Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI (II)

OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA

: YAFIS RAHMAN J

NIM

: F1D113032

PRODI

: TEKNIK PERTAMBANGAN

ASLAB

: 1. LENNY THERESIA
2. MAGDALENA NORMALINA
3. ERNILAWATI S.
4. OLIVIA STEPHANI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2014

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI (II)


I.

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui reaksi-reaksi senyawa karbonil.


2. Mengetahui reaksi-reaksi yang membedakan aldehid dan keton.

II.

TEORI
Aldehida

merupakan

senyawa

organik

yang

memiliki

gugus

karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan
dengan atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan
aldehida juga dinamakan golongan formil atau metanoil. Kata aldehida
merupakan kependekan dari alcohol dehidrogenasi yang berarti alkohol yang
terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat polar (Drs. Mulyono HAM, M.Pd;
2006).
Aldehida merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan
O dengan rumus R-CHO, dimana :
R

-CHO :

Alkil
Gugus fungsi aldehida

Sifat Fisik Aldehida, Aldehida dengan 1-2 atom karbon (formaldehida, dan
asetaldehida) berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak. Aldehida
dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau
sedap. Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu
kamar. Aldehida suku rendah (formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut dalam
air. Aldehida suku tinggi tidak larut air (Charles W. Keenan; 1993).
Sifat Kimia aldehida : Oksidasi aldehida dengan campuran kalium
bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat. ; Aldehida dapat
mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari senyawa
tembaga(I) oksida. ; Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan
cermin perak (Charles W. Keenan; 1993).

Keton atau alkanon adalah suatu senyawa turunan alkana dengan gugus
fungsi C=O- yang memiliki rumus umum C nH2nO. Sama seperti aldehid, keton
juga memiliki guguskarbonil (C=O). Hanya saja, gugus karbonil pada keton
berikatan dengan dua karbon sehingga ciri ini dapat digunakan untuk
membedakan keton dari senyawa-senyawa dengan gugus karbonil lain seperti
asam karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya.
Penamaan keton secara IUPAC umumnya dilakukan dengan mengganti akhiran a
pada alkanamenjadi on. Contohnya adalah propana menjadi propanon.
Sedangkan berdasarkan penamaan sederhana, nama lazim keton adalah alkil alkil
keton. Kedua gugus alkil disebut secara terpisah dan diakhiri dengan kata keton.
Contohnya adalah CH3-CO-C2H5disebut metil etil keton dan CH3-CO-CH3 disebut
dimetil keton (Stanley H. Pine: 1998).
Rumusan penentuan tata nama untuk senyawa keton didasarkan pada
beberapa hal: Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus
fungsi ; Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sehingga posisi
gugus fungsi mendapat nomor terkecil (Stanley H. Pine: 1998).
Rumus penentuan tata nama keton secara umum adalah: (no.cabang)
(nama cabang dan gugus fungsi lain) (no.gugus fungsi) (nama rantai induk)
Contohnya:
CH3-CO-C3H7: 2-pentanon = metil propil keton
CH3-CO-CH(CH3)-C2H5: 3-metil-2-pentanon = sekunderbutil-1-metil keton
CH3-CH(CH3)-CO-C2H5: 2-metil-3-pentanon = etil isopropil keton
Keton paling sederhana adalah keton dengan 3 atom C, yaitu C 3H6O,
diberi nama propanon, namun sehari-hari sering disebut sebagai aseton. Para
perempuan tentu tidak asing dengan nama aseton, karena merupakan salah satu
bahan yang banyak digunakan pada pembersih kuteks (nail polish remover).
Mengapa propanon adalah keton yang paling sederhana dan tidak ada keton
dengan jumlah atom C di bawah 3? Hal ini dikarenakan bentuk struktur keton
yang khas. 1 atom C sudah berikatan dengan atom O membentuk gugus fungsi,

sedangkan gugus fungsi tersebut mengikat 2 atom C lagi, sehingga total atom C
hanya 3 (Harold Hart; 2003).
Keton memiliki beberapa sifat khusus, yaitu: Sifat Fisis : Bersifat polar
karena adanya gugus karbonil ; Lebih mudah menguap dibandingkan alkohol dan
asam karboksilat Sifat Kimia : Merupakan reduktor yang lebih lemah dari aldehid
; Dapat menghasilkan alkohol sekunder (Harold Hart; 2003).
Adapun reaksi-reaksi dari senyawa keton: Oksidasi, Karena keton
merupakan reduktor yang lebih lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat
pengoksidasi lemah seperti reagen Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi
keton. Prinsip ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari aldehid. Adapun
reaksi tersebut dapat ditulis sebagai:
Aldehid + reagen Tollens cermin perak
Keton + reagen Tollens tidak ada reaksi
Aldehid + reagen Fehling endapan merah bata
Keton + reagen Fehling tidak ada reaksi
Reduksi, Melalui reduksi, dari keton dapat dihasilkan alkohol sekunder.
Reaksinya adalah: R-CO-R + H2 R-CHOH-R
Kegunaan keton: Aseton (propanon) digunakan sebagai pelarut, khususnya
untuk zat-zat yang kurang polar dan non-polar ; Aseton juga digunakan sebagai
pembersih cat kuku/kuteks (nail polish remover) ; Beberapa keton siklik
digunakan sebagai bahan pembuatan parfum karena memiliki bau harum (Anna
Poedjiadi; 1994).
Keton merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O
dengan rumus R-CO-R, dimana:
R

: Alkil

-CO- : gugus fungsi keton (karbonil)

III.

PROSEDUR KERJA

3.1

Alat dan Bahan


Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

:
Tabung reaksi
Penangas air
Gelas kimia 100 ml
Erlenmeyer 100 ml
Pengaduk
Stopwatch
Gelas ukur 50 ml
Pipet tetes

: 10 buah
: 1 buah
: 5 buah
: 2 buah
: 2 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 5 buah

Bahan :
1. Larutan NaHSO3 jenuh
2. 2,4-dinitrofenilhidrazin
3. Asetaldehid
4. Benzaldehid
5. KOH 2 M
6. Reagen Tollens
7. NaOH 5%
8. Aseton
9. Pereaksi Fehling
10. 2-Pentanon
11. Iodium iodida

3.2

Skema Kerja
1. Uji Tollens
2 ml larutan
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 1-2 ml pereaksi Tollens
Hasil
Pengamatan

2. Uji Fehling

2-4 tetes pereaksi


Fehling
- Dimasukkan ke dalam tabung
-reaksi
Ditambahkan bahan yang akan diuji
- Tabung reaksi ditempatkan ke dalam air mendidih
- Diamati perubahan yang terjadi setelah 10-15 menit

Hasil
Pengamatan
3. Adisi Bisulfit
2 ml NaHSO3 jenuh
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 2 ml bahan yang akan diuji

- Tabung reaksi diguncang-guncang


Hasil
Pengamatan

4. Indoform Tes
3 ml NaOH
5%
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes aseton
- Ditambahkan larutan iodium sedikit demi sedikit sambil
diguncang-guncang sampai warna iodium tidak hilang lagi

Hasil
Pengamatan

5. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin


0,5 ml 2,4dinitrofenilhidrazin
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5-10 tetes bahan yang akan diuji
- Tabung reaksi ditutup dan dikocok dengan kuat
selama 1-2 menit

Hasil
Pengamatan

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Data dan Perhitungan


1. Uji Fehling (endapan merah)
Pengamatan (+/-)

Nama Zat

warna
+
+
+

Benzaldehid
Asetaldehid
2-Pentanon
Aseton

2.

Keterangan
Terdapat endapan merah
Terdapat endapan merah
Larutan biru
Terdapat endapan merah

Reaksi dengan FeCl3


Nama Zat

Pengamatan (+/-)

Benzaldehid
Asetaldehid

Keterangan

warna
+
+

terdapat endapan
Terdapat endapan dan larutan

terasa panas
Larutan kekuningan
terdapan endapan dan larutan

2-Pentanon
Aseton

terasa panas

3. Esterifikasi
Nama Zat
Benzaldehid
Asetaldehid
2-Pentanon
Aseton

Pengamatan (+/-) warna


+
+
-

Keterangan
Larutan bening
Larutan bening

Pengamatan (+/-) warna


-

Keterangan
Endapan kuning tipis
Kuning terlarut
Lapisan kuning
Lapisan kuning

4. 2,4-dinitrofenilhidrazin
Nama Zat
Benzaldehid
Asetaldehid
2-Pentanon
Aseton

4.2

Pembahasan
Ada dua jenis analisa, antara lain : analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.

Yang dimaksud dengan analisa kualitatif diartikan sebagai analisa yang tidak
memperhatikan pengukuran dan perhitungan, sehingga praktikan hanya mengirangira saja berapa banyak senyawa yang akan direaksikan. Hasilnya pun hanya
melihat kualitatifnya saja, maksudnya praktikan hanya menggunakan indra untuk
menelitinya, seperti : bau, warna, dingin atau hangat, dan lain-lain. Seperti halnya
dengan analisa yang dilakukan pada percobaan ini.
Sedangkan analisa kuantitatif dapat didefinisikansebagai analisa yang
sangat memperhatikan perhitungan dan pengukuran, misalnya saja dalam
praktikum, praktikan harus meraksikan 20 tetes HCl ke dalam 10 ml larutan
NaOH, hal itu harus benar-benar dilakukan menuangkan 20tetes HCl dan tidak
boleh meleset.
Pada uji fehling, suatu larutan uji terjadi reaksi positif jika terdapat
endapan merah bata. Uji fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus
aldehid. Reagent yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : fehling A
(CuSO) dan fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Pada uji fehling dilakukan
pemanasan. Pemanasan ini bertujuan untuk melepas atau memutus ikatan gugus
aldehid pada larutan uji dan dapat bereaksi dengan ion hidroksil membentuk
karboksilat. CuO akan terbentuk dan menyebabkan endapan merah bata.
Pembentukan CuO terjadi karena rekasi samping pembentukan asam karboksilat.
Aldehid sangat mudah dioksidasi, bahkan dengan oksidator lemah seperti fehling,
membentuk asam karboksilat dengan jumlah atom kerbon yang sama dengan
aldehid asalnya. Sedangkan keton tidak dapat dioksidasi dengan menggunakan
oksidator lemah, hanya dapat dioksidasi dengan oksidator kuat seperti HNO
pekat sehingga terjadi pemutusan ikatan karbon-karbon, tetapi mengasilkan dua
asam karboksilat yang jumlah atom karbonnya lebih sedikit dari semula. Sehingga
reagent fehling hanya dapat digunakan untuk menganalisa gugus aldehid pada
suatu larutan uji.

Uji dengan adisi bisulfit digunakan untuk menganalisa terdapatnya gugus


karbonil ( aldehid dan keton) dalam sebuah larutan sampel. Pada uji ini, reaksi
positif jika terdapat endapan putih. Uji bisulfit dapat digunakan untuk analisis
gugus aldehid dan keton. Tetapi bukan seluruh gugus keton yang dapat dianalisis
oleh adisi bisulfit ini, hanya keton yang memiliki gugus metil pada karbonilnya.
Aseton tidak mengandung gugus yang besar, sehingga mempunyai halangan sterik
yang reltif kecil. Oleh karena itu reaksi adisi bisulfit dapat berlangsung. Endapan
putih tersebut didapat pada warna natrium sulfit.
Tes iodoform digunakan untuk menganalisis gugus keton. Uji positif
dalam reaksi ini, jika terdapat endapan bewarna kuning. Endapan bewarna kuning
didapat dari CHI atau iodoform. Endapan kuning didapatkan dengan
penambahan iodin berlebih. Uji iodoform juga dikenal dengan sebutan halogenasi
alfa untuk metil keton, tetapi uji ini tidak spesifik dengan metil keton. Iodin dapat
diartikan sebagai zat pengoksidasi lembut dan senyawa yang dapat dioksidasi
menjadi senyawa karbonil metil sehingga akan menunjukkan uji positif.
Pada percobaan ini digunakan bahan uji atau sampel diantaranya:
benzaldehid, asetaldehid, dan aseton. Benzaldehid digunakan untuk menunjukkan
adanya gugus aldehid. Asetaldehid digunakan untuk menunjukkan gugus aldehid,
serta asetaldehid digunakan untuk menunjukkan gugus keton.
Adapun kegunaan dari aldehid dan keton antara lain: Formalin digunakan
untuk tujuan desinfektan, mencegah berkembangnya mikroba dan jamur, sehingga
banyak dimanfaatkan industri untuk campuran produk kebutuhan sehari-hari
seperti sabun, pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin. Menurut standar Eropa,
kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh melebihi 660 ppm
(1000 ppm setara 1 mg/liter). Secara visual campuran formalin tidak terlihat, tapi
secara kualitatif bisa terdeteksi melalui alat khusus. Namun, untuk mengetahui
jumlahnya, harus ada penelitian laboratorium, sehingga formalin tidak bisa
disalah gunakan. Adapun kegunaan formaldehida lainnya : Pengawet mayat,
Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya,Bahan pembuatan sutra sintetis,
zat pewarna, cermin, kaca, Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia
Fotografi,Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea,Bahan untuk pembuatan

produk parfum,Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku,Pencegah


korosi untuk sumur minyak.
Sedangkan senyawa keton yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain aseton atau propanon.Aseton banyak digunakan
sebagai : Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku.Bahan
baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan sebagai obat
bius.Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang berbau harum sehingga
digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
1. Fehling digunakan untuk menguji gugus aldehid dan reaksi positif jika
terdapat endapan merah bata.
2. Uji iodofom digunakan untuk menguji gugus keton dan reaksi positif jika
terdapat endapan putih.
3. Adisi bisulfit digunakan untuk analisis gugus fungsi karbonil (aldehid dan
keton), reaksi positif jika terdapat endapan putih.
4. Fehling digolongkan sebagai reagent lemah sehingga hanya dapat
mengoksidasi aldehid.
5. Aseton digunakan dalam pembutan parfum.
6. Asetaldeid digunakan dalam pengawet.

5.2

Saran
1. Agar waktu praktikumnya tidak terlalu lama
2. Alat dan bahannya diperbanyak agar tidak ganti-gantian dengan kelompok
lain

DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. 2006. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Keenan. 1993. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.

Jakarta: Erlangga.
Stanley. 1998. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

Harold. 2003. Kimia Gugus Fungsi.Jakarta : Erlangga


Anna. 1994. Aldehid dan Keton. Bogor: IPB

Lampiran
1.

Tuliskan struktur umum aldehid dan keton serta tunjukkan gugus fungsinya?
Jawab:

2.

Jelaskan reaksi oksidasi pada aldehid dan keton.


Jawab: Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan
terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat
lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi
menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol.

Anda mungkin juga menyukai