Anda di halaman 1dari 15

Nn.

N, perempuan, 21 tahun, lahir di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, agama Islam, suku
Jawa, tinggal di Jakarta Barat. Os masih belum bernikah dan hanya belajar sampai
tingkat SMA dan juga belum bekerja. Os sekarang ditempatkan di Panti Bina
Insan,Kedoya karena ditangkap oleh satpol PP pada tanggal 20 Maret 2014.
I.

RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari:

Autoanamnesis pada tanggal 4 April 2014 pada jam 10.00 WIB di lapangan Panti
Bina Insan, Kedoya.

A. KELUHAN UTAMA
Os mengatakan dia kehilangan keinginan untuk hidup sehingga malas
menguruskan diri seperti makan dan mandi sejak 1 bulan yang lalu.
B. KELUHAN TAMBAHAN
Os malas untuk berbicara dengan teman di panti dan hanya tidur dipojok ruangan.
Pernah terlintas di fikirannya untuk mengakhiri hidupnya tetap sering tidak
berhasil. Os sering menangis sendiri di ruangan,tetapi masih bisa berhenti nangis
setelah dibiarin beberapa lama. Os mengaku tidak nafsu makan sebelumnya dan
kehilangan minat untuk ketawa bersama teman-teman di panti.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Os seorang perempuan, 21 tahun ditangkap dan dibawa ke Panti Bina Insan oleh
satpol PP karena tiduran di depan warung makan. Os hanya pasrah dan berdiam diri
sewaktu dibawa ke panti tanpa adanya perlawanan. Kemudian, Os ditempatkan di
ruangan dengan warga panti yang lain. Satu bulan sebelum os dibawakan ke panti, os
sudah merasa malas untuk hidup lagi dan pernah terfikir untuk membunuh diri
dengan tiduran di jalur kereta,tetapi bila terdengar bunyi kereta datang dan diteriakin
oleh orang lain, Os menjadi takut dan langsung bangun dari jalur tersebut. Os juga
pernah terfikir untuk minum, baygon sewaktu tinggal bersama ibunya di Jakarta
Barat, tetapi sempat dihalang oleh ayahnya.
1

Os menyatakan dia sering menangis sendiri diruangan karena mengingat masa


lalu sewaktu diperlakukan dengan tidak benar oleh keluarga sendiri. Os merasakan
dirinya tidak disayangi dan merasa putus asa, makanya dia melarikan diri dari rumah
dan mulai mengemis untuk makan. Dalam 5 hari ini, os merasakan tidak nafsu makan
dan tidak bisa tidur lena karena sering terjaga dari tidur pada waktu malam. Os bisa
berbaring diruangan berjam-jam lamanya tanpa tidur dan terasa mudah lelah
walaupun untuk melakukan pekerjaan ringan seperti mandi dan makan.
Dari kecil, pasien sering menjadi mangsa kekerasan rumah tangga. Ibu bapanya
sering berkelahi didepannya dan setiap kali setelah bapa keluar dari rumah, pasien
pasti menjadi mangsa pukulan ibunya termasuk rotan, tampar dan dihantuk di dinding
sehingga pernah sekali terluka dan dibawa ke klinik terdekat oleh ibunya.. Bapanya
seorang tentara darat dan ibunya tidak bekerja. Seringnya topik pertelingkahannya
adalah masalah ekonomi yang mana menurut pasien pendapatan bapanya itu sudah
lebih dari mencukupi, namun menurut ibu pasien masih belum mencukupi. Setiap
keputusan didalam rumah diputuskan oleh si ibu, dan apabila ada masukan dari
pasien, cenderung untuk tidak diterimanya. Pasien mengatakan dia seperti tidak
wujud didalam keluarga tersebut karena ibu bapa sering berkelahi dihadapannya
tanpa memperdulikannya.
Sewaktu SMA, Os pernah berpacaran dengan seorang lelaki yang tinggal dekat
dengan rumahnya, dan sempat melakukan hubungan intim bersama pacarnya namun
tidak sampai hamil. Os pernah meminta pacarnya untuk menikahinya, tetapi tidak
dipersetujui oleh ibunya karena ibunya telah mencari calon lain untuk Os yang mana
Os tidak menyukai calon pilihan ibunya itu karena lelaki itu sudah mempunyai isteri
yang lain. Os pernah coba bekerja sebelum ini di pabrik, tetapi selepas peristiwa
berhubungan intim dengan pacarnya itu diketahui teman sejawat, Os sudah malu
untuk bekerja lagi dan hanya tidur dan mengurung diri dirumah. Karena ibunya
bapanya sering menyalahkan dia karena hubungan intim tersebut, Os jadi merasa
tertekan berada dirumah dan mengambil keputusan untuk melarikan diri dari rumah.
Sewaktu ditanya mengenai keberadaan keluarga, Os hanya diam karena tidak mahu
pulang ke rumahnya.

D. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA


a. Psikiatri dan Penyalahgunaan Zat
Os tidak pernah menyalahgunakan zat sebelumnya.
b. Kondisi Medis Umum
Os tidak pernah menderita penyakit medis lain seperti kejang, pingsan dan
trauma kepala.
c. Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Gangguan kejiwaan pada keluarga Os disangkal.
d. Gambaran skema perjalanan penyakit

E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Periode Prenatal dan Perinatal
Menurut Os, sewaktu dia dilahirkan tiada sebarang masalah atau gangguan yang
terjadi. Os masih ingat diberitahu ibunya, dia dailahirkan di kampung dengan bantuan
paraji, cukup bulan dan tidak ada cacat bawaan maupun kelainan fisik.
2. Periode Masa Kanak-kanak(0-11)
Os merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Hubungan Os dengan keluarga
kurang baik dan tidak terdapat gangguan pada kemampuan Os untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Os sewaktu kecil, mempunyai ramai
teman untuk bermain dan lebih suka bertemu teman diluar rumah berbanding jika
dirumah karena dirumah Os dipukul dan ditampar sama ibunya jika tidak menurut
kehendak ibunya sewaktu ayahnya pergi bekerja.
3

3. Periode Masa Remaja( 12-18 tahun)


Menurut os, ditidak begitu pintar di kelas tetapi dia suka berteman dengan teman
disekolah dan waktu ini dia sudah mulai pacaran untuk mendapatkan kasih sayang
dari seorang lelaki. Jika dirumah, di hanya duduk di kamar dan kurang berkomunikasi
dengan ibu bapanya karena merasa takut untuk bicara dengan ibunya.
4. Periode Masa Dewasa( > 18 tahun)
Menurut Os, dia lebih senang bermain di luar berbanding duduk di rumah.
Berpacaran dan ingin bernikah namun tidak disetujui ibu bapa.
5. Riwayat Pendidikan
Os sempat menamatkan pengajian di SMA sahaja karena selepas itu, ibu
menyuruhnya untuk membantu mencari uang buat keluarga. Os jika tidak
berminat untuk belajar karena hanya minat dengan pacaran dan ingin nikah.
6. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saudara keduanya adalah
laki-laki umur 10 tahun dan lebih disayangi oleh ibu berbanding Os.
Pedigree

7. Riwayat Kehidupan Sekarang


Pada saat ini os tinggal di Panti Bina Insan dan berjauhan dengan
keluarga. Os juga tidak mahu lagi kembali ke rumahnya karena kuatir dia akan
dinikahkan dengan calon ibunya dan bakal dipukul lagi oleh ibunya.
8. Persepsi dan Harapan Orangtua
Orang tua Os tidak tahu mengenai kondisi Os ini dan hanya menganggap Os
terlalu manja dan tidak menurut perintah mereka.
9. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Lingkungannya
Saat pemeriksa menanyakan tentang keadaannya untuk pertama kali, pasien
terlihat menunduk dan diam dengan pemeriksa. Selepas adanya kepercayaan
antara pemeriksa dan Os barulah dia mahu menceritakannya.

II.

EVALUASI KELUARGA

A. Susunan Keluarga
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Saat ini tinggal bersama warga di
panti bina insan.
B. Riwayat Perkawinan
Kedua orangtua pasien menikah berdasar atas pilihan sendiri dan
mendapat persetujuan dari orang tua masing-masing. Kehidupan perkawinan
mereka dikatakan tidak berjalan dengan apa yang di harapkan. Masalah ekonomi
yang terjadi menyebabkan Os sering dimarah dan dipukul ibunya sewaktu
ayahnya keluar bekerja.
C. Fungsi Subsistem
a. Subsistem Suami-Istri
Ayah dan ibu os masih tinggal serumah tetapi sering kali bertengkar karena
masalah-masalah kecil dan ibunya sering kali menang dalam pertengkaran karena
5

ayahnya tipe seorang pendiam. Pernikahan keduanya didasarkan atas keinginan


dan pilihan bersama.
b. Subsistem Orangtua
Os sejak kecil diasuh oleh ibu dan ayahnya, Os mengatakan dia tidak
menyayangi pasien dan kurang perhatian diberikan kepadanya. Tetapi karena
pasien anak pertama dan seorang perempuan manakala anak kedua, seorang lakilaki ibunya lebih menyanyangi anak laki-laki berbanding Os.
c. Subsistem Sibling
Os berstatus sebagai anak pertama dari dua bersaudara dan os merasakan tidak
disayangi oleh ibunya karena dia sering dipukul dan dihina sewaktu dirumah.
d. Interaksi subsistem
Saat sekarang Os tidak lagi menghubungi orang tuanya dan saudaranya karena
tidak mahu dia dibawa pulang lagi kerumah untuk dipukul dan dipaksa nikah
dengan calon pilihan ibunya.
D. Keadaaan Sosial Ekonomi Sekarang
Kondisi keuangan keluarga Os dikatakan tidak cukup dalam pembiayaan
kehidupan sehari-hari karena ayah Os Cuma seorang tukang ojek. Sumber
penghasilan hanya berasal dari ayahnya, karena ibunya tidak bekerja. Karena
masalah ini Os melarikan diri karena rasa dirinya tidak berguna dan hanya
menghabiskan uang keluarga.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (4 April 2014)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Os seorang wanita, 21 tahun, perwatakan sesuai umur, berambut panjang dan
tidak terawat, ditangan dan kaki kelihatan bekas-bekas luka karena digaruk, Os
kelihatan murung dan menunduk ketika ditemukan dengan berpakai celana
pendek dan berkaos warna kuning yang tidak rapi
6

2. Kesadaran
-

Kesadaran neurologik: compos mentis(GCS = 15)


Kesadaran psikiatrik: tampak terganggu( datang dengan kondisi sedih dan
terlihat seperti habis nangis)

3. Sikap terhadap pemeriksa


Pasien kooperatif, sopan, menjawab pertanyaan dengan baik, konsentrasi kurang.
4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
-

Sebelum wawancara : pasien terlihat sedih dan menunduk.


Semasa wawancara : pasien duduk tenang kemudian berbaring,
menjawab pertanyaan dengan lancar, spontan dan cukup jelas namun
terlihat air mata keluar terutama waktu menceritakan penyebab pasien

stress.
Selepas wawancara: pasien tenang, dan duduk kembali.

5. Kemampuan berbicara dan berbahasa


-

Cara berbicara : pasien berbicara spontan, jelas, intonasi naik turun dan
tersekat-sekat karena menahan sedih,

B. Mood, Ekspresi Afektif dan Empati


1. Mood

: Hipotim

2. Afek

: Luas

3. Keserasian

: Serasi.

4. Suasana perasaan: Depresi


C. Gangguan Persepsi
1.
2.
3.
4.
D.

Halusinasi
: tidak ada
Ilusi
: tidak ada
Depersonalisasi
: tidak ada
Derealisasi
: tidak ada
Sensorium dan Kognisi
1. Taraf pendidikan
: SMA
2. Pengetahuan umum : luas
7

3.
4.
5.
6.

Kecerdasan
Konsentrasi
Perhatian
Orientasi
- Orientasi waktu
- Orientasi tempat
- Orientasi orang

:sesuai dengan tingkat pendidikan


: Kurang ( 100 dikurang 7)
:Kurang( malas untuk mengeja AYAM)
: baik (mengetahui waktu saat wawancara)
: baik (mengetahui berada di Panti Bina Insan)
: baik (mengenal dokter muda yang sedang
mewawancara)

- Orientasi situasi
7. Daya ingat
- Jangka panjang
- Jangka pendek

: baik (tahu sedang diwawancara)


: baik (dapat mengingat masa lalu)
: baik (dapat mengingat makanan yang dimakan

pagi
hari)
- Segera
: baik (dapat mengingat nama dokter muda)
8. Pikiran abstrak
: Kurang( malas untuk mencari ide)
9. Visuospatial
: Kurang (malas untuk melukis gambar)
10. Kemampuan menolong diri: kurang (malas menguruskan diri sendiri)
E. Interaksi dengan teman-teman
Os tidak terlihat akrab dengan teman-teman dan hanya menyendiri diruangannya.
F. Perpisahan dan Penyatuan Kembali
Ketika wawancara akan dilakukan secara mandiri dengan pasien, pasien bersikap
murung dan diam. Pasien duduk di samping pemeriksa dan harus ditunggu
beberapa lama baru dia mahu menjawab setiap pertanyaan. Tidak ditemukan
kecemasan, rasa takut atau kekhawatiran pada diri pasien.

G. Proses/ Isi Pikiran


1. Arus pikir : realistis
- Produktivitas
: cukup
- Kontinuitas
: loncat gagasan (-), incoherent (-)
- Hendaya berbahasa: tidak terdapat hendaya berbahasa
2. Isi pikir
- Preokupasi dalam pikiran : merasa putus asa dan tidak ada masa depan
- Waham, obsesi, phobia : tidak ada
8

Gagasan rujukan
Gagasan pengaruh

: tidak ada
: tidak ada

H. Fantasi dan three wishes


Ketika di tanyakan mengenai cita-cita, fantasi dan three wishes, pasien
mengatakan ingin berumah tangga dan mempunyai anak dengan pasangan yang
dipilih sendiri bukan calon dari ibunya.
I. Insight
Derajat 5( menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya)
J. Daya Nilai
1. Daya nilai social : tidak terganggu (pasien tahu bohong itu tidak baik dan
berdosa)
2. Uji daya nilai

: tidak terganggu (pasien akan memulangkan dompet orang

yang tidak dikenali di tepi jalan yang berisi uang dan sim ke polisi)
3. Daya nilai realitas : tidak terganggu( tidak terdapat halusinasi atau waham)
K. Perkiraan Taraf Intelegensia
Kemampuan intelegensianya adalah sesuai taraf kecerdasan rata-rata
usianya.

L. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut


a. Status internus : keadaan umum gizi cukup dengan penampilan bentuk badan
kurus. Tinggi badan 159 cm. Fungsi saluran cerna, pernafasan, dan
kardiovaskular dalam batas normal. Tekanan darah tidak dilakukan
pemeriksaan, nadi 84 x/menit, suhu: 36,3 C0, dan respirasi 22 x/menit.
b. Status neurologikus : kesan dalam batas normal.

III.

IKHTISAR TEMUAN BERMAKNA


9

Nn N,perempuan Islam berusia 21 tahun yang belum menikah, sekarang ini


tinggal di Panti Bina Insan Kedoaya tetapi sebelumnya pernah tinggal di
Kebon Jeruk, Jakarta Barat bersama keluarga. Pasien mengatakan ada
perasaan seperti ingin bunuh diri sebelum ini dan sewaktu dirumah dengan
ibunya dahulu. Sewaktu dipanggil untuk wawancara Os hanya diam dan
menunduk. Sebelumnya pasien mengatakan dia seperti orang putus asa dan
tidak ada masa depan, mudah terasa lelah dan nafsu makan menurun sudah
sejak 5 hari . Mudah terjaga dari tidur dan sering terjaga beberapa kali pada
waktu malam. Pasien bisa berbaring di kasur berjam-jam lamanya tanpa tidur
dan terasa mudah lelah walaupun untuk melakukan pekerjaan ringan.
Riwayat psikiatri dengan serangan depresi pertama pada umur 17 tahun
dengan pencetus kehilangan orang yang dicintainya karena telah berhubungan
intim tetapi ibunya tidak mahu menerima pacar Os tersebut. Episode depresi
berulang waktu pilihan untuk menikah dengan pacarnya tidak direstui ibunya
yang tidak mendukung, dan episode sekarang dengan kehilangan pacarnya
yang sudah berhubungan intim dan Os dipaksa untuk menikah dengan lelaki
pilihan ibunya.
Pemeriksaan status mental didapatkan: Kesadaran neurologi compos mentis,
kesadaran psikiatrik terlihat terganggu, penampilan umum kebersilan dan
kerapihan cukup, psikomotor terlihat terganggu dengan terlihat sedih dan
menunduk, pembicaraan tersekat-sekat karena menahan sedih, tanda-tanda
vital dalam batas normal, mood hipotim, afek luas dan stabil, gangguan
persepsi(-), gangguan kognitif dan konsentrasi(-), gangguan proses pikir(+)
dengan preokupasi merasa putus asa dan tidak ada masa depan, daya nilai
tidak terganggu dan tilikan 5.
Pada pemeriksaan internus dan neurologis semuanya didapatkan masih dalam
batas normal tanpa adanya sebarang kelainan yang mengganggu.
IV.

FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini termasuk gangguan
jiwa karena adanya:
10

Gejala kejiwaan berupa

: terasa ingin membunuh diri, depresi, terasa

tidak ada masa depan, gangguan tidur, mudah lelah, sering sedih.
Gangguan fungsi
: gangguan fungsi sosial dan pekerjaan

`
Gangguan ini sebagai Gangguan fungsional karena tidak adanya
-

Gangguan kesadaran
Gangguan fungsi intelektual
Tidak ada faktor organik spesifik

GMNO ini termasuk non- psikosis karena tidak adanya gejala psikosis berupa
waham halusinasi, bicara kacau dan perilaku kacau. Pasien ini termasuk dalam
gangguan suasana perasaan dengan gangguan depresif berulang kini episode
depresi sedang-berat.( 3 gejala utama dengan 4 gejala lainnya)
Gejala utama :

Efek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah( rasa lelah nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.

Gejala lainnya:

DD/

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.


Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna.
Pandangan masa depan suram dan pesimistis,
Gagasan dan perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri,
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang.
F32.1 :Episode depresi sedang
F 34.1 :Distimia

AKSIS II
Tidak ada gangguan keperibadian karena tidak terdapat kondisi patologik dari
keperibadian yang tidak fleksibel dan tidak terdapat pada daya nilai sosial.
Tidak ada retardasi mental karena tidak terdapat hendaya keterampilan dan
tingkat intelekgensi cukup baik.
11

AKSIS III
Pasien tidak mengalami penyakit fisik.
AKSIS IV
Problem dengan primary support group ( keluarga): hubungan dengan ibu bapa
tidak baik.
AKSIS V
GAF sebelum masuk panti : 45 (gejala berat dan disability berat)
Skala GAF saat ini : 75 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disability ringan
dalam sosial, pekerjaan dan sekolah)
V.

EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I

F33.2 Gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa

gejala psikotik
AKSIS II

: Z03.2 tidak ada diagnosis

AKSIS III

: Tidak ada

AKSIS IV

: Problem dengan primary support group ( keluarga )

AKSIS V

: Skala sebelum masuk panti : 45


Skala GAF saat ini 75

VI.

DAFTAR MASALAH

Organobiologik : Tidak ada


Psikologik

: perasaan terasa ingin membunuh diri, depresi, terasa tidak ada


masa depan, gangguan tidur, mudah lelah, sering sedih.

Sosial

: hubungan ibu bapa dan anak yang tidak terbuka dan tidak
mendukung.

VII.

PROGNOSIS

Ad Vitam

: dubia ad bonam

Ad Funcionam

: dubia

Ad sanationam

: dubia ad malam
12

Hal yang meringankan:


-

Dia berada berjauhan dengan ibunya yang selalu memukul dan memaksa dia
menikah dengan calon pilihan ibunya.

Hal yang memberatkan:


-

Tidak adanya sosok orang tua yang seharusnya meyayangi dan membantu dia
untuk melalui saat-saat kesedihan

Os menjadi gelandangan karena tidak mahu lagi kembali kerumah ibunya.

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
Flouxatine capsul 20 mg, 2 dd 1
2. Psikoedukasi
Menjelaskan secara terperinci mengenai diagnosa penyakit pasien.
Menjelaskan pengobatan yang diberikan beserta efek samping obat.
Memberitahu gejala-gejala kekambuhan.
Mengidentifikasi penyebab tercetusnya penyakit berulang.
Menjelaskan kepentingan makan obat.
3. Psikoterapi
Terapi Support: memberikan motivasi untuk memperkuat daya tahan
pasien. Dokter harus dapat menyakinkan pasien akan kemampuannya

untuk sembuh dengan mendukung dan umpan balik positif.


Dokter harus berusaha memahami pasien dengan mengajak pasien
berbicara mengenai masalah yang ada pada dirinya sehingga dapat
mengetahui penyebab yang menjadi masalah dan mengetahui
pengobatan yang tepat bagi pasien.

IX.

DISKUSI
Pasien yang dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan

energy dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan,
berfikir mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat
aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan fungsi vegetatif( termasuk tidur, aktivitas
seksual dan ritme biologik yang lain). Gangguan ini hampir selalu menghasilkan
13

hendaya interpersonal, social dan fungsi pekerjaan. Pasien yang hanya mengalami
episode depresi berat dikatakan mengalami gangguan depresi berat atau depresi
unipolar. Klasifikasi gangguan depresi dalam DSM-IV-TR ada dibawah gangguan
mood.
Antara kriteria untuk diagnostic gangguan depresi berat adalah;
A. Pasien mengalami mood terdepresi( sebagai contoh, sedih atau perasaan
kosong) atau kehilangan minat atau kesenangan sepanjang waktu selama 2
minggu atau lebih ditambah 4 atau lebih gejala-gejala berikut.
-

Insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari.

Menurunnya minat atau kesenangan hampir pada semua kegiatan


dan hampir sepanjang waktu.

Perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai atau rasa tidak
berharga hampir sepanjang waktu.

Kehilangan energy atau letih hampir sepanjang waktu.

Menurunnnya konsentrasi untuk berfikir atau sulit membuat


keputusan.

Selera makan yang menurun

Timbulnya fikiran yang berulang tentang mati/ ingin bunuh diri.

B. Gejalanya tidak memenuhi untuk kriteria episode campuran( episode


depresi berat dan episode manik)
C. Gejalanya menimbulkan penderitaan yang bermakna secar klinik atau
hendaya social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
D. Gejalanya bukanlah merupakan efek fisiologi langsung dari zat( sebagai
contoh: penyalahgunaan obat, atau medikasi) atau suatu kondisi medic
umum( sebagai contoh:hypotiroidisme).
E. Gejalanya tidaklah lebih baik dibandingkan dengan dukacita, misalnya
setelah kehilangan seseorang yang dicintai, gejala menetap lebih dari 2
bulan atau ditandai hendaya fungsi yang jelas, preokupasi rasa
ketidakbahagiaan yang abnormal, ide bunuh diri, gejala psikotik atau
retardasi psikomotor.

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Sylvia,Gitayanti, Buku Ajar Psikiatri, Gangguan depresi, Edisi ke-1,Badan Penerbitan


FKUI,Jakarta, 2010, hal 209-22.

2. WHO, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III,


Gangguan suasana perasaan depresi, edisi 1, Departemen kesehatan R.I,
1993,Jakarta, hal 160-2.
3. Rusdi, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, edisi 1, FK Unika Atma Jaya,
Jakarta, 2001, hal 64-65.

15

Anda mungkin juga menyukai