Stasiun gilingan berfungsi untuk memerah nira dari tebu semaksimal mungkin
dan mencegah kehilangan nira seminimal mungkin baik secara chemist,
misalnya kerusakan nira/inverse karena bakteri Leuconostoc sp. dan fisis,
misalnya nira terbawa oleh ampas.
Sebelum tebu masuk ke gilingan,
tebu mendapat proses pendahuluan, yaitu CC I dan CC II (Cane Cutter I &
II),yang berfungsi untuk memotong tebu menjadi potongan-potongan kecil dan
ada juga Unigrator yang berfungsi untuk menghancurkan, menyayat tebu,
sehingga membentuk serabut dan mudah untuk diperah, selain itu juga
digunakan untuk membuka sel batang tebu. Sehingga alat pemerah ini dapat
memisahkan nira semaksimal mungkin.
Peralatan di Stasiun Gilingan dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :
1.)
Contoh
2.)
Contoh
3.)
Pesawat pemeras/gilingan
Contoh
4.)
: Gilingan I-IV
Pesawat penggerak
Contoh
Unigrator
Fungsi
Mesin Penggerak
Cara Kerja
a.)
: Elektromotor
:
b.)
Alat ini digunakan untuk menggerakkan tromol, menggulung kabel agar lori
tebu ditarik
2.)
Hoist Crane
Fungsi
Mesin Penggerak
Cara Kerja
a.)
Tebu yang berada dalam lori ditarik kemudian dipindahkan ke meja tebu
b.)
Kapasitas 15 ton
Gerakan Vertical
Gerakan Horizontal
Meja Tebu
Fungsi
a.)
:
Mengatur umpan tebu ke Cane Preparation agar rata dan stabil
b.)
Menampung tebu dari Hoist Crane dan masuk ke Cane Carrier dan
dipotong di Cane Cutter
Mesin Penggerak
: Elektromotor
Cara Kerja
Tebu yang berada diatas meja tebu digerakkan oleh elektromotor menuju Cane
Cutter melalui Cane Carrier.
Pada meja tebu terdapat Pos PMT (Premi Mutu Tebu) yang digunakan untuk
mengawasi tebu apakah sudah bersih atau masih kotor.
4.)
Cane Carier
Fungsi
Unigrator)
Cara Kerja
Cane
Cutter
5.)
Fungsi
kecil
Mesin Penggerak
Cara Kerja
dipotong,
Unigrator
Fungsi
serabut
: Elektromotor
Cara Kerja
: Tebu dari Cane Carier masuk dalam keadaan mendatar
dan bersinggungan dengan hama. Alat Unigrator berputar berlawanan dengan
putaran Cane Carier. Tebu dilemparkan keatas terus menerus oleh hammer
kemudian diparut oleh landasan, hal ini dilakukan terus menerus sampai tebu
menjadi serabut.
Feeding Roll
Feeding Roll (Roll Pengumpan) yang terletak diatas Roll depan, roll tersebut
digerakkan oleh mesin uap dengan gigi-gigi roll, sehingga 1 unit gilingan akan
berputar semua. Fungsinya untuk mengatur umpan ke roll gilingan.
b.)
Gilingan
Roll atas
5.)
Roll depan
Bersama dengan roll atas memeras nira yang masuk ke gilingan.
Roll belakang
Bersama dengan roll atas memeras nira.
Roll pengumpan/Feeding Roll
Mengumpan ampas pada celah antara roll atas dan roll depan.
Plat ampas
8.)
-
1.)
Tebu diangkut dan dinaikkan diatas lori, lalu diangkat oleh Hoist Crane
untuk diletakkan di meja tebu.
2.)
Tebu diangkut dan masuk ke Cane Carier I untuk dipotong di Cane Cutter I,
kemudian dipotong lagi di Cane Cutter II.
3.)
Tebu yang telah terpotong menjadi bagian yang lebih kecil tersebut
dihaluskan lagi oleh Unigrator, tujuannya untuk membuka sel-sel nira dalam
tebu.
4.)
Hasil ampas yang keluar kemudian jatuh ke Cane Carier II dan masuk ke
Gilingan I. Dalam Gilingan I ada proses pemerasan yang mengasilkan NPP (Nira
Perasan Pertama) yang mengalir ke talang getar dan NPP ini masih murni.
5.)
Hasil ampas perasan Gilingan I dilanjutkan ke Gilingan II oleh IMC I (Inter
Mediete Carier I). Nira hasil perasan Gilingan II mengalir menuju ke talang getar
(Vibrating Screen) yang bertujuan untuk memisahkan nira dari ampasnya,
sedangkan ampasnya masuk ke IMC II untuk diperah di Gilingan III.
6.)
Nira hasil perasan Gilingan III diimbibisikan ke Gilingan II, sedangkan
ampasnya masuk ke IMC III untuk diperas di Gilingan IV dengan penambahan
imbibisi yang bersumber dari air kondens yaitu air hasil dari penguapan stasiun
Proses, nira hasil dari Gilingan IV diimbibisikan ke Gilingan III dan ampasnya
untuk bahan bakar di ketel.
Ampas dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.)
Ampas halus
Ampas kasar
v Pada bak penampung yaitu NPP dan NPL ditambahkan susu kapur dan asam
phospat.
- Fungsi dari susu kapur yaitu:
1.) Menyeimbangkan pH dalam nira mentah
2.) Membantu menyempurnakan proses reaksi selanjutnya
3.) Mengendapkan kotoran dalam nira
STASIUN PEMURNIAN
Proses pemurnian bertujuan untuk mengasingkan bukan gula semaksimal
mungkin dengan menjaga kehilangan gula seminimal mungkin.
Cara pemurnian di stasiun pemurnian di bagi menjadi 3 yaitu:
1.
Cara Defikasi, yaitu pemurnian nira dengan cara menambahkan susu
kapur (Ca(OH)2)
2.
Cara Sulfitasi, yaitu pemurnian nira dengan cara menambahkan susu
kapur (Ca(OH)2) di netralkan dengan sulfur oksida (SO2).
3.
Cara karbonatasi yaitu pemurnian nira dengan cara penambahan Ca(OH)2
dan gas CO2
Di PG. Watoetoelis menggunakan proses sulfitasi.
Bahan-bahan yang ditambahkan pada proses pemurnian:
1.
2.
3.
Flokulant
Proses pemurnian:
Nira mentah hasil perahan dari stasiun gilingan di alirkan menuju Boulogne
untuk ditimbang. Kemudian nira mentah tersebut ditampung dalam peti
tampung nira mentah tertimbang yang ada di bawah Boulogne.
Dari peti tampung nira mentah tertimbang di pompa menuju pemanas
pendahuluan 1 (PP1). Disini nira mentah dipanaskan pada suhu 75oc- 80oc yang
bertujuan untuk :
1.
2.
3.
Menggumpalkan koloid
Selanjutnya nira masuk ke defecator 1 dan diberi susu kapur dengan tujuan:
1.
2.
3.
Ca(OH)2+ E
Ca(OH)2+ H3PO4
Ca3(PO4)2+ H2O
Dari defecator 1 campuran nira dan susu kapur masuk ke defecator 2 dan
ditambahkan susu kapur hingga pHnya mencapai 8,2- 8,0. Luapan campuran nira
dengan susu kapur dari defecator 2 masuk ke bejana sulfitasi.
Fungsi proses sulfitasi untuk menetralkan kelebihan susu kapur dengan
penambahan gas SO2 hingga pHnya mencapai 7,2.shingga membentuk inti
endapan (CaSO3) yang bersifat menyerap kotoran lain.
H2SO3
2H + SO3
CaSO3
Setelah itu, nira dialirkan ke pemanas pendahuluan II (PP II) untuk dipanaskan
lagi dengan suhu 100-105C yang bertujuan untuk :
1.
2.
3.
Menurunkan viscositas dan densitas nira sehingga mempercepat pross
pengendapan.
Kemudian nira melewati flash tank yang berfungsi untuk melepaskan
gas- gas yang masih terlarut agar tidak mengganggu proses endapan. Dari flash
tank nira masuk ke snow boolling untuk diberi larutan flokulant yang berfungsi
untuk mempercepat proses pengendapan dengan mengikat flok- flok pada
endapan nira.
Selanjutnya nira masuk ke door clarifer (DC) dan terjadi proses
pengendapan sehingga diperoleh nira jernih dan nira kotor. Nira jernih akan
dialirkan menuju ke peti tampung nira jernih sedangkan nira kotor dialirkan ke
rotary vacuum filter (RVF).
Sebelum nira kotor masuk ke rotary vacuum filter, nira dialirkan ke
mixer bagasilo untuk dicampurkan dengan bagasilo (ampas halus) yang
berfungsi untuk membantu penapisan. Setelah itu nira kotor masuk ke rotary
vacuum filter, disini dipisahkan antara nira tapis dan blotong. Nira tapis
dikembalikan ke peti tampung nira mentah tertimbang sedangkan blotong
dibuang ke luar pabrik untuk diolah sebagai bahan kompos.
Nira kotor dari door clarifier (DC) dialirkan ke RVF dengan pompa,
sebelumnya nira kotor diaduk dimixer bagasilo untuk ditambahkan ampas halus
sehingga mempermudah pemisahan antara nira tapis dan blotong. Nira kotor
menempel pada permukaan RVF dan disiram dengan air untuk mengikat nira
tapis yang ada pada nira kotor. Kemudian nira tapis dipompa menggunakan
pompa filtrate menuju ke peti tampung nira mentah tertimbang. Pompa vacuum
menarik blotong sehingga menempel pada permukaan RVF yang kemudian
blotong dibuang ke luar pabrik.
STASIUN PENGUAPAN
A.
PENDAHULUAN
Proses penguapan adalah langkah proses pemisahan air dari nira encer dari hasil
proses pemurniaan yang masih mengandung air sekitar 85 % dari setiap
bagianya.
Fungsi stasiun penguapan :
Berguna untuk menguapkan sebagaian air yang masih terkandung dalam nira
encer (80-85% dan mencapai kekentalan brix 65%)
Di Pabrik Gula Watoetoelis proses penguapan dilakukan secara quadrupple effect
yaitu empat penguapan dihubungkan seri maupun paralel.
2.
B.
1.
EVAPORATOR
EVAPORATOR I A / BP I A
: 0,5 cmHg
Suhu
: 110-120C
Luas pemanas
2.
: 1500 m
EVAPORATOR I B/BP IB
: 0,5 cmHg
Suhu pemanas
: 120-125C
Luas pemanas
: 900 m
3.
EVAPORATOR II / BP II
Tekanan uap
Suhu pemanas
: 0,2 cmHg
: 90C
Luas pemanas
4.
: 800 m
Vacum
: 30 35 cmHg
Suhu
: 60 70 C
Luas pemanas
5.
: 800 m
EVAPORATOR IV / BP IV
Vacum
: 60-62 cmHg
Suhu nira
: 50C
Luas pemanas
6.
EVAPORATOR V / BP V
Luas pemanas
2.
: 800 m
: 750 m
KONDENSOR EVAPORATOR
POMPA VACUM
POMPA INJEKSI
POMPA KONDENSAT
KACA PENGLIHAT
PIPA JIWA
KONDENS SPOT
Fungsi: untuk menarik air kondens dari evaporator secara otomatis dan bekerja
pada kondisi vacum.
10.
C.
siraman pada puteran dan gilingan. Jika tidak mengandung gula maka akan
dibawa ke ketel.
Di dalam badan penguapan terdiri dari:
1.
DAM LEDENG
PIPA PEMANAS
D.
PEMBERSIHAN KERAK
2.
3.
1.
LUNAK / SOFT
Kerak ini terdapat pada badan I yang terdiri dari komponen organik dan phospat
dan kerak ini mudah dihilangkan / dibersihkan.
2.
Kerak ini mudah untuk dilepaskan, dan terdapat pada BP I yang mengandung
kerak karbonat.
3.
KOMPAK
Kerak ini sukar untuk di sekrat karena terdiri dari asam silikat.
4.
KRISTALIN
Kerak ini sukar di sekrat karena terdiri CaSO4 sehingga bentuk kerak ini sangat
keras.
Pelaksanaan pembersihan kerak
Kerak bersifat isolator terhadap panas sehingga perlu dilakukan
pembersihan agar fungsi dari alat dapat dijalankan sesuai apa yang diinginkan.
Langkah pembersihan dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Yaitu pembersihan dengan memberikan bahan kimia seperti soda api dan soda
abu (NaOH), agar kerak menjadi lunak sehingga mudah untuk dibersihkan.
2.
Cara penyekrapan :
1.
Memasukkan voltabio 2219 dan soda padat ke dalam bp dan ditambahkan
dengan air untuk badan penguapan I dan II terdiri dari 30 kg soda api sedangkan
badan penguapan no III dan IV terdiri dari 40-50 kg soda api.
2.
Membuka afsluiter pembuangan gas dan uap air kemudian dipanasi
dengan uap baru selama 2 jam.
3.
Setelah soda masak afsluiter uap ditutup larutan soda di tap / dibuang
sampai bersih sedangkan sisanya dibersihkan dengan air dingin.
4.
Setelah itu dibiarkan sampai dingin dan dilakukan penyekrapan hingga
pipa pipa bersih dari kerak.
5.
Untuk mengontrol bersih tidaknya pipa dilakukan penerangan lampu yang
di sorotkan dari bawah tromol, apabila telah bersih pipa tersebut dapat
memantulkan cahaya.
E.
PEMBUATAN VACUM
Kondensor
2.
3.
Pompa vacum untuk menarik udara dalam kondensor untuk membentuk
kondisi vacum dalam evaporator.
Cara membuat vacum :
Vacum di buat didalam kondensor sebelum itu uap nira dari badan penguapan
agar dapat mengalir ke kondensor diperlukan adanya perbedaan tekanan,
sebelum badan penguapan dijalankan terlebih dahulu harus dibuat vacum
dengan cara menghisapkan udara yang terdapat di badan penguapan dengan
menggunakan pompa vacum karena tekanan pada badan penguapan lebih besar
dari pada kondensor uap nira pada badan terakhir akan masuk kedalam
kondensor untuk mengalami pengembunan yang akan terjadi penurunan
tekanan uap (vacum).
STASIUN MASAKAN
Stasiun Masakan adalah stasiun yang beroperasi untuk memperoleh gula dengan
cara kristalisasi. Kristalisasi dapat diartikan sebagai proses pembentukan kristal
padat dari suatu larutan nira kental.
Tujuan Stasiun Masakan :
Mengambil kristal gula dari nira kental sebanyak-banyaknya agar
diperoleh tetes dengan kadar gula rendah.
-
Masakan A
HK Masakan A
-
Masakan D
HK Masakan D
Palung Pendingin
Kondensor
Masakan D :
Tarik stroop A 60 hl dan tarik klare D 40 hl, kemudian tuangkan sampai
membentuk benangan lalu masukkan fondan. Sistem ini dinamakan dengan
system Bombay, yaitu memasukkan atau menarik larutan kemudian diberi
bibitan (fondan). Tarik stroop A lagi sampai volume maksimal 180 hl dan
dipanaskan dengan suhu 105 110 C sampai membentuk kristal-kristal kecil
yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Setelah membentuk
kristal-kristal kecil lalu dituangkan dan turun ke palung pendingin. Kemudian
didinginkan dengan suhu 55 - 60 C. Tujuan pendinginan sebelum diputar
adalah agar proses kristalisasi lebih sempurna. Proses pendinginan ini dilakukan
minimal 24 jam. Setelah didinginkan, lalu diputar di LGF. Masakan D yang diputar
diputeran LGF menghasilkan gula D1 dan tetes, lalu diputar lagi pada mixer dan
menghasilkan gula D2 dan klare D.
Hal-hal penting dalam proses masakan :
-
Vacuum masakan
Uap
Tutup vacuum
Kristal palsu dapat dihilangkan dengan cara dicuci dengan nira kental sebelum
kristal rapat. Apabila kristal sudah rapat, maka cukup dengan cara dicuci dengan
air
-
Volume maksimal
STASIUN PUTARAN
Fungsi stasiun puteran adalah untuk memisahkan Kristal gula dengan larutan
induknya yang masih ada dalam Kristal gula hasil dari proses stasiun masakan.
Pemisahannya dengan alat pemutar yang didalamnya dilengkapi dengan
saringan. Di stasiun puteran dibagi menjadi 2 macam puteran yaitu:
Masakan D yang akan diputar berasal dari palung pendingin yang kemudian
dipompa menuju feed mixer. Masakan D diputar diputeran D1 untuk memisahkan
gula D1 dengan tetes. Gula D1 keluar ke talang dan ditampung dalam magma
mingler D1 untuk diputar lagi pada puteran D2, sedangkan tetes keluar melalui
saringan dan masuk ke penampungan tetes.
Diputeran D2 gula turun ke mixer dan ditambahkan dengan air lalu diputar
sehingga menghasilkan gula D2 dan klare D. Gula D2 turun ke peti
penampungan dan dipompa ke stasiun masakan, yang ditampung dipan 4-8
untuk dimasak menjadi bahan gula A. Sedangkan klare D dialirkan kembali
menuju pan 1-3 di stasiun masakan.
STASIUN PENYELESAIAN
Penyaringan
Proses ini bertujuan untuk memisahkan antara gula produksi (gula halus dan
gula krikilan) dengan melewati saringan yang dipasang pada talang getar. Gula
hasil saringan di talang getar 4 dibawa ke tangga Jacob untuk menaikkan gula ke
talang getar atas. Sedangkan gula krikilan (gumpalan) tertahan pada saringan di
talang getar 4. Di talang getar atas gula disaring lagi untuk mendapatkan hasil
gula produksi yang bagus (kering). Kemudian masuk ke sugar bin dan dikemas
dalam sak innerbag dengan kapasitas 50kg.
Penimbangan
Penimbangan dilakukan dengan alat timbang yang kapasitasnya 50kg kemudian
gula disimpan dalam gudang.
1.
LIMBAH PADAT
BLOTONG
Blotong berasal dari hasil penapisan nira kotor pada RVF (Rotary Vacuum Filter),
selain blotong hasil penapisan tersebut juga diperoleh nira tapis untuk diproses
kembali.
Pengolahan blotong
Dari RVF ( Rotary Vacuum Filter ) blotong langsung ditampung truk dan
selanjutnya diangkat ke pengolahan pupuk organik yang terletak Sidayu, Gresik
dan emplacement belakang PG.Watoetoelis.
Pengolahan blotong di PG.Watoetoelis
Blotong dicampur dengan abu, dengan perbandingan 3:1 dibiarkan dilahan
terbuka selama 1-2 minggu hingga keluar jamur, setelah keluar jamur blotong
ditata rapi dalam lahan yang terlindung dari sinar matahari untuk dikasih Bio
Starter yang berfungsi mematikan bakteri merugikan yang ada dalam blotong,
setelah dikasih Bio Starter lalu dipadatkan dan dicampur dengan menggunakan
LOTARY dan dimasukkan dalam karung, di dalam karung terdapat proses
pembentukan bakteri lalu ditata didalam gudang untuk penyimpanan sampai
ada yang membutuhkan.
LIMBAH ABU
Abu berasal dari sisa pembakaran ketel yang terbawa ke gas cerobong dan
ditangkap oleh DUST COLL ECTOR agar tidak terjadi polusi.
Cara kerja alat :
Abu ditangkap dan disemprotkan menggunakan air kemudian jatuh di bak
pengendap abu yang secara periodik dibersihkan abunya. Sedangkan air ex abu
dialirkan ke IPAL.
Berfungsi untuk mengeringkan (secara alami) abu yang dari bak pengendap.
Cara kerja :
Abu yang sudah kering (kadar air berkurang) dibersihkan ditampung dalam truck
melewati conveyor dan diangkut ke penampungan.
2. LIMBAH CAIR
1.
Ex
-
Limbah cair berasal dari : Limbah proses / pabrik + limbah air abu
: - Air eks pendingin metal gilingan
Air buangan dust collector
2.
* Kolam aerasi
Fungsi : sebagai kolam proses degradasi material organik air limbah yang
dilakukan oleh bakteri aerobik yang membutuhkan suplay O dari udara bebas
untuk menjaga agar tumbuh dan aktif untuk mengurai limbah. suplay udara
bebas diinjeksi melalui unit ROOT blower melewati 100 bh diffluser yang ada di
dasar kolam. Fungsi ari microorganisme : menguraikan organik terlarut dalam air
limbah
* Kolam Penampung Awal
menampung air limbah dari kolam buffer dan sebelum dibuang ke sungai kolam
ini air limbah kembali didinginkan dengan bantuan spray suhu air 30C dan pH
7,4.
3.
* SPRAY POND I
Fungsi : untuk menurunkan suhu air jatuhan dengan bantuan nozzle spray untuk
memperluas bidang kontak air jatuhan kondensor dengan udara
* Filter
Fungsi
* Buffer
Fungsi : menampung air jatuhan kondensor setelah dipisahkan dari padatan
terlarut sebelum dipompa ke spray pond 2.
* SPRAY POND II
Fungsi
: untuk menurunkan suhu air jatuhan dari SPRAY POND I dan
menurunkan kandungan bahan organik terlarut. Pada SPRAY POND II ini
dilengkapi dengan bio ball sebagai tempat perkembangbiakan bakteri yang di
masukkan kedalam keramba.
3. LIMBAH UDARA
Macam-macam limbah udara:
1. Sisa pembakaran ketel
2. Sisa penetralan dipeti sulfitir
dengan sprayer air dengan demikian abu dapat ditangkap, lalu abu diendapkan
di bak pengendap, setengah itu airnya akan mengalir ke IPAL.
2.
Diupayakan sedikit mungkin gas SO2 yang terbuang dan sebanyak
mungkin gas SO2 terserap oleh nira.
4. LIMBAH B-3(Bahan Berbahaya dan Beracun)
Jenis-jenis Limbah B-3:
-
Oli bekas
Cara pengolahan : Dimanfaatkan sebagai pelumasan mesin, losi dll. akan tetapi
harus mendapatkan izin pemanfaatkan oli bekas dari Kementerian Lingkungan
Hidup.
ACCU Bekas
Cara pengolahan : Biasanya dimanfaatkan oleh pihak ke-3 yang mempunyai izin
dari menteri Lingkungan Hidup, misalnya: IMLI yang ada di Pasuruan.
Lampu TL bekas.
Cara pengolahan : Dikumpulkan di TPS, karena sampai saat ini masih mencari
solusi terbaik untuk memanfaatkannya, dan meminta izin dari mentri Lingkungan
Hidup.
Ketiga jenis Limbah B-3 tersebut diatas disimpan sementara dalam TPS (Tempat
Penyimpanan Sementara). Limbah B-3 yang berizin dari KLH Jakarta sebelum
dimanfaatkan atau diolah pihak III sendiri di Pabrik Gula.
UTILITY
KETEL
Ketel (boiler) merupakan suatu pesawat uap yang menghasilkan uap untuk
menggerakkan mesin uap digilingan, menggerakkan turbin alternator dan untuk
proses distasiun tengah.
Jenis- jenis ketel yaitu:
1.
2.
a.
Ketel Stork
4.
5.
Appendages yaitu alat pengaman di stasiun ketel. Yang terdiri dari felheg,
manometer, gelas penduga, steam flow dan water flow.
b.
1.
Persiapan air
Air yang digunakan pada saat awal ketel beroperasi adalah air sumur yang
melalui proses penyaringan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengurangi
TDS (Total Disolved Solid). Air sumur ini juga digunakan untuk memenuhi
kekurangan kebutuhan air kondens. Setelah ketel, gilingan dan mesin-mesin di
stasiun tengah beroperasi secara normal maka air sumur digantikan dengan air
kondens yang berasal dari stasiun tengah.
Air kondens yaitu air yang dihasilkan dari stasiun penguapan atau masakan
dengan suhu 90- 110oC. air kondens memiliki kualitas yang lebih baik daripada
air softener, karena air softener mengandung resin dan kation.
Jenis- jenis air kondens:
a.
b.
Air kondens positif (mengandung gula)=> digunakan untuk penyiraman di
gilingan
2.
Pipa ketel bersih, tidak terhambat atau tersumbat oleh kerak dari air
c.
b.
c.
d.
AIR
Air merupakan bagian terpenting dari utility di pabrik. Selai digunakan
sebagai pelancar jalannya proses, juga digunakan untuk kebutuhan karyawan
yang tinggal di dekat pabrik.
v Air di PG. Watoetoelis yang digunakan sebagai pelancar proses dikenal dengan
4 macam :
I.
- Air proses
Digunakan untuk keperluan sehari-hari sebagai air imbibisi pada gilingan sebagai
air siraman pada puteran, pencucian gula pada pan masakan, membantu
pembuatan susu kapur, pencucian pada proses penapisan juga pendinginan
untuk bejana pengembunan dan mesin-mesin.
-
Air imbibisi
Kegunaan dari air imbibisi ini yaitu untuk membantu proses ekstraksi nira dari
tebu pada stasiun gilingan dan dapat diperoleh dari air kondensat yang suhunya
60-70C.
Pendinginan ini digunakan untuk mendinginkan mesin-mesin dan peralatan lai
misal : bantalan proses turbin gilinga, turbin pompa, palung pendingin, dll. Air
pendingin ini juga dapat diperoleh dari air sungai tersaring yang disimpan dalam
bak penampung, kelebihan air ini juga dipakai sebagai air injeksi kondensor.
-
Air ketel
Digunakan untuk air pengisi ketel pada permulaan operasi giling yang disambil
dari sungai tersaring dan dilakukan water treatment, selanjutnya diperoleh dari
air kondensat yang ditampung dalam pure water tank, jika kurang di tambahkan
air dari unit water treatment.
-
Air sanitasi
a.
Air tanah ini diperoleh dari pengeboran tanah yang ada disekitar pabrik.
c.
Air kondent bebas gula dihasilkan dari kondentsasi yang berasal dari steam.
Selain denga air sungai juga menggunakan air kondens, dimana air kondent ini
terutama di dapat pada stasiun penguapan. Steam dipakai untuk pemanas
pendahuluan (voor warmer), evaporator, dan pan masakan. Air kondent bebas
gula ini juga digunakan untuk campuran air pengisi ketel dan air imbibisi.
d.
Air kondent ini digunakan dari uap nira pada evaporator dengan cara
kondentsasi pada evaporator akhir. Agar larutan nira lebih pekat dari evaporator
pertama.
II.
Persyaratan Air
Air proses
Air proses ini bergantung pada PH, alkanitas, kadar kalsium, magnesium,
karbondioksida, oksigen, kekeruhan, warna dan logam lainnya.
2.
Air pengisi ketel ini berasal dari air sumur dan air kondent.
-
Air sumur
Air ini yang sudah di regenerasi yang punya kesadahan tinggi ( + 5D ), maka
perlu dilunakkan hingga ( + 0,1D ) dengan meggunakan Natrium Zeolit (resin)
yang mencegah adanya kesadahan yang disebabkan oleh ion (Ca2+ dan Mg2+)
selain pelunakan air sumur juga ditapis dengan menambahkan sibon yang
berfungsi untuk membersihkan kotoran.
-
Air kondent
2.
PH : 7,6 7,8