Anda di halaman 1dari 27

Pengantar Pengetahuan Geologi

BAGIAN I
PENGANTAR PENGETAHUAN GEOLOGI
Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan dari sejak zaman
prasejarah. Manusia purba sudah mengetahui macam batuan yang baik bagi bahan
baku senjatanya serta mengetahui pula dimana mereka bisa mendapatkannya atau
mencarinya. Kemudian bangsa Romawi mendirikan pyramid dan patung sphynks
bukan didataran banjir S.Nil tetapi disuatu dataran yang aman dari banjir serta
mempunyai fondasi yang kuat sehingga tidak terjadi amblesan (subsidence), akibat
beban yang sangat berat.
Selanjutnya rasa ingin tahu manusia tentang alam sekelilingnya, adanya gunung
api, bentang alam, perbukitan dan lembah-lembah. Terjadinya bencana gempabumi,
tanah longsor, gunung api dan bencana alam lainnya, mendorong manusia untuk
mempetajarinya. Dan kemudian keinginan untuk hidup lebih nyaman, dengan mencari
sumber energi. Minyak bumi dan batubara, yang sangat diperlukan sebagai bahan
bakar. Baik untuk keperluan industri maupun untuk pemanas ruangan selama musim
dingin.
Juga keperluan akan logam sebagai bahan baku industri dan logam mulia untuk
perhiasan dan pelapis yang tahan karat, serta beberapa mineral yang diperlukan
sebagai bahan baku semi konduktor dalam industri elektronika.
Bertambahnya penduduk bumi yang sangat pesat memerlukan selain pemukiman juga
kebutuhannya makin banyak ragamnya, termasuk masalah air dan lingkungan. Untuk
memenuhi semua ini, rasa ingin tahu berkembang menjadi suatu kebutuhan untuk
mengetahui lebih banyak serta memecahan masalah-masalah kebumian dan mendaya
gunakan kekayaan bumi kita ini.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan akan
sumber energi, makin berkembang pula ilmu geologi, berkat dukungan dari cabangcabang ilmu lainnya. Misalnya dengan geofisika, dapat dibuktikan bahwa teori
pengapungan benua yang dicetuskan oleh Alfred Wegener tahun 1912 an, yang
semula menjadi bahan tertawaan memang benar adanya, dan berkembanglah Teori
Tektonik Lempeng, sejak tahun 1960 an. Teori ini dapat menjelaskan banyak hal
mengenai gejala-gejala alam yang semula belum diketahui, letak gunung api yang
membentuk jalur jalur tertentu, adanya gempa bumi dan sebagainya. Selain itu juga
mengembangkan metoda eksplorasi bahan galian dan hidro-karbon. Dalam bab-bab
selanjutnya akan diuraikan planet bumi, baik material pembentuknya maupun
prosesproses alamiah yang telah dan tengah berlangsung.

1.1. SEJARAH ILMU GEOLOGI


Sifat dan material bumi, serta proses-proses yang berlangsung dipermukaan
bumi sudah menjadi pusat perhatian sejak beberapa abad. Bangsa - Yunani sejak
2300 tahun yang lalu telah menulis mangenai fossil, batu permata, gempa bumi dan
gunung api. Yang sangat menonjol saat itu adalah Aristotle. la seorang filosof, oleh
karena itu penjelasannya lebih banyak berupa pernyataanpernyataan sekehendaknya
saja bukanlah hasil observasi atau percobaan-percobaan. Misalnya terbentuknya
batuan, dikatakan merupakan akibat pengaruh bintang-bintang. Dan gempa bumi
adalah meledaknya udara yang padat dibumi akibat pemanasan oleh pusat api.
Penjelasannya untuk masa itu cukup memadai. Akan tetapi karena ia saorang
pemimpin para filosof dan disegani, pendapatnya lebih diterima dibandingkan dengan
pendapat yang didasari obserfasi atau percobaan-percobaan. Sehingga agak

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

menghambat kemajuan ilmu. Kemudian dikenal beberapa doktrin yang termasuk


revolusioner saat itu adalah :
A. Katastrofisme ; sepanjang abad ke 17 dan 18 doktrin katastrofisme sangat
populer. Para penganutnya percaya bahwa bentuk permukaan bumi dan segala
kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat akibat suatu bencana
(catastroph) besar. Pegunungan, lembah dan bentuk lainnya, yang sekarang kita tahu
pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama, dianggap terbentuk hanya
dalam sesaat saja.
B. Uniformitarianisme ; akhir ahad ke 18 dianggap sebagai permulaan geologi
modern, karena pada masa ini, James Hutton, seorang ahli fisika Skotlandia
menerbitkan bukunva : Theory of the Earth. dimana ia mencetuskan doktrinnya
Uniformitarianisme.
Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini
menyatakan bahwa hukum-hukum frsika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini
berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan Proses-Proses yang
membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak
lama. Doktrin ini lebih terkenal sebagai : The present is the key to the past.
Dengan demikian jelaslah bahwm geologi sangat erat hubungannya dengan waklu.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

BAGIAN II
GEOLOGI
Kata Geologi pertama kali dipergunakan pada tahun 1473 oleh Richard de Bury,
untuk hukum atau ilmu kebumian, sebagai kebalikan dari istilah teologi. Sebenamya
ada beberapa pendapat mengenai siapa yang pertama kali mempergunakan kata
geolagi ini. Antara lain seorang Inggris bernama Warms. pada tahun 1690
menerbitkan Geologia. Dan talum 1778 oleh Jean Andre de Luc penasehat ratu
Charlotte dan juga dalam karya seorang ahli kimia Saiss, S.B. de Saussure.
Kata geologi berasal dari kata Yunani, geos berarti bumi dan logos yang berarti ilmu.
Jadi geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, dan merupakan kelompok ilmu yang
mempelajari bumi secara menyeluruh, asal mula, struktur, komposisi, sejarahnya
(termasuk perkembangan kehidupan) dan proses proses alam yang telah dan sedang
berlangsung, menjadikan keadaan bumi seperti saat ini.
2.2. CABANG-CABANG GEOLOGI
A. Mineralogi, mempelajari mineral-mineral, komposisi, bagaimana terjadinya,
struktur kristal dan sifat-sifat fisiknya.
B. Petrologi, ilmu yang mempelijari batuan, asal mula kejadiannya, stnuktur dan
tekstur, klasifikasi atau pengelompokan bertiagai macam batuan yang terdapat
diatas permukaan bumi.
C. Stratigrafi, mendiskripsi dan mempelajari perlapisan batuan-batuan, mengenai
penyebaran, komposisi, ketebalan, umur, keragaman dan korelasi lapisan batuan.
D. Paleontologi, merupakan studi mengenai fossilfossil, sisa-sisa dan jejak
kehidupan masa talu. Himpunan fossil-fossil dapat dipergunakan untuk membuat
korelasi lapisan lapisan yang berumur sama disuatu wilayah yang luas.
E. Geologi Struktur, mempelajari bentuk dan konfigurasi batuan di kerak bumi yang
terdeformasi dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat menjadi
pegunungan lipatan. Pengetahuan struktur dapat membantu dalam pencarian
bahan galian.
F. Geomorfologi, mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang
membentuknya. Menganalisis dan menginterpretasi sejalah beatang alam.
Geofisika, adalah studi mengenai sifat-sifat fisik bumi secara keselutuhan,
termasuk kegempaan, gaya berat, kemagnitan, gradient suhu dsb. Geokimia, pada
dasarnya adalah studi mengenai komposisi (kimia) bumi. Mempelajari keberadaan
unsur-unsur, isotop di bumi dan penyebaran unsur_ unsur tertentu diberbagai
tempat.
G. Geologi Ekonomi, mempelajari adatrya, pemebaran dan terjadinya mineralmineral ekonomis. Menghitung cadangan serta nilai ekonomis cehakan mineral.
H. Geofogi teknik, penggunaan geologi pada kerekayasaan, erat hubungannya
dengan rekayasa sipil. Ilmu-ilmu ini merupakan pengetahuan dasar yang sangat
berguna dan diperlukan "am melakukan eksplorasi atau pencarian baik bahan
galian maupun hidro-karbon. Demikian pula bagi penentuan lokasi dan kondisi
geologi daerah perencanaan suatu bangunan besar.
Hubungan dengan ilmu lain yang berkaitan. Proses-proses yang bekerja
dipermukaan bumi sangat erat hubungannya dengan hukum-hukum fisika, kimia dan
biologi. Gambar 1.1 memperlihatkan diagram piramid hubungan antara geologi
dengan ilmu lain yang saling berkaitan. Dengan ilmu kimia, dipelajari geokimia, yang
berkaitan dengan fisika adalah geofisika dan yang berhubungan dengan biologi
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

dipelajari paleontologi. Sedangkan ilmu kimia dan biologi, biokimia; ilmu biologi dan
fisika, biofisika, dan ilmu kimia dan fisika adalah kimia fisik.
GEOLOGI

FISIKA

BIOLOGI

Gambar 1.1 Piramid hubungan geologi dengan ilmu lain yang erat kaitannya dengan sifatsifat bumi.

2.2. PLANET BUMI


Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem Tatasurya, Dan terdapat di
dalam Jagadraya yang tak terhingga besarnya. Seperti kita ketahui bahwa dalam
Jagadraya terdapat ddak hanya satu sistem tatasurya kita tetapi ada beberapa lagi.
Tatasurya atau solar system adalah suatu sistem yang terdiri dari matahari dan
planet-planet serta benda-benda angkasa yang berputar mengitarinya, menurut orbit
tertentu. Planet-planet tersebut dapat tetap pada orbitnya akibat adanya gaya tarik
gravitasi.
Terbentuknya tatasurya kita sama dengan sistem matahari vang lain dalam
Jagadraya. Didalam Jagadraya yang tampaknya hampa, sebenarnya mengandung
atom-atom berbagai unsur, yang menyebar di mana-mana berupa "awan" tipis,
berbentuk gas tipis yang bergolak dan berputar. Saat awan gas tipis tersebut secara
perlahan-lahan memadat oleh mengelompoknya atom-atom yang tersebar, lahirlah
pusat tatasurya yaitu matahari. Energi kinetik gas-gas yang berputar dan bergolak
meningkatkan rotasi matahari dan planet-planetnya. Mengelompoknya atom-atom itu
disebabkan oleh gaya gravtasi dan bergeraknya atom-atom yang bergerak saling
mendekat secara perlahan, membuat gas menjadi makin panas dan makin padat.
Salah satu proses mengelompoknya gas ini membentuk bumi dan panet-planet yang
lain. Gambar 2.1 memperlihatkan proses ini.
Lebih dari 99 persen atom-atom di ruang angkasa adalah hidrogen dan helium
yang merupakan dua atom paling ringan. Dekat pusat awan gas, atom-atom berada
dalam tekanan dan suhu yang tinggi sehingga hidrogen dan helium mulai bergabung,
membentuk unsur-unsur lebih berat. Bergabungnya unsur-unsur ringan menjadi unsur
yang lebih berat menyebabkan lepasnya energi panas. Hidrogen dan helium
mengalami pembakaran nuklir. Matahari terbentuk pada saat pembakaran nuklir mulai
didalam awan gas, kira-kira 6000 juta tahun yang lalu. Pembakaran nuklir terbatas

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

hanya di pusat awan gas. Sedangkan gas bertekanan rendah masih berputar dengan
oepat disekeliling matahari.

C
Gambar 2.1. Pembentukan Tatesurya model Nobular. A. Sistem Tata Surya diawali
dari awan gas yang berputar. B. Sebagian besar massa terkonsentrasi di pusat dan
membentuk Matahari, sisa material berakumulasi dan terkonsentrasi membentuk
planet-plsnei, C. Tata surya saat ini. Bumi menupakan planet ketiga dari Matahari,
sekitar 150 juta kilometer dan mempunyai komposisi khas yang memungkinkan
adanya kehidupan. (Carla W Montgomery, 1989)

Perputaran menimbulkan gaya sentrifugal, menarik kearah luar, sedangkan


gaya berat cenderung menarik gas-gas kedalam, kearah matahari. Akibat kedua gaya
yang berlawanan ini perlahan-lahan menjadikan awan gas berbentuk datar,
membentuk piringan gas berputar disekitar matahari, dan dinamakan nebula
planetaria. Bagian luar nebular planetaria yang lebih dingin, menjadi cukup padat dan
memungkinkan bahan-bahan padat terkondensasi. Yang akhirnya menjadi planetplanet (gambar 2.2). Matahari dikelilingi 9 planet-planet, Merkuri, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus Neptunus dan Pluto. Berdasarkan rapat massa dan jaraknya
dari matahari, dikelompokkan menjadi Planet-planet Terrestrial, 4 planet terdekat
matahari dan yang lainnya Planet-planet Jovian.
Planet Terrestrial bersifat mirip dengan bumi, mempunyai rapat massa besar, 3
g/cm3 atau lebih dan betukuran kecil. Planet Jovian, mirip Jupiter, lintasannya lebih
jauh dari matahari, rapat massany-a lebih kecil, 0.7 - 1.3 g/cm3 , namun massanya
jauh lebih besar. Jupiter dan Saturnus misalnya, mempunyai massa 317 dan 95 kali
massa bumi. Planet-planet terdekat matahari bersuhu paling tinggi, terdiri dari bahanbahan yang hanya dapat terkondensasi pada suhu tinggi, seperti besi, silikon
magnesium dan alluminium. Planet-planet yang jauh dari matahari bersuhu lebih
rendah dan terdiri dari selain unsur-unsur seperti diatas, juga unsur-unsur volatil,
seperti hidrogen, helium dan belerang yang dapat berbentuk gas meskipun pada suhu
rendah.
2.3. BENTUK BUMI
Menurut cerita zaman dahulu orang mengira bahwa bumi merupakan daratan
yang bundar, ditutupi oleh langit dan dikelilingi lautan yang melingkar. Kemudian
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

pemikiran para filosof Yunani, Thales mengatakan bumi terapung dilautan.


Anaximander berpendapat bahwa bumi berbentuk silinder dan melayang dilangit yang
bulat.
Jovlan

Yupiter

Saturnus

Gambar 2.2. Susunan Tata surya


Sedangkan Pythagoras dan para penganutnya sebagai ahli matematika
mecnikirkan bumi sebagai bulatan yang tentunya mempunyai bentuk simetris Bulatan
ini sesuai dengan bentuk ideal matematis, dan bumi sesuai sebagai pusat dari seluruh
sistem. Kemudian timbul argumen baru, yaitu bayangan bumi pada saat gerhana
bulan tampak sebagai lingkaran. Dan mula-mula kapal hanya ferlihat tiangnya saja,
setelah dekat baru tampak badannya. Pada tahun 1519 Magelhaes berlayar
mengelilingi bumi.
Dengan adanya photo dan manusia yang mengamati dari satelit di angkasa
maka jelaslah bahwa bumi kita berfientuk bulat. Namun tidaklah sebulat sebuah bola.
Newton menduga akibat perputaran pada sumbunya, bumi tidak berbentuk bulat
sempurna melainkan berbentuk ellipsoid. Mendatar pada kutub-kutubnya. Dugaan ini
diperkuat oleh pengamatan planet-planet dengan teropong bintang, terutama planet
Yupiter yang berputar lebih cepat (10 jam setiap putaran ). Dengan demikian maka
derajat meridian di kutub lebih besar dari pada di khatulistiwa. Untuk membuktikannya
tahun 1735 Academie des Sciences Paris mengirim ekspedisi ke Lapland dan Peru.
Hasiln`-a adalah benar derajai meridian di Lapland satu meter lebih panjang.
2.4. UKURAN BUMI
Keingin tahuan manusia mengenai bumi tidak terbatas pada bentuk permukaan
saja, tetapi juga berapa besar bumi ini sebenarnya. Eratosthenes (275 -195 SM) yang
tinggal di Alexandria berpendapat bahwa jika bumi bulat, tidak mungkin matahari
berada pada zenit didua tempat yang berjauhan letaknya. la memperhatikan sinar
matahari pada tengah hari di pertengahan musim panas di kota Syene jatuh tepat di
dasar sumur yang dalam. Sedangkan di Alexandria yang berjarak 5000 stad (gambar
2.3) pada saat yang sama, bayangan jarum gnonon memperlihatkan 1/50 bagian dari
seluruh lingkaran. Sudut ini sama dengan sudut APS, maka dengan demikian ia
menyimpulkan bahwa keliling bumi haruslah 50 kali 5000 stad atau 250.000 stad Bila
satu stad kurang lebih 157 m. maka keliling bumi sekitar 39.250 Km. Perkiraan ini
ternyata mendekati dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti-peneliti
selanjutnya.
Pada tahun 1617 Snellius melakukan pengukuran dengan metoda segitiga. Dan
sejak ditentukannya satuan panjang yaitu meter pada tahun 1719, maka keliling bumi
adalah sekitar 40.000 km. Dengan demikian jari-jari bumi di khatulistiwa sebesar
6378,38 km sedangkan di kutub 6356,91 km.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

2.5. STRUKTUR DALAM BUMI


Pendahulu yang memikirkan struktur-dalam bumi yang terkenal adalah Plato.
la berpendapat bahwa bumi terdiri dari substansi berfasa qir dilapisi oleh lapisan kerak
yang tipis. Pada bagian-bagian kerak yang lemah diterobos oleh substansi dari dalam,
keluarlah magma dan timbullah gunungapi.

Gambar 2.3. Erasthotenes menghitung keliling bumi dengan mengukur jarak antara
Alexandria (A) dan Syene (S), x - 5000 Std dan membandingkan besar sudut
pada gnomon di A,
a = I/50 lingkaran. Maka keliling lingksran adalah SO x
5000 std = 230 000 std atau = 40 000 km.

Untuk mengetahui struktur dalam bumi tidaklah mudah. Karena pemboran


terdalam yang pernah dilakukan hanya sedalam 8 km. Dari mempelajari batuan yang
tersingkap dipermukaan bumi, akibat erosi mencapai 20 sampai 25 Km. saja. Gunung
api memberikan contoh batuan yang lebih dalam, tetapi hanya sampai sekitar 200 Km.
Akan tetapi dengan mempelajari sifat gelombang gempa bumi dapat diketahui lebih
banyak hal mengenai struktur dalam bumi. Dengan mempelajari waktu tempuh
perambatan gelombang, yang ternyata bervariasi dan tidak sesuai dengan hasil yang
diperhitungkan berdasarkan antara jarak tempuh dan waktu yang diperlukan.
Dan berdasarkan kenyataan bahwa kecepatan rambat gelombang merupakan
fungsi dari densitas media yang dilaluinya, maka para ahli kegempaan menjelaskan
ketidak sesuaian dan variasi waktu tersebut disebabkan oleh karena gelombang
gempa merambat tidak dalam satu macam media, tetapi dalam beberapa media yang
densitasnya berbeda. Dengan kata lain bumi tidak merupakan suatu bulatan yang
homogen, melainkan terdiri dari beberapa lapisan yang konsentris dengan densitas
berbeda. Densitas terbesar terakumulasi pada pusat, dan mengecil menjauhi dari
pusat.
Dari data kegempaan tersebut, secara sederhana dibuatlah suatu madel
struktur bumi. Bumi dibagi menjadi 3 bagian seperti terlihat pada bagian sebelah kiri
gambar 2.4.
1. Kerak bumi (Earth crust). merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri dari
batuan yang lebih ringan dibandingkan dengan batuan selubung dibaw-ahnya.
Dengan densitas rata-rata 2.7 grm/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan
ketebalan ini menimbulkan perbedaan elevasi antara benua dan samudera.. Pada
daerah pegunungan ketebalannya lebih dari 70 km dan
kurang dari 5 km pada beberapa samudra.. Berdasarkan data kegempaan para
akhli membaginya menjadi dua :

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

Gambar 2.4. Penampang Bumi


Kerak benua, pada umumnya terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45
Km., dan berkisar ant:ara 30-70 Km. Oleh karena kaya akan unsur Si dan A1 maka
ada yang menyebutnya sebagai lapisan Sial.
Kerak samudra, terdiri dari batuan basaltik yang tebalnya 8 Km.. kerak samudra
kaya akan unsur Si dan Mg dan disebut juga lapisan Sima..
2. Selubung bumi (Mantle), terletak dibawah kerak bun-i. Terdiri dari batuan,
ketebalannya 2885 km. Densitasnya berldsar dari 3,3 didekat kerak dan 5.7 grm/cc
dekat dengan inti bumi.
3. Inti bumi (Core), terletak dari kedalaman 2900 km sampai pusat bumi. Struktur
inti bumi kompleks, sehingga dapat dibagi menjadi inti bagian luar dan inti bagian
dalam.
Dengan perkembangan pengetahuan kegempaan dan banyaknya stasiun gempa
di bumi, yang memungkinkan mempelajari sifat perambatan gelombang-gelombang
gempa P dan S , sehingga dapat diketahui struktur dalam bumi lebih rinci.
Gambar 1.4 bagian kanan memperlihatkan struktur dalam bumi yang terdiri dari :
Litosfir, merupakan lapisan teratas bumi, termasuk kerak dan bagian alas
selubung. Ketebalannya sekitar 50 Km dibawah samudra clan dibawah benua
lebih tebal berkisar 100 km., bersifat kaku, keras, kompak dan kuat (Gbr 1.5).
Astenosfir, terdapat dibawah litosfir, sebagai lapisan yang lunak pada bagian
alas selubung, tebalnya sekitar 600 km. Lapisan ini sangat berarti karena suhu
clan tekanannya dalam keseimbangan yang baik sehingga materialnya dalam
keadaan mendekati titik leburnya. Karena hampir mclebur dan berstsuktur
lemah memungkinkan untuk mengalir. Pergerakan dalam lapisan ini berperan
sebagai penyebab aktifitas gunung-api dan deformasi kerak bumi.
Selubung adalah lapisan yang menyelubungi inti bumi, merupakan bagian
terbesar dari bun-d. 82.3% dari volume dan 67.8% dari massa bumi. Bagian
dalam selubung mulai batas dengan inti (2883 Km) sampai 350 Km dibawah
tekanan sangat besar, clan meskipun suhunya sangat tinggi, tetapi daya tahan
(strength) nya tetap besar. Karena itu diberi nama mesosphere (lapisan
intermediate atau midle).
Inti bumi, merupakan pusat massa bumi, bergaris tengah 7000 km. Dari
sifatnya yang tidak merambatkan gelombang gempa S, disimpulkan bahwa inti
bagian luar setebal 2000 km. berfasa cair, dan bagian dalam berfasa padat.
Densitasnya berkisar dari 9.5 dekat selubung dan membesar kearah pusat
sampai 14.5 grmlcc. Berdasarkan besarnya densitas ini diperhitungkan inti bumi
terdiri dari campuran unsur-unsur besi (Fe) dan nikel (Ni). Oleh karena itu inti
bumi disebut juga sebagai lapisan Nije.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

2.6. BIDANG-BIDANG DISKONTINU


Seorang ahli seismology Yugoslavia bernama Andrija Mohorovicic, dari
mempelajari data gempa menjumpai kecepatan gelombang gempa naik dengan tibatiba dibawah kedalaman 50 Km. Bidang batas perubahan ini atau bidang diskontinuitas
ternyata merupakan bidang batas antara lapisan kerak bumi dan selubung alas. Untuk
menghormati penemunya maka bidang ini dinamakan Bidang Mohorovicic dan
disingkat menjadi bidang Moho saja.

Kerak

Gambar 2.5 Bagian terluar bumi (tanpa skala). Kerak dan selubung mempunyai
pengertian komposisi. Litosfir dan astenosfir mencerminkan sifat fisiknya, litosfir
(termasuk kerak dan bagian atas mantel) padat dan kaku (rigid), astenosfir lelehan
parsial dan plastis. Astenosfir merupakan bagian atas mantel dan dibawahnya mantel
bersifat padaL (C.W. Montgomery,1989)

Beberapa tahun kemudian seorang ahli gempa Jerman, Beno Gutenberg,


menemukan bidang batas yang lain. Dari pengamatan gelombang P yang mengecil
bahkan hilang sama sekali pada daerah 105 derajat dari pusat gempa dan muncul
kembali pada 140 derajat berikutnya. Tetapi terlambat 2 menit dari waktu yang
diperhitungkan berdasarkan jarak tempuh. Jalur hilangnya gelombang selebar 35
derajat ini disebut jalur bayangan.
Menurut Gutenberg, jalur bayangan ini terjadi hanya jika bumi mempunyai inti,
dengan bahan yang tidak sama dengan selubung yang mengitarinya. Dan jari-jarinya
sebesar 3420 km. Inti bumi ini membelokkan gelombang P seperti terlihat pada
gambar 2.6. Bidang dimana getombang P dibelokkan, atau bidang antara selubung
bumi dan inti bumi disebut bidang diskontinu Gutenberg atau bidang Gutenberg.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa selubung bumi terletak diantara
bidang-bidang Moho dan Gutenberg.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Pengantar Pengetahuan Geologi

2.7. BENUA DAN SAMUDRA


Selain perbedaan struktur, elevasi dan topografi, benua dan samudra juga
mempunyai batuan, densitas, susunan kimia, umur dan sejarah pembentukan vang
berbeda. Samudra yang menempati hampir sepertiga dari permukaan bumi
memperlihatkan topografi khusus, pada umumnya alabat perkembangan kegiatan
gunung-api dan pergerakan bumi yang masih berlangsung sampai saat ini.
Benua, berada diatas cekungan samudra sebagai daratan vang luas dengan ciri
yang khas yaitu : merupakan perisai, dataran yang stabil dan jalurjalur pegunungan
lipatan. Bagian benua yang stabil, datar dan luas dimana kompleks batuan kristalin
tersingkap atau tertutup oleh lapisan tipis sedimen, disebut Kraton (Craton). Wilayah
ini hampir tidak mengalami gangguan dalam jangka waktu yang sangat panjang,
kecuali pelengkungan lemah secara luas. Kraton benua, juga perisai benua dan
dataran (platform) yang stabil dinamakan Hedreocraton. Kraton pada blok benua
(continental block) disebut Epeirocraton.

Episenter
o

Gambar 2.6 Petubahan sifat fisik antara selubung dan inti bumi menyebabkan
gelombang P dibiaskan dan membelok mengakibatkan terjadinya zona
bayaagan 350.

Dan bagian yang permukaannya berelief rendah, beberapa ratus meter dari
permukaan laut, mempunyai struktur dan batuan yang kompleks, disebut Perisai
(Shield) Kebanyakan batuan kristalin dalam perisai semula cair dan terbentuk
dibawah permukaan. Yang kemudian muncul kepermukaan akibat erosi atau
pengangkatan dan telah mengalami deformasi akibat tekanan. Daerah yang luas dari
kraton maupun perisai yang terdiri dari batuan beku dan metamorfosa yang telah
mengalami deformasi kuat, disebut kompleksbasement.
Dahulu kerak samudra dapat juga dianggap termasuk sebagai kraton, yang
dikenal sebagai Thalassocraton, akan tatapi akhir-akhir disepakati bahwa kraton
hanyalah pada benua.
Sebelum 1947, orang mengira bahwa dasar samudra merupakan dataran
abissal yang datar dan tertutup oleh lapisan sedimen. Kemudian, dari profil-profil
dasar samudra dapat diketahui bahwa dasar samudra juga mempunyai relief seperti
halnya dengan permukaan benua. Penelitian pada kerak samudra menyatakan bahwa
kerak samudra terdiri terutama dari basalt, suatu batuan volkanik yang padat.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

10

Pengantar Pengetahuan Geologi

Berumur relatif muda, kurang dari 150 juta tahun (umur batuan pada perisai lebih dari
700 juta tahun), dan tidak mengalami defomiasi tekanan.
Bentuk-bentuk pada dasar samudra umumnya adalah :
A. Punggungan samudra (oceanic ridge), merupakan tonjolan atau punggungan
lebar pada rekahan didasar samudra. Pada umummya lebih dari 1400 km. lebarnya
dan tingginya sampai 3000 m. diatas dasar samudra.
B. Lantai abissal (abyssal floor), adalah daerah yang sangat luas, berelief lebih
halus dibandingkan dengan punggungan samudra. Terdapat 3000 m. dibawah
permukaan laut dan membentang antara punggungan samudra dan batas benua.
Bagian yang menonjol disebut perbukitan abissal, tinggima sampai 900 m.
diatas dasar samudra. Sedangkan didekat batas benua ia tertutup oleh endapan
sehingga membentuk dataran abissal.
C. Gunung laut (sea mount), benbentuk puncak-puncak gunung api bawah laut
yang terisolir. Bila mencapai permukaan membentuk pulau, seperti kepulauan
Hawaii.
D. Palung (trench), merupakan bagian terendah di bumi, rata-rata sedalam lebih
dari 8000 m. Palung terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik, sedalam
11.000m.
E. Batas benua (continental margin) adalah daerah transisi antara massa benua
dan cekungan samudra.
2.8. GRADIENT SUHU BUMI
Sejak mulai bumi terbentuk, teoritis suhunya menurun. Dan gumpalan awan gas
yang pijar menjadi batuan yang padat, seperti yang kini kita jumpai dipermukaan.
Namun bagaimanakah keadaan suhu kebawah permukaan bumi kita ini. Dari
pemboran dalam diketahui bahwa makin kedalam suhunya naik. Kenaikkan suhu atau
gradient temperatur ini tidaklah sama pada setiap tempat. Rata-rata setiap turun 1
km. suhu naik 15 derajat C. Di daerah dekat gunung api tentunya harga gradient ini
lebih besar.

2.9. GAYA BERAT (GRAVITY)


Meskipun bumi berputar pada porosnya, namun benda-benda di atas
permukaan bumi termasuk kiia, tidak terlempar keangkasa. Mengapa ? Hal ini akibat
adanya gaya berat atau gaya gravitasi bumi atau gaya tarik bumi. Gaya ini lebih besar
dari pada gaya sentrifugal akibat perputaran bumi, sehingga kita tidak terlempar.
Jadi gaya berat adalah gaya yang bekerja pada suatu elemen massa (dipermukaan
bumi) akibat gaya tarik massa bumi (mengikuti hukum Newton). Gaya ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perputaran bumi, topografi dan variasi
densitas didalam bumi. Oleh karena itu besarnya gaya gravitasi tidak sama pada setiap
tempat. Ketidak samaan ini dikatakan anomali gaya berat. Gaya berat sangat berperan
dalam dinamika bumi, bertindak pada :
Pengaturan isostasi,
pemisahan dalaman (interior) bumi,
tektonik lempeng,

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

11

Pengantar Pengetahuan Geologi

sitem aliran gaya berat (sungai, air tanah, sirkulasi air di atmosfir,
sedimentasi dsb.).
2.10. KEMAGNETAN BUMI
Bila kita hendak mengetahui arah dengan tepat, maka kita melihat kompas,
tanpa menyadari mengapa jarum kompas selalu menunjuk Utara - Selatan. Yang
terjadi adalah jarum kompas yang bermuatan magnet terinduksi oleh medan magnet
bumi, yang kutub-kutubnya "sama" dengan kutub bumi. Dan yang menjadi pertanyaan
adalah apakah di dalam bumi teradapat magnet raksasa yang dapat menimbulkan
medan manget di bumi ? Jawabnya "ya" dan "tidak". Ya, karena didalam bumi
terdapat sumber medan magnet tersebut, dan tidak, sebab sumber tersebut tidak
berbentuk batang atau tapal kuda (sebagai lazimnya magnet yang kita kenal).
Terjadirrya kemagnetan di bumi disebabkan oleh : Inti bumi yang terdiri dari logam
(Nife), perbedaan sifat fisik inti bumi bagian dalam yang padat dan bagian luar yang
cair serta perputaran bumi. Perbedaan fasa inti menimbulkan perbedaan kecepatan
antara inti dalam dan luar, yang menimbulkan prases magneto hydrodinamis. Proses
inilah yang menimbulkan adanya medan magnet bumi.
Deklinasi dan inklinasi magnet Kutub magnet bumi tidak sama dengan
kutub geografi, perbedaannya dinyatakan dalam derajat sebagai deklinasi. Deklinasi
() untuk setiap tempat di bumi tidak sama, tergantung pada lokasinya. Sudut yang
dibentuk antara kuat medan magnet dengan permukaan bumi, yang dianggap
mendatar, disebut inklinasi ( ) seperti dalam gambar.2.7.
Isostasi Pengalamam juru ukur (surveyor) pada saat melakukan pengukuran
topografi di Peru dekat pegunungan Chimborazo (Andes) pada tahun 1735 dan
kemudian juru ukur lain dekat pegunungan Hinalaya pada tahun 1855, memberikan
hal yang sama. Yaitu unting-untingnya selalu tidak tepat, tertarik kearah massa
pegunungan, sehingga hasil pengukurannya lebih kecil dibandingkan dengan yang
diperhitungkan.

Gambar 2.7 Kuat medan magnet F dengan komponen-komponennya, H pada


bidang horizontal, Z pada bidang vertical. Deklinasi (pada bidang
horizontal) dan inklinasi. (pada bidang vertikal)

Pratt, seorang ahli geodesi dan Airy seorang ahh asironomi menyelesaikan
masalah ini dengan memperhitungkan adanya massa dibawah Pegunungan. Isostasi
dapat diartikan keseimbangan. Adanya tinggian atau pegunungan, oleh Pratt
diperhitungkan adanya perbedaan densitas. Untuk mencapai keseimbangan maka
densitas yang lebih kecil akan menonjol keatas. Sedangkan Airy, untuk mencapai
keseimbangan perlu adanya "akar" dibawah pegunungan (Gambar.2.8). Dapat
dibayangkan sebagai sebongkah es terapung di atas air. Besar es diatas permukaan
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

12

Pengantar Pengetahuan Geologi

air sama dengan yang berada dibawah permukaan air. Demikian juga halnya lapisan
terluar bumi terapung diatas selubung, dan kerak benua lebih tebal dibandingkan
dengan kerak samudra.
2.11. SIKLUS MUKA BUMI
Bumi tidak diam. Maksud diam disini adalah tidak bergerak. Kita tahu bahwa
adanya siang dan malam akibat bumi berputar pada sumbunya. Dan adanya musim
karena "perpindahan matahari", dari Utara ke Selatan dan sebalikrrya secara teratur,
yang sebetulm-a bumi!ah yang mengorbit mengelilingi matahari. Tetapi bagaimana
dengan tubuh bumi ini sendiri ?

(A) J.H.Pratt, 1859

(B) G.B.Airy, 1855

Gambar 2.8 Isolasi merupakan gejala universal kerak bumi untuk stabil pada
keseimbangan gravitasi. Perbadaan dansitas dan ketebalan dapat menyebabkan
kaseimbangm isostasi (isostatic adjustment) kerak bumi. (A) Pratt beranggapan
bahwa Pegunungan lebih tinggi karena komposisinya lebih ringan dari dataran
sekelilingnya (B) Airy berpendapat bahwa pegunungan mempunyai densitas
yang sama dengan sekitarnya. Dan lebih tinggi kerena lebih tebal. (W.K Hamblin,
1985)

Diawali dengan suatu hipotesa yang kemudian terbukti, bahwa permukaan bumi
kita ini memang selalu bergerak Sebenarnya permukaan bumi merupakan lempenglempeng (plates) benua dan samudra yang "terapung" dan selalu bergerak dengan
arah tertentu. Pada permukaan suatu bola yang permukaannya terdiri dari beberpa
lempeng yang bergerak, tentunya akan saling bertemu dan ada yang terpisah. Pada
pertemuan lempeng, salah satu dapat menyusup dibawah lainnya, yang terjadi adalah
palung samudra, daerah subduksi, bila tidak, terjadi penebalan pada tepi
pertemuannya. Dan terbentuklah pegunungan.
Pada daerah terpisahnya lempeng magma naik dan membentuk lempeng baru
`mendorong' lempeng lama, yang terjadi didaerah pemekaran. Demikian siklus ini
berjalan sepanjang waktu, sehingga permukaan bumi tidak pernah berhenti bergerak,
meskipun tidak kita rasakan. Namun dapat dilihat hasilnya, sepertl deretan gunung-api,
pegunungan, lembah dan palung serta timbulnya gempa bumi, tanah longsor dsb,
yang dapat merupakan bencana nasional (teori Tektonik lempeng). Gambar 2.9
memperlihatkan aktivitas lapisan luar bumi dengan bentuk-bentuk yang dihasilkannya.
Dalam geologi, aktivitas tersebut dinamakan proses indogen yang diakibatkan
oleh energi panas dari dalam bumi. Dan sebaliknya, hasil proses indogen
di"hancurkan" dan ditransport ketempat yang lebih rendah oleh proses eksogen yang
dimotori oleh energi matahari. Proses eksogen yang berusaha meratakan" permukaan
bumi ini diantaranya Proses-Proses Pelapukan, erosi dan gerak tanah. Hasilnya
diendapkan dan membentuk lapisan baru.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

13

Pengantar Pengetahuan Geologi

Muka laut

Pusat
pemekaran

Gambar 2.9 Diagram memperlihatkan siklus lapisan terluar bumi; magma bergerak
naik dari astenosfir pada pusat pemekaran di lantai samudra, mendingin dan
membentu litosfir baru yang ditutupi oleh kerak sanmdra. Adanya materiel baru,
mendorong litosfir menjauhi pusat pemekaran (arah panah) dan kemudian tenggelam
kembali kedalam astenosfir (zona subduksi) dimana dipanaskan kembali dan
bercampur kembali dengan selubung. Terjadinya lelehan parsial terjadi magma dan
membentuk busur volkanik sejajar palung samudra (B.J. Skinner, 1992).

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

14

Pengantar Pengetahuan Geologi

BAGIAN III
ATMOSFIR DAN HIDROSFIR
3.1. LAPISAN ATMOSFIR
Atmosfir merupakan lapisan terluar bumi, berfase gas yang mengelilingi
permukaan bumi. Tetdapat mulai dari permukaan laut terus keatas. Batas atasnya
tidaklah jelas, sehingga tidak dapat ditentukan batas antara atmosfir dan ruang
angkasa dengan tegas. Berdasarkan pengamatan suhunya, atmosfir dibagi menjadi 4
bagian atau lapisan, seperti terlihat dalam gambar 3.1. Lapisan terbawah, atau
lapisan terdekat dengan permukaan bumi, dimana suhunya menurun dengan kenaikan
elevasi disebut Troposfir, yang Berarti daerah dimana udara berbalik. Pada lapisan
inilah terjadi awan, presipitasi, badai dan sebagainya. Sehingga lapisan ini dinamakan
juga lapisan cuaca, ketebalannya tidak merata, rata-rata sampai ketinggian 12 km.
Lapisan diatasnya adalah Stratosfir, dan daerah perpindahan lapisan ini
disebut tropopause. Suhu stratosfir konstan, rata-rata -55 C sampai ketinggian 20
km, kemudian menaik menurut elevasi, sampai ketinggian 54 km. Kenaikan suhu pada
ketinggian ini disebabkan daerah ini merupakan konsentrasi ozon. Seperti telah kita
ketahui bahwa ozon menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan matahari.
Penyerapan ini menyebabkan kenaikkan suhu pada lapisan ini.
Kemudian diatasnya dijumpai lapisan Mesosfir, yang diawali dengan zona
peralihan disebut stratopause. Dan Termosfer, setelah mesopause.

Gambar 3.1

Lapisan-lapisan di Atmosfir berdasarkan suhu, sampai ketinggian 110 km

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

15

Pengantar Pengetahuan Geologi

Diatas ketinggian 80 km. sampai 320 km terdiri dari partikel-partikel bermuatan


(ion), karena itu dinamakan lonosfir. Lapisan ini sangat penting dalam komunikasi, ia
memantulkan gelombang radio. Dan diatas ionosfir, sampai 800 km. dinamakan
lapisan Frosfer, terdiri dari gas helium dan hydrogen pada perbandingan yang sama
50%.
3.2. KOMPOSISR ATMOSFIR
Udara yang terdapat dalam atmosfir, tampaknya hanya merupakan satu macam
bahan, tetapi sebenarnya terdiri dari berbagai bahan yang terdiri dari gas dan partikelpartikel halus. Komposisinya tidaklah tetap dari waktu kewaktu dan disetiap tempat.
Didekat permukaan bumi gas terdapat sebagai Udara kering (dry air) dan lapisan
lembab. Udara kering mengandung gas-gas nitrogen, 78%, oxigen 21%, argon 0.9%
dan karbon dioksida 0.03%. Semuanya hampir 99,99 %. Sedangkan sisanya, sekitar
0.01 % terdiri dari gas-gas helium, neon, krypton dan xenon. Gas-gas inert ini
merupakan hasil reaksi kimia. Helium terjadi sebagai produk samping pada proses
radioaktif. Lapisan lembab merupakan udara yang mengandung sejumlah uap air.
Kadar uap air dalam atmosfir tidaklah sama disemua tempat, sangat tergantung pada
suhu.
Pada suhu 0 C tidak lebih dari 5 gram H2O/m3 dan pada 40 C tidak kurang
dari 55 gr/m3. Pada daerah beriklim lembab dapat mencapai 5% volume, sedangkan
pada daerah beriklim kering (di kutub misalnya) hanya 0.01% volume.
Jumlah air dalam atmosfir adalah 15.1015 kg, meskipun kelihatannya sangat kecil
dibandingkan dengan seluruh atmosfir, namun ini sangat penting sebagai sumber air
di bumi.
3.3. FUNGSI ATMOSFIR
Atmosfir dengan gas-gas dan uap air yang dikandungnya sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Atmosfir juga sangat bermanfaat sebagai media lalu (intas
udara.
Lapisan Ozon dalam atmosfir menyaring sinar ultra violet yang sampai ke
permukaan bumi. Apabila tidak disaring, jumlah sinar ultra violet yang sampai ke
permukaan bumi akan melebihi ambang batas yang diperIukan bagi kehidupan
manusia. Seperti telah kita ketahui bahwa sangat diperlukan selain uniuk pernafasan
juga reaksinya dengan bahan bakar menimbulkan panas yang dibutuhkan bagi
kehidupan manusia. Gas-gas lainnya, nitrogen dan asam arang diperlukan oleh
tumbuhan, dan menghasilkan oxygen. Selain itu atmosfir juga berfungsi sebagai media
sirkulasi air. Uap air yang terkondensasi menjadi awan dan turun kembali
kepermukaan bumi sebagai hujan (Gmb.3.2).
Atmosfir juga sangat bermanfaat sebagai media lalu lintas udara. Lapisan
Ozon dalam atmosfir menyaring sinar ultra violet yang sampai ke permukaan bumi.
Apabila tidak disaring, jumlah sinar ultra violet yang sampai ke permukaan bumi akan
melebihi ambang batas yang diperIukan bagi kehidupan manusia. Seperti telah kita
ketahui bahwa kelebihan sinar ultra violet dapat menimbulkan kanker kulit dan
membunuh bakteri-bakteri pembusuk yang diperlukan manusia.
Sudah beberapa tahun ini masalah rusaknya lapisan ozon menjadi pembicaraan
dan mencemaskan negara-negara di dunia. Masalahnya adalah membesarnya "lubang"
pada tapisan ozon di atas Antartika dari tahun ketahun, yang disebabkan oleh limbah
gas berupa chlorofluorocarbaon yang biasa dipergunakan pada alat pendingin dan
pengisi kaleng semprot (spray) yang dibuat dan dibuang manusia. Selain gas tersebut
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

16

Pengantar Pengetahuan Geologi

juga sisa pembakaran bahan bakar pesawat yang tinggi (concord). Masalah lapisan
ozon ini dikenal sebagai masalah rumah kaca.

KONDENSASI

PRESIPITAS
EVAPORASI
EVAPOTRANSPIRASI

INFILTRASI

Gambar 3.2 Sirkulasi air dalam atmosfir


3.3.1. Siklus Hidrologi
Sirkulasi air dari laut ke darat dan kembali ke taut melalui atmosfir disebut
siklus hidrologi. Air di laut dan daratan menguap naik ke atmosfir. Udara lembab
(dengan uap air) terfiawa oleh angin, mungkin sangat jauh, dan melalui proses yang
komplex menjadi awan sampai presipitasi. Presipitasi yang jatuh kelaut akan segera
memulai lagi siklusnya. Akan tetapi yang sampai ke darat, sebagian meresap ke tanah,
bergerak ke-bawah, kesamping dan akhirnya keluar ke danau, sungai atau langsung
ke laut. Sebagian lagi mengalir di permukaan sebagai runoff. Demikian pula bila tanah
sudah jenuh.
3.4. POLUSI UDARA
Polusi atau pengotoran udara merupakan gas dan butiran padat sangat halus,
yang disebabkan baik oleh manusia maupun oleh alam. Gas-gas oksida karbon,
nitrogen dan sulfur merupakan penyebab polusi utama, yang merupakan sisa
pembakaran bahan bakar fosil. Baik dari kendaraan maupun industri. Gas-gas ini
selain membahayakan pernafasan, juga dapat membentuk asam di udara dan terbawa
hujan turun ke permukaan sebagai hujan asam.
Dan yang berbentuk padat berupa asap, jelaga dan abu. Polusi berbentuk padat
ini selain hasil sisa pembakaran bahan bakar fosil dan batu bara, juga merupakan hasil
erupsi gunung api yang tersembur jauh keangkasa sebagai debu volkanik yang sangat
halus.
Atmosfir yang bersentuhan langsung dengan permukaan bumi mempunyai
peranan penting dalam pembentukan permukaan bumi. Proses-proses eksogen
berlangsung dipermukaan dibawah pengaruh atmosfir. Adanya oksigen dan gas-gas
lainnya serta H20 mempercepat proses pelapukan batuan dan semua material di
permukaan bumi.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

17

Pengantar Pengetahuan Geologi

3.5. HIDROSFIR
Yang dimaksud dengan hidrosfir bukanlah hanya air yang tampak di permukaan
saja, melainkan juga yang terdapat di bawah permukaan. Baik yang terdapat dalam
pori-pori batuan maupun dalam rekahan-rekahan di bawah permukaan bumi.
Air di permukaan dinamakan air permukaan, terdapat dalam lautan atau samudra,
danau dan aliran sungai. Dan yang terdapat di bawah permukaan dinamakan air
bawah permukaan (sub suface water). Jumlah air di bumi tak terhitung besarnya,
namun dapat diperkirakan sebanyak 1.36 x 1012 km3 . Dari sejumlah ini 97.2 % berada
di lautan, 2.15 % sebagai es / salju dan sisanya hanya sekitar 0.65 % terdapat dalam
danau, sungai, air tanah dan atmosfir.
A. Air laut
Air laut terasa asin karena merupakan larutan berbagai garam yang kompleks
sebesar 3,5% berat. Tampaknya sangat kecil, namun bila air laut diuapkan semua
maka akan tertinggal endapan garam setebal 60 meter. Garam NaCI merupakan yang
terbanyak, lainnya terdiri dari garam-garam chlorida, sulfat, bikarfionat, bromida dan
fluorida. Unsur Ca dalam air laut merupakan bahan pembuat rumah organisme di laut.
Air sungai meskipun dianggap tawar, sesunguhnya mengandung garam, hanya
berkadar sangat rendah, tergantung pada daerah yang dilalui oleh sungai tersebut.
B. Sungai dan Danau
Aliran air daIam alur kecil atau besar searah lereng ketempat yang lebih rendah,
dinamakan sungai. Cekungan dimana sungai-sungai mengalir disebut daerah aliran
sungai (drainage basin). Besar aliran air tergantung pada jumlah sir yang datang dari
hulu dan pengaruh iklim, vegetasi dan kondisi geologi setempat.
Kuat arus (discharge) dinyatakan sebagai jumlah (volume) air yang melalui
suatu tempat tiap satuan waktu (m3 /detik). Diukur atau dihitung dengan mengalikan
kecepatan arus dengan penampang sungai. Kecepatan arus tergantung dari beberapa
faktor, diantaranya adalah jumlah air, gradient sungai dan kondisi salurannya.
Gradient sungai adalah : beda elevasi ( d ) per panjang sungai yang diukur (l) (Gmb.
3.3).
d

Gambar 3.3. Gradien sungai = d / l


Apabila kuat arus lebih besar dari pada saluran yang dilaluutya maka air akan
meluap, dan terjadilah banjir. Sungai sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Baik
sebagai sumber air dan maupun sebagai media transportasi.
Dalam geologi, energi air sungai memegang peranan penting dalam membentuk
permukaan bumi. Mengerosi daerah yang dilalui sambil membawa sedimen yang
kemudian terendapkan di tempat yang lebih rendah, lautan.
Danau merupakan cekungan di ketinggian, dan berperan sebagai penampungan
sementara. Kelebihan air di danau dialirkan ke tempat lebih rendah atau ke laut.
Energi air di danau hampir nol, sehingga sebagian besar sedimen terendapkan.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

18

Pengantar Pengetahuan Geologi

BAGIAN IV
BATUAN dan MINERAL
Dalam materi sebelumnya telah diuraikan bahwa litosfir atau kerak bumi terdiri
dari batuan. Batuan (rock) yang luas dan berbeda mempunyai pengertian dengan batu
(stone). Batuan mencakup material yang membentuk litosfir atau kerak bumi, terdiri
dari mineral-mineral pembentuk batuan.
Mempelajari batuan merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari geologi.
Dengan mempelajari batuan dapat kita ketahui sifat dan sejarah bumi kita. Kita jumpai
disekeliling kita berbagai macam batuan. Dilihat dari sifat fisiknya mereka sangat
beragam. baik warna, kekerasan, kekompakan, maupun material pembentuknya.
Untuk membedakannya dibuatlah pengelompokan. Pengelompokan yang paling
sederhana adalah berdasarkan kejadiannya atau cara terbentuknya, atau genesanya
menjadi tiga kelompok utama :
1.
2.
3.

Batuan beku, terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku.


Batuan sedimen, merupakan batuan yang terbentuk dari sedimen yang
diendapkan dan proses geologi menjadi setelah mengalami batuan sedimen.
Batuan metamorfosa atau batuan malihan. Batuan, jika mengalami tekanan
dan atau suhu sang tinggi akan berubah menjadi batuan metamorfosa, atau
batuan malihan.

4.1. DAUR BATUAN (ROCK CYCLE)


Daur batuan berarti melihat secara menyeluruh hubungan antar ilmu dalam
geologi. Dengan mempelajari daur batuan dapat diketahui kejadian ketiga jenis batuan
dan berbagai proses geologi yang menjadikan dari satu jenis batuan ke batuan yang
lainnya. Batuan pertama adalah batuan beku (igneous rock) terjadi akibat magma
mendingin dan memadat. Proses ini dapat terjadi baik di bawah maupun diatas
permukaan bumi.
Saat bumi mulai terbentuk, kulit luarnya masih berupa material yang meleleh
yang kemudian mendingin dan mengkristal secara bertahap dan membentuk kerak
pertama yang terdiri dari batuan beku.
Batuan beku dipermukaan bumi bersentuhan langsung dengan atmosfir setiap
saat, maka perlahan-lahan ia terdisintegrasi dan terdekomposisi. Proses ini disebut
proses pelapukan (weathering). Material hasil rombakan ini, yang terlepas dari
induknya, ditransport dan diendapkan oleh berbagai media, erosi, gravitasi, aliran air,
gletsyer, angin atau gelombang sebagai sedimen atau endapan, di tempat yang
rendah (laut), sebagai lapisan-lapisan mendatar. Melalui proses litifikasi, yang artinya
berubah menjadi batuan, sedimen ini menjadi batuan sedimen.
Jika batuan sedimen berada jauh di bawah permukaan bumi atau terlibat dalam
dinamika pembentukan pegunungan (orogenesa), ia akan dipengaruhi oleh tekanan
yang besar dan suhu yang cukup tinggi. Akibatnya batuan sedimen ini akan bereaksi
dan berubah menjadi batuan metamorfosa atau batuan malihan. Dan bila batuan
metamorfosa berada pada tekanan dan suhu tinggi ia akan melebur dan menjadi
magma. Perulangan atau daur tersebut tidaklah selalu demikian, akan tetapi ada
penyimpangan-penyimpangan. Misalnya batuan beku disamping tersingkap di
permukaan, dapat juga dipengruhi oleh panas dan tekanan tinggi jauh dibawah
permukaan bumi, akan menjadi batuan metamorfosa, bahkan dapat melebur kembali
menjadi magma. Sebaliknya batuan sedimen dan batuan metamorfosa bila berada di
atas permukaan bumi akan mengalami proses pelapukan dan erosi, seperti terlihat
pada diagram daur batuan gmb.4.1 Baik batuan beku, batuan sedimen maupun
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

19

Pengantar Pengetahuan Geologi

batuan metamorf pada kondisi tekanan dan suhu yang tinggi akan melebur menjadi
magma. Demikian daur ini akan berulang sepanjang masa, dalam satuan waktu jutaan
tahun.

Gambar 4.1. Daur Batuan

Gambar 4.1.A. Daur Batuan

Gambar 4.1 A. Daur Batuan

Gambar 4.1 B. Daur Batuan

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

20

Pengantar Pengetahuan Geologi

4.2. MAGMA
Telah diuraikan bahwa batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku; proses ini disebut kristalisasi. Magma merupakan lelehan material (seperti
"pasta") yang sangat panas terbentuk di bawah kerak bumi atau bagian atas selubung,
pada kedalaman sekitar 200 Km. Terdiri dari campuran sistem silikat yang kompleks,
air dan material lain berbentuk gas-gas dalam larutan. Unsur-unsur utama magma
adalah oksigen (O2), silikon (Si). aluminium (Al), kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium
(K). besi (Fe) dan magnesium (Mg). Dari analisis kimia berbagai batuan beku, secara
umum dapat dibedakan magma basa, magma asam dan magma intermedier.
A. Magma basa (basaltic magma) mengandung 50% Si O2 , bersuhu tinggi antara
900 - 1200 C dan viskositasnya rendah, mudah mengalir. Salah satu contoh
batuannya adalah basalt.
B. Magma asam (rhyolitic magma) berkomposisi Si 02 anrtara 60 hingga 70 %,
bersuhu rendah, dibawah 800 C dan viskositasnya tinggi. Lebih kental dan
mobilitasnya rendah, contoh batuannya riolit.
C. magma intermedier yang berkomposisi Si02 diantaranya, termasuk dalam,
andesit misalnya (gambar 4.2)
Selain komposisi magma induk (parent magma) yang menjadikan batuan beku
beragam, juga proses-proses differensiasi dan assimilasi magma. Differensiasi magma
terjadi pada saat magma mulai mendingin, terjadilah kristal-kristal mineral pada suhu
yang masih tinggi. Akibat gaya gravtasi, kristal-kristal ini mengendap. Dan demikian
seterusnya sehingga terjadilah pemisahan kristal, yang mengakibatkan komposisi
magma induknya berubah.

Gambar 4.2 Diagram memperlihatkan lokasi-lokasi jenis gunung-api utama dimana hasil
erupsinya mencerminken jenis magna asalnya, yang berkaitan dengan
tatanan tektonik lempeng (B.J. Skinner, 1992)

Assimilasi magma terjadi bila ada material asing, batuan disekitar magma,
masuk dan bereaksi dengan magma induk. Adanya penambahan material asing ini
menjadikan komposisi magma induk berubah. Kemudian yang menjadi pertanyaan
adalah dimana dan bagaimana magma terbentuk serta mengapa terdapat lebih dari
satu jenis magma. Dari penyebaran gunung api, batolit atau bahuan beku yang
tersingkap di permukaan dan jalur pegunungan, dapat diketahui bahwa aktivitas

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

21

Pengantar Pengetahuan Geologi

magma berkaitan dengan proses-proses yang berlangsung pada batas-batas lempeng


aktif.
4.3. Magma Utama yang terbentuk pada kerangka tektonik.
A.

Magma Basaltis

Magma Basaltis terbentuk oleh lelehan atau peleburan parsial (partial melting)
selubung (mantle) yang mendesak keatas sepanjang pusat pemekaran, dimana
lempeng-lempeng bergerak saling menjauh. Volkanisme basaltis mendominasi aktifitas
magmatis cekungan samudra.
Peleburan Parsial (partial melting) Batuan terdiri dari mineral-mineral pembentuk
batuan yang mempunyai titik lebur (leleh) berbeda-beda. Oleh karena itu batuan tidak
melebur pada suhu tertentu, melainkan pada satu interval suhu. Mineral dengan titik
lebur terendah akan melebur lebih dulu, lelehannya melarutkan sedikit mineral yang
belum melebur, namun demikian lelehan mineral dan larutannya mempunyai
komposisi berbeda. Sebagai contoh, misalkan batuan yang terdiri dari mineral-mineral
piroksen, plagioklas (berkomposisi antara albit dan anortit) dan olivin, pada awal
peleburan, piroksen dan komponen plagioklas, albit, `meleleh' sedangkan olivin dan
plagioklas yang kaya anortit tetap tidak meleleh. Bila magma dari lelehan parsial
batuan ini terdesak keluar terpisah dari mineral tidak meleleh maka komposisi
batuannya berbeda dengan batuan residual atau dengan batuan asal. Proses
pembentukan magma berkomposisi berbeda-beda dengan pelelehan parsial yang tidak
sempurna disebut diferensi magma oleh lelehan parsial.
B.

Magna granitis

Magma Granitis terjadi di daerah penunjaman akibat lelehan parsial dari kerak
samudra dan kerak benua bagian bawah di bagian lebih dalam dari dasar (akar) jalur
Pegunungan aktif ( Pada daerah-daerah tumbukan lempeng dan dimana suhu dan
tekanan sangat tinggi), sebagai terlihat dalam Gambar 4.3.

Gamber 4.3

kerak yang terseret lempeng litosfir yang menunjam kedalam lapisan


astenosfir mengalami pemanasan dan terjadilah peleburan yang
menghasilkan magma (B.J. Skinner,1992)

4.4. KRISTALISASI
Dalam magma panas dan cair, ion-ion bergerak bebas tidak beraturan. Pada saat
magma mendingin, pergerakannva lambat dan mengatur dalam pola tertentu. Peristiwa
ini disebut kristalisasi. Biasanya magma tidak membeku seketika, mula-mula terbentuk
sejumlah kristal kecil-kecil. Secara sistimatis bertambah ion-ion dan berkembanglah

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

22

Pengantar Pengetahuan Geologi

kristal menjadi lebih besar. Pada suatu saat kristal-kristal yang tumbuh saling
bersentuhan dan berhenti tumbuh. Dan tumbuhlah kristal-kristal baru ditempat lain.
Demikian proses ini berlanjut hingga akhirnya jadilah suatu massa padat yang terdiri
dari kristal-kristal yang saling mengunci. Kecepatan pendinginan magma sangat
mempengaruhi pertumbuhan kristal. Bila ia mendingin perlahan-lahan, memungkinkan
kristal tumbuh dengan sempurna dan besar-bcsar. Sebaliknva bila ia mendingin dengan
cepat, maka yang tejadipun sebaliknya. Ion-ion kehilangan daya geraknva dengan cepat
dan terbentuklah kristal-kristal kecil. Apabila pendinginanmya sangat cepat sehingga
ion-ion tidak sempat membentuk kristal dan hasilnya adalah massa yang terdiri dari ionion yang acak. Batuan yang terdiri dari atom-atom yang tidak beraturan ini dinamakan
gelas (glass), sama dengan gelas yang dibuat di pabrik.
4.5. MINERAL
Ion-ion dalam magma yang mendingin, mengatur diri menurut pola tertentu dan
membentuk kristal dinamakan mineral. Mineral adalah senvawa anorganik terbentuk
secara alamiah, padat dan mempunyai struktur dalam tertentu. Mineral mempunvai
sifat fisik tertentu pula: warna, kekerasan. belahan, bentuk kristal dan demikian juga
dengan sifat optiknva. Komposisinya dapat terdiri dari hanya satu elemen, seperti emas
(Au), perak (Ag), tembaga (Cu), intan (C) clan bclerang (S).
Perlu diingat bahwa intan sintetis (buatan) tidaklah termasuk mineral, karena
tidak terjadi di alam. Dan demikian pula minyak bumi serta batu bara juga tidak
termasuk mineral, sebab terdiri dari bahan organik.
Pada saat magma mulai mendingin, mengkristalah mineral-mineral yang titik
hablurnya sesuai dengan kondisi saat itu (pada suhu yang masih sangat tinggi).
Kemudian suhu makin turun dan mengkristal mineral lainnya. Demikian seterusnya
sampai semua ion-ion menjadi kristal. Urutan pengkristalan mineral ini disusun oleh
Bowen, dan terkenal dengan Deret Reaksi Bowen seperti pada Gambar 4.4. Proses
disebelah kiri dikatakan diskontinu karena setiap "langkah" terjadi mineral dengan
komposisi kimia yang berbeda. Sedangkan disebelah kanan umumnya terdiri dari
plagioklas-felspar. Dimulai dengan yang kaya akan calsium dan diakhiri dengan yang
kaya akan natrium/kalium. Oleh karena itu prosesnya dikatakan kontinu.

4.5.1. KOMPOSISI MINERAL


Mineral mempunyai komposisi kimia tertentu dan dalam perbandingan unsurunsur kimia tertentu pula, seperti SiO2, CaC03 dsb. Dalam Susunan Deret Reaksi Bowen
dibawah ini, suhu pembetukan kristal-kristal mineral pembentuk batuan, kearah bawah
makin rendah. Mineral yang terakhir terbentuk pada pendinginan magma adalah kuarsa.
Komposisi beberapa mineral dapat bervariasi, tetapi pada batas tertentu. Hal ini dapat
terjadi akibat adanya pertukaran atau substitusi ion dalam struktur mineral. Substitusi
ion mengkibatkan perubahan susunsn kimia dalam batas tertentu sehingga tidak
mengubah struktur kristal mineral. Substitusi ion ini sangat bergantung pada ukuran
dan muatan ion. Ion-ion yang terlibat harus mempuriyai jari jari yang sama atau
perbedaannya tidak lebih dari 15%. Substitusi ion akan mengakibatkan perubahan
sifai fisik mineral, walaupun struktur kristalnya tetap.
Kelompok mineral (umumnya dijumpai pada kelompok mineral pembentuk
batuan) meskipun komposisi kimianya beragam tetapi struktur kristalnya sama.
Sebagai contoh mineral olovin, komposisi kimianya (Mg,Fe)2 SiO,. Ion-ion Fe dan Mg
dapat saling bersubstitusi. Jumlah ion Fe dan Mg tetap sesuai dengan jumlah atom
silika dan oksigen dalam olivin.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

23

Pengantar Pengetahuan Geologi

Diskontinu

Kontinu

olivin

Ca plagioklas

Ortopiroksen

CaNa plagioklas

Klinapiroksen

NaCa plagioklas

Amfibol

Na plagioklas

biotit

K felspar
Muskovit
Kuarsa

Gambar 4.4 Deret reaksi Bowen

4.5.2. SIFAT FISIK MINERAL


Oleh karena mineral mempunyai komposisi kimia dan struktur dalam kristal
tertentu, maka ia mempunyai sifat fisik yang khas. Beberapa sifat fisik mineral adalah
bentuk kristal, bidang belah (cleavage), kekerasan, warna, streak, kilap (luster). dan
berat jenis.
a. Bentuk kristal, mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pemerian atau mengidentifikasi mineral. Pada kondisi yang baik, kristal dapat tumbuh
dengan bidang-bidang kristal yang sempurna dan mempunyai bentuk geometri
tertentu. Jika atom-atomnya tumbuh sebagai rangkaian memanjang, maka bentuk
kristalnya menyerupai jarum. Bila berbentuk kotak maka kristalnya berbentuk kubus.
Sebagai contoh adalah kwarsa yang mempunyai kristal hexagonal dan memanjang.
b. Bidang belah (cleavage), merupakan rekahan atau belahan menurut bidangbidang lemah yang permukaannya licin, sejajar dengan bidang yang ikatan atomnya
lemah. Contohnya mineral mika, memberikan kesan seolah-0lah terdiri dari lembaran
mineral.
c. Kekerasan, adalah skala relatif daya tahan mineral terhadap abrasi. Sifat khusus
ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral. Untuk itu, seorang ahli mineral
Jerman, Friedrich Mohs (1773 - 1839) telah menyusun skala kekerasan relatif dari
beberapa mineral, dari yang paling lunak sampai yang paling keras, dalam sepuluh
skala dan terkenal dengan skala kekeranan Mohs, sebagai terlihat dalam Tabel
skala Mohs.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

24

Pengantar Pengetahuan Geologi

Tabel 4.1. Skala Kekerasan Mohs


MINERAL
Talc
Gypsum
Kalsit
Fluorit
Apatit
K-feldspar
Kwarsa
Topaz
Korundum
Intan

KEKERASAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

d. Warna, merupakan sifat yang lebih nyata pada mineral. Namun tidak baik dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral, karena umumnya mineral mempunyai corak
warna beragam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
komposisi kimia, inklusi dan pengotoran dalam kristal mineral tersebut. Contohnya
kwarsa, dapat dijumpai sebagai kristal bening (tidak berwarna), putih, ungu, merah,
kuning, abu-abu atau hitam.
e. Streak atau warna serbuk, lebih khas dibandingkan warna mineral keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral. Mineral pyrit, misalnya,
secara keseluruhan ia berwarna ke emasan tetapi warna serbuknya hitam.
f. Kilap (luster), merupakan kenampakan atau cahaya Yang dipantulkan dari
permukaan mineral. Mineral dengan penampilan logam mempunyai kilap logam
(metalik). Sedangkan mineral yang mempunyai kilap non logam dikatakan sebagai
kilap kaca (vitreous). pearly, siiky, resinous dan dull.
g. Berat jenis (specific gravity) adalah perbandingan berat suatu material dengan
air pada volume yang sama. Ivlakin besar jumlah atom dan makin kompak maka
makin besar pula berat jenisnya. Berat jenis rata-rata mineral pembentuk batuan
berkisar antar 2,65 (kwarsa) dan 3,37 (olivn).
4.6. MINERAL SILIKAT
Hampir tiga perempat bagian dari unsur-unsur pembentuk kerak bumi adalah
silika (Si) dan oksigen (O). sehingga wajarlah bila 95% volume kerak bumi terdiri dari
kelompok mineral silikat. Mineral-mineral silikat sangat kompleks, baik susunan kimia
maupun struktur kristalnya. Namun mereka mempunyai dasar struktur yang sama,
yaitu tetrahedron silika-oksigen [ (SiO4)-4 ]. Ion-ion oksigen (besar) tersusun
membentuk pyramid segi empat dan ion ( Si4- ) terletak ditengah, gambar 4.5.
Perbedaan dalam kelompok mineral-mineral silikat utama adalah pada kombinasi
susunan tetrahedra dalam struktur kristalnya. Pada pembentukan mineral dengan
komposisi tetrahedra sederhana, ion-ion oksigen mengikat elemen lain, seperti besi
(Fe) dan magnesium (Mg), contohnya olivin.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

25

Pengantar Pengetahuan Geologi

Gambar 4.5. Tetrahedron silikaoksigen (Si O2) adalah dasar blok


bangunan mineral-mineral silikat, yang merupakan
mineral utama (95%) material kerak bumi.

Mineral-mineral silikat umumnya terbentuk dari pengikatan ion oksigen dengan


ion silika pada tetrahedron yang lain sehingga membentuk rangkaian atau gugus
tetrahedra yang kompleks. misalnya,

rantai tunggal rantai ganda


dua dimensi
tiga dimensi
-

piroksen
amfibol
mika, chlorit dan mineral lempung
feldspar dan kw

4.7. MINERAL NON SILIKAT


Di alam, selain mineral silikat dijumpai pula mineral-mineral yang struktur
dasarnya bukan silikat. Ion pengikat logamnya bukan tetrahedron SiO, melainkan :

oksida - hematit (Fe2 03), magnetit (Fe-04) dan korundum (Al2 03)
sulfida - galena (PbS), sfalerit (ZnS), pyrit (FeSz) dan kalkopyrit (CuFe S2)
sulfat - gypsum (CaSO4. 2H20), anhidrit (Ca S04)
karbanat - kalsit (CaC03 ), dolomit [CaMg. (C03)2], malachit Cu2(OH)2 C03.
khlorida - halit (NaCI), fluorida (Ca F2 ) Dan unsur-unsur asli (native elements),
seperti emas, perak, tembaga, intan dll.

4.8. MINERAL PEMBENTUK BATUAN


Batuan terbentuk dari mineral-mineral, yang dikenal dengan mineral pembentuk
batuan. Di alam dapat dikenali lebih dari 2000 mineral. Namun yang umum dijumpai
dalam batuan sekitar 20 mineral.
Beberapa mineral utama pembentuk batuan yang umum dijumpai adalah :
1. Batuan beku : feldspar, mika, amfibol, piroksen, olivin dan kwarsa.
2. Batuan Sedimen : kwarsa, kalsit, amfibol, lempung, halit, gypsum dan feldspar
3. Batuan Metamorf : kwarsa, feldspar, amfibol, piroksen mika, garnet dan chlorit.
A. Feldspar, berasal dari bahasa Jerman yang berarti kristal alamiah Hampir 50%
kerak bumi terdiri dari kelompok mineral ini. Sangat umum dijumpai dalam batuan
beku, metamorf dan batupasir. Feldspar mempunyai dua arah bidang belah, kilap
(luster) porselein dan kekerasannya 6 skala Mohs. Dalam kelompok ini dikenal dua tipe
utama, yang dibedakan berdasarkan ion logam yang diikat oleh tetahedra Si-0 nya :
1. Kalium feldspar ( K Al,Si308 ), dalam granit umumnya berwarna merah muda, dan
Plagioklas
feldspar,
kebanyakan
berwarna putih. Saat
pembentukannya

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

26

Pengantar Pengetahuan Geologi

memungkinkan terjadinya substitusi ion Ca terhadap ion Na sehingga terjadi komposisi


yang berkisar antara (Na A1 Si308) sampai (Ca Al2 Si208 ).
2. Mika, mineral kecil, hitam mengkilat. Kelompok ini mudah dikenali dengan bidang
belah searah yang mudah dibelah. Dua macam mika yang mika yang sering dijumpai
dalam batuan adalah biotit dan muskovit. Biotit berwarna hijau tua sampai hitam
sedangkan muskovit bening (tidak berwarna).
3. Kwarsa, terdapat pada ketiga kelompok utama batuan baik batuan beku, sedimen
maupun batuan metamorfosa. Umumnya tidak berwarna, komposisinya SiO2 ,
mempunyai kilap kaca dan kekerasan 7. Oleh karena terbentuk paling akhir (ingat
deret reaksi Bowen) maka dalam batuan kristalnya tumbuh diantara kristal-kristal
feldspar dan mika, sehingga jarang dijumpai sebagai kristal yang sempurna bentuknya.
Kwarsa merupakan mineral yang sukar terubah, sehingga sering dijumpai pada batuan
sedimen.
4. Mineral ferromagnesium, merupakan kelompok yang terdiri dari mineral-mineral
olivin pyroksen amfibol dan juga biotit, benvarna hijau tua sampai hitam dan
mempunyai berat janis besar.
5. Olivin terbentuk pada suhu tinggi merupa-kan mineral yang jelas terlihat dalam
batuan beku. Komposisinya (Mg,Fe)2 SiO4 berwarna hijau Piroksen juga tebentuk pada
suhu yang tinggi, struktur dalamnya memperlihatkan rantai tetrahedra Si-0 tunggal.
Berwarna hijau tua sampai hitam dan kristalnya sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan mikroskop.
6. Amfibol merupakan kelompok mineral, biasanya terdapat bersama piroksen dan
mirip komposisinya, hanya amfibol mengandung ion hidroksil (OH-). Struktur dalamnya
terdiri dari dua rantai tetahedra yang membuat bentuk kristalnya memanjang
Kelompok ini mempunyai warna hijau sampai hitam dan dua bidang belah yang tidak
saling tegak lurus. Mineral dari kelompok ini yang banyak dijumpai adalah hornblende.
7. Mineral lempung kristalnya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop,
biasanya mikroskop elektron. Berdasarkan struktur kristal dan variasi komposisinya
dapat dibedakan belasan mineral lempung. Mineral lempung terbentuk diatas
permukaan bumi dimana udara dan air berinteraksi dengan mineral silikat,
memecahnya menjadi lempung dan produk lain.
8. Kalsit dan dolomit adalah mineral karbonat. Kalsit berkomposisi CaC03 ,
merupakan bahan utama batugamping. Dapat terjadi dari penguapan langsung air laut
atau melalui binatang, dipisahkan dari air laut, untuk membuat cangkang atau
rumahnya. Kristalnya transparant atau putih. Didalam batugamping sering
mengandung pengotoran (impurity) menjadikannya berwwrna abu-abu atau coklat.
Kalsit mempunyai tiga bidang belah yang tidak saling tegak lurus dan kekerasannya 3
skala Mohs. Jika kalsit bereaksi dengan larutan magnesium karbonat dalam air taut
atau air tanah menjadi dolomit ( Ca Mg karbonat ). Dolomit dapat dibedakan dengan
kalsit karena tidak bereaksi dengan HCl , sedangkan kalsit bereaksi. Sifat ini
dipergunakan untuk mengetahui apakah suatu batuan sedimen mengandung karbonat
atau tidak.
9. Halit dan gypsum merupakan mineral-mineral yang khas hasil penguapan air laut.
Halit ( NaCI ) adalah garam yang mudah dikenal dengan rasanya, mempunyai tiga
bidang belah yang saling tegak lurus. Gypsum berkomposisi kalsium sulfai dan air (Ca
SO4 2H20 ), tidak berwarna, mempumai bidang belah searah, kilap kaea atau sutra
(silky) dan terdapat sebagai mineral tunggal.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

27

Anda mungkin juga menyukai