GI
Preceptor/co-Preceptor : dr. Fahmi Arief Hakim, Sp.F
Oleh : Raka Suriakusumah
1
PENDAHULUAN
Thanatology
ilmu pengetahuan yang
mempelajari perubahanperubahan pada tubuh
seseorang yang telah meninggal
2
Berhenti
secara lengkap dan permanen
4
MATI
Somatic death
(systemic death/
clinical death)
Suspended animation/
apparent death ( mati
suri)
SSP, pernapasan
dan peredaran
darah telah
berhenti
Terhentinya 3 sistem
penunjang kehidupan
brdsrkan alat sederhana.
SOMATIC DEATH
Berhentinya pernapasan :
Auscultatoir : dengan stetoskop didaerah larynx dan didengarkan terus
menerus selama 5 sampai 10 menit.
Test dari WINSLOW : Gelas berisi air diletakkan didaerah epigastrium
bila permukaan air bergerak, berarti korban masih hidup.
Mirror test letakkan sebuah cermin didepan lubang hidung dan mulut,
bila cermin menjadi buram, berarti korban masih bernafas.
Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah diperiksa dengan cara :
Auscultatoir stetoskop pada precardial dengar terus-menerus
selama 5 sampai 10 menit.
Test MAGNUS : Jari tangan diikat dengan seutas tali aliran darah
venous (-), tetapi aliran darah arterial (+), bendungan distal dari
ikatan syanotic & pada daerah ikatan tampak pucat. Sebaliknya bila
tidak terjadi perubahan warna, berarti peredaran darah sudah tidak
ada.
Test ICARD dengan menyuntikkan larutan icard secara subcutan.6
Bila circulasi masih ada, maka daerah sekitar suntikan berwarna kuning
kehijauan.
MATI
Mati Serebral
Cellular death
(molecular death)
Mati Seluler
Fungsi pernapasan dan peredaran darah berhenti anoxia
yg lengkap dan menyeluruh dalam jaringan.
Akibatnya proses aerobik dalam sel-sel berhenti, sedangkan
proses anaerobic masih berlangsung.
Beberapa jaringan yg masih dapat hidup terus selama
beberapa waktu al. :
Sel-sel syaraf masih hidup selama 5 menit.
Jaringan otot 3 jam setelah orang meninggal masih dpt
dirangsang mekanik / elektrik.
Mata dlm 4 jam ditetesi Atropin midriasis
8
1. Pernapasan Berhenti
2. Sirkulasi terhenti
3. Kulit Pucat
( Algor Mortis )
4. Pembusukan
( Decomposition)
5. Adiposera
6. Mummifikasi
10
LEBAM MAYAT
(LIVOR MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY)
Orang
meninggal
peredaran
berhenti timbul stagnasi eritrosit.
darahnya
Lokasi
Bila ditekan
Pembengkakan
Bila di iris
Lebam mayat
Luka memar
Bagian tubuh
terendah
( Epidermal )
Sembarang
tempat
(Subepidermal)
Biasanya hilang
Tidak hilang
Tidak Ada
Ada
( Rembesan
darah)
Darah
intravasculer
Darah
extravasculer
12
KEPENTINGAN MEDIKOLEGAL
1. Merupakan tanda dari kematian
2. Bisa membantu menentukan posisi dari mayat dan
penyebab kematian
13
Kuduk
Punggung
Pantat
bagian flexor tungkai
14
LEBAM MAYAT
(LIVOR MORTIS/POST MORTEM
LIVIDITY)
Lebam
mayat warna merah kebiruan.
KAKU MAYAT
(RIGOR MORTIS)
Orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP ADP.
Selama dalam tubuh ada glycogen, masih dapat terjadi
resintesa ADP ATP, sehingga otot-otot masih dalam
keadaan lemas.
Bila persediaan glycogen habis, maka resintesa ADP
ATP tidak ada
Akibatnya semua ATP dirobah menjadi ADP, maka
terjadilah kaku.
Perubahan otot yg tjd stlh kematian, dibagi dlm 3 tahap :
1.Relaksasi primer
16
2.Kaku mayat
3.Relaksasi Sekunder
KAKU MAYAT
(RIGOR MORTIS)
Fase rigor mortis ini dibagi dalam 3 bagian :
1.Relaksasi primer
Terjadi segera setelah kematian, seluruh otot lemas, dapat
dirangsang scr mekanik /elektrik.
Mula-mula kaku mayat terlihat pada Mm. Orbicularis occuli,
kemudian otot-otot rahang bawah, otot-otot leher, extremitas
atas, thoraxs, abdomen dan extremitas bawah. Fase ini
berlangsung 2- 3 jam.
2. Kaku mayat lengkap.
Kaku mayat lengkap ini dipertahankan selama 12 jam.
3. Kaku mayat mulai menghilang.
Fase ini berlangsung selama 6 jam.
17
1.
2.
3.
4.
Keadaan Lingkungan
Usia
Cara Kematian
Kondisi Otot
18
PEMBUSUKAN
(DECOMPOSITON/PUTREFACTI
ON)
Proses pembusukan disebabkan oleh pengaruh
enzim proteolitik dan micro organisme.
Umumnya proses pembusukan dimulai 18 sampai
24 jam setelah seseorang meninggal
23
tanda-tanda pembusukan :
Warna kehijauan pada dinding perut daerah caecum, yang
disebabkan reaksi haemoglobin dengan H2S menjadi Sulfmet-hemoglobin
Wajah dan bibir membengkak
Scrotum dan vulva membengkak
Abdomen membengkak akibat adanya gas pembusukan
dalam usus, sehingga mengakibatkan keluarnya faeces
dari anus dan keluarnya isi lambung dari mulut dan lubang
hidung.
Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijauan dan
disebut MARBLING.
Pembentukan gas-gas pembusukan di bawah lapisan
epidermis sehingga timbul BULLAE.
Akibat tekanan gas-gas pembusukan, maka gas dalam
paru akan terdesak sehingga menyebabkan darah keluar
24
dari mulut dan hidung.
Bola mata menonjol keluar akibat gas pembusukan dalam
orbita.
Adapun tanda-tanda
pembusukan :
Alat-alat dalam tubuh juga mengalami proses
pembusukan
Golongan yang cepat membusuk :
jaringan otak
lambung dan usus
uterus yang hamil atau post partum
Golongan yang lambat membusuk :
Jantung
- paru
Ginjal - diafragma
Golongan yang paling lambat membusuk :
prostat
uterus yang tidak hamil
25
Faktor-2 yg mempengaruhi
pembusukan :
Sterilitas
Suhu sekitar
Kelembaban
Medium Udara : air : tanah = 1 : 2 : 8
Faktor dari dalam
Umur
Keadaan tubuh pada waktu meninggal
Sebab kematian
Jenis kelamin
26
MUMMIFIKASI
Mummifikasi adalah proses penguapan cairan
atau dehidrasi jaringan yang selanjutnya dapat
menghentikan pembusukan.
Mummifikasi terjadi bila :
Suhu hangat
Kelembaban rendah
Harus ada aliran udara yang terus menerus
Tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama
(12-14 minggu)
Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1
sampai 3 bulan, dan jenasah yang mengalami
mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali.
27
MUMMIFIKASI
Gejala-gejala yang tampak :
Tubuh kurus,kering dan mengkerut
Warna coklat muda - coklat kehitaman.
Kulit melekat erat pada jaringan
dibawahnya
Susunan anatomi alat-2 tubuh masih baik
Kepentingannya bagi kedokteran forensic :
Untuk identifikasi korban, sebab bentuk
wajahnya hampir tidak berubah
Tanda-2 kekerasan masih tetap ada.
28
29
30
31
32
Telur (8 14 jam)
Larva (9 12 hari)
Kepompong ( >12 hari)
Lalat dewasa.
Syarat pemeriksaan :
33
Misalnya :
Didapatkan larva yang berumur 3 hari.
34
Daftar pustaka
Tanatologi, dalam : Ilmu Kedokteran Forensik.Edisi
pertama.Jakarta:FKUI;1997 Hal 25-36
Munim Abdul,Dr. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik
Edisi Pertama. Jakarta:Binapura Aksara.1997. Hal 6062.
Ashari Irwan. Tanatologi . Accesed in : November
2012.Available at :
http://www.irwanashari.com/2009/04/tanatologi.html
38
39