Anda di halaman 1dari 26

IMUNISAS

I
Gustiayu Putri Pitoyo
Pembimbing:
dr. Nia A, Sp.A

IMUNISASI
Imunisasi

adalah
suatu
cara
untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
atau pasif terhadap suatu penyakit, sehingga
bila terpapar tidak akan terkena/ ringan.

Pasif
Kekebalan

Kekebalan yang diperoleh dari luar


tubuh, bukan dibuat oleh tubuh
sendiri seperti antibodi transplasenta,
ASI, suntikan imunoglobulin.

Aktif
Kekebalan yang dibuat oleh tubuh
sendiri akibat terpajan antigen seperti
imunisasi atau sakit (memori
imunologik)

Vaksinasi
Vaksinasi

merupakan suatu tindakan yang


dengan sengaja memberikan paparan dengan
antigen yang berasal dari mikroorganisme
yang patogen.
Live

attenuated

Bakteri atau virus yang dilemahkan.

Vaksin

Virus hidup

Bakteri
hidup

Vaksin campak, polio


oral, MMR dan rotavirus

BCG, typhoid

Inactivated
Bakteri,virus atau komponennya yang dibuat tidak
Virus mati
Bakteri
Komponen aktif.
mati
Influenza, rabies, hepatitis
A, polio suntik (IPV)

Pertusis

Hemophilus
influenza

Respon Imun

Mekanisme Respon Imun Pada


Vaksinasi

JENIS IMUNISASI

IMUNISASI NONPPI

IMUNISASI DASAR PPI


JENIS

PENYAKIT / KOMPLIKASI

VAKSIN

PENYAKIT

BCG

TBC Paru, TBC Kelenjar,

Influe
nza
Hib

PCV

TBC Otak (Meningitis TB)


HEPATITI Hepatitis, Sirosis Hati,
S

Kanker Hati (Hepatoma)

POLIO

Polio Mielitis (Lumpuh

VARI
CELLA

NON
-PPI

TIFOI
D

Layu)
DPT

Difteri, Pertusis, Tetanus

CAMPAK

Campak (Morbili)

HEPATITI
SA

MMR
HPV

Imunisasi

Teknik Pemberian dan Dosis


Antigen

Tehnik

Dosis

BCG
injeksi i.c. 0.05 ml
Hep B
injeksi i.m. 0.5 ml
Hib
injeksi i.m. 0.5 ml
DPT
injeksi i.m. 0.5 ml
OPV
tetes per oral 2 tetes
IPV
injeksi i.m/sc
0.5 ml
Campak
injeksi s.c
0.5 ml

Kontraindikasi Vaksin
1. Riwayat alergi serius (reaksi anafilaksis) setelah
pemberian vaksin dosis sebelumnya
2. Riwayat alergi serius (reaksi anafilaksis) terhadap
salah satu komponen vaksin
3. Untuk vaksin hidup seperti BCG tidak diberikan pada
pasien dengan kekebalan imun rendah (leukemia,
anak yg mendapat Th/ steroid jangka panjang,
menderita HIV)

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


Kejadian

ikutan pasca imunisasi (KIPI/adverse


event following immunization) adalah
kejadian medik yang berhubungan dengan
imunisasi, baik berupa reaksi vaksin ataupun
efek simpang, toksisitas, reaksi sensitivitas,
efek farmakologis; atau kesalahan program,
koinsidensi, reaksi suntikan, atau hubungan
kausal yang tidak dapat ditentukan (Ditjen
P2PL dan Pusdiklat SDM kesehatan Depkes
RI, 2006).

BCG

Bacille Calmette-Guerin: vaksin hidup dari


M. bovis
Tidak boleh terkena sinar matahari
Disimpan pada suhu 2-8C. Tidak boleh beku
Bila sudah diencerkan harus dibuang dalam
8 jam
Efek proteksi 0-80%
Dosis 0.10 ml untuk anak, 0.05 ml untuk BBL
Diberikan pada deltoid kanan, intradermal

BCG
Diberikan

pada umur < 2 bulan, bila >3


bulan lakukan uji tuberkulin dahulu
Kontraindikasi :
Uji tuberkulin > 5 mm, gizi buruk, HIV,
leukemia, mendapat steroid, radiasi,
demam tinggi, infeksi kulit luas,
tuberkulosis, kehamilan

HEPATITIS B
Diberikan

sedini mungkin setelah lahir


Vaksinasi awal diberikan 3 kali. Jarak
suntikan I dan II 1-2 bulan, suntikan III 6
bulan dari I
Bayi dg status HBsAg ibu (+), berikan
vaksin dan HBIG 0.5 ml, IM, di sisi tubuh
yang berlainan

HEPATITIS B (Lanjutan)
Pemeriksaan

Anti-HBs pasca imunisasi 3


bulan setelah suntikan terakhir
Kontraindikasi: belum dipastikan KI
absolut, kecuali pada ibu hamil

DIFTERI, PERTUSIS,
TETANUS
Diberikan

3 kali. DPT 1 umur 2-4 bulan,


DPT 2 3-5 bulan, DPT 3 4-6 bulan. DPT
4 satu tahun setelah DPT 3, DPT 5 usia
5-7 th
Dosis 0.5 ml, intramuskular
Pada usia 12 tahun diberikan DT

DIFTERI, PERTUSIS, TETANUS


(Lanjutan)
Imunisasi

3x memberikan kadar
protektif terhadap difteri 68-81%,
pertusis 65.8%
KI: defisiensi imun, riwayat kejang

POLIO
Vaksin

polio oral
Dosis 2 tetes, oral
Dosis I sedini mungkin/bersama dg BCG,
dosis II, III dan IV diberikan dg interval
masing-masing 4 minggu. Dosis V
diberikan 1 th setelah dosis IV. Dosis VI
dan VII pd usia 6 dan 12 th
KI: defisiensi imun, diare

CAMPAK
Jenis

vaksin: Schwarz
Dosis 0.5 ml, SC atau IM
Diberikan umur 9 bulan. Tidak
diperlukan booster
KI: defisiensi imun, alergi telur,
mendapat Ig dalam 6 bulan terakhir

Varicella
Virus

hidup
Efikasi 95% (Range, 65%-100%)
Imunitas >7 tahun
Dapat diberikan bersamaan dengan MMR
Direkomendasikan untuk diberikan pada semua
anak yang rentan sebelum berusia 13 tahun
Kontraindikasi :

Reaksi alergi hebat terhadap komponen vaksin


Immunosupresi
Sakit akut sedang sampai berat

Measles, Mumps, Rubella


(MMR)
Vaksin

hidup yang dilemahkan


Merupakan vaksin kering, harus digunakan dlm
waktu 1 jam setelah dicampur dg pelarutnya
Dosis tunggal 0.5 ml scr IM atau SC dalam
Diberikan pada umur 12-18 bulan
Efek samping

Demam (6-12 hari setelah penyuntikan,


berlangsung selama 5 hari)
Ruam sementara
Trombositopenia sementara

(Haemophilus influenzae b)
Hib
Kapsul

polisakarida
Diberikan sejak umur 2 bulan, diberikan
3 kali dengan jarak 2 bulan
Bila diberikan pada usia 6 bl-1 th
diberikan 2 kali, sdgkan bila >1 th cukup
diberikan 1 kali
Intramuskular
Efek samping: lokal & sangat jarang

Pneumokokus

Dua tipe

Polysaccharide pneumococcal vaccine 23


serotypes (PPV-23)
Polysaccharide capsule conjugated to protein- 7
serotypes ( PCV-7).

Dosis tunggal 0,5 ml, IM atau SC dalam


Diberikan sejak umur 2 bulan, diberikan 3 kali
dengan jarak 2 bulan, imunisasi ulangan 6
bulan kemudian
Efek samping (lokal)

Rotavirus
Vaksin

rotavirus monovalen diberikan 2

kali
Dosis I diberikan umur 6-14 minggu,
dosis ke II diberikan dengan interval
minimal 4 minggu.

Influenza
Virus

tidak aktif. Ada 2 macam, yaitu


whole-virus dan split-virus vaccine
Satu dosis vaksin dapat diberikan secara
teratur setiap tahun
Untuk anak usia 6 bl-3 th 0,25 ml, usia
>3 th 0,5 ml. Untuk anak usia 6 bl-9 th
bila mendapat vaksin pertama kali harus
diberikan 2 kali berturut-turut dg selang
waktu 1 bulan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai