Anda di halaman 1dari 11

ETIKA BISNIS

HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN


STAKEHOLDER, LINTAS BUDAYA
DAN POLA HIDUP, AUDIT SOSIAL

NAMA :
KELAS :

KARTIKA SANDI UTAMI

(14212035)

4EA19

Program Sarjana Ekonomi


Universitas Gunadarma
2015/2016

HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN STAKEHOLDER, LINTAS BUDAYA DAN


POLA HIDUP, AUDIT SOSIAL

BENTUK STAKEHOLDER
Pengertian stakeholder dalam konteks ini adalah tokoh tokoh masyarakat baik formal
maupun informal, seperti pimpinan pemerintahan (lokal), tokoh agama, tokoh adat, pimpinan
organisasi sosial dan seseorang yang dianggap tokoh atau pimpinan yang diakui dalam
pranata sosial budaya atau suatu lembaga (institusi), baik yang bersifat tradisional maupun
modern.
Istilah stakeholders sudah sangat populer. Kata ini telah dipakai oleh banyak pihak dan
hubungannnya dengan berbagai ilmu atau konteks, misalnya manajemen bisnis, ilmu
komunikasi, pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga
publik telah menggunakan secara luas istilah stakeholder ini ke dalam proses-proses
pengambilan dan implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan
sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu
rencana.
Stakeholder dapat berfungsi sebagai tokoh kunci atau key person dan merupakan orang
yang menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya, seperti : Kepala Desa / Lurah, Ketua RT,
Ketua Adat, Ustadz / Kyai.
Kelembagaan yang dianjurkan dibentuk untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
memajukan pendidikan, menurut UU No 20 Tahun 2003, pasal 56 adalah berupa Dewan
Pendidikan, dan komite sekolah. Ketua dan anggota kedua lembaga tersebut dapat
digolongkan sebagai Stakeholder.
Dalam buku Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai
stakekholder ini. Beberapa defenisi yang penting dikemukakan seperti :
1. Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu
yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan
tertentu.

2. Biset (1998) secara singkat mendefinisikan stekeholder merupakan orang dengan


suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini sering
diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman (1984),
yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap issu, Grimble
and Wellard (1996), dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
3. Stakeholder adalah kelembagaan yang dianjurkan dibentuk untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam memajukan pendidikan, dan komite sekolah.

Pandangan-pandangan di atas menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar


menjawab pertanyaan siapa stakeholder suatu issu tapi juga sifat hubungan stakeholder
dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Aspek-aspek ini sangat
penting dianalisis untuk mengenal stakeholder.

Macam macam Stakeholder.


Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu,
stakeholder dapat dikategorikan kedalam beberapa kelompok yaitu stakeholder
primer, sekunder dan stakeholder kunci.
Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan
secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus
ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
Contohnya : Masyarakat dan tokoh masyarakat, masyarakat yang terkait
dengan proyek, yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh
manfaat dan yang akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan
kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Sedangkan tokoh masyarakat
adalah anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu
sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat. Di sisi lain,
stakeholders utama adalah juga pihak manajer Publik yakni lembaga / badan
publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu

keputusan.
Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki
kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan
proyek, tetapi memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga

mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan


keputusan legal pemerintah.
Yang termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder) :
1. Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
2. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
3. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di
bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang
memiliki concern (termasuk organisasi massa yang terkait).
4. Perguruan Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah serta Pengusaha (Badan usaha)
yang terkait sehingga mereka juga masuk dalam kelompok stakeholder
pendukung.
5. Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.

Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara
legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud
adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder
kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :
1. Pemerintah Kabupaten
2. DPR Kabupaten
3. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

Bentuk dari stakeholder bisa kita padukan dengan Bentuk kemitraan dengan komite sekolah,
dunia usaha, dan dunia industri (DUPI) dan Industri Lainnya. Bentuk kemitraan yang dapat
dilakukan oleh tenaga kependidikan dengan stakeholder antara lain berupa :
1. Kerjasama dalam penggalangan dana pendidikan baik untuk kepentingan proses
pembelajaran, pengadaan bahan bacaan (buku), perbaikan mebel sekolah, alat
administrasi sekolah, rehabilitasi bangunan sekolah maupun peningkatan kualitas
guru itu sendiri.
2. Kerjasama penyelenggaraan kegiatan pada momen hari hari besar nasional dan
keagamaan.

3. Kerjasama dengan sponsor perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas gizi anak
sekolah, seperti dengan perusahaan susu atau makanan sehat bagi anak anak
sekolah, dan bentuk kemitraan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN STAKEHOLDER
Seperti dalam tulisan Rudito (2003) disebutkan bahwa ada komunitas bangsa Amerika Utara
yang secara nilai budaya yang di anutnya lebih mementingkan perhatian yang terfokus pada
perindungan hak milik pribadi.
Model model pendekatan dari masing masing bangsa negara ini akan saling
mempengaruhi apabila terjadi suatu bentuk hubungan antara stakeholder secara global.
Fokuyama (1995) menyatakan bahwa peusahaan Jepang dapat di pertahankan bisnisnya dan
memelihara keberadaannya dengan dasar nilai budaya tentang kepercayaan (trust) dan
kewajiban yang telah di anut oleh bangsa Jepang.
LINTAS BUDAYA DAN POLA HIDUP
Perusahaan pada dasarnya adalah suatu bentuk organisasi dengan kebudayaan yang spesifik
yang hanya di miliki oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga angota anggota
korporasi tersebut yang juga anggota sebuah komunitas.
Dalam kaitannya dengan perbedaan budaya dan pola hidup yang ada sebagai lingkungan
perusahaan yang bersangkutan, maka masalah akulturasi menjadi hal yang penting di
perhatikan. Akulturasi atau dalam arti percampuran budaya antara satu komnitas dengan
komunitas lain dapat terjadi ketika anggota komunitas melakukan interaksi sosial yang
intensif.
Penyebaran pengetahuan budaya dari satu kelompok sosial (termasuk di dalamnya
perusahaan) kepada perusahaan lainnya mengandung pengaruh dari kebudayaan tertentu,
sehingga diffusi (Pengaruh) ini dapat menjadi pengetahuan bagi kelompok lainnya.
Dapat kita identifikasi bahwa dominasi pengaruh global lebih kuat dari pada budaya
komunitas Indonesia itu sendiri.

Penggunaan budaya dominan akan semakin sering kita akulturasi budaya terus berjalan
dengan baik, kekuatan pengaruh budaya semakin dapat menjadikan budaya yang dominan
sebagai acuan untuk bertindak dan bertingkah laku.
Lintas budaya menjadi suatu proses yang umum terjadi, hal ini karena komunikasi sangat
mudah terjangkau, dan interaksi antar kelompok yang berbeda sangat mudah terjadi.
Oleh karena itu segala kegiatan yang menjadi dasar bagi aktivitas perusahaan yang
mengandung proses lintas budaya.
Perbedaan pola hidup akan menjadi suatu hambatan bagi berjalannya korporasi, masalah
masalah intern pegawai atau anggota korporasi dapat juga menjadi kendala.
Biasanya pegawai yang berasal dari penduduk lokal sering diidentikkan dengan orang yang
malas malas , tidak mau maju, dsb. Memungkinkan perlunya suatu usaha untuk melakukan
monitoring, evaluasi dan audit sosial terhadap berjalannya korporasi yang di lakukan oleh
orang tertentu yang memang berkeahlian di bidang tersebut.
Dalam interaksi sosial akan muncul di dalamnya identitas yang mencirikan golongan sosial
dari individu yang bersangkutan berupa atribut atribut / ciri ciri, tanda, gaya bicara yang
membedakan dengan atribut dari suku bangsa.
Akibat dari pengetahuan tentang suku bangsa lain dari golongan sosial lain akan di pakai
sebagai referensi dalam pengetahuan budayanya untuk beradaptasi dengan suku bangsa lain.
STEREOTYPE, PREJUDICE, STIGMA SOSIAL

Stereotype adalah generalisasi yang tidak akurat yang didasarkan pada


prejudice. Kita semua memegang stereotype terhadap kelompok orang lain.
Contoh dari Stereotype , ketika kita sudah beranggapan begitu pada suatu suku
, maka kita tidak akan menempatkan dia pada suatu posisi yang kita rasa tidak

cocok.
Sedangkan Prejudice adalah attitude yang bersifat bahaya dan didasarkan pada
generalisasi yang tidak akurat terhadap sekelompok orang berdasarkan warna
kulit, agama, sex, umur, dll. Berbahaya disini maksudnya attitude tersebut
bersifat negatif.

Contoh dari Prejudice misalnya kita menganggap setiap orang pada suku

tertentu itu malas, pelit , dan lainnya


Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena
kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Stigma sosial
sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok.
Contoh dari stigma sosial misalnya sejarah stigma sosial dapat terjadi pada
orang yang berbentuk fisik kurang atau cacat mental, dan juga anak luar
kawin, homoseksual atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama
atau etnis, seperti menjadi orang Yahudi atau orang Afrika, Amerika.
Kriminalitas juga membawa adanya stigma sosial.

MENGAPA PERUSAHAAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB


Suatu organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai
bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya
adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh
karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu
organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat
keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang
timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi
dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.

KOMUNITAS INDONESIA DAN ETIKA BISNIS


Dalam kehdupan komunitas atau komunitas secara umum, mekanismne pengawasan terhadap
tindakan anggota-anggota komunitas biasanya berupa larangan-larangan dan sanksi-sanksi
sosial yang terimplementasi di dalam aturan adat. Sehingga tampak bahwa kebudayaan
menjadi sebuah pedoman bagi berjalannya sebuah proses kehidupan komunitas atau

komunitas. Tindakan karyawan berkenaan dengan perannya dalam pranata sosial perusahaan
dapat menentukan keberlangsungan aktivitas.
Kelompok komunitas yang terarah yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk bekerja
dengan auditor sosial dalam mereview. Pemeriksaan sosial dan mengambil tempat
dalam pertemuan review.

Buku catatan sosial : Diartikan oleh informasi yang rutin dikumpulkan selama
setahun untuk mencatat wujud dalam kaitannya pada pernyataan sasaran

sosial.
Stakeholder : Orang atau kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

aktivitas organisasi atau perusahaan.


Target : Suatu tingkat keinginan yang dicapai dan biasanya didasari pada

perencanaan yang telah disusun sebelumnya.


Transparasi : Sebuah organisasi, dalam perhitungan yang terbuka dalam
perhitungan sosial bahwa stakeholder mempunyai pemahaman yang baik
tentang organisasinya dan tingkah lakunya yang diwujudkan dan bagaimana

hal tersebut dilaksanakan.


Triple bottom line : Sebuah organisasi menciptakan laporan tahunan yang
mencakup finansial, lingkungan dan gambaran sosial. Nilai (value) adalah
kunci dari prinsip-prinsip yang diatur oleh beroperasinya organisasi dan yang

mempengaruhi jalannya organisasi serta tingkah laku anggota-anggotanya.


Verifikasi : Sebuah proses dari audit sosial dimana orang auditor dan laporan
auditnya dibuat panel yang menyertakan perhitungan sosial dan informasi
yang didasari pada apa yang akan dilaksanakan dan pernyataan-pernyataan

yang didasari pada kompetensi serta data yang reliabel.


Pernyataan visi : (sebagai pernyataan misi) sebuah kalimat atau lebih kalimat
yang secara jelas dan nyata membawa inti dari organisasi tentang kesiapan

serta pengertian yang mudah diingat.


Kertas informasi : Auditing sosial mengecek bahwa kita sudah berada pada

jalur yang benar.


Audit sosial : Adalah proses dimana sebuah organisasi dapat menaksir untuk
keberadaan sosialnya, laporan pada organisasi tersebut dan meningkatkan
keberadaannya.

DAMPAK TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Ke depan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, apabila dilaksanakan dengan benar, akan
memberikan dampak positif bagi perusahaan, lingkungan, termasuk sumber daya manusia,
sumber daya alam dan seluruh pemangku kepentingan dalam masyarakat. Perusahaan yang
mampu sebagai penyerap tenaga kerja, mempunyai kemampuan memberikan peningkatan
daya beli masyarakat, yang secara langsung atau tidak, dapat mewujudkan pertumbuhan
lingkungan dan seterusnya. Mengingat kegiatan perusahaan itu sifatnya simultan, maka
keberadaan perusahaan yang taat lingkungan akan lebih bermakna.
Pada dasarnya setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam, pasti
mengandung nilai positif, baik bagi internal perusahaan maupun bagi eksternal perusahaan
dan pemangku kepentingan yang lain. Meskipun demikian nilai positif tersebut dapat
mendorong terjadinya tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan yang akhirnya mempunyai
nilai negatif, karena merugikan lingkungan, masyarakat sekitar atau masyarakat lain yang
lebih luas. Nilai negatif yang dimaksud adalah seberapa jauh kegiatan perusahaan yang
bersangkutan mempunyai potensi merugikan lingkungan dan masyarakat. Atau seberapa luas
perusahaan lingkungan terjadi sebagai akibat langsung dari kegiatan perusahaan.

MEKANISME PENGAWASAN TINGKAH LAKU


Mekanisme pengawasan tingkah laku adalah mekanisme dalam pengawasan terhadap para
karyawan sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan
kesesuaian atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut dengan budaya yang dijadikan
pedoman korporasi yang bersangkutan. Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit
sosial sebagai kesimpulan dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan sebelumnya.
Pengawasan terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada dasarnya untuk menciptakan
kinerja karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan dari proses berjalannya
perusahaan. Kinerja yang baik adalah ketika tindakan yang diwujudkan sebagai peran yang

sesuai dengan status dalam pranata yang ada dan sesuai dengan budaya perusahaan yang
bersangkutan.
Berkaitan dengan pelaksanaan audit sosial, maka sebuah perusahaan atau organisasi harus
jelas terlebih dahulu tentang beberapa aktivitas yang harus dijalankan seperti :
1. Aktivitas apa saja yang harus dilakukan sebagai sebuah organisasi, dalam hal ini
sasaran apa yang menjadi pokok dari perusahaan yang harus dituju internal maupun
eksternal (sasaran).
2. Bagaimana cara melakukan pencapaian dari sasaran yang dituju tersebut sebagai
rangkaian suatu tindakan (rencana tindakan) yang mengacu pada suatu pola dan
rencana yang sudah disusun sebelumnya.
3. Bagaimana mengukur dan merekam pokok-pokok yang harus dilakukan berkaitan
dengan sasaran yang dituju, dalam hal ini keluasan dari kegiatan yang dilakukan
tersebut (indikator)

KONSEP AUDIT SOSIAL


Konsep- konsep yang berkenaan dengan audit sosial yang telah dilakukan.

Social Enterprise Partnership (SEP)


Audit sosial adalah sebuah metode yang dilakukan berkenaan dengan sebuah
organisasi (perusahaan, lembga dan sebagainya), dalam merencanakan, mengatur dan
mengukur aktivitas finansial serta untuk memantau (memonitor) konsekuensi secara
eksternal dan internal sekaligus dari sebuah organisasi atau perusahaan yang bersifat

komersial.
The New Economics Foundation (NEF)
Audit sosial adalah suatu proses dimana sebuah organisasi dapat menghitung untuk
keadaan sosial, laporan dan meningkatkan keadaan sosial tersebut. Audit sosial
bertujuan menilai dampak sosial yang ditimbulkan oleh organisasi dan tingkah laku
anggota - anggota yang beretika dari sebuah organisasi dalam hubungannya dengan
tujuan organisasi tersebut serta hubungannya dengan keseluruhan stakeholder yang
terkait dengannya. Konsep ini menggambarkan bahwa audit sosial lebih merupakan

suatu penilaian dampak sosial dari adanya program atau social impact assessment.
The Northern Ireland Co-operative Development Agency (NICDA)

Audit sosial adalah sebuah proses yang dapat dilakukan oleh sebuah organisasi dan
agen - agennya untuk menilai dan mewujudkan keuntungan sosial mereka,
keuntungan komunitas dan keuntungan lingkungan serta keterbatasannya. Sehingga
audit sosial adalah sebuah cara untuk mengukur keluasan dari sebuah organisasi untuk
dapat hidup dalam berbagai nilai dan sasaran yang sudah disetujui untuk bekerja

sama.
Model dan keuntungan Audit social
Sebagai penilaian perwujudan perusahaan dalam aktivitasnya di komunitas dan ini
digambarkan oleh sejauh obyek-obyek sosial yang diminati termasuk di dalamnya
informasi dan opini, yang menyatakan keadaan perusahaan secara keseluruhan dan
bagaimana bentuk dari perusahaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai