Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SOAL CERITA

MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBAHASA INGGRIS UNTUK


SISWA KELAS X
Eka Lestari1 dan Abdur Rahman Asari2
Universitas Negeri Malang
E-mail: only3k4have@gmail.com, arasari@mat.um.ac.id

ABSTRACT: This research was conducted to develop an English contextual


mathematical word problem module for X grade students. This module is
developed by using ADDIE model that consists of five steps. The try out is
conducted to the lecturer, the teacher, and the students. The data are collected by
using a questionnaire. This research invents an English module that can motivate
the students to have active and independent study. This is caused by the module
consists of a mini dictionary, systematical steps, different word problem, and
attractive design.
Keywords: module, word problem, contextual, English

Fakta yang diperoleh penulis selama kegiatan praktik pengalaman


lapangan di MA Blilingual Batu menunjukkan bahwa materi soal cerita
persamaan kuadrat belum diajarkan secara maksimal. Siswa belum mampu
menyelesaikan permasalahan soal cerita persamaan kuadrat dengan lancar.
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami maksud soal dan
menentukan langkah penyelesaiannya. Kondisi yang seperti ini tidak dapat
diabaikan karena salah satu kompetensi dasar dalam KTSP yang harus dimiliki
siswa adalah mampu menyelesaikan soal cerita persamaan kuadrat. Paivio (1991:
149) menyatakan bahwa tingkah laku manusia dan proses yang saling berkaitan
dalam pernyataan verbal dan nonverbal dapat digunakan untuk menggambarkan
berbagai macan fenomena dalam dunia pendidikan. Soal cerita merupakan
permasalahan yang dapat menyeimbangkan kemampuan verbal dan nonverbal
siswa. Selain itu, soal cerita perlu dipelajari siswa karena dapat melatih
keterampilan matematis siswa dalam memahami konsep dan penerapannya (Tello,
2010: 15). Soal cerita juga dapat melatih siswa untuk belajar secara konseptual,
inovatif, dan mandiri bukan sekedar menghitung (Reed, 1999: 3).
Selain itu, pembelajaran soal cerita persamaan kuadrat dilakukan dengan
menggunakan buku teks dan guru menjelaskan materi yang ada di buku teks
tersebut. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita yang ada di
buku teks yang dijelaskan oleh guru. Hal ini dikarenakan soal cerita yang ada di
buku teks tidak ada di kehidupan siswa yang sebenarnya. Siswa kesulitan dalam
menggambarkan masalah soal cerita yang diberikan. Selain itu, guru hanya
menjelaskan mengenai soal cerita yang ada di buku teks tanpa memberikan
analogi permasalahan yang ada di kehidupan siswa. Oleh karena itu, soal cerita
persamaan kuadrat dituliskan secara kontekstual supaya siswa lebih mudah
memahami maksud dari masalah yang diberikan karena ada di kehidupan mereka
yang sebenarnya. Selain itu, pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang
mendorong siswa untuk menentukan hubungan antara pengetahuan yang mereka

1. Eka Lestari adalah mahasiswi matematika Universitas Negeri Malang


2. Abdur Rahman Asari adalah dosen matematika Universitas Negeri Malang

miliki dengan penerapannya dalam kehidupan nyata (Suprijono, 2009: 79).


Pembelajaran kontekstual juga dapat meningkatkan keaktivan siswa (Suprijono,
2009: 82). Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan Syarifudin (2011)
diperoleh kesimpulan bahwa konsep matematika dapat diperoleh melalui
permasalahan kontekstual.
Soal cerita persamaan kuadrat yang kontekstual ini dituliskan dalam bahasa
Inggris. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa kelas X MA Bilingual Batu
memiliki kemampuan bahasa Inggris yang bagus, tetapi kemampuan bahasa
Inggris matematika siswa kurang. Dengan mempelajari soal cerita persamaan
kuadrat kontekstual dan berbahasa Inggris siswa dapat berlatih menggunakan
bahasa Inggris dalam matematika. Selain itu, buku teks berbahasa Inggris yang
digunakan juga belum dapat membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan
belajar pada materi persamaan kuadrat. Siswa perlu memiliki kemampuan
matematika berbahasa Inggris yang cukup karena kebanyakan buku matematika
yang bagus dituliskan dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris matematika juga
diperlukan siswa dalam mengikuti olimpiade.
Sebagian besar siswa merasa bosan, malas, dan mengantuk ketika guru
menyampaikan materi matematika yang ada di buku teks. Hal ini dikarenakan
siswa kurang beraktivitas dan kurang memiliki tantangan selama pembelajaran
berlangsung. Buku teks matematika juga kurang memiliki peran dalam
pencapaian tujuan belajar. Sebagian siswa mau membaca buku teks tersebut,
tetapi sebagian siswa juga tidak mau membaca buku teks tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa buku teks matematika yang digunakan oleh guru dan siswa
belum dapat mendukung ketercapaian tujuan belajar. Jika keadaan seperti
diabaikan, maka motivasi siswa dalam belajar matematika dapat berkurang.
Motivasi merupakan pendorong dan penentu arah untuk mencapai tujuan belajar
(Suprijono, 2009: 163). Oleh karena itu, keadaan seperti harus segera diatasi
supaya siswa tetap termotivasi dalam belajar matematika.
Penggunaan modul dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk membuat siswa aktif dan termotivasi. Hal ini
dikarenakan modul merupakan bahan ajar mandiri yang memuat serangkaian
pengalaman belajar yang disusun secara sistematis dan dapat membantu siswa
mencapai tujuan belajar. Modul dapat membuat siswa aktif dan tidak bergantung
pada guru karena kegiatan pembelajaran dalam modul disusun secara sistematis.
Motivasi belajar siswa dapat meningkat karena modul dituliskan dengan desain
yang menarik, memuat masalah yang berbeda, dan tersedia langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah. Dengan menggunakan modul siswa dapat mencapai
tujuan belajar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2010), penggunaan modul dapat
memotivasi dan meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep lingkaran.
Purnomo (2010) telah mengembangkan modul pada materi lingkaran di
kelas VIII SMP. Astutik (2009) telah mengembangkan modul pembelajaran pada
materi balok dan kubus yang kontekstual untuk kelas V SD. Belum ada penelitian
terdahulu yang mengembangkan modul soal cerita pada materi persamaan kuadrat
untuk kelas X yang dituliskan secara kontekstual dan berbahasa Inggris. Dengan
mempertimbangkan fakta yang ada, penulis mengembangkan modul soal cerita
persamaan kuadrat yang kontekstual dan berbahasa Inggris yang dapat membantu

dan memotivasi siswa belajar matematika berbahasa Inggris pada materi soal
cerita persamaan kuadrat.
METODE
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan suatu
produk berupa modul pembelajaran soal cerita matematika kontekstual berbahasa
Inggris untuk siswa kelas X. Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada
model ADDIE. Molenda (2003: 1) menyatakan bahwa prosedur pengembangan
modul dalam model ADDIE terdiri dari lima tahap. Kelima tahap tersebut adalah
analyze, design, develop, implement, dan evaluate. Dalam penelitian dan
pengembangan ini, modul dikembangkan dengan menggunakan kelima tahap pada
model ADDIE.
Pada tahap analyze, penulis melakukan analisis pembelajaran persamaan
kuadrat di kelas X MA Billingual Batu. Dari kegiatan analisis pembelajaran
persamaan kuadrat diperoleh fakta bahwa pembelajaran yang dilakukan terpusat
pada guru. Buku teks yang digunakan belum dapat membantu siswa untuk
mencapai tujuan belajar. Siswa pasif dan kurang termotivasi. Selain itu, masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita
persamaan kuadrat berbahasa Inggris. Berdasarkan hasil analisis, penggunaan
modul dalam pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan ini. Oleh karena itu, penulis akan mengembangkan modul
pembelajaran soal cerita kontekstual berbahasa Inggris.
Pada tahap design, penulis menentukan format dan desain modul yang
menarik, serta menentukan soal cerita persamaan kuadrat kontekstual berbahasa
Inggris yang sesuai. Dari tahap ini diperoleh rancangan modul yang terdiri dari
pendahuluan, isi, dan penutup. Soal cerita kontekstual yang dituliskan berkaitan
dengan masalah geometri dan masalah kerja. Pada tahap develop, rancangan yang
diperoleh dari tahap design dikembangkan menjadi modul yang direncakan.
Selain itu, penulis mengembangkan angket yang digunakan untuk mengukur
kesesuaian materi, bahasa Inggris, dan keterbacaan modul yang dihasilkan.
Pada tahap implement, penulis mengujicobakan modul yang
dikembangkan. Uji coba yang dilakukan terdiri dari validasi modul, validasi
bahasa Inggris yang digunakan dalam modul, dan uji keterbacaan modul. Validasi
modul dilakukan kepada satu dosen matematika dan satu guru matematika untuk
mengetahui keseuaian materi yang dituliskan dalam modul. Validasi bahasa
Inggris yang digunakan dalam modul dilakukan kepada satu guru bahasa Inggris
untuk mengetahui kesesuaian bahasa Inggris yang digunakan dalam modul. Uji
keterbacaan modul dilakukan kepada delapan siswa kelas X bilingual MA
Bilingual Batu. Data dari kegiatan uji coba berupa data kuantitatif dan kualitatif
yang dikumpulkan melalui angket. Selanjutnya, data dianalisis dengan
menggunakan teknik anlisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang
diadaptasi dari (Sugiyono, 2012: 95).
Pada tahap evaluate, data yang diperoleh dari kegiatan uji coba dievaluasi.
Penulis memeriksa kesesuaian materi dalam modul, kesesuaian bahasa Inggris
yang digunakan dalam modul, dan keterbacaan modul berdasarkan hasil analisis
data kuantitatif dan saran dari angket. Selanjutnya, dilakukan revisi pada modul
yang dikembangkan berdasarkan saran atau komentar yang dituliskan pada

angket. Revisi dilakukan untuk menghasilkan modul yang lebih baik dan sesuai
dengan kebutuhan siswa.
HASIL
Modul pembelajaran soal cerita matematika kontekstual berbahasa Inggris
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian
pendahuluan, isi, dan penutup dituliskan bahasa Inggris. Soal cerita persamaan
kuadrat kontekstual yang dituliskan dalam modul ini berkaitan dengan masalah
geometri dan masalah kerja. Bagian pendahuluan terdiri dari sampul (cover), kata
pengantar (preface), daftar isi (table of contents), standar kompetensi (standard of
competence), kompetensi dasar (basic competence), tujuan pembelajaran
(learning objectives), petunjuk siswa (students guide), peran guru (the roles of
the teacher), kamus (mini dictioanry), cek kesiapan siswa mengenai materi
prasyarat (check your readiness), dan kunci jawaban cek kesiapan siswa mengenai
materi prasyarat (answer key of check your readiness).
Bagian isi modul terdiri dari dua bab. Bab 1 membahas soal cerita
persamaan kuadrat kontekstual yang berkaitan dengan masalah geometri. Bab 2
membahas soal cerita persamaan kuadrat kontekstual yang berkaitan dengan
masalah kerja. Masing-masing bab terdiri subbab, ringkasan materi, dan evaluasi.
Soal cerita yang dituliskan dalam modul ini berupa permasalahan verbal dan
nonverbal. Masing-masing subbab terdiri dari satu masalah terbimbing dan dua
masalah tantangan. Ringkasan materi berisi rangkuman langkah-langkah yang
dapat digunakan untuk menyelesaiakan soal cerita persamaan kuadrat. Evaluasi
dituliskan di setiap akhir bab dan terdiri empat masalah.
Bagian penutup modul terdiri dari kunci jawaban bab 1, kunci jawaban bab
2, lembar penilaian siswa, dan daftar rujukan. Kunci jawaban bab 1 berisi jawaban
permasalahan soal cerita yang dituliskan dari subbab 1 sampai dengan subbab 4.
Kunji jawaban bab 2 berisi jawaban permasalahan soal cerita yang dituliskan dari
subbab 1 sampai dengan subbab 4. Lembar penilaian siswa berisi nilai-nilai yang
diperoleh dari setiap subbab dan evaluasi. Kunci jawaban evaluasi hanya
diberikan kepada guru. Daftar rujukan dituliskan di akhir modul. Daftar pustaka
menunjukkan buku-buku yang digunakan penulis untuk menyusun modul.
Hasil analisis data dari angket validasi modul yang dilakukan pada satu
dosen matematika dan satu guru matematika mencapai persentase 91%. Hal ini
menunjukkan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan berada pada
kriteria sangat valid. Hasil analisis data dari angket validasi modul yang dilakukan
pada satu guru bahasa Inggris mencapai persentase 75%. Hal ini menunjukkan
bahwa bahasa Inggris yang digunakan dalam modul pembelajaran yang
dikembangkan berada pada kriteria valid. Hasil analisis data dari angket uji
keterbacaan modul yang dilakukan pada delapan siswa kelas X MA Billingual
Batu menujukkan bahwa modul dapat memotivasi belajar siswa. Modul ini juga
dapat membantu siswa untuk belajar matematika berbahasa Inggris secara aktif
dan mandiri. Siswa juga dapat berlatih untuk menyeimbangkan kemampuan
verbal dan nonverbal mereka dengan menggunakan modul ini. Selain itu, dengan
menggunakan modul ini siswa belajar untuk menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN
Modul pembelajaran soal cerita matematika kontekstual berbahasa Inggris
ini dapat memotivasi siswa belajar matematika berbahasa Inggris. Hal ini
dikarenakan desain yang digunakan dalam modul ini menarik, soal cerita
persamaan kuadrat berbahasa Inggris yang dituliskan dalam modul ini masih
belum pernah dibaca oleh siswa sebelumnya dan bahasa Inggris yang digunakan
komunikatif. Siswa merasa tertantang dan semangat untuk belajar. Selain itu,
Suprijono (2009: 163) menyatakan bahwa motivasi memiliki arti penting dalam
belajar, yaitu sebagai penyemangat, pendorong, dan penentu arah untuk mencapai
tujuan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa perlu memiliki motivasi yang
cukup untuk mencapai kesuksesan dalam belajar mereka. Dengan demikian,
modul ini merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk
memotivasi belajar siswa, khususnya dalam belajar soal cerita persamaan kuadrat
berbahasa Inggris.
Modul ini dapat membantu siswa untuk belajar matematika berbahasa
Inggris secara aktif dan mandiri. Hal ini dikarenakan modul ini dituliskan secara
sistematis dan dilengkapi dengan petunjuk yang dapat membimbing siswa. Di
akhir setiap bab dituliskan rangkuman materi yang dapat digunakan siswa untuk
mengecek ketepatan pemahaman mereka. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan
mini dictionary yang berisi kata-kata berbahasa Inggris yang dituliskan dalam
modul dan maknanya dalam bahasa Indonesia. Jika siswa dapat belajar secara
mandiri, maka siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri, lebih
aktif, dan tidak bergantung pada guru.
Selain itu, modul ini dapat membantu siswa untuk menyeimbangkan
kemampuan verbal dan nonverbal mereka. Hal ini dikarenakan modul
pembelajaran ini membahas dua jenis permasalahan soal cerita persamaan
kuadrat. Pada permasalahan yang pertama siswa diberi suatu soal cerita dan siswa
diminta menentukan jawabannya. Permasalahan ini merupakan contoh
permasalahan verbal. Selanjutnya, pada permasalahan yang kedua siswa diberi
suatu persamaan dan diminta untuk menyusun soal cerita yang berkaitan dengan
persamaan tersebut. Permasalahan ini merupakan contoh dari permasalahan
nonverbal. Siswa perlu mempelajari permasalahan verbal dan nonverbal supaya
kemampuan yang mereka miliki seimbang. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Paivio, 1991: 149) dalam teori dual coding, yaitu tingkah laku manusia dan
proses yang saling berkaitan dalam pernyataan verbal dan nonverbal dapat
digunakan untuk menggambarkan berbagai macan fenomena dalam dunia
pendidikan.
Selanjutnya, dengan menggunakan modul ini siswa dapat belajar untuk
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dalam meyelesaikan permasalahan
sehari-hari. Hal ini dikarenakan soal cerita persamaan kuadrat dituliskan secara
kontekstual dan ada di kehidupan siswa yang sebenarnya. Dengan demikian,
siswa belajar dari pengalaman yang mereka miliki dan menerapkan konsep yang
mereka peroleh di kehidupan yang sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Suprijono, 2009: 79) yang menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual
merupakan konsep yang mendorong siswa untuk menentukan hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Siswa perlu belajar mengenai penerapan ilmu yang mereka pelajari supaya ilmu
itu bermanfaat dan bukan hanya disimpan saja.

KESIMPULAN DAN SARAN


Penelitian dan pengembangan yang dilakukan penulis menghasilkan suatu
produk berupa modul pembelajaran soal cerita matematika kontekstual berbahasa
Inggris untuk siswa kelas X. Modul ini terdiri terdiri dari bagian pendahuluan, isi,
dan penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari sampul, kata pengantar, tujuan
pembelajaran, mini dictionary, cek kompetensi materi prasyarat, dan jawaban cek
kompetensi materi prasyarat. Bagian isi terdiri dari latihan siswa untuk memahami
konsep, soal tantangan, rangkuman materi, dan evaluasi. Bagian penutup terdiri
dari lembar penilaian siswa, kunci jawaban, dan daftar rujukan.
Modul pembelajaran yang dikembangkan dapat memotivasi siswa untuk
belajar soal cerita persamaan kuadrat berbahasa Inggris. Hal ini dikarenakan soal
cerita persamaan kuadrat yang dituliskan berkaitan dengan permasalahan yang ada
di kehidupan siswa dan desain yang digunakan menarik. Soal cerita persamaan
kuadrat yang dituliskan belum pernah dibaca siswa sebelumnya. Selain itu, modul
dilengkapi dengan mini dictionary yang dapat membantu siswa memahami bahasa
Inggris. Siswa dapat belajar secara aktif dan mandiri dengan menggunakan modul
karena modul ini dituliskan secara sistematis dan dilengkapi langkah-langkah
yang membimbing siswa. Namun, materi yang dituliskan dalam modul ini hanya
berkaitan dengan soal cerita persamaan kuadrat kontekstual berbahasa Inggris.
Jadi, modul ini belum dapat digunakan dalam pembelajaran materi yang lain.
Guru dan siswa juga harus memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai
untuk menggunakan modul ini.
Pada penelitian dan pengembangan modul berikutnya, penulis sebaiknya
melakukan uji keefektivan modul dalam pembelajaran soal cerita persamaan
kuadrat. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran dengan menggnakan modul ini. Penulis sebaiknya mengembangkan
modul pembelajaran soal cerita berbahasa Inggris dengan materi yang lain. Selain
itu, penulis sebaiknya membaca buku-buku matematika berbahasa Inggris supaya
bahasa Inggris yang digunakan dalam modul komunikatif.
DAFTAR RUJUKAN
Astutik, Dewi. 2009. Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Materi
Balok dan Kubus secara Kontekstual untuk Siswa Kelas V Semester 2
Sekolah Dasar. Skripsi tidak diterbitkan. Program S1 Universitas Negeri
Malang.
Clark, James M. & Paivio, Allan. 1991. Dual Coding Theory and Education.
Educational Psychology Review, (Online), 3 (3): 149-210,
(http://www.hum.uu.nl/medewerkers/bergh102/Language%20Education/A
rtikelen/Clark%26Paivio.pdf), diakses 3 April 2013.
Molenda, Michael. 2003. Educational Technology: An Encyclopedia. (Online),
(http://www.indiana.edu/~molpage/The%20ADDIE%20Model_Encyclo.p
df), diakses 22 November 2012.

Purnomo, Sujoko. 2010. Pengembangan Modul Terstruktur Berdasarkan KTSP


Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Tentang Lingkaran Di Kelas
VIII SMP Negeri 5 Kepanjen Kabupaten Malang. Tesis tidak diterbitkan.
Program S2 Universitas Negeri Malang.
Reed, Stephen K. 1999. Word Problem Research and Curriculum Reform. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associate, Inc., Publisher. (Online),
(http://dl.lux.bookfi.org/genesis/511000/a8aa46d75f17698810ff04fb761c7
12d/_as/%5BStephen_K._Reed%5D_Word_Problems_Research_and_Curr
(BookFi.org).pdf), diakses 3 Maret 2013.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syarifudin. 2011. Pengembangan Buku Siswa SMP Kelas VIII dengan Materi
Prisma dan Limas yang Berpijak pada Masalah Kontekstual, Penggunaan
Model, dan Penemuan Terbimbing. Tesis tidak diterbitkan. Program S2
Universitas Negeri Malang.
Tello, Enid Acosta. 2010. Making Mathematics Word Problems Reliable
Measures of Student Mathematics Abilities. Jurnal of Mathematics
Education, (Online), 3 (1):15-26,
(http://educationforatoz.com/images/_2_Enid_Acosta__Article_on_Math_Word_problems_4.18.10_New.pdf), diakses 16 Maret
2013.
Warianto, Chaidar. 2011. Penerapan Lesson Study Berbasis Sekolah Di SMP
Tunas Agro Dalam Mengembangkan Pembelajaran Guru Mengaktifkan
Siswa Belajar. Artikel, (Online), (http://chaidarwarianto.guruindonesia.net/artikel_detail-28.html), diakses 25 November 2012.

Artikel ilmiah oleh Eka Lestari ini


telah diperiksa dan disetujui oleh

Malang, 20 Mei 2013


Pembimbing,

Dr. Abdur Rahman Asari, M. Pd., M. A.


NIP. 19620301 198503 1 003

Penulis,

Eka Lestari
NIM 109311417039

Anda mungkin juga menyukai