Tugas Mata Blok 29 Eye Emergency 2
Tugas Mata Blok 29 Eye Emergency 2
Riwayat Klinis
Penurunan
Pemeriksaan Mata
Visus: <6/60
Diagnosis
Anamnesis dan
visus
pemeriksaan mata
mendadak,
Diagnosis Banding
Iritis akut
Konjungtivitis
Terapi
Tatalaksana awal:
Pasien
supine
Asetazolamid 500 mg IV (TIO
akut
diposisikan
secara
tampak
<50 mmHg)
Apraclonidine 1% / timolol
halo reaktif
apabila melihat
sumber cahaya, Gonioskopi:
nyeri
mata
0,5%,
kontralateral
dekksametason
mual, muntah
Tonometri: peningkatan TIO 50 mm Hg
prednisolon
1%
0,1% pada
profilaksis
Analgesik, antiemetik
sebagai
Tatalaksana lanjutan:
mata
mengalami
perdangan akut
Timolol 0,5% bid, apraclonidine
1% tid dan/atau asetazolamid
250 mg qid sesuai respons
Ulkus Kornea
Mata merah,
berair, nyeri
hebat, sensasi
benda asing,
segmen posterior
sekret, palpebra
bengkak, nyeri
apabila melihat
cahaya terang,
infiltrat
endoftalmitis
keratitis
glaukoma akut
uveitis anterior
terapi
Iridotomi
Pertama kali berdasarkan
hasil
0,3%, vankomisin 5%
Batang
Gram
negatif:
tergantung
gentamisin
kedalaman lesi
dan etiologi
keratitis
5%
Kokus
1,5%,
Gram
fluorokuinolon
negatif:
0,3%,
seftriakson 5%
Mikobakterium: amikacin 2%,
klaritromisin 1%, trimetoprimsulfametoksazol 1,6% : 8%
Antifungi lokal:
0,15%,
miconazole 1%
Antiviral lokal:
Herpes
asiklovir 3%
Varicella-zoster: asiklovir oral
simpleks:
salep
Penurunan
Segmen anterior:
Anamnesis (riwayat
ulkus kornea
visus,
mata
pembengkakan
palpebra
konjungtiva
merah, floaters,
fotofobia, nyeri
dan
glaukoma akut
sebelumnya,
kekeruhan vitreus
nekrosis retina
penunjang (biakan
kuman dari vitreus
tiba-tiba setelah
trauma, mata
indirek, tonometri
sensibilitas
pada
berair,
periorbital,
permukaan
perdarahan,
fluorescein
mata
penglihatan,
sensasi benda
asing
tergantung etiologi
Vitrektomi
Antimikroba
tergantung etiologi
Vitrektomi
Antimikroba intravitreal
sistemik,
dan/atau aqueous
Onset nyeri
penurunan
Endoftalmitis endogen:
humor)
Palpasi orbital, tes
fotofobia,
trauma:
hiperemis
Segmen posterior:
Aberasi kornea
Benda asing
segera
Hentikan pemeriksaan
selanjutnya
Basa)
pandangan
kabur, epifora,
blefarospasme,
Konjungtivitis
Konjungtivitis
akut
Keratokonjungt
ivitis sicca
Ulkus kornea
berat,
penurunan
visus
mendadak
( trauma asam),
penurunan
penglihatan
progresif
(trauma basa)
Hifema
hemoragik
nyeri, lakrimasi,
nyeri
q2h
Sikloplegik: Atropin 1% ED /
q2h
Asetazolamid 500 mg
Doksisiklin 100 mg
Natrium sitrat 10% topikal q2h
10 hari
Pembedahan
Nyeri, epifora,
USG, CT-scan,
blefarospasme,
pemeriksaan darah
sickle cell
penglihatan
tonometri
disease
koagulasi, mata
Manifestasi
sangat
menurun
Keratitis
herpes
simpleks
dibebat
Asetazolamid bila
terjadi glaukoma
Parasentesis bila
terlihat tanda-tanda
imbibisi kornea,
glaukoma sekunder,
hifema penuh dan
berwarna hitam atau
tidak membaik setelah
Adanya benda
asing pada
mata, iritasi,
Fluorescein
CT-scan
Konjungtivitis
5 hari
Mengeluarkan benda asing
Antibiotik
NSAID
Asetaminofen
orbital
tidak
dapat melokalisi
r sensasi, mata
X-ray orbital
merah, injeksi
Trauma Radiasi Sinar Las
konjungtiva
Keluhan 4-8
jam setelah
trauma, mata
Anamnesis dan
Sindrom mata
kering
Trauma mata
uji fluoresein
positif
Sikloplegia
Antibiotik lokal
Analgetik
Mata dibebat 2-3 hari
sangat sakit,
Bendasing
fotofobia,
bawah kelopak
blefarospasme,
mata
konjungtiva
Ablasio
Regmatogenesa
retina
Eksudatif
khemosis
Gangguan
penglihatan
fluoresensi,
seperti melihat
elektroretinogram
tabir yang
menutup,
berwarna merah)
Retinoschisis
Ablation retina
non
regmatogen
fotopsia
Penglihatan
Ablation retina
berkurang dari
regmatogen
ringan sampai
Traksi
berkurang/hilang
berat
Disebabkan
Ablation retina
retinopati
regmatogen
diabetes
proliferative,
retinopati pada
prematuritas,
trauma mata
Vitrektomi