PENDAHULUAN
Upaya
untuk
pengembangan
gerontologi
dalam
keperawatan
dan
1.4. TUJUAN.
1.4.1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pengalaman belajar klinik gerontik,
diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami ataupun tidak mengalami masalah kesehatan.
1.4.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan yang
dihadapi oleh lansia.
b. Menuliskan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh lansia.
c. Menyudsun rencana tindakan.
d. Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah disusun.
e. Mengevaluasi pelajsanaan asuhan keperawatan.
: Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang pelaksanaan praktek, maksud, tujuan,
batasan masalah dan sistematika penulisan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP LANSIA
2.1.1 Pengertian Lansia
Menurut
CONSTANTINIDES,
1994
menua
adalah
suatu
proses
diri
dari
kehidupan
sosialnya.
Keadaan
ini
dasar
manusia
sudah
terpenuhi,
mereka
berusaha
kemampuan/
menurunnya
Membran
tympani
menjadi
atropi
serumen,
dapat
menyebabkan otosklerosis.
-
Terjadi
pengumpulan
: -Kehilangan gigi
-Indera pengecap menurun
-Esophagus melebar
- Rasa lapar menurun, asam lambung
menurun, waktu pengosongan lambung
menurun.
- Peristaltik (gerakan usus) lemah timbul
konstipasi(feses keras)
- Fungsi absorbsi (penyerapan) melemah
- Liver mengecil penyimpanan menurun,
aliran darah menurun.
vesika
menurun,
urinaria
melemah,
frekuensi
BAK
- Kifosis (bungkuk)
- Pinggang lutut dan jari-jari pergelangan
terbatas.
- Discus intervertebralis (sela di antara
tulang belakang) menipis dan menjadi
pendek (tingginya berkurang)
- Persendian membesar dan menjadi kaku.
- Tendon
mengkerut
dan
mengalami
sklerosis
- Atropi
serabut
otot
(serabut
otot
Ansietus / Kecemasan.
j.
Decompensasi Cordis.
OSTEOPOROSIS
2.2.1. Definisi
Osteoporosis
adalah
suatu
keadaan
dimana
terdapat
Faktor lain.
- Kasium
- Protein
- Alkohol
- Estosen
2.2.3. Gejala Klinis
Keluhan yang dapat dijumpai pada pasien osteoporosis adalah
nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata. Rasa sakit oleh
karena adanya fraktur pada anggota gerak pasien osteoporosis. Rasa
sakit oleh karena adanya kompresi fraktur pada vertebra pada umumnya
mempunyai ciri-ciri yang khas yaitu nyeri timbul secara mendadak,
sakitnya hebat dan terlokalisasi pada daerah vertebra yang terserang,
rasa sakit akan berkurang secara pelan-pelan apabila pasien istirahat
ditempat tidur dan akhirnya nyeri akan minimal. Kadang-kadang nyeri
dirasakan ringan pada pagi hari dan akan bertambah oleh karena
melakukan perkerjaan sehari-hari atau karena pergerakan yang salaaah.
Untuk selanjutnya, rasa saat ini berperan pula dalam proses timbulnya
osteoporosis, yaitu dengan adanya rasa sakit pasien akan sangat
mengurangi
mobilitas.
Mobilitas
yang
2.3
NUTRISI LANSIA
Makan dan Cara Memberikan Obat
Kebutuhan Gizi
Kebuthan bagi klien lenjut usia perlu dipenuhi secara adeguat karena
merupakan pokok kelangsungan proses pergantian sel-sel dalam tubuh dan guna
mengatasi proses menua serta memperlambat terjadinya usia biologis.
Kebutuhan kalori pada klien lusia berkurang karena berkurangnya kalori daasar
dari kegiatan fisik.
Kalori dasar adalah kalori uang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
tubuh dalam keadaan istirahat misalnya untuk jantung, usus, pernafasan dan
ginjal.
Kebutuhan kalori bagi klien lanjut usia dianjurkan tidak melebihi 1700
kalori, sebaiknya disesuaikan dengan macam kegiatannya. Kebutuhan untuk
protein normal pada usia lanjut usia adalah 1 gr / kg BB per hari.
Sebaiknya dikurangi makan-makanan yang mengandung lemak hewani,
misalnya daging sapi, daging kerbau, telur dan otak. Bagi klien lanjut usia
disarankan peelu makan makanan tambahan yang banyak mengandung
kalsium / Ca sama dengan zat kapur. Kebutuhan kalsium pada klien lanjut usia
14,1 mg / kg BB per hari, zat besi perlu diberikan untuk memperlanxar
pembentukan darah, sedangkan mengenai pemberian garam natrium supaya
dikurangi sehubungan dengan kemungkinan adanya tekanan darah tinggi. Pada
klien lanjut usia perlu pula diberikan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin
guna memperlancar pekerjaan dalam tubuh. Untuk menghindarikonstipasi atau
sembelit klien lanjut usia perlu diberikan cukup makanan yang mengandung
serat, misalnya beras tumbuh, akar-akar hijau, kacang-kacangan, buah-buahan
serta banyak minum 1500 2000 cc yang sekaligus berguna membantu kerja
ginjal.
2.3.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lanjut usia
a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan / aaakibat kerusakan
gigi / ompong.
b. Berkurangnya cita rasa (rasa dan buah).
c. Berkurangnya koordinasi otot-otot syaraf.
d. Keadaan fifik yang kurang baik.
e. Faktor ekonomi dan sosial.
f. Faktor penyerapan makanan dan daya absorbi.
2.3.2 Masalah gizi yang sering timbul pada lanjut usia
a. Gizi berlebihan
Gizi berlebihan pada lanjut usia banyak terdapat dinegara Barat dan
kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada eaktu muda
menyebabkan berat badan yang berlebihan, apalagi pada lanjut usia
penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik.
Kebiasaan makan tersebut sukar untuk diubah walaupun disadari
untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, diabetes melitus, penyempitan pembuluh
darah, tekanan darah tinggi dan sebagainya.
b. Gizi berkurang
Gizi berkurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial
ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori
terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan
berkurang protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak
dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap
PENGKAJIAN
b. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, bangsa,
alamat.
c. Gangguan yang terdapat pada usia lanjut
Menelan, gigi komunikasi, nyeri dan lain-lain.
d. Perasaan hati, kesadaran
Bermusuhan, gangguan tidur, dan lain-lain.
e. Riwayat tentang problem utama berarti
Pernah stroke, batuk, demensia, patah tulang.
f. Kebiasaan yang meragukan kesehatan
Merokok, alkohol dan lain-lain.
g. Penilaian sistem
Penilaian sistem dilaksanakan secara urut mulai dari sistem persyaratan
sampai dengan sistem muskuloskeletal.
h. Riwayat pengobatan
Baik sebelum sakit, obat yang diminum, baik dari resep dokter atau di
beli bebas (termasuk jamu-jamuan).
i.
Pemeriksaan fungsi
- Aktifitas tidur sehari-hari (AHS sadar) yang tanya memerlukan
kemampuan tubuh untuk berfungsi sederhana, misalnya : tidur,
berpakaian, mandi / WC.
- Aktifitas hidup sehari-hari (AHS instrumental). Selain melakukan
kemampuan dasaar agar memerlukan berbagai koordinasinya memerotot,
susunan syaraf yang lebih, juga berbagai kemampuan organ, kognitif lain.
- Kemampuan mental dan kognitif terutama menyangkut fungsi intelek,
memorylamadan memori tentang hal-hal yang baru saja terjadi.
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadinya cidera : jatuh berhubungan peningkatan aktifitas.
2. Gangguan rasa nyaman (sakit kepala atau pusing) berhubungan dengan
keletihan.
3. Potensial jatuh berhubungan dengan keturunan ketajaman penglihatan.
INTERVENSI :
a. Jelaskan pada Kx tentang penyebab penurunan pendengaran.
b. Berikan tindakan bantuan bahasa isyarat saat berkomunikasi.
c. Hindari kosa kata yang sulit di mengerti oleh Kx.
d. Mengeraskan dulu saat berkomunikasi dengan Kx.
IV.
IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan meliputi tindakan keperawatan yang direncanakan olej
perawatan. Melaksanakan advis dokter dan ketentuan RS (Dep Kes. RI, 1999 ;
23).
V.
EVALUASI
Evaluasi meliputi tahap akhir dari suatu proses keperawatan dan
merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan Lx
dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan Kx dan
sesama tenaga kesehatan.
(Nasrul Effendi, 1995).