Anda di halaman 1dari 5

1.1.1.

Manifestasi Klinis
Tabel 3. Manifestasi Klinis Gagal Jantung
Gejala
Tipikal
- Sesak nafas
- Ortopneu
- Paroxysmal nocturnal dyspnoe
- Tolerasnsi aktifitas yang
berkurang
- Cepat lelah
- Bengkak di pergelangan kaki
Kurang tipikal
- Batuk di malam/ dini hari
- Mengi
- Berat badan bertambah > 2
-

kg/minggu
Berat badan turun (gagal

jantung stadium lanjut)


Perasaan kembung/begah
Nafsu makan menurun
Perasaan bingung (terutama

Tanda
Spesifik
- Peningkatan JVP
- Refluks hepatojugular
- Suara jantung S3 (gallop)
- Apex jantung bergeser ke lateral
- Bising jantung

Kurang tipikal
- Edema perifer
- Krepitasi pulmonal
- Suara pekak di basal paru pada

pasien usia lanjut)


- Depresi
- Berdebar
- Pingsan
(PerhimpunanDokterSpesialisKardiovaskular

perkusi
Takikardia
Nadi ireguler
Nafas cepat
Hepatomegali
Asites
Kaheksia

Indonesia

(PERKI).

2015.

PedomanTatalaksanaGagalJantung. EdisiPertama. Jakarta : PERKI.)

1.1.2. Diagnosis dan Diagnosis Banding


Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan gejala, penilaian klinis,
serta pemeriksaan penunjang seperti ekokardiografi, EKG, foto thoraks, dan
laboratorium.
Berdasarkan gejala dan penemuan klinis, diagnosis gagal jantung dapat
ditegakkan bila pada pasien didapatkan paling sedikit 1 kriteria mayor dan 2
kriteria minor dari kriteria Framingham.
Tabel 4. Kriteria Framingham

Kriteria mayor
Paroksismal

nokturnal

Kriteria minor
dispnea Edema ekstremitas

(PND)

Batuk malam

Distensi vena-vena leher

Sesak pada aktivitas

Peningkatan tekanan vena jugularis

Hepatomegali

Ronki basah basal

Efusi pleura

Kardiomegali

Kapasitas vital berkurang 1/3 dari

Edema paru akut


Gallop bunyi jantung III

normal
Takikardia (>120 denyut/menit)

Refluks hepatojugular positif


Mayor atau minor
Penurunan BB 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan
Konfirmasi diagnosis gagal jantung dan/atau disfungsi jantung dengan
pemeriksaan ekokardiografi adalah keharusan dan dilakukan secepatnya pada
pasien dengan dugaan gagal jantung.Pengukuran fungsi ventrikel untuk
membedakan antara pasien disfungsi sistolik dengan pasien dengan fungsi sistolik
normal adalah fraksi ejeksi ventrikel kiri (normal > 45-50%).
Pemeriksaan EKG dapat memberikan informasi mengenai denyut, irama,
dan konduksi jantung, serta seringkali etiologi, misalnya perubahan segmen ST
iskemik untuk kemungkinan STEMI atau non-STEMI.
Pemeriksaan foto thoraks harus dikerjakan secepatnya untuk menilai
derajat kongesti paru dan untuk menilai kondisi paru dan jantung yang lain.
Kardiomegali merupakan temuan yang penting.Pada paru, adanya dilatasi relatif
vena lobus atas, edema vaskular, edema interstisial, dan cairan alveolar
membuktikan adanya hipertensi pulmonal.
Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan:

Anemia
Prerenal azotemia
Hipokalemia dan hiperkalemia, yang dapat menimbulkan risiko aritmia
Hiponatremia, akibat penekanan sistem RAA (renin angiotensin aldosterone)
Peningkatan kadar tiroid, pada tirotoksikosis atau miksedema

Peningkatan produksi Brain Natriuretic Peptide (BNP), akibat peningkatan


tekanan intraventrikular, seperti gagal jantung
Selain itu kadar kratinin, glukosa, albumin, enzim hati, dan INR dalam

darah juga perlu dievaluasi. Sedikit peningkatan troponin jantung dapat terjadi
pada pasien gagal jantung.
Analisis gas darah memungkinkan penilaian oksigen (pO2), fungsi
respirasi (pCO2) dan keseimbangan asam basa (pH), terutama pada semua pasien
dengan distres pernafasan.

Gambar 1.Algoritma Diagnosis Gagal Jantung

*kondisi akut, MR-pro ANP dapat digunakan (batas nilai 120 pmol/L, i.e < 120
pmol/L = gagal jantung unlikely
BNP = B-type natriuretic pepetide, EKG = elektrokardiografi, MR-pro ANP = mid
regional pro atrial natriuretic peptide, NT-pro BNP = N-terminal pro B-type
natriuretic peptide
a. Eksklusi batas nilai natriuretic peptid dipilih untuk meminimalkan laju negatif
palsu
b. Penyebab lain peningkatan level natriuretic peptide pada kondisi akut adalah
ACS, atrial atau ventricular aritmia, emboli paru, sepsis. Kondisi non-akut
adalah usia tua ( > 75 tahun), aritmia atrial, LVH
Diagnosis banding gagal jantung, antara lain:

Keadaan dimana terjadi gangguan retensi air dan garam, tanpa disertai

kelainan fungsi ataupun struktur jantung, contoh : Gagal Ginjal


Oedem paru non-cardiac, contoh: Acute Respiratory Distress Syndrome

(PerhimpunanDokterSpesialisKardiovaskular

Indonesia

(PERKI).

2015.

PedomanTatalaksanaGagalJantung. EdisiPertama. Jakarta : PERKI).


(Dewi,W.K.2006. Hubungan antara Riwayat Gagal Ginjal Kronik dengan
Mortalitas di Rumah Sakit pada Pasien dengan Diagnosis Gagal Jantung Akut di
Lim Rumah Sakit di Indonesia pada Desember 2005 Desember 2006. Jakarta:
Universitas Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai