Anda di halaman 1dari 22

BAB I

TEKNIK DAN PERALATAN PENGEBORAN


Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu aktivitas
vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi.
Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam , pemboran tidak saja
dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain
sehingga secara keseluruhan kegitan pemboran bertujuan sebagai berikut:

Eksplorasi mineral dan batubara

Ekplorasi dan produksi air tanah

Eksplorasi dan produksi gas

Eksplorasi dan produksi minyak

Peledakan

Geoteknik

Ventilasi tambang

Penirisan tambang

Keperluan perhitungan cadangan

Perolehan data geologi

Pengontrolan tambang dan

Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dll
Maksud Dan Tujuan Pemboran
Dilakukanya pemboran adalah agar dapat mengetahui bagai mana kegiatan
pengeboran itu berlangsung, dapat mengetahui tahap tahap dari pada kegiatan
pemboran, juga dapat mengetahui peralatan peralatan yang digunakan dalam
pengeboran. Sehinga apa bila terjun kelapangan nantinya sudah dapat mengetahui
apa apa yang harus dikerjakan juga yang harus dipersiapkan. Dalam pencapaian
target dari tujuan tersebut maka dibutuhkan perlengkapan ,tipe serta kapasitas
mesin yang berbeda pula , baik dari pemboran yang vertical keatas, kebawah
maupun yang horizontal atau miring dengan sudut tertentu.
Didalam laporan ini kapasitasnya adalah mengenai pemboran air tanah , adapun
pembahasannya adalah sebagai berikut:
1 | Page

1.

Peralatan pemboran, meliputi jenis bor , pompa atau kompresor,stang bor,


casing, mata bor, dan perlengkapan lainya.

2.

Lumpur pemboran

3.

Teknis pemboran ,meliputi metode/klasifikasi pemboran dan tahapan-tahapan


pemboran.
PERALATAN PEMBORAN
Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan
pemboran diantaranya adalah sebagai berikut:

1.

Mesin Bor

2.

Pompa atau Kompresor

3.

Stang Bor

4.

Pipa Casing

5.

Mata Bor

6.

Dan Perlengkapan lainya


1. MESIN BOR
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:
Tipe/ model mesin bor
Diameter lubang
Sliding stroke
Berat mesin bor
Power unit
Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu
Hoisting capacity (kapasitas)
Dimensi (panjang x lebar x tinggi)
Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai
berikut
1. Mesin Bor Tumbuk
2. Mesin Bor Putar
3. Mesin Bor Putar Hidrolik
1. 1. Mesin Bor Tumbuk

2 | Page

Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang
diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara
berulang- berulang ke dalam lubang bor.
Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau
akan melepaskan butiran butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut
merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di
dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen
batuan (slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran
yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor.
Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat,
slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump.
Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam
pemboran tumbuk diantaranya adalah:
Kekerasan lapisan batuan
Diameter kedalam lubang bor
Jenis mata bor
Kecepatan dan jarak tumbuk
Beban pada alat bor
Kapasitas mesin bor tumbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk
yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-stemnya.
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan
denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kelebihannya:
Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
-Biaya transportasi lebih murah
- Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah
- Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat
Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
Tanpa sistem sirkulasi.
Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

3 | Page

Kekurangannya:
Kecepatan laju pemboran rendah
Sering terjadi sling putus
Tidak bisa mendapatkan core
Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan
1. 2 . Mesin Bor Putar
Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang
paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor
hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran
dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat
ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata
bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari
jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical
yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh
sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur alur yang
berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan
untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan
pada sebuah elektro motor.
Komponen komponen utama dari mesin bor putar adalah:
Swivel
Kelly bar
Stabilizer
Mata bor
Stang bor
Stang pemberat
1. 3. Mesin Bor- Hidrolik
Pada mesin bor putar hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh
sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal
dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala
mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bor dan putaran mata bor di atas formasi
batuan.
4 | Page

Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui
rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi
fluida bor yang digunakan.
Adapun contoh mesin bor putar hidrolik adalah:
1. 3.a. Top Drive
Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara, tenaganya
berasal dari unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa.
Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya
sepanjang 3,6m 9 m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik.
1. 3. b. Spindle
Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi
oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m 100 m), dan tekanan hidrolik yang
dibutuhkan.
Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:
Merk
Kapasitas
Berat
Kemampuan rotasi
Dimensi
Diameter lubang
Tipe/ model
2. POMPA ATAU KOMPRESOR
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pompa diantaranya adalah:
a. Tipe acting piston
b. Diameter piston
c. Power
d. Dimensi
e. Berat
f. Volume/ pressure
g. Working pressure
Adapun hal hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah:

5 | Page

a. Tekanan udara yang dihasilkan


b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu
Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber tenaga
untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah lumpur,
maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor yang
digunakan adalah udara maka sumber tenaganya adalah kompresor. Adapun
pompa/ kompresoe yang digunakan adalah:
Merk
Model
Kapasitas
Dimensi
Diameter piston
Berat
Power
Volume/ pressure
Working pressure
3. STANG BOR
Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung
ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah
stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai:
1. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin
bor menuju mata bor.
2. jalan keluar masuknya fluida bor
Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran adalah 10 ft
(3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung dengan tujuan dan
efisiensi pemboran.
Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi:
a. Tujuan pemboran
b. Kedalaman pemboran
c. Kekerasan batuan
d. Metode sirkulasi fluida
6 | Page

e. Diameter lubang bor


Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran tergantung
dari mekanisme pemboran yang diterapkan.
- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar. Rangkaian stang bor pada
pemboran putar hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air.
Stang bor yang dipakai pada pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan
dengan diameter luar, diameter dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik
biasanya memiliki klasifikasi yang berbeda.
- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk. Rangkaian stang bor pada
mesin bor tumbuk terdiri dari:
1. Mata bor pahat.
2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang.
3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk
melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas.
4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk
meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran
kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang
bor lurus
Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah :
Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m.
4. PIPA CASING
Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari
colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan gangguan.
Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:
1. Tipe Flash Joint, dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya
dilakukan secaraLangsung.
2. Tipe Flash Coupled, dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah
coupling.
Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah:
1. Casing Swivel
Alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang bor,

7 | Page

2. Casing Head
Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian
atas,
3. Casing Shoe
Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan
4. Casing Cutter,
Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah,
fungsinya
untuk memotong casing pada titik yang diinginkan,
5. Casing Band
Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan
dan
Penurunan.
Di dalam praktikkum pemboran yang dilakukan, casing yang digunakan adalah
tipe flash jouint, dimana penghubungan antara pipa yang satu dengan yang lainya
dilakukan

secara

langsung.

5. MATA BOR (BIT)


Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan
khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang bekerja pada
bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar terbagi
atas dua macam, yaitu gaya dorong dan gaya putar.
Keekfetifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua
gaya jenis ini.
Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran
tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan.
Gaya putar dapat dihasilakan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan
mesin putar mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor)
dan dengan bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya
dorong yang bersifat static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya- gaya
tersebut diatas misalnya berat dari stang bor dan berat rig.

8 | Page

Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu:


1. Ukuran dan bentuk mata bor
2. Ukuran gigi mata bor
3. Berat mata bor
4. Kekerasan matriks.
Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya
1. Mata Bor Rotasi

Mata Bor Pisau

Air Coring Bits

Roller Bits
2. Mata Bor Tumbuk

Cross Bit

Button Bit

Chisel Bit
3. Mata Bor Auger

Tipe Kelly

Tipe Auger
4. Mata Bor pada Pengeboran Kabel

Mata Bor Tabung

Mata Bor Chisel


5. Mata Bor Intan

Mata Bor Formasi Lunak

Surface Set Bits

Impregnated Bits
6. PERALATAN PELENGKAP
Adapun mata bor yang digunakan didalam pemboran air tanah yang menjadi

bahan praktikum adalah :


Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran
diantaranya meliputi:
9 | Page

a. Water Swivel,
Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa
menuju ke dalam stang bor.
b. Hoisting Water Swivel
Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang
berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.
c. Hoisting Plug
Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses
pengangkatan dan penurunan stang bor.
d. Hoisting Rope Socket
Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas
menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting
plug.
e. Pipe Wrench
Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain
lain.
f. Snatch Block
Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor.
Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh
karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu proses
pengangkatan dan penurunan.
g. Travelling Block
Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan pemboran.
h. Come Along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran
dangkal
i. Rod Coupling Tap
Alat I ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan
tertinggal dalam lubang bor.
j. Rod Band
Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.

10 | P a g e

k. Knocking Block
Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk
melindungi peralatan bor.
l. Drive Hammer with Chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami
kemacetan.
m. Menara
Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya
adalah derrick
n. Permale Wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa pipa yang kecil,
seperti kabel core barrael tanpa merusak tabung.
o. Rod Holder
Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau
penurunan.
p. Super Strong
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa pipa dengan ukuran
besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.

BAB II
PROSES DRILLING
A.

Prinsip Dasar

1.

Definisi

Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata


bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun
non logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang.
11 | P a g e

Proses menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu
dengan proses boring (memperbesar lubang).
Perbedaan proses drilling dan boring :
Drilling
Mata bor
Bisa pejal
Sama dengan mata

Alat potong
Material awal
Ukuran
lubang
Alat

bor

pencekam
2.

Boring
Pahat ISO 8/9
Harus sudah berlubang
Lebih besar dan dapat
diatur

Drill chuck, sleeve

Boringhead.

Prinsip dasar gerakan pengeboran

Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel
utama (n) dan gerakan/laju pemakanan (f).
a. Putaran mata bor ( n )
Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindel mesin
bor. Gerakan ini sering disebut gerakan utama ( main motion ). Besarnya putaran
spindel ini tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter
mata bor. Gerakan utama ini diukur dalam m/menit.
b. Laju pemakanan ( f )
Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap
satuan waktu. Besarnya laju pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan
hasil lubang. Laju pemakanan diukur dalam mm/putaran.
Gerak berputar spindel utama dihasilkan dari gerak putar motor utama yang
diteruskan melalui beberapa sistem transmisi yaitu :
a. Sistem transmisi sabuk (belt)
(1) Biasanya digunakan untuk mesin bor meja atau mesin yang dayanya kecil.
(2) Jika terjadi kelebihan beban memungkinkan adanya selip sehingga aman
tetapi efisiensi dayanya rendah.
b. Sistem transmisi roda gigi (gear)
(1) Biasanya digunakan untuk mesin bor yang dayanya besar.
(2) Efisiensi daya tinggi, tidak memungkinkan adanya selip.
c.

Sistem transmisi gabungan sabuk dan roda gigi


Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
a.

Jarak dari tiang ke poros utama


12 | P a g e

b.

Besarnya mata bor yang dapat dipasang

c.

Panjang langkah poros utama

d.

Jarak dari permukaan meja ke spindel utama

B.

Bagian Mesin

1.

Badan / Rumahan

2.

Pilar / Tiang

3.

Tenaga Penggerak

4.

Transmisi

5.

Spindel Head ( Spindel tempat memasang mata bor )

6.

Meja

7.

Perangkat Kontrol

a.

Saklar utama

b.

Tombol emergency

c.

Saklar pemutar spindel

d.

Saklar penggerak laju pemakanan

C.

Jenis Mesin

1.

Berdasar tenaga penggerak :

a.

Mesin bor tangan

b.

Mesin bor listrik

2.

Berdasar kedudukan spindel :

a.

Mesin bor vertikal

b.

Mesin bor horizontal

D.
1.

Alat Potong
Notch Centre Drill

Digunakan sebagai takikan awal dalam proses pembuatan lubang.


2.

Twist Drill ( mata bor )

a.

Merupakan alat potong yang digunakan pada proses pengeboran.

b.

Bagian bagian mata bor :

(1) Tangkai : lurus, tirus


(2) Badan :
13 | P a g e

(3) Alur / flute : berfungsi untuk alur pengeluaran chip.


(4) Mata potong
c.

Keuntungan menggunakan mata bor :

(1) Mudah dijepit dan dilepas


(2) Diameter yang dihasilkan tetap
(3) Chip mudah keluar melalui alur bor
(4) Pengasahan mudah karena hanya bagian ujung yang diasah.
d.

Sudut sudut mata bor:

Sudut-sudut mata bor disesuaikan dengan material yang akan dikerjakan agar
hasilnya baik. Sudut sudut tersebut yaitu :
(1) Sudut a / sudut bebas

= clearance angle

(2) Sudut b / sudut baji

= wedge angle

(3) Sudut g / sudut garuk

= rake angle

(4) Sudut s / sudut puncak = point angle


(5) Bibir serong

= chisel edge

(6) Bibir potong alur spiral


e.

Tipe mata bor

(1) Menurut sudut spiral


(a)

Tipe N (normal)

digunakan untuk mengerjakan material normal, misal St. 37, St. 60. Sudut spiral
(g) berkisar antara ( 160 300 ) dengan sudut puncak 1180. Untuk nikel, sudut
puncaknya 1400.
(b) Tipe H (hard)
digunakan untuk mengerjakan material yang cukup keras (material keras dan
rapuh). Sudut spiral (g) berkisar antara ( 10 0 130 ) dengan sudut puncak 118 0.
Untuk material cetakan plastik, batu, sudut puncaknya 80 0.
(c)

Tipe W (weak)

digunakan untuk mengerjakan material yang lunak dan ulet, misalnya alumunium,
tembaga, kuningan. Sudut spiral (g) berkisar antara ( 35 0 - 400 ) dengan sudut
puncak tergantung dari materialnya. Untuk alumunium dan tembaga, g = 1400,
seng g = 1180.
(2) Menurut sudut puncak :
(a)

Tipe N ( 1180 )
14 | P a g e

(b) Tipe H ( 800 )


(c)

Tipe W ( 1400 )

E.

Kecepatan Potong

Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh selama langkah pemotongan


dalam satuan m/menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi cutting speed :
1.

Material benda kerja

2.

Material alat potong

3.

Kedalaman pemotongan

4.

Pendingin (coolant)

5.

Kondisi mesin

6.

Sistem pencekaman benda kerja.

F.

Aksesoris Mesin

1.

Penjepit alat potong

Pencekaman alat potong dapat dilakukan dengan :


1.

Drill Chuck

a.

Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk lurus

(straight shank)
b.

Ukuran bor yang bisa dicekam tertera pada rumahan chuck-nya, misal 1

13 mm; yang artinya chuck mampu mencekam bor maksimal diameter 13 mm.
2.

Sleeve

a.

Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk tirus

(taper shank)
b.

Ukuran ketirusan sesuai standar internasional yang disebut Morse Taper

(MT).
Pada spindel utama mesin bor terdapat lubang celah yang digunakan untuk
melepas drill chuck maupun sleeve. Untuk melepasnya digunakan baji / counter
sleeve yang terbuat dari plat yang berbentuk tirus.
2.

Penjepit benda kerja

a.

Hand vice

b.

Machine vice

c.

V block dan clamp

d.

T bolt dan clamp


15 | P a g e

e.

Jig

3.

Setting / marking koordinat

a.

scriber dan square line

b.

height gauge

c.

center punch

d.

center tap

4.

Alat keselamatan kerja

a.

Kacamata

b.

Wearpack

c.

Sepatu

G.

Proses pengeboran

Urutan pengeboran yang benar :


1.

Tandai dengan garis pada bagian yang akan dibor dengan menggunakan
scriber dengan jarak sesuai dengan gambar kerja.

2.

Pada perpotongan tanda garis tersebut, buatlah titik dengan menggunakan


centre punch.

3.

Pasang benda kerja pada tanggem dan cekam dengan kuat. Pastikan benda
kerja terpasang tegak lurus terhadap sumbu spindel bor.

4.

Pasang centre tap pada drill chuck untuk menepatkan pusat lubang yang
akan dibuat.

5.

Pasang NC drill pada drill chuck untuk membuat awalan lubang. NC drill
hanya boleh masuk sampai pada batas sisi potongnya karena pada spiralnya tidak
terdapat sudut bebas sehingga kalau dipaksakan maka NC drill akan terjepit.

6.

Setelah lubang awal dibuat, mulailah pengeboran dengan menggunakan


mata bor. Jika lubang berukuran besar, maka pengeboran dilakukan bertahap ( kira
kira 5 mm ).

Mengoperasikan Mesin Boring Horizontal dan atau Vertikal


Uraian
16 | P a g e

Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aspek


keselamatan

kerja, menentukan

persyaratan

kerja, melakukan

operasi

bor

dan pemeriksaan komponen untuk kesesuaian terhadap spesifikasi yang digunakan


dilingkungan kerja
Sub Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

PB.OMP.02.A.01

1.1. Mengetahui prosedur keselamatan

Memperhatikan aspek keselamatan kerja


PB.OMP.02.A.02

02.1

Menentukan persyaratan kerja

kerja dan baju pelindung dan kaca


mata pengaman yang dipakai
02.1. Memahami gambar teknik,
penentukan operasi dan pemilihan alat
bantu untuk menghasilkan komponen
yang spesifik menggunakan Organisasi
Standar

Internasional

atau

prosedur

operasi standar.
02.2

02.2. Parameter-parameter pemotong


ditentukan.
03.1.
Operasi-operasi

PB.OMP.02.A.03
Melakukan operasi bor

horizontal

dan

vertical

mengebor
dilaksanakan

termasuk mengebor lurus, konus, facing,


memperbesar lubang, membuat lubang,
mereamer sesuai spesifikasi gambar
Komponen diperiksa terhadap spesifikasi

PB.OMP.02.A.04
Pemeriksaan

komponen

kesesuaian terhadap spesifikasi

untukmenggunakan

teknik,

alat-alat,

dan

peraltan yang tepat.

BAB III
OPERATOR MENARA MESIN DRILL

17 | P a g e

Standard Operating Procedure (SOP) Kementrian Tenaga Kerja dan


Transmigrasi
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia telah menetapkan standar
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang operator menara mesin bor,
sebagaimana berikut :
Dasar Pelatihan :
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 20 tahun 2008 tentang
Pemberlakuan Standard Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia di Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara Wajib.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.241/MEN/V/2007
tentang Penetapan Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Minyak
Dan Gas Bumi Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Hulu Bidang
Pengeboran Sub Bidang Peneboran Darat
Abstraksi :
Perusahaan yang maju adalah perusahaan yang didukung oleh Sumber Daya
Manusia yang berkualitas. Dalam sebuah perusahaan minyak dan gas yang padat
modal dan beresiko tinggi dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai
kompetensi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia
Tenaga Teknik Khusus Migas (TTK MIGAS) untuk bidang bidang tertentu, salah
satunya bidang Pemboran.
Pemboran minyak dan gas bumi serta panas bumi merupakan kegiatan yang
padat modal, padat teknologi dan berisiko tinggi. Untuk menangani pekerjaan ini
diperlukan tenaga yang mempunyai kompetensi dengan standar minimal sesuai
yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia Kompetensi Tenaga Teknik
Khusus Migas (TTK MIGAS) Bidang Pemboran.
Seorang pekerja di bidang pemboran, untuk dapat mencapai tingkat jabatan
sesuai dengan yang telah ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia kompetensi
tenaga teknik khusus migas bidang pemboran, dapat diperoleh dengan melalui jalur
pengalaman keria, namun diperlukan waktu yang cukup lama. Untuk mempercepat
waktu ini bisa ditempuh cara lain ialah memakai jalur pendidikan dan pelatihan.

18 | P a g e

Operator Menara Bor (OMB II) atau disebut Derrickman.


Kompetensi Umum :

Melaksanakan persyaratan kesehatan keselamatan kerja dan lindungan


lingkungan di tempat kerja pengeboran.

Melaksanakan pembinaan kerja sama

Melaksanakan pencegahan, pemadaman kebakaran

Menyesuaikan diri dalam hal menagani bahan kimia berbahaya dan melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan

Kompetensi Inti :

Mengerjakan cabut masuk pipa

Membantu pelaksanaan penurunan rangkaian pipa selubung (casing) dan


penyemenan

Mengerjakan kegiatan operasi penyelesaian sumur (well completion).

Mengerjakan rig-up dan rig-down

Melaksanakan bongkar pasang pencegah semburan liar

Melaksanakan pencegahan semburan liar

Melaksanakan pemeliharaan peralatan putar

Membantu perawatan lumpur.

Mengoperasikan pompa lumpur.

Kompetensi Khusus :

Mengerjakan pencegahan bahaya Hydrogen sulfide.

Membantu operasi pemancingan

Uraian Tugas

Membantu dan menerima perintah dari Juru Bor.

Membantu pembongkaran, transportasi, serta pemasangan kembali rig.

Bertanggung jawab pengoperasian pompa lumpur pemboran.

Mengatur penempatan pipa bor serta pemasangan elevator pada pipa bor
pada saat operasi cabut atau masuk pipa

Unjuk Kerja :
Pengetahuan :
19 | P a g e

Mempunyai pengetahuan dasar tentang geologi dan produksi.

Mengetahui spesifikasi pipa bor dan perawatannya.

Mengetahui

spesifikasi

pipa

casing

dan

persiapan

serta

prosedur

memasukkan pipa casing.

Mengetahui material lumpur, pembuatan, perawatan serta pengukurannya.

Mengetahui sebab serta tanda tanda terjadinya hambatan dalam pemboran.

Mengetahui fungsi, jenis, operasi serta perawatan pompa lumpur.

Mengerti teknik pemancingan dalam pemboran.

Mengerti operasi dan perawatan alat angkat, alat pemutar, alat pencegah
semburan liar.

Mengerti fungsi dan jenis pelumas dan sistem pelumasan.

Mempunyai pengetahuan dasar tentang keselamatan kerja di pemboran di


darat.

Ketrampilan :

Melakukan pelumasan dan perawatan rutin peralatan pemboran

Melakukan penggantian peralatan yang aus

Melakukan penggeseran / pemotongan kabel

Mengoperasikan peralatan sirkulasi

Melakukan operasi cabut / masuk pipa bor, casing, tubing

Praktek :

Melakukan pelumasan dan perawatan rutin peralatan pemboran.

Melakukan penggantian peralatan yang aus.

Melakukan penggeseran / pemotongan kabel.

Mengoperasikan peralatan sirkulasi.

Melakukan operasi cabut / masuk pipa bor, casing, tubing.

Standard Operating Procedure (SOP) Drill Press dari UCLA Engineering:


DRILL PRESS
STANDARD OPERATING PROCEDURE S.O.P

Know the location of start and stop switches or buttons and keep the drill
press table free of tools and other materials.
20 | P a g e

Use only properly sharpened drill bits, sockets and chucks in good condition.
Remove dull drill bits, battered tangs, or sockets from service.

Do not remove by hand metal or wood chips from the table or stock. Use
brushes or other tools to properly remove chips.

Do not attempt to oil the machine or make adjustments to the work while the
drill press is in motion.

Do not insert a drill chuck key into the chuck until the power is shut off and the
machine has come to a complete stop.

All belts and pulleys must be guarded; if frayed belts or pulleys are observed,
the drill press must be taken out of service and the belts or pulleys must be
replaced.

All stock must be properly secured with a vise or clamps prior to a machining
process.

If the stock slips in the vise or clamp, the operator must not attempt to hold
the work with his/her hand or try to tighten the vise/clamp while the machine is in
motion. Shutdown the power to the machine prior to re-tightening the loose stock.

Use the correct speed and drill for the type of stock being machined.

Use the appropriate bit for the stock being machined. Bits with feed screw or
extremely long bits should not be used.

The drill bit should be mounted the full depth and in the center of the chuck.

Position the table and adjust the feed stroke eliminating the possibility of the
bit striking the table.

Feed the bit smoothly into the work. If the hole being drilled is deep, withdraw
the bit frequently to remove shaving on the bit.

Never attempt to remove a broken drill with a center punch or hammer.

When an operator has finished working on the drill press, and before leaving
the drill press for any reason, the power must be shut off and the machine must
come to a complete stop.

When an operator observes an unsafe condition on the drill press, or stock


that is being worked on, they must report it immediately to the Supervisor and the
press will be taken out of service until the problem has been corrected.

21 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
Dasuha Poerba, 2011, Teknik Pemboran,
http://reallifedasuha.blogspot.com/2011/02/real-life.html, diakses pada tanggal 2
Desember 2013.
Admin2, 2013, Pemboran (Drilling) Tingkat Operator Menara Bor (MIGAS),
http://infotrainingcenter.com/2013/07/27/pemboran-drilling-tingkat-operator-menarabor-migas/, diakses pada tanggal 2 Desember 2013.
Fuadul Behri, 2011, Mining Engineering, http://miningunmul.blogspot.com/,
diakses pada tanggal 2 Desember 2013
M.ST, Petrus, 2011, Pengeboran (Drilling), http://petergocivilengineering.blogspot.com/2011/08/pengeboran-drilling.html, diakses pada
tanggal 2 Desember 2013
UCLA, 2013, Standard Operating Procedure (SOP) Drill Press,
http://www.seasshops.ucla.edu/services/student-faculty-shop/standard-operatingprocedure-sop-drill-press, diakses pada tanggal 4 Desember 2013

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai