Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
N, perempuan, 21 tahun, lahir di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, agama Islam, suku
Jawa, tinggal di Jakarta Barat. Os masih belum bernikah dan hanya belajar sampai
tingkat SMA dan juga belum bekerja. Os sekarang ditempatkan di Panti Bina
Insan,Kedoya karena ditangkap oleh satpol PP pada tanggal 20 Maret 2014.
I.
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari:
Autoanamnesis pada tanggal 4 April 2014 pada jam 10.00 WIB di lapangan Panti
Bina Insan, Kedoya.
A. KELUHAN UTAMA
Os mengatakan dia kehilangan keinginan untuk hidup sehingga malas
menguruskan diri seperti makan dan mandi sejak 1 bulan yang lalu.
B. KELUHAN TAMBAHAN
Os malas untuk berbicara dengan teman di panti dan hanya tidur dipojok ruangan.
Pernah terlintas di fikirannya untuk mengakhiri hidupnya tetap sering tidak
berhasil. Os sering menangis sendiri di ruangan,tetapi masih bisa berhenti nangis
setelah dibiarin beberapa lama. Os mengaku tidak nafsu makan sebelumnya dan
kehilangan minat untuk ketawa bersama teman-teman di panti.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Os seorang perempuan, 21 tahun ditangkap dan dibawa ke Panti Bina Insan oleh
satpol PP karena tiduran di depan warung makan. Os hanya pasrah dan berdiam diri
sewaktu dibawa ke panti tanpa adanya perlawanan. Kemudian, Os ditempatkan di
ruangan dengan warga panti yang lain. Satu bulan sebelum os dibawakan ke panti, os
sudah merasa malas untuk hidup lagi dan pernah terfikir untuk membunuh diri
dengan tiduran di jalur kereta,tetapi bila terdengar bunyi kereta datang dan diteriakin
oleh orang lain, Os menjadi takut dan langsung bangun dari jalur tersebut. Os juga
pernah terfikir untuk minum, baygon sewaktu tinggal bersama ibunya di Jakarta
Barat, tetapi sempat dihalang oleh ayahnya.
1
II.
EVALUASI KELUARGA
A. Susunan Keluarga
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Saat ini tinggal bersama warga di
panti bina insan.
B. Riwayat Perkawinan
Kedua orangtua pasien menikah berdasar atas pilihan sendiri dan
mendapat persetujuan dari orang tua masing-masing. Kehidupan perkawinan
mereka dikatakan tidak berjalan dengan apa yang di harapkan. Masalah ekonomi
yang terjadi menyebabkan Os sering dimarah dan dipukul ibunya sewaktu
ayahnya keluar bekerja.
C. Fungsi Subsistem
a. Subsistem Suami-Istri
Ayah dan ibu os masih tinggal serumah tetapi sering kali bertengkar karena
masalah-masalah kecil dan ibunya sering kali menang dalam pertengkaran karena
5
2. Kesadaran
-
stress.
Selepas wawancara: pasien tenang, dan duduk kembali.
Cara berbicara : pasien berbicara spontan, jelas, intonasi naik turun dan
tersekat-sekat karena menahan sedih,
: Hipotim
2. Afek
: Luas
3. Keserasian
: Serasi.
Halusinasi
: tidak ada
Ilusi
: tidak ada
Depersonalisasi
: tidak ada
Derealisasi
: tidak ada
Sensorium dan Kognisi
1. Taraf pendidikan
: SMA
2. Pengetahuan umum : luas
7
3.
4.
5.
6.
Kecerdasan
Konsentrasi
Perhatian
Orientasi
- Orientasi waktu
- Orientasi tempat
- Orientasi orang
- Orientasi situasi
7. Daya ingat
- Jangka panjang
- Jangka pendek
pagi
hari)
- Segera
: baik (dapat mengingat nama dokter muda)
8. Pikiran abstrak
: Kurang( malas untuk mencari ide)
9. Visuospatial
: Kurang (malas untuk melukis gambar)
10. Kemampuan menolong diri: kurang (malas menguruskan diri sendiri)
E. Interaksi dengan teman-teman
Os tidak terlihat akrab dengan teman-teman dan hanya menyendiri diruangannya.
F. Perpisahan dan Penyatuan Kembali
Ketika wawancara akan dilakukan secara mandiri dengan pasien, pasien bersikap
murung dan diam. Pasien duduk di samping pemeriksa dan harus ditunggu
beberapa lama baru dia mahu menjawab setiap pertanyaan. Tidak ditemukan
kecemasan, rasa takut atau kekhawatiran pada diri pasien.
Gagasan rujukan
Gagasan pengaruh
: tidak ada
: tidak ada
yang tidak dikenali di tepi jalan yang berisi uang dan sim ke polisi)
3. Daya nilai realitas : tidak terganggu( tidak terdapat halusinasi atau waham)
K. Perkiraan Taraf Intelegensia
Kemampuan intelegensianya adalah sesuai taraf kecerdasan rata-rata
usianya.
III.
FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini termasuk gangguan
jiwa karena adanya:
10
tidak ada masa depan, gangguan tidur, mudah lelah, sering sedih.
Gangguan fungsi
: gangguan fungsi sosial dan pekerjaan
`
Gangguan ini sebagai Gangguan fungsional karena tidak adanya
-
Gangguan kesadaran
Gangguan fungsi intelektual
Tidak ada faktor organik spesifik
GMNO ini termasuk non- psikosis karena tidak adanya gejala psikosis berupa
waham halusinasi, bicara kacau dan perilaku kacau. Pasien ini termasuk dalam
gangguan suasana perasaan dengan gangguan depresif berulang kini episode
depresi sedang-berat.( 3 gejala utama dengan 4 gejala lainnya)
Gejala utama :
Efek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah( rasa lelah nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Gejala lainnya:
DD/
AKSIS II
Tidak ada gangguan keperibadian karena tidak terdapat kondisi patologik dari
keperibadian yang tidak fleksibel dan tidak terdapat pada daya nilai sosial.
Tidak ada retardasi mental karena tidak terdapat hendaya keterampilan dan
tingkat intelekgensi cukup baik.
11
AKSIS III
Pasien tidak mengalami penyakit fisik.
AKSIS IV
Problem dengan primary support group ( keluarga): hubungan dengan ibu bapa
tidak baik.
AKSIS V
GAF sebelum masuk panti : 45 (gejala berat dan disability berat)
Skala GAF saat ini : 75 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disability ringan
dalam sosial, pekerjaan dan sekolah)
V.
EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I
gejala psikotik
AKSIS II
AKSIS III
: Tidak ada
AKSIS IV
AKSIS V
VI.
DAFTAR MASALAH
Sosial
: hubungan ibu bapa dan anak yang tidak terbuka dan tidak
mendukung.
VII.
PROGNOSIS
Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Funcionam
: dubia
Ad sanationam
: dubia ad malam
12
Dia berada berjauhan dengan ibunya yang selalu memukul dan memaksa dia
menikah dengan calon pilihan ibunya.
Tidak adanya sosok orang tua yang seharusnya meyayangi dan membantu dia
untuk melalui saat-saat kesedihan
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
Flouxatine capsul 20 mg, 2 dd 1
2. Psikoedukasi
Menjelaskan secara terperinci mengenai diagnosa penyakit pasien.
Menjelaskan pengobatan yang diberikan beserta efek samping obat.
Memberitahu gejala-gejala kekambuhan.
Mengidentifikasi penyebab tercetusnya penyakit berulang.
Menjelaskan kepentingan makan obat.
3. Psikoterapi
Terapi Support: memberikan motivasi untuk memperkuat daya tahan
pasien. Dokter harus dapat menyakinkan pasien akan kemampuannya
IX.
DISKUSI
Pasien yang dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan
energy dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan,
berfikir mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat
aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan fungsi vegetatif( termasuk tidur, aktivitas
seksual dan ritme biologik yang lain). Gangguan ini hampir selalu menghasilkan
13
hendaya interpersonal, social dan fungsi pekerjaan. Pasien yang hanya mengalami
episode depresi berat dikatakan mengalami gangguan depresi berat atau depresi
unipolar. Klasifikasi gangguan depresi dalam DSM-IV-TR ada dibawah gangguan
mood.
Antara kriteria untuk diagnostic gangguan depresi berat adalah;
A. Pasien mengalami mood terdepresi( sebagai contoh, sedih atau perasaan
kosong) atau kehilangan minat atau kesenangan sepanjang waktu selama 2
minggu atau lebih ditambah 4 atau lebih gejala-gejala berikut.
-
Perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai atau rasa tidak
berharga hampir sepanjang waktu.
14
DAFTAR PUSTAKA
15