FIX Lestari
FIX Lestari
dan memotivasi siswa belajar matematika berbahasa Inggris pada materi soal
cerita persamaan kuadrat.
METODE
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan suatu
produk berupa modul pembelajaran soal cerita matematika kontekstual berbahasa
Inggris untuk siswa kelas X. Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada
model ADDIE. Molenda (2003: 1) menyatakan bahwa prosedur pengembangan
modul dalam model ADDIE terdiri dari lima tahap. Kelima tahap tersebut adalah
analyze, design, develop, implement, dan evaluate. Dalam penelitian dan
pengembangan ini, modul dikembangkan dengan menggunakan kelima tahap pada
model ADDIE.
Pada tahap analyze, penulis melakukan analisis pembelajaran persamaan
kuadrat di kelas X MA Billingual Batu. Dari kegiatan analisis pembelajaran
persamaan kuadrat diperoleh fakta bahwa pembelajaran yang dilakukan terpusat
pada guru. Buku teks yang digunakan belum dapat membantu siswa untuk
mencapai tujuan belajar. Siswa pasif dan kurang termotivasi. Selain itu, masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita
persamaan kuadrat berbahasa Inggris. Berdasarkan hasil analisis, penggunaan
modul dalam pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan ini. Oleh karena itu, penulis akan mengembangkan modul
pembelajaran soal cerita kontekstual berbahasa Inggris.
Pada tahap design, penulis menentukan format dan desain modul yang
menarik, serta menentukan soal cerita persamaan kuadrat kontekstual berbahasa
Inggris yang sesuai. Dari tahap ini diperoleh rancangan modul yang terdiri dari
pendahuluan, isi, dan penutup. Soal cerita kontekstual yang dituliskan berkaitan
dengan masalah geometri dan masalah kerja. Pada tahap develop, rancangan yang
diperoleh dari tahap design dikembangkan menjadi modul yang direncakan.
Selain itu, penulis mengembangkan angket yang digunakan untuk mengukur
kesesuaian materi, bahasa Inggris, dan keterbacaan modul yang dihasilkan.
Pada tahap implement, penulis mengujicobakan modul yang
dikembangkan. Uji coba yang dilakukan terdiri dari validasi modul, validasi
bahasa Inggris yang digunakan dalam modul, dan uji keterbacaan modul. Validasi
modul dilakukan kepada satu dosen matematika dan satu guru matematika untuk
mengetahui keseuaian materi yang dituliskan dalam modul. Validasi bahasa
Inggris yang digunakan dalam modul dilakukan kepada satu guru bahasa Inggris
untuk mengetahui kesesuaian bahasa Inggris yang digunakan dalam modul. Uji
keterbacaan modul dilakukan kepada delapan siswa kelas X bilingual MA
Bilingual Batu. Data dari kegiatan uji coba berupa data kuantitatif dan kualitatif
yang dikumpulkan melalui angket. Selanjutnya, data dianalisis dengan
menggunakan teknik anlisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang
diadaptasi dari (Sugiyono, 2012: 95).
Pada tahap evaluate, data yang diperoleh dari kegiatan uji coba dievaluasi.
Penulis memeriksa kesesuaian materi dalam modul, kesesuaian bahasa Inggris
yang digunakan dalam modul, dan keterbacaan modul berdasarkan hasil analisis
data kuantitatif dan saran dari angket. Selanjutnya, dilakukan revisi pada modul
yang dikembangkan berdasarkan saran atau komentar yang dituliskan pada
angket. Revisi dilakukan untuk menghasilkan modul yang lebih baik dan sesuai
dengan kebutuhan siswa.
HASIL
Modul pembelajaran soal cerita matematika kontekstual berbahasa Inggris
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian
pendahuluan, isi, dan penutup dituliskan bahasa Inggris. Soal cerita persamaan
kuadrat kontekstual yang dituliskan dalam modul ini berkaitan dengan masalah
geometri dan masalah kerja. Bagian pendahuluan terdiri dari sampul (cover), kata
pengantar (preface), daftar isi (table of contents), standar kompetensi (standard of
competence), kompetensi dasar (basic competence), tujuan pembelajaran
(learning objectives), petunjuk siswa (students guide), peran guru (the roles of
the teacher), kamus (mini dictioanry), cek kesiapan siswa mengenai materi
prasyarat (check your readiness), dan kunci jawaban cek kesiapan siswa mengenai
materi prasyarat (answer key of check your readiness).
Bagian isi modul terdiri dari dua bab. Bab 1 membahas soal cerita
persamaan kuadrat kontekstual yang berkaitan dengan masalah geometri. Bab 2
membahas soal cerita persamaan kuadrat kontekstual yang berkaitan dengan
masalah kerja. Masing-masing bab terdiri subbab, ringkasan materi, dan evaluasi.
Soal cerita yang dituliskan dalam modul ini berupa permasalahan verbal dan
nonverbal. Masing-masing subbab terdiri dari satu masalah terbimbing dan dua
masalah tantangan. Ringkasan materi berisi rangkuman langkah-langkah yang
dapat digunakan untuk menyelesaiakan soal cerita persamaan kuadrat. Evaluasi
dituliskan di setiap akhir bab dan terdiri empat masalah.
Bagian penutup modul terdiri dari kunci jawaban bab 1, kunci jawaban bab
2, lembar penilaian siswa, dan daftar rujukan. Kunci jawaban bab 1 berisi jawaban
permasalahan soal cerita yang dituliskan dari subbab 1 sampai dengan subbab 4.
Kunji jawaban bab 2 berisi jawaban permasalahan soal cerita yang dituliskan dari
subbab 1 sampai dengan subbab 4. Lembar penilaian siswa berisi nilai-nilai yang
diperoleh dari setiap subbab dan evaluasi. Kunci jawaban evaluasi hanya
diberikan kepada guru. Daftar rujukan dituliskan di akhir modul. Daftar pustaka
menunjukkan buku-buku yang digunakan penulis untuk menyusun modul.
Hasil analisis data dari angket validasi modul yang dilakukan pada satu
dosen matematika dan satu guru matematika mencapai persentase 91%. Hal ini
menunjukkan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan berada pada
kriteria sangat valid. Hasil analisis data dari angket validasi modul yang dilakukan
pada satu guru bahasa Inggris mencapai persentase 75%. Hal ini menunjukkan
bahwa bahasa Inggris yang digunakan dalam modul pembelajaran yang
dikembangkan berada pada kriteria valid. Hasil analisis data dari angket uji
keterbacaan modul yang dilakukan pada delapan siswa kelas X MA Billingual
Batu menujukkan bahwa modul dapat memotivasi belajar siswa. Modul ini juga
dapat membantu siswa untuk belajar matematika berbahasa Inggris secara aktif
dan mandiri. Siswa juga dapat berlatih untuk menyeimbangkan kemampuan
verbal dan nonverbal mereka dengan menggunakan modul ini. Selain itu, dengan
menggunakan modul ini siswa belajar untuk menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
Modul pembelajaran soal cerita matematika kontekstual berbahasa Inggris
ini dapat memotivasi siswa belajar matematika berbahasa Inggris. Hal ini
dikarenakan desain yang digunakan dalam modul ini menarik, soal cerita
persamaan kuadrat berbahasa Inggris yang dituliskan dalam modul ini masih
belum pernah dibaca oleh siswa sebelumnya dan bahasa Inggris yang digunakan
komunikatif. Siswa merasa tertantang dan semangat untuk belajar. Selain itu,
Suprijono (2009: 163) menyatakan bahwa motivasi memiliki arti penting dalam
belajar, yaitu sebagai penyemangat, pendorong, dan penentu arah untuk mencapai
tujuan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa perlu memiliki motivasi yang
cukup untuk mencapai kesuksesan dalam belajar mereka. Dengan demikian,
modul ini merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk
memotivasi belajar siswa, khususnya dalam belajar soal cerita persamaan kuadrat
berbahasa Inggris.
Modul ini dapat membantu siswa untuk belajar matematika berbahasa
Inggris secara aktif dan mandiri. Hal ini dikarenakan modul ini dituliskan secara
sistematis dan dilengkapi dengan petunjuk yang dapat membimbing siswa. Di
akhir setiap bab dituliskan rangkuman materi yang dapat digunakan siswa untuk
mengecek ketepatan pemahaman mereka. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan
mini dictionary yang berisi kata-kata berbahasa Inggris yang dituliskan dalam
modul dan maknanya dalam bahasa Indonesia. Jika siswa dapat belajar secara
mandiri, maka siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri, lebih
aktif, dan tidak bergantung pada guru.
Selain itu, modul ini dapat membantu siswa untuk menyeimbangkan
kemampuan verbal dan nonverbal mereka. Hal ini dikarenakan modul
pembelajaran ini membahas dua jenis permasalahan soal cerita persamaan
kuadrat. Pada permasalahan yang pertama siswa diberi suatu soal cerita dan siswa
diminta menentukan jawabannya. Permasalahan ini merupakan contoh
permasalahan verbal. Selanjutnya, pada permasalahan yang kedua siswa diberi
suatu persamaan dan diminta untuk menyusun soal cerita yang berkaitan dengan
persamaan tersebut. Permasalahan ini merupakan contoh dari permasalahan
nonverbal. Siswa perlu mempelajari permasalahan verbal dan nonverbal supaya
kemampuan yang mereka miliki seimbang. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Paivio, 1991: 149) dalam teori dual coding, yaitu tingkah laku manusia dan
proses yang saling berkaitan dalam pernyataan verbal dan nonverbal dapat
digunakan untuk menggambarkan berbagai macan fenomena dalam dunia
pendidikan.
Selanjutnya, dengan menggunakan modul ini siswa dapat belajar untuk
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dalam meyelesaikan permasalahan
sehari-hari. Hal ini dikarenakan soal cerita persamaan kuadrat dituliskan secara
kontekstual dan ada di kehidupan siswa yang sebenarnya. Dengan demikian,
siswa belajar dari pengalaman yang mereka miliki dan menerapkan konsep yang
mereka peroleh di kehidupan yang sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Suprijono, 2009: 79) yang menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual
merupakan konsep yang mendorong siswa untuk menentukan hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Siswa perlu belajar mengenai penerapan ilmu yang mereka pelajari supaya ilmu
itu bermanfaat dan bukan hanya disimpan saja.
Penulis,
Eka Lestari
NIM 109311417039