Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 2
030.06.072 Dimas Qadar Raditiyo
030.08.002 Abdullah
030.08.102 Ferdy
030.08.112 Hana
JAKARTA
17 NOVEMBER 2008
PENDAHULUAN
XP merupakan penyakit yang langka dan ditransmisikan melalui sifat resesif pada autosom
berupa kerusakan pada mekanisme perbaikan DNA. Namun meskipun tergolong penyakit langka
(Frequensi di US dan Eropa adalah sekitar 1 kasus per 250.000 populasi; frekuensi di Jepang adalah
sekitar 1 kasus per 40.000 populasi), XP ditemukan hampir pada seluruh ras manusia di bumi.(1)
Di Indonesia, kasus penyakit ini masih jarang dijumpai. Ada beberapa laporan tapi
jumlahnya tidak banyak. Di Amerika Serikat, angka kejadian penyakit ini hanya sepersejuta dari
populasi. Dengan kata lain, dari satu juta orang, hanya ada satu penderita XP. Persentasenya kecil
sekali. Jika angka kejadian di negara kita dianggap sama, maka di seluruh penjuru Indonesia, hanya
ada sekitar 200-an penderita kelainan kulit ini.(1)
Penyakit ini berupa kelainan pada DNA sel kulit. Pada orang normal, DNA ini bertugas
memperbaiki sel-sel yang rusak. Tetapi pada penderita XP, DNA ini abnormal sehingga tidak bisa
bekerja sebagaimana mestinya. Ia tidak bisa melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Akibatnya, kulit
menjadi sangat sensitif terhadap sinar Matahari yang kaya akan sinar UV.(1)
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki X berumur 16 tahun datang ke RS bagian kulit dengan keluhan
sensitif terhadap matahari. Anak tersebut juga memiliki ciri hiperpigmentasi, degenerasi retina,
mikrosefali dan retardasi mental. Oleh karena itu diagnosis anak tersebut menderita Xeroderma
Pigmentosum.
PEMBAHASAN
Pola penurunan genetik Xeroderma Pigmentosum :
P
Hh
F1
HH
Hh
Hh
hh
Normal
carier
carier
XP
Hh
H
membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan didekatnya dan bisa
menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. Sel sel kanker dibentuk dari sel sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap
inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Selain
itu,infeksi virus juga bisa menyebabkan terjadinya kankerPerubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. (2) Pada tahap promosi, suatu sel
yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi
tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya
keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Inveksi virus akan menyebabkan
proto-oncogene berubah menjadi oncogene dan menghasilkan ekspresi gen yang tidak normal,
sehingga dapat menimbulkan kanker.
Perbedaan sel normal dan sel kanker(2) :
Sel Normal
1. Pertumbuhan sel normal
2. Tidak menginvasi jaringan lain
3. Akan mati dengan umur tertentu
4. berdiferensiasi sesuai fungsi
5. Mengenal komunikasi antar sel
Sel Kanker
1. Pertumbuhan
cepat
2. Dapat bermetastasis ke jaringan lain
3. Tidak mengenal apoptosis
4. Tidak mengalami diferensiasi
5. Tidak mengenal komunikasi ekstraseluler
Warna kulit manusia secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu warna hitam, coklat atau
sawo matang, dan putih. Yang menentukan warna kulit tersebut adalah pigmen melanin. Melanin
berfungsi sebagai protektor dari sinar ultraviolet (UV), dan pigmen ini berada pada organel yang
disebut melanosom (pigmen granules). Sel yang menentukan pigmentasi kulit adalah melanosit.
Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai dibawah atau dianatara
sel-sel stratum basalis,pada folikel rambut, dan pada daerah genitalia. Melanosit berasal dari sel
krista neural. Melanosit memiliki bentuk badan sel bulat tempat bermulanya cabang-cabang
panjang yang irregular dalam epidermis. Cabang-cabang ini berada diantara sel-sel stratum basalis
dan stratum spinosum.(3)
Pewarnaan khusus yaitu dengan larutan DOPA(deoxyphenil alanin). Senyawa ini dioksidasi
oleh tirosinase di dalam melanosit untuk menghasilkan melanin coklat tua.(3)
Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase di sintesis dalam retikulum
endoplasma yang kasar
melanin
1. lapisan pigmen
2. lapisan fotoreseptor yang mengandung sel batang dan sel kerucut yang menonjol pada
lapisan pigmen.
3. Membran pembatas luar
4. Lapisan inti luar yang merupakan susunan lapis inti sel batang dan sel kerucut.
5. Lapisan pleksiform luar merupakan lapisan aselular dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
6. Lappisan inti dalam yang merupakan tubuh sel bipolar dan sel horizontal dengan sel Muller.
Lapisan ini mendapat nutrisi dari retina sentral.
7. Lapisan pleksiform dalam yang merupakan lapisan aselular, tempat sinapsis sel bipolar, sel
amakrin dengan sel ganglion.
8. Lapisan ganglionik yang merupakan lapisan badan sel dari neuron ke dua.
9. Lapisan serabut saraf optik yang merupakan lapisan akson sel ganglion menuju saraf optik
dan terdapat pembuluh darah retina.
10. Membran pembatas dalam yang merupakan membrane hialin antara retina dan badan kaca.
Di lapisan retina ini terdapat sel-sel neuron bipolar. Secara umum berdasarkan jumlah
percabangan neuroplasmanya sel neuron terbagi atas 4 macam, yaitu : (5)
1. Neuron unipolar, terdapat pada retina tingkat embrio
Neuron unipolar ini umumnya mempunyai fungsi sebagaimana sensory neuron yaitu sebagai
pembawa sinyal dari bagian tubuh (sistem saraf perifer) menuju ke sistem saraf pusat.
2. Neuron Bipolar, terdapat pada retina mata, sel ganglion spiral, dan sel ganglion
vestibularis.
Neuron
bipolar
umumnya
mempunyai
fungsi
sebagaimana
interneuron,
yaitu
KESIMPULAN
Xeroderma Pigmentosum merupakan penyakit kelainan autosom resesif yang disebabkan
kegagalan mekanisme DNA repair. Tetapi pada penderita XP, DNA ini abnormal sehingga tidak bisa
bekerja sebagaimana mestinya. Ia tidak bisa melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Akibatnya, kulit
menjadi sangat sensitif terhadap sinar Matahari yang kaya akan sinar UV. XP dapat mengakibat
kanker kulit jika terpapar sinar UV karena sinar ini dapat mengakibatkan mutasi pada sel tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
2. Kanker: Pertumbuhan, Terapi dan Nanomedis. Apa itu kanker? Available at:
http://www.nano.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1187593839, accessed November 24,
2008
3. histology dari melanosit. Available at: http://library.usu.ac.id/downloads/fk/histologyalya2.pdf, accessed November 27, 2008
4. Pendidikan Sains, Struktur bola mata. Available at: http://pendidikansains.blogspot.com/2008/02/mata.html, accessed November 27, 2008
5. Human Recovery Re-stabilizer Awareness Healer. Available at: http://irwan-chttherapist.blogspot.com/2008/11/neuron-sel-saraf.html, accessed November 27,2008
6.