HDR
HDR
BAB II
TINJAUAN TEORI
dalam
pikiran
dan
persepsi
sensori
(misalnya:
yakni
sebagainya.
tidak
Tipe
II
adanya
ini
pengaruh,
kemungkinan
kehilangan
disebabkan
energi
oleh
dan
proses
2)
3)
4)
Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari melalui
kontak sosial, pengalaman berhubungan dengan orang terdekat, orang lain
dan dengan realitas dunia. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi
oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.
b. Rentang Respon Konsep Diri
Respon individu terhadap konsep diri, berfluktuasi sepanjang rentang respon
dari adaptif sampai maladaptif.
Respon
Respon
Adaptif
maladaptif
Kekacauan identitas
Harga diri rendah
Depersonalisasi
ukuran,
fungsi,
penampilan
dan
potensi.
Yang
secara
individu
tentang
bagaimana
dia
seharusnya
berperilaku
Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien mempunyai cara berpikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini menyebabkan respon yang mal adaptif.
3. Psikodinamika
a. Teori Biologis
Ahli biologi berpendapat bahwa skizofrenia disebabkan oleh keadaan
abnormal yang anatomis dan psikologis pada otak. Keadaan ini dapat
disebabkan akibat penggunaan obat psikotropika, terapi somatik, alkohol,
infrak cerebri. Teori biologi mencakup penjelasan mengenai teori biokimia,
neurostruktural, genetis, faktor-faktor risiko perinatal, dan teori-teori lainnya.
1) Teori Biokimia
2)
Teori Neurostruktural
Teori ini mengacu pada struktur syaraf dimana skizofrenia disebabkan
oleh kerusakan/gangguan pada struktur syaraf. Misalnya, skizofrenia
negatif (tipe II), diakibatkan oleh patoanatomi (pathoanatomy).
10
Tiga hal yang berpengaruh pada struktur syaraf bila terjadi parubahan
adalah naiknya VBRs (rasio otak ventrikular), atropi otak, dan
menurunnya aliran darah cerebral.
Pada skizofrenia ditemukan adanya struktur otak seperti :
Pembesaran ventrikel otak
Ukuran otak dan kranial kecil
Hipoplasia pada sistem limbik khususnya hipokampus.
3) Teori Genetik
Skizofrenia dapat terjadi bila orang tua (keluaraga) memiliki riwayat
skizofrenia atau kembar identik dengan gangguan skizofrenia.
4) Faktor-faktor resiko perinatal
Beberapa penelitian percaya bahwa skizofrenia dapat terjadi akibat
infeksi, malformasi perkembangan selama masa gestasi dan komplikasi
selama proses persalinan.
b. Teori Psikodinamika
1) Teori Psikoanalisa
Setiap manusia akan mengalami tahap tumbuh kembang dari janin
hingga dewasa. Masing-masing tahap akan menimbulkan respon
psikologis pada individu tersebut. Kondisi kegagalan melewati tiap
tahapan dalam tumbuh kembang dapat menimbulkan kecemasan dan
ketidaknyamanan psikologis sehingga individu menggunakan koping
mekanisme untuk mengendalikan kecemasannya. Kecemasan akan
menimbulkan disintegrasi id-ego-superego. Dominasi dari masing-masing
id-ego-superego akan menimbulkan perilaku maladaptif. Skizofrenia
merupakan kumpulan gejala psikosis yang timbul akibat ketidak
seimbangan antara id-ego dan superego.
2) Teori Sosial kultur
Kehidupan sosial budaya berpengaruh terhadap timbulnya gangguan
mental. Kondisi stress lingkungan sosial kultur (perceraian, kehilangan,
11
Sulivan
Peplou
dalam
teori
model
interpersonal
12
b.
c.
b. Teori Eksistensial
Model ini menyatakan bahwa kehidupan akan penuh arti bila manusia dapat
menerima diri secara diri sepenuhnya. Penerimaan diri dapat dicapai melalui
hubungan dengan orang lain.
5. Psikopathologi
Teori Psikoanalisa
Kegagalan dalam tahap tumbuh kembang
Usia 0-1 thn : kegagalan fase oral, bounding attactment, pengalaman perpisahan
Usia 1-3 thn : kegagalan fase anal (toilet training), pengalaman perpisahan
Usia 3-6 thn : kegagalan fase falik (identifikasi jenis kelamin)
Usia 6-12 thn : kegagalan fase laten
Usia 12-20 thn : kegagalan fase genital (gagal berhubungan dengan lawan jenis)
Peristiwa psikotrauma : pelecehan seksual, bencana alam, kejadian luar biasa
Merasa ditolak, disakiti dan kehilangan cinta orang tua
13
Symptom negatif
Symptom positif
Kognitif Afektif
Perilaku
Perhatian Depresi
Fisik
Kognitif
Afektif
Hostility
Perilaku
Fisik
Banyak
Agitasi
Katatona
Murung
Inisiatif
Nafsu
ide
Streotip
Tremor
Daya
Sedih
Avolition
makan
Insomnia
Bizare
Pikir
Hopeless
Alogia
Anhedonia
Energi
Halusinasi
Delusi
Ilusi
Teori Interpersonal
Kegagalan dalam tahap tumbuh kembang
Usia 0-1 thn (trust><midtrust) : kegagalan untuk membina rasa percaya kepada orang lain.
Usia 1-3 thn (autonomy><shame) : merasa malu-malu dan ragu-ragu.
Usia 3-6 thn (initiative>< guility): selalu merasa bersalah dan kurang inisiatif
Usia 6-12 thn (industry><inferiority) : kegagalan bersosialisasi sehingga rendah diri.
Usia 12-18 thn (identity><role diffusion) : kekaburan peran dan identitas.
Usia 18-30 thn (intimacy><Isolation) : kegagalan dalam komitmen, rasa tidak puas
terhadap pasangan.
Usia 30-65 thn (productive><self absorption) : kegagalan dalam karier
Usia . 65 thn (integrity><despair) : rasa putus asa, hampa, hilang harapan
Konflik intrapersonal
Kegagalan, kehilangan
Rasa tidak nyaman dan tidak puas
Kepuasan diri
Self esteem
Basic Anxietas
14
Symptom negatif
Symptom positif
Kognitif Afektif
Perilaku
Fisik
Perhatian Depresi
Kognitif
Afektif
Banyak
Hostility
Perilaku
Agitasi
Katatona
Tremor
Murung
Inisiatif
Nafsu
ide
Streotip
Daya
Sedih
Avolition
makan
Insomnia
Bizare
Pikir
Hopeless
Alogia
Anhedonia
Energi
Halusinasi
Delusi
Ilusi
Teori Sosiokultural
Stres lingkungan :
Sosial ekonomi rendah
Penyakit Kronik
Perbedaan Budaya
Kecacatan
Penuaan
Fisik
15
Regresi
Proyeksi
Menarik diri
Menghindar
Symptom negatif
Marah
Symptom positif
Kognitif Afektif
Perilaku
Perhatian Depresi
Fisik
Kognitif
Afektif
Banyak
Hostility
Perilaku
Katatona
Tremor
Murung
Inisiatif
Nafsu
ide
Streotip
Daya
Sedih
Avolition
makan
Insomnia
Bizare
Pikir
Hopeless
Alogia
HDR
Energi
Fisik
Agitasi
Delusi
Halusinasi
Tidak puas
Ilusi
16
17
Agitasi
Katatonik
Pengulangan pergerakan
Streotype
2. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
3. Rencana Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping
mekanisme tidak efektif.
Data Subjektif
Pengungkapan diri yang negatif
Membesarkan umpan balik negatif mengenai dirinya
Data Objektif
Ekspresi rasa bersalah/malu
Ragu untuk mencoba hal-hal/situasi baru.
Penampilan tubuh buruk
Tidak asertif/pasif
Ragu-ragu
Tujuan
Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain secara optimal.
Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
18
malakukan
kegiatan
sesuai
dengan
kondisi
sakit
dan
kemampuannya.
f.
saling
percaya
merupakan
awal
hubungan
agar
mengungkapkan perasaannya.
b. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
R/ agar klien menyadari kemampuan positif pada dirinya.
c. Berikan pujian atas kemampuan klien.
R/ pujian menguatkan perilaku klien.
d. Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan.
R/ agar klien merasa dirinya berarti.
klien
mau
19
j.
20
Menarik diri
Sedih, afek dangkal
Tampak depresi, cemas dan marah
Kurang aktivitas
Kegelisahan
Perasaan penolakan
Keraguan tentang kemampuan untuk melangsungkan kehidupan
Ketidakmampuan berkonsentrasi dan mengambil keputusan
Tujuan
Tujuan Umum
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubugan dengan orang lain.
d. Klien dapat melaksanaan hubungan sosial secara bertahap
e. Klien dapat mengungkapkan persaaannya setelah berhubungan dengan
orang lain.
f.
Kriteria Evaluasi
a. Ekspresi wajah bersahabat, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
menyebutkan nama, menjawab salam, klien mau duduk berdampingan
dengan perawat, dan mau mengutarakan masalah yang dihadapinya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
atau kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
21
d. Klien mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara klienperawat, klien-perawat-perawat lain, klien-perawat-perawat lain-klien lain,
klien-keluarga.
e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.
f.
Keluarga
mampu
menjelaskan
perasaannya,
berpartisipasi
dalam
perawatan klien.
Rencana Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
R/ hubungan saling percaya merupakan dasar interaksi, sehingga klien
mau mengungkapkan perasaannya.
b. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
R/ mengetaui sejauhmana pengetahuan klien tentang menarik diri.
c.Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul.
R/ mengetahui alasan klien menarik diri.
d. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
R/ reinforcement positif meningkatkan harga diri klen.
e. Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan berhubungan dengan orang
lain serta kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
R/ mengetahui tingkat pengetahuan klien.
f. Diskusikan tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
R/ meningkatkan pengetahuan klien tentang keuntungan berhubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
g. Berikan reinforcement positif terhadap kemampun klien mengungkapkan
perasaannya
R/ meningkatkan harga diri klien.
h. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
R/ mengetahui pengetahuan klien dalam membina hubungan dengan
orang lain.
i. Bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
22
23
selalu
mengingatkan
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
Rencana Tindakan
a. Dorong klien untuk melakukan aktivitas perawatan diri.
R/ memotivasi klien agar merawat diri.
b. Berikan perlengkapan perawatan diri.
R/ memfasilitasi agar klien mau merawat diri.
c. Buat jadwal kegiatan perawatan diri secara konsisten.
R/ memacu kegiatan perawatan diri.
d. Berikan bantuan dalam perawatan diri.
R/ kelemahan fisik membatasi kemampuan klien untuk merawat diri.
e. Berikan kesempatan klien untuk merawat diri sesuai kemampuan.
R/ meningkatkan harga diri klien/ kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
f.
24