Definisi
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) ditegakkan apabila pada pemeriksaan ultrasonografi (USG)
perkiraan berat badan janin berada di bawah persentil 10 dibawah usia kehamilan atau lebih kecil
dari yang seharusnya (sesuai grafik). Terminologi kecil untuk masa kehamilan adalah berat
badan bayi yang tidak sesuai dengan masa kehamilan dan dapat muncul pada bayi cukup bulan
atau prematur. Pada umumnya janin tersebut memiliki tubuh yang kecil dan risiko kecacatan atau
kematian bayi kecil akan lebih besar baik pada saat dilahirkan ataupun setelah melahirkan.
Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak simetris,
semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah
kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis,
Penyebab ibu
a.
Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat tidak
adekuat selama kehamilan dapat menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan sebaiknya 9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus
ditingkatkan sampai berat badan ideal ditambah dengan 10-12 kg
b.
Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik, diabetes, serta
penyakit vaskular kolagen dapat menyebabkan PJT. Semua penyakit ini dapat
menyebabkan pre-eklampsia yang dapat membawa ke PJT
c.
2.
Penyebab janin
a.
Kelaianan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan yang
berat sering berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta
polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga
berkaitan dengan PJT
c.
3.
a.
b. Kehamilan kembar
c.
PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila kelainan kromosom
dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan
darah janin dianjurkan
a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom
serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan
nutrisi yang baik. Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera
dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat
pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4minggu
b. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya
terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil
tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat,
penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan
c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur.
Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi
setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta
perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT karena
umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan
proses melahirkan
3.
Kondisi bayi. Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia perinatal (kekurangan oksigen setelah melahirkan)
dan aspirasi mekonium (terhisap cairan mekonium). PJT yang parah dapat mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh
turun) dan hipoglikemia (gula darah berkurang). Pada umumnya PJT simetris dalam jangka waktu lama dapat
mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris lebih dapat
catch-up pertumbuhan setelah dilahirkan.
Pencegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan
yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi
stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein,
vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia
serta pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi
harus baik.
----------------------------------------------------------------------------------------------hamil, suatu yang indah dan pasti sebagian besar diharapkan oleh pasangan yang menikah, untuk meneruskan
keturunan mereka. Kadang2 dalam kehamilan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Merasa sudah menjaga asupan
nutrisi dengan baik, menjaga & merawat kehamilan dengan sebaik-baik mungkin. Membaca tulisan2 tentang
kehamilan, dan bagaimana menjalaninya dengan benar. Berusaha mempersiapkan persalinan dengan sempurna.
Suatu saat ada kondisi yang membuat kita terhenyak, kenapa bayi saya tidak tumbuh dengan sempurna, kenapa
terjadi pertumbuhan janin yang terhambat pada bayi saya ?
Apa sih pertumbuhan janin yang terhambat itu ( PJT/IUGR )?
Yuuk, kita lihat sama-sama
Masalah bayi berat lahir rendah (BBLR) yaitu berat badan bayi kurang dari 2500 gram sampai saat ini masih
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi berat lahir rendah mempunyai kemungkinan
meninggal sebesar 5-30 kali dibanding bayi berat lahir normal.
Pertumbuhan janin terhambat disebabkan oleh banyak faktor. Kematian perinatal sering disebabkan oleh asfiksia
saat lahir, aspirasi mekonium, perdarahan paru, hipotermia dan hipoglikemi. Pada PJT terdapata peningkatak
kematian janin 6-8 kali dalam masa kehamilan dan 5 dalaii dalam masa persalinan.
Parameter klinik yang dapat digunakan untuk mendeteksi PJT misalnya ketidak sesuaian usia gestasi dengan besar
uterus, laju pertumbuhan terhambat, atau pertambahan berat badan ibu yang kurang. Kejadian yang terbukti dengan
cara ini hanya 10-25%, sehingga perlu digabung dengan pemeriksaan dan USG Doppler.
Definisi
Kelompok bayi yang beratnya dibawah persentil ke 10 untuk usia gestasionalnya.
Proses pertumbuhan sel-sel pada organ janin dan plasenta dapat dibagi dalam 3 fase yaitu :
1. Fase hiperplasia sel oto, terjadi pada 16 minggu pertama kehamilan, selama fase ini terjadi pertumbuha sel yang
cepat
2. Fase hiperplasia dan hipertropi, terjadi pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, dimana terjadi peningkatan
jumlah dan ukuran sel
3. Fase hipertropi, terjadi pada kehamilan 32 minggu sampai aterm, ditandai dengan meningkatnya dengan cepat
ukuran sel, sedangkan proliferasi sel berkurang atau bahkan berhenti
Klasifikasi PJT
1. Pertumbuhan janin terhambat tipe I : simetris atau proporsional (kronis)
2. Pertumbuhan janin terhambat tipe II : Asimetris atau disproportional (akut)
Etiologi PJT
Meskipun sekitar 50% dari pertumbuhan janin terhambat belum diketahui penyebabnya namun ada beberapa faktor
yang diketahui dapat menyebabkannya, Yaitu :
Pertumbuhan maternal yang kurang, infeksi janin, malformasi kongenital, kelainan kromosom, penyakit vaskuler,
penyakit ginjal kronis, anemia, abnormalitas plasenta dan tali pusat, janin multipel(kembar).
Penyebab PJT ini dapat dibedakan berasal dari ibu, plasenta atau bayi.
Perkembangan PJT Intrauterin :
Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir ditimbulkan oleh kondisi diet rendah nutrisi terutama protein
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang
menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan
perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan
plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.
3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan plasenta. Efek kekurangan
makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali
meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan
pertumbuhan yang irreversibel
Sering terjadi peningkatan tekanan darah dalam kehamilan dan memiliki potensi sebagai suatu komplikasi kehamilan
yang sangat berbahaya oleh karena berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak yang tinggi.
Tekanan darah 140 / 90 mmHg adalah tidak normal. Pengukuran dilakukan pada posisi duduk dan setelah
beristirahat sekurangnya 10 menit.
Angka kejadian bervariasi, diperkirakan sekitar 12 25% dari seluruh kehamilan. Angka kejadian sindroma
preeklampsia eklampsia 5 8% seluruh kehamilan.
Tekanan darah istirahat tidak pernah > 120 / 80 mmHg , mengingat bahwa selama kehamilan terjadi peningkatan
volume plasma sebesar 1200 ml maka untuk menampung peningkatan tersebut harus terjadi vasodilatasi untuk
mempertahankan tekanan darah perifer tetap rendah.
Bila vasodilatasi terhalang oleh peristiwa spasme arteriolar maka akan terjadi :
Hipertensi
Penurunan perfusi pada seluruh organ termasuk uterus dan plasental site
Komplikasi IBU :
1.
Solusio plasenta
2.
3.
Gagal ginjal
4.
Gagal hepar
5.
6.
Apopleksia serebri
Komplikasi ANAK :
1.
2.
Prematuritas
3.
Kematian perinatal
Preeklampsia eklampsia merupakan penyebab utama ke III (setelah perdarahan dan infeksi ) kematian IBU
terutama akibat perdarahan CNS.
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN :
Preeklampsia - eklampsia
Hipertensi kronik
(Based on the National Institute of Health Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy,2000 )
PREEKLAMPSIA EKLAMPSIA
Preeklampsia adalah sindroma yang terjadi dalam kehamilan dan ditandai oleh gejala baru HIPERTENSI dan
PROTEINURIA pada paruh pertama kehamilan.
Meskipun lebih sering terjadi pada primigravida, penyakit ini dapat pula terjadi pada multigravida khususnya bila
memiliki faktor resiko :
1.
Kehamilan kembar
2.
Diabetes
3.
Hipertensi kronik
Bila penyakit ini terjadi pada awal trimester kedua ( minggu ke 14 20 ) maka perlu dipikirkan kemungkinan :
Mola hidatidosa
Choriocarcinoma
HIPERTENSI
1.
2.
TD Diastolik 90 mmHg
3.
Pada wanita yang tekanan darah sebelum kehamilan normal dan terjadi pada kehamilan > 20
minggu.
2.
PROTEINURIA
Dalam keadaan normal , protein dapat dijumpai dalam urine namun tidak >
0.3 gram kuantitatif 24 jam ( 1 + atau lebih pada pemeriksaan dipstick )
Proteinuria menunjukkan adanya gangguan fungsi ginjal dan bersama
dengan gangguan fungsi plasenta dapat mengancam kehidupan janin.
Proteinuria juga dapat ditemukan pada kasus :
Kontaminasi
Penyakit ginjal
Proteinuria ortostatik
1.
Hipertensi berat ( tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih
atau sama dengan 90 mmHg ) diukur dalam keadaan istirahat sebanyak dua kali pengukuran selang waktu
6 jam
2.
Proteinuria berat ( lebih dari 5 gram dalam 24 jam / +++ dalam sediaan 4 jam )
3.
4.
5.
6.
Nyeri epigastrium
7.
8.
Trombositopenia
9.
( Data from American College of Obstetrician & Gynecologist Practice Bulletinno 33, Washington DC ACOG, 2002 )
Pre eklampsia dibagi menjadi 2 : Preeklampsia RINGAN dan Preeklampsia BERAT
Bentuk lain dari Preeklampsia Berat dengan morbiditas yang tinggi adalah sindroma HELLP , yaitu preeklampsia
yang disertai dengan :
1.
Hemolisis
2.
3.
Tidak seperti gambaran khas dari pasien preeklampsia, Preeklampsia dengan sindroma HELLP memilki
karakteristik :
1.
Multipara
2.
3.
EKLAMPSIA
Adanya peristiwa kejang tonik dan klonik yang tidak disebabkan oleh hal lain berkaitan dengan kehamilan.
Pasien preeklampsia memiliki resiko tinggi untuk menderita kejang-kejang (eklampsia ) dan terdapat beberapa tanda
akan terjadinya serangan kejang pada penderita preeklampsia (gejala impending eclampsia ) :
1.
2.
3.
4.
Bila terdapat tanda diatas maka penatalaksanaan kasus adalah serupa dengan kejadian eklampsia.
Pada umumnya 25 % penderita eklampsia mengalami kejang sebelum persalinan, 50% selama persalinan dan 25%
pasca persalinan ( umumnya 24 48 jam pertama )
HIPERTENSI KRONIK
Syarat untuk menegakkan diagnosa HIPERTENSI KRONIK adalah salah satu dari :
1.
2.
3.
Sebagian besar wanita hamil dengan hipertensi kronik adalah penderita hipertensi esensial ; sebagian kecil
menderita hipertensi sekunder akibat gangguan padaginjal , pembuluh darah atau endokrin
mendadak atau bila disertai dengan salah satu atau beberapa tanda
yang menunjukkan kriteria beratnya preeklampsia.
HIPERTENSI GESTASIONAL
PREEKLAMPSIA EKLAMPSIA
ETIOLOGI
The Disease of Theory genetik , imunologi endokrinologi nutrisi atau infeksi, semua ini
diperkirakan merupajan penyebab tejadinya preeklampsia eklampsia
Perubahan fisiologi yang seharusnya terjadi pada perkembangan arteri spiralis dan arteri
radialis pada kehamilan TIDAK TERJADI dengan baik sehingga terjadi ISKEMIA
UTEROPLASENTA
2.
Penyakit vaskular yang terjadi pada hipertensi kronis dan kerusakan vaskular plasenta yang
memiliki latar belakang imunologi
3.
Peningkatan resistensi pembuluh darah uterus intramural seperti yang dijumpai pada
primipara , kehamilan kembar , bayi besar atau hidramnion
ISKEMIA UTERO PLASENTA menyebabkan produksi dan pelepasan toksin yang masuk kedalam
sirkulasi dan menyebabkan disfungsi endotel secara luas.
Kehamilan normal : sintesa prostasi klin (PGI2) meningkat 4 kali lipat dan produksi thromboxan
A2 tidak berubah.
PGI2 : Prostasiklin
Hipertensi dalam Kehamilan : peningkatan produksi PGI2 tidak sebesar kehamilan normal, dan
thromboxane A2 juga tidak berubah. Sebagai resultante adalah bahwa penurunan perbandingan
PGI2 : Thromboxane A2 secara relatif akan menyebabkan peningkatan resistensi vaskular dan
aktivasi trombosit.
Perubahan endotelial berkaitan dengan defisiensi relatif produksi NO2 yang berperan sebagai
vasodilator dan inhibitor agregasi trombosit serta peningkatan produksi endothelin - I
Pergeseran produksi bahan vasoaktif lokal akan menyebabkan vasokonstriksi . Hasil akhir dari
semua ini adalah :
Hipertensi
Iskemia plasenta
Gejala dan tanda dari Hipertensi Dalam Kehamilan sesuai dengan organ yang mengalami kerusakan.
PATOFISIOLOGI
Kenaikan tekanan darah dapat disebabkan oleh meningkatnya cardiac output dan atau
meningkatnya tahanan vaskular sistemik.
Terjadi penurunan Renal Blood Flow RBF dan GFR Glomerular Filtration Rate pada PE E
Resistensi vaskular cerebral pada PE E meningkat. Pada penderita yang tidak mengalami kejang ,
aliran darah cerebral berada dalam batas normal sebagai akibat dari fenomena autoregular. Pada
penderita kejang, aliran darah serebral dan konsumsi oksigen rendah dibandingkan keadaan normal
- Pada kasus PE-E terjadi penurunan aliran darah dan meningkatnya resistensi vaskular dalam
sirkulasi uteroplasenta
PATOLOGI
Pada PE dan E terdapat 3 lesi patologi utama :
1.
2.
3.
SENSITIVITAS ANGIOSTENSIN
1.
Salah satu tanda dini terjadinya PE adalah menurunnya dosis efektif angiostensin II.
2.
2.
Kenaikan berat badan dan edema pada awal kehamilan menggambarkan adanya ekspansi
cairan ekstravaskular akibat meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga volume cairan
intravaskuler menurun.
2.
1.
Meningkatnya tekanan darah terutama tekanan darah diastolik yang mencerminkan adanya
peningkatan resistensi vaskular perifer.
2.
Pada periode antepartum, perubahan tekanan darah terjadi beberapa hari sampai beberapa
minggu pasca adanya retensi cairan.
2.
PROTEINURIA
1.
Pada periode antepartum , proteinuria terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah
timbulnya hipertensi.
2.
Preoteinuria pada preeklampsia eklampsia terjadi akibat konstriksi arteriolar aferen dengan
peningkatan permeabilitas protein glomerular
3.
FUNGSI RENAL
1.
Tanda klinik dini pada PE-E adalah meningkatnya kadar serum uric acid
2.
Gangguan klinik pada ginjal dapat berkembang sampai oliguria dan gagal ginjal
4.
SISTEM KOAGULASI
1.
2.
3.
4.
Sindroma HELLP dapat terjadi tanpa disertai dengan gejala DIC dan ini adalah pertanda
memburuknya keadaan pada preeklampsia eklampsia.
5.
7. FUNGSI HEPAR
1.
Vasospasme pembuluh darah hepar menyebabkan perdarahan fokal dan infark ; keadaan ini
menyebabkan adanya keluhan nyeri eopigastrium dan meningkatnya kadar enzym hepar :
Alanine aminotranferase
Aspartat aminotranferase
2.
Ruptura hepar jarang terjadi dan ini adalah komplikasi dari sindroma HELLP
3.
Seringkali ditemukan peningkatan serum bilirubin pada kasus yang disertai dengan
hemolisis.
FUNGSI PLASENTA
1.
2.
Infark plasenta yang luas dapat menyebabkan perdarahan retroplasenta (solusio plasenta )
penyebab penting meningkatnya morbiditas dan mortalitas perinatal.
2.
1.
2.
3.
Tanda tanda diatas menunjukkan adanya proses di CNS yang berbahaya dan merupakan
tanda awal dari kemungkinan terjadinya kejang ( impending eclampsia )
2.
Adakah tanda tanda terjadinya GANGGUAN PADA JANIN ( PJT, oligohidramnion atau abnormalitas
pola DJJ )
3.
Terminasi kehamilan adalah satu satunya terapi definitif untuk mengatasi Preeklampsia :
Tujuan penatalaksanaan adalah mencegah terjadinya komplikasi maternal dan komplikasi janin
akibat prematuritas
Pada preeklampsia ringan tanpa komplikasi pada janin kehamilan dipertahnkan sampai 34 minggu
Pada preeklampsia berat atau eklampsia , terminasi kehamilan dilakukan setelah stabilisasi tanpa
memandang usia kehamilan
PENILAIAN AWAL :
1.
Anamnesa medis
o
o
2.
3.
4.
Perdarahan pervaginam
Pemeriksaan fisik :
o
Tekanan darah
Berat badan
Edema
Petechiae
Nyeri epigastrium
Pemeriksaan opthlamoskop
Reflek patologik
Pemeriksaan laboratorium :
o
Pemeriksaan janin :
o
2.
3.
Gawat janin
2.
Sindroma HELLP
3.
Solusio plasenta
JENIS TERAPI
INTRAVENA
Profilaksis Loading
4 gram MgSO4
dalam 100 ml
5 gram intramuskular
cairan diberikan dimasing masing
perlahan selama bokong
20 menit
Maintanance
2 gram/ jam
dalam cairan
infus infuse
pump
INTRAMUSKULAR
MgSO4 diberikan sampai 24 jam pasca persalinan atau sampai 24 jam bebas kejang.
Ekskresi MgSO4 hanya melalui ginjal sehingga produksi urine tiap jam harus senantiasa diamati sebelum
pemberian MgSO4 ulangan
Untuk mencegah kejadian intoksikasi maka sebelum pemberian MgSO4 ulangan ada 3 syarat yang harus
dipenuhi :
1.
2.
Reflek patela +
3.
2.
3.
Hidralazine lebih sering digunakan oleh karena memiliki beberapa keunggulan tertentu dalam kehamilan oleh
karena :
1.
Vasodilator langsung
2.
3.
Dosis Hidralazine :
Bila perlu : pemasangan kateter CVP untuk menghidari kelebihan pemberian cairan.
EKLAMPSIA
1.
2.
3.
Posisi lateral
4.
5.
Pasang infus
6.
7.
Stabilisasi pasien :
o
Cegah serangan kejang ulangan dengan memberikan MgSO4 dosis loading dan
maintanance
Terminasi kehamilan bila : ( pilihan utama per vaginam ; kecuali bila ada indikasi)
HIPERTENSI KRONIK
Mengendalikan hipertensi
2.
3.
Deteksi PJT
Tidak jelas terbukti bahwa menurunkan tekanan darah sampai dibawah 140 / 90 mmHg memberikan manfaat
bagi kehamilan
Pada sejumlah wanita, tekanan darah pada trimester ke II akan turun dan tidak memerlukan antihipertensi
Obat ACE angiostensin converting enyme inhibitor dan angiostensin II receptor bloker jangan diberikan
selama kehamilan oleh karena berbahaya bagi janin
Kehamilan dengan hipertensi kronis sering disertai dengan PJT sehingga harus dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi serial
Peningkatan tekanan darah yang bermakna atau terjadinya proteinuria pada penderita hipertensi kronis
menunjukkan bahwa telah terjadi hipertensi kronis superimposed preeklampsia
Bila tak ada tanda PJT , tak ada tanda-tanda superimposed PE dan tekanan darah terkendali dengan baik
maka kehamilan dapat dilanjutkan sampai aterm kecuali bial terdapat tanda tanda gawat janin.
Pilihan utama terminasi kehamilan adalah persalinan pervaginam kecuali bila ada indikasi untuk melakukan
SC
Apa itu Pre-eklamsia?
Pre-eklamsia adalah tekanan darah yang tinggi dan kelebihan kadar protein dalam urin. Ini hanya bisa terjadi selama
kehamilan atau segera setelah persalinan. Untungnya, sebagian besar kasus bersifat ringan. Ia menyerang hanya 1
dari 14 ibu, dan jarang menjadi lebih serius.
Bila Pre-eklamsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, dokter akan mengambil tindakan untuk segera
mengeluarkan bayi. Tapi bila pre-eklamsi terjadi di awal kehamilan, maka dokter akan berusaha memperpanjang
kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup kuat untuk lahir.
Gejala-gejala pre-eklampsia
* Tekanan darah naik (hipertensi) dan kadar protein dalam urin berlebihan (proteinuria), setelah kehamilan mencapai
20 minggu.
* Sakit kepala.
* Masalah penglihatan, termasuk kebutaan sementara, pandangan buram dan lebih sensitif pada cahaya/silau.
* Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk sebelah kanan.
* Muntah.
* Pusing.
* Volume urin berkurang.
* Berat badan naik cepat, biasanya di atas 2 kg per minggu.
* Pembengkakan (edema) pada wajah dan tangan.
Siapa yang berisiko mengalaminya?
* Sebelumnya memiliki kondisi medis yang memicu pre-eklamsi seperti diabetes, tekanan darah tinggi, lupus,
penyakit ginjal dan migren.
* Wanita dengan kehamilan pertama.
* Kehamilan kembar.
* Jarak antar kehamilan terlalu jauh- lebih dari 10 tahun.
* Riwayat pre-eklampsia jika Ibu, orangtua, atau saudara perempuan Ibu pernah mengalami pre-eklampsia
sebelumnya.
Pencegahan
Karena salah satu faktor pencetus Pre-eklampsia adalah obesitas, sebaiknya Ibu menjalankan pola makan sehat
dengan menu seimbang.
Idealnya pola makan sehat sudah Ibu lakukan sejak sebelum hamil atau ketika merencanakan kehamilan. Tapi,
sekarang pun belum terlambat.
Pola makan sehat ini bukan diet. Karena Ibu hamil tidak disarankan berdiet. Tanyakan pada dokter apa yang
seharusnya Ibu konsumsi. Atau diskusikan hal ini dengan tim ahli Club Nutricia.
Jangan lupa, tepati jadwal kunjungan ke dokter untuk memeriksa tekanan darah dan urin.
Pre-eklampsia ringan
Beruntunglah bila Ibu hanya mengalami pre-eklamsia ringan. Kondisi ini tidak selalu memerlukan obat tapi hanya
pemeriksaan rutin kehamilan. Pemberian obat atau suplemen tidak mencegah pre-eklamsi tetapi membantu
mengontrol kondisi Ibu.
Pre-eklamsia serius
Jika Ibu didiagnosa mengalami pre-eklampsia yang lebih serius, Ibu akan disarankan beristirahat di tempat tidur atau
bahkan mungkin dirawat di rumah sakit.
Ibu juga akan diperiksa setiap hari untuk melihat tekanan darah dan pemantauan perkembangan bayi Ibu. Jika Ibu
atau bayi Ibu berada dalam kondisi serius, kemungkinan dokter melakukan induksi, atau melakukan bedah sesar.
untuk menyelamatkan Ibu dan bayi.