan
berkurang dengan menurunnya difusi oksigen diparu-paru.11
Dalam keadaan normal, proses difusi terjadi karena adanya perbedaan
tekanan parsial gas O2 antara atmosfer (159 mmHg), alveoli (103 mmHg) dan
kapiler paru (40 mmHg) (Ganong, 2008). Pada penderita asma, penegembangan
paru yang tidak optimal berdampak pada penurunan kapasitas vital paru serta
peningkatan residu fungsional dan volume residu paru.5 Penurunan kapasitas vital
paru yang disertai dengan peningkatan residu fungsional dan volume residu paru
menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan parsial gas antara tekanan parsial gas
oksigen dalam alveoli dengan tekanan parsial gas oksigen dalam darah kapiler
paru.11 Penurunan tekanan parsial gas oksigen dalam alveoli oleh karena
bronkospasme, menyebabkan kecilnya perbedaan gradient tekanan gas oksigen
dalam alveoli dengan kapiler. Penurunan tekanan oksigen alveoli yang lebih kecil
dari tekanan gas oksigen dalam paru menyebabkan terjadinya penurunan difusi
oksigen. Penurunan difusi oksigen dalam darah dapat dilihat secara sederhana
melalui penurunan saturasi oksigen yang dipantau dengan oksimetri nadi. Pada
penyakit asma, penggolongan asma dapat dibedakan berdasarkan nilai saturasi
oksigen yaitu :
a. Asma ringan didapatkan penurunan saturasi oksigen > 95 %
b. Asma sedang didapatkan penurunan saturasi oksigen antara 91- 95%
c. Asma berat didapatkan penurunan saturasi oksigen < 90%.12
2.5 Senam Asma
Senam Asma merupakan salah satu jenis terapi latihan yang
dilakukan secara berkelompok (exercise group) yang melibatkan aktifitas
gerakan tubuh atau merupakan suatu kegiatan yang membantu proses
rehabilitasi pernapasan pada penderita asma. Senam asma merupakan
senam yang diciptakan untuk penderita asma yang gerakannya disesuaikan
dengan kemampuaan dan kebutuhan penderita berdasarkan berat
ringannya penyakit asma.13
Senam asma merupakan salah satu bentuk kegiatan positif yang
dapat membantu pemulihan kondisi penderita asma. Senam asma juga
merupakan salah satu unsur penunjang pengobatan asma karena
keberhasilan pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat yang
dikonsumsi, namun juga ditentukan oleh faktor gizi dan olahraga. Bagi
penderita asma, olahraga yang tepat dan benar dapat meminimalisir
2.
3.
4.
Setelah
gerakan pendinginan
yaitu
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Letakkan kedua tangan di bahu, buka kaki selebar bahu. Pada hitungan 1
4 putar bahu ke depan seperti putaran roda. Lakukan gerakan sebaliknya
pada hitungan 5 8. Lakukan hal diatas bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
9.
Posisikan kedua tangan lurus disamping badan, buka kaki selebar bahu.
Tepukkan tangan diatas kepala, lalu kembali ke posisi semula sambil
menepuk paha samping luar. Lakukan gerakan tersebut berulang sampai 3
x 8 hitungan.
10.
Posisikan kedua tangan di pinggang, buka kaki selebar bahu. Putar pinggul
searah jarum pada hitungan 1 4. Pada hitungan 5 8, putar pinggul
berlawanan dengan arah jarum jam. Lakukan gerakan tersebut bergantian
sampai 3 x 8 hitungan. Rapatkan kedua kaki, lalu letakkan kedua tangan di
pinggang. Hentakkan tungkai kaki kanan dan kiri ke depan dengan posisi
sendi pergelangan kaki 90 derajat secara bergantian. Selanjutnya,
hentakkan tungkai kaki kanan dan kiri kearah samping (secara bergantian).
Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus disamping badan, lalu angkat
kedua tangan keatas sambil menarik nafas sampai hitungan 2. Pada
hitungan 3 8, turunkan kedua tangan sambil menghembuskan nafas.15
10
lutut kaki kiri dan tangan kiri menumpu pada paha kiri. Tahan gerakan ini
sampai hitungan 4. Kembalikan ke sikap awal secara perlahan-lahan pada
hitungan 5 8.
6. Berdiri dengan kaki rapat, kedua lengan lurus disamping badan. Pada
hitungan 1, langkahkan kaki kanan ke depan sampai tumit menempel pada
lantai. Kedua tangan bertumpu pada paha kanan, kemudian rendahkan
badan sambil tekuk lutut kiri dan sendi panggul kanan (badan dan kepala
24 tetap lurus). Tahan gerakan tersebutpada hitungan 2 4. Pada hitungan
5 8, perlahan-lahan kembalikan pada posisi sikap awal.
7. Kedua kaki rapat dan tangan lurus disamping badan. Pada hitungan 1,
tekuk lutut kanan ke belakang sampai maksimal.Pegang pergelangan kaki
kanan dengan tangan kiri, lalu tarik ke belakang. Selanjutnya rentangkan
tangan kanan ke samping. Pada hitungan 2 4 tahan gerakan tersebut.
Secara perlahan-lahan kembalikan ke posisi awal pada hitungan 5 8.
Selanjutnya lakukan gerakan sebalinya (tangan kanan memegang
pergelangan kaki kiri).
8. Berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
Pada hitungan 1, tarik tungkai kanan ke depan sampai lutut kanan
menekuk. Selanjunya, rendahkan badan dengan kedua tangan bertumpu
pada paha kanan ( badan dan kepala tetap lurus). Tahan gerakan ini sampai
hitungan 4. Kembalikan ke sikap awal secara perlahan-lahan pada
hitungan 5 8, lalu lakukan gerakan yang sama dengan arah berlawanan.16
2.7.4. Latihan Inti A
Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi alat
pernafasan. Pada penderita obstruktif paru, latihan ditujukan agar terjadi ventilasi
alveolar, untuk itu fungsi diafragma harus diperbaaiki/ditingkatkan, diharapkan
kerja otot pernafasan menjadi optimal dan kerja otot nafas bantu menurun.
Latihan inti A, bertujuan untuk melatih cara bernafas yang efektif pada penderita
asma. Dengan cara menarik nafas dan mengeluarkan nafas. Proses pengeluaran
nafas lebih lama 2 hitungan.
11
2.
3.
Buka kaki selebar bahu dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
Pada hitungan 1, angkat bahu kanan, lalu turunkan kembali pada
hitungan 2 4. 26 Lakukan hal yang sama untuk bahu kiri.
Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
4.
Rapatkan kedua kaki dan tangan lurus disamping tubuh. Putar bahu
kebelakang dengan siku sedikit tertekuk pada hitungan 1 3, lalu
hentakkan kedua tangan ke belakang pada hitungan 4. Pada
hitungan 5 7, putar kembali bahu ke depan, lalu pada hitungan 8
12
Buka kaki selebar bahu dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
Pada hitungan 1, angkat kedua tangan keatas sejajar telinga hingga
membentuk huruf V. Pada hitungan 2 4 kembalikan tangan pada
posisi semula. Lakukan gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.
6.
Buka kaki selebar bahu, lalu angkat kedua tangan lurus ke depan
setinggi bahu sehingga telapak tangan menghadap ke depan. Tarik
kedua tangan kedua tangan ke belakang pada hitungan 1 sambil
menekuk lutut dan tangan di kepalkan. Pada hitungan 2 4
kembali ke posisi semula dengan posisi tangan seperti mendorong.
Lakukan gerakan diatas sampai 3 x 8 hitungan.16
Buka kaki selebar bahu, lalu letakkan kedua tangan pada bahu.
Luruskan tangan ke atas, lalu turunkan kembali. Selanjutnya
luruskan pula tangan kanan ke atas, lalu turunkan kembali.
13
3.
Buka kaki selebar bahu, lalu posisikan kedua tangan yang sikunya
menekuk 90 derajat di samping tubuh. Dorong kedua tangan lurus
ke atas sampai menyerong tubuh ke kanan, lalu tarik posisi tangan
ke posisi semula. Dorong kembali kedua tangan sambil
menyerongkan tubuh kekiri. Lalukan gerakan tersebut masingmasing 1 x 8 hitungan.
4.
5.
6.
7.
14
9.
Berdiri dengan kaki rapat, lalu angkat kedua tangan keatas dengan
siku menekuk 90 derajat.Gerakkan kedua tangan tersebut ke depan
dan angkat kaki kanan sampai panggul menekuk membentuk sudut
90 derajat, lalu 29 kembali ke posisi awal. Lakukan pula gerakan
yang sama untuk kaki kiri. Lakukan secara bergantian sampai 4 x 8
hitungan. Buka kedua kaki agak lebar, lalu rentangkan kedua
tangan lurus ke samping. Dorong tangan kiri kearah kanan,
sedangkan tangan kanan menyentuh lutut kiri yang agak di
tekuk.Lakukan pula gerakan yang sama dengan arah berlawanan
secara bergantian sampai 4 x 8 hitungan. Selingi dengan jalan di
tempat sampai 2 x 8 hitungan, kemuadian lakukan kembali jalan di
tempat sambil menarik nafas sampai 3 x 8 hitungan.16
2.7.6. Aerobik :
Aerobik dilakukan supaya tubuh dapat menghasilkan pembakaran 02
tinggi untuk meningkatkan hembusan nafas. Disesuaikan dengan kondisi dan usia
peserta senam asma. Gerakan-gerakan aerobic harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Melibatkan banyak sendi dan otot-otot tubuh
2. Dilakukan secara terus menerus, jika diselingi istirahat tidak boleh
lebih dari 3 menit
3.
15
3.
4.
5.
6.
Lakukan lari tempat dengan posisi tubuh tegak sambil melemparkan kaki
kanan agak serong ke kiri dan kaki kiri dilemparkan agak serong ke kanan.
Lakukan gerakan ini bergantian sampai 2 x 8 hitungan.
7.
Berdiri dengan kedua kaki agak rapat, lalu letakkan kedua tangan diatas
pundak. Jatuhkan kaki kanan satu langkah ke samping dengan kedua
tangan lurus ke samping setinggi bahu, lalu gerakkan kaki kiri mengikuti
langkah kaki kanan sambil kedua tangan kembali ke pundak. Jatuhkan
kaki kiri satu langkah ke samping dengan kedua tangan diangkat lurus ke
31 samping, lalu gerakkan kaki kanan mengikuti gerakan seperti kaki kiri
sambil meletakkan tangan kembali hingga ke posisi awal. Lakukan sampai
2 x 8 hitungan.16
16
3. Ketenangan mental
Prosedur Gerakan Pendinginan sebagai berikut :
1.
Berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu, lalu jalan kedua
tangan di belakang kepala. Tekan kepala ke belakang pada
hitungan 1, lalu tahan dengan kedua tangan pada hitungan 2- 4.
Pada hitungan 5 - 8, kembalikan keposisi semula secara perlahan.
2.
Buka kaki selebar bahu, lalu topang dagu dengan tangan kanan,
tangan kiri di letakkan disamping tubuh. Dorong dagu kekiri
dengan tangan kanan
sampai hitungan 4. Pada hitungan 5-8, kembalikan secara perlahanlahan ke posisi semula.
3.
Buka kaki selebar bahu, lalu luruskan tangan kanan ke atas rileks
di belakang kepala dan sikunya di pegang oleh tangan kiri. Pada
hitungan 1, tarik siku kanan ke belakang dan tahan gerakan ini
sampai hitungan 4. Pada hitungan 5-8, kembalikan secara perlahanlahan ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama dengan arah
berlawanan. 4. Buka kaki selebar bahu, lalu lipat kedua tangan di
depan dada sampai jarijarinya beradu. Pada hitungan 1, putar tubuh
ke kanan dengan panggul dan wajah tetap menghadap ke depan,
lalu tahan gerakan ini sampai hitungan
4.
17
6.
7.
18
19
mengikuti senam asma sekitar 45 menit dan senam ini akan memberikan hasil jika
dilakukan sedikitnya 8 minggu.17
Bagi penderita asma, olahraga diperlukan untuk memperkuat otot-otot
pernafasan dan meningkatkan kapasitas ventilasi. Senam asma bertujuan untuk
melatih cara bernafas yang benar, melenturkan dan memperkuat otot pernafasan,
melatih ekspektorasi yang efektif, meningkatkan sirkulasi, mempercepat asma
terkontrol serta mempertahankan asma tetap terkontrol dan senam asma tidak
boleh dilakukan sembarangan. Jika senam asma rutin dilakukan selama 8 minggu
selama 45 menit hal ini akan dapat mengurangi frekuensi kekambuhan asma baik
kekambuhan ringan, sedang dan berat. Penderita asma harus lebih menjaga daya
tahan tubuh agar serangan asma tidak muncul kembali, salah satu upaya untuk
menjaga daya tahan tubuh agar tetap terpelihara adalah dengan cara rajin dan rutin
berolahraga sesuai dengan jenis olahraga yang direkomendasikan untuk penderita
asma, makan dengan pola menu gizi seimbang dan istirahat yang cukup.17
20