Anda di halaman 1dari 5

WAKTU DALAM KEHIDUPAN MUSLIM

OLEH :
Abu Hisyam Muhammad Abdillah Al-Kebumeny

Detik-detik berubah perlahan menjadi menit, bergeser perlahan


menjadi jam dan berlalulah hari demi hari. Tidak seorangpun dapat
menahan pergantian waktu. Setahun telah berlalu dari bulan Ramadhan
1420H dan sekarang kita telah berada di bulan suci Ramadhan 1421H.
Di dalam Al-Quran surat Al-Isra (103) ayat 1-3, Allah SWT telah
mengingatkan kepada kita;

Artinya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan

nasehat

menasehati

supaya

mentaati

kebenaran

dan

nasehat

menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-Isra : 1-3)

Tidak sedikit orang hidup di dunia ini hidup dalam kerugian karena
menyia-nyiakan waktu sebagai mencapai peluang dalam mencapai
kebahagiaan,

keselamatan

dan

kesejahteraan

bagi

dirinya

dalam

kehidupan bersama orang lain. Mereka lupa bahwa keberhasilan di dunia


adalah ujian Allah SWT, keberhasilan itu sifatnya tidak abadi. Karena
mereka lupa akan hal itu, maka mereka berlomba-lomba untuk
mencapainya dengan jalan yang tidak diridhoi Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam surat At-Taghabun (64) ayat 15, yaitu

Artinya:
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu):
dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (At-Taghaabun : 15)

Sebaliknya dari kondisi manusia seperti tersebut di atas, tidak


sedikit orang yang sadar karena hidayah Allah, sehingga dalam mengejar
kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan masih tetap berpegang pada
tali Allah. Dalam kondisi bagaimanapun dirinya, tampak dari sikap dan
tingkah laku dirinya yang menggambarkan iman kepada Allah SWT.

Allah SWT telah berfirman dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56

Artinya:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepadaku. (Adz-Dzariyat : 56)

Bagi seorang muslim

, hidup adalah ibadah, setiap

detik kita adalah untuk ibadah, untuk mencapai ridha Allah SWT. Apa
yang kita perbuat dengan diniatkan lillahitaala, maka perbuatan kita itu
sudah dinilai ibadah. Contoh, waktu kita jalan dan menjumpai duri di
jalan, kalau kita singkirkan duri itu dengan mencari ridha Allah SWT,
maka sudah bernilai ibadah.

Dari uraian di atas berarti orang akan merugi kalau waktu yang
disediakan Allah SWT tidak digunakan sebagaimana mestinya sesuai
yang diperintahkan Allah karena waktu tidak akan pernah berulang.
Banyak orang terkejut karena menyadari usianya sudah tidak muda lagi.
Mereka melihat teman-temannya yang semula bersama-sama sekolah di
SMP atau SMA ternyata telah berhasil karena dapat memanfaatkan waktu
dengan baik. Timbullah penyesalan yang selalu datang terlambat,
mengapa

waktu

yang

telah

disediakan

Allah

selama

ini

tidak

dipergunakan semaksimal mungkin untuk bekerja keras dan beramal /


ibadah. Akan tetapi lebih buruk lagi jika orang yang sudah penuh
penyesalan tadi tidak segera memperbaiki diri, malah karena sudah
merasa terlanjur sehingga waktu yang tersisa justeru semakin disiasiakan.

Dari segi memanfaatkan waktu dan didasarkan pada kondisi


seseorang itulah, dari riwayat Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah
bersabda:

Artinya:
Pergunakanlah lima perkara sebelum lima perkara : hidup sebelum
matimu, kesehatanmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum
kesibukanmu, umur mudamu sebelum tuamu dan kekayaanmu sebelum
kemiskinanmu.(HR. Al Baihaqi)

Usia

bagi

kita

adalah

suatu

kenikmatan

dan

nanti

akan

dipertanyakan / diminta pertanggungjawabannya dihadapan Allah SWT


pada hari Yaumuddin. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits
Rasulullah SAW :
Artinya :
Tidak bergeser telapak kaki seorang manusia pada hari kiamat nanti,
sehingga ditanya (diminta pertanggungjawaban) dari empat masalah
nikmat; dari perihal umurnya, untuk apa dihabiskannya, dari hal
ilmunya, untuk apa diamalkannya, dari hal kekayaannya, dari mana
mengusahakannya kepada apa digunakannya, dan dari hal kekuatan
fisiknya untuk apa digunakannya.

Oleh karena itu Rasulullah SAW telah mengajarkan doa kepada


umatnya, yaitu doa di saat menyongsong kehidupan, tiap-tiap pagi.
Dengan demikian kita akan selalu optimis dalam menyongsong kehidupan
waktu-waktu yang akan datang. Doa yang diajarkan beliau yaitu:

Artinya:
Ya Allah yang menciptakan semua langit dan bumi, dan mengetahui apaapa yang tersembunyi dan apa-apa yang nyata, Tuhan segala sesuatu
serta yang memilikinya; aku menyaksikan tiada Tuhan selain Dia, aku
memohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatan diriku sendiri dan dari
kejahatan setan serta sekutunya.

Anda mungkin juga menyukai