Jenis Aktivitas
Jenis Kegiatan
Hunian
Tempat hunian
Komersil
Kegiatan
perdagangan
yang
terdiri
dari jual beli
barang dan jasa
Utama
Peribadatan
Beribadah
Rekreasi
Tempat
Rekreasi
Penunjang
Karakteristik
Ruang
Mudah dalam
menjangkau
fasilitas
penunjang dan
fasilitas
pelayanan
Aksesibilitas
tinggi, ramai,
bising
dan
strategis
Mudah
dijangkau,
tenang
dan
nyaman
Aksesibilitas
tinggi, ramai,
bising
dan
Jenis Ruang
Pengguna
Rumah Tunggal
Penduduk
Ruko
Toko)
Penduduk
(Rumah
Pasar
Penduduk
Klenteng
Penduduk
Museum
Penduduk
strategis
Pelayanan
Keamanan
Menjaga
keamanan
lokasi
perancangan
Strategis dan
berada
pada
main entrance
lokasi
perancangan
Pos Keamanan
Penduduk
untuk menjaga keamanan mengingat bahwa sebagian besar penggunaan lahan adalah
perdagangan dan permukiman. Pos keamanan tersebut terdapat pada main entrance dan site
entrance pada lokasi perancangan.
Selanjutnya akan dilakukan analisis karakteristik pengguna, dimana merupakan jumlah
dan jenis pengguna yang akan diwadahi dalam lokasi perancangan. Jumlah pengguna tersebut
dihitung berdasarkan Carrying Capacity, jumlah tersebut merupakan kapasitas maksimum
pengguna yang dapat diwadahi dalam lokasi perancangan.Namun dari Carrying Capacity
tersebut, jumlah pengguna yang digunakan adalah sebesar 3200 jiwa berdasarkan asumsi
penduduk eksisting yang ada pada lokasi perancangan
Carrying Capacity
Fungsi Terbangun
(70%)
Luas Lokasi
Perancangan
Ruang Terbangun
(100%)
9.03 ha
12.9 ha
12.9 ha
Sirkulasi (30%)
129,000 / 10m2
12,900 jiwa
Asumsi sebesar
3200 jiwa
3.87 ha
Gambar 5.1
Analisis Karakteristik Pengguna pada Lokasi Perancangan
Dari bagan tersebut terlihat analisis karakteristik pengguna pada lokasi perancangan
yang meliputi sebagian Kawasan Pecinan dengan luas sebesar 12.9 hektar, dengan kapasitas
ruang terbangun sebesar 100%. Nilai tersebut merupakan kondisi eksiting pada lokasi
perancangan mengingat bahwa seluruh kawasan merupakan kawasan terbangun, baik itu
berupa ruko, rumah dan ataupun klenteng. Ruko-ruko yang ada juga bermacam jenisnya, mulai
dari tekstil, bank, rumah makan, salon dan lain sebagainya.
Tabel V.3
Perhitungan Carrying Capacity dan Analisis Pengguna pada Lokasi Perancangan
Fungsi Ruang
Persentase (%)
Luas
Satuan
129,000
m2
129,000
90,300
m2
38,700
12,900
jiwa
m2
75 unit
2,400
Rumah Toko
725 unit
87,000
m2
Jumlah Rumah
800 unit
89,400
Asumsi
Penduduk
m2
3,200
jiwa
3,200
jiwa
5.2
Kelomp
ok
Aktivita
s
Jenis
Ruang
Penggu
na
Jumlah
Penggu
na
Standa
r
(jiwa/
m2)
Rumah
Tunggal
Pendud
uk
3200
jiwa
4 jiwa/
4x8 m2
Ruko
Pendud
uk
3200
jiwa
4 jiwa/
5X20
m2
Pasar
Pendud
uk
3200
jiwa
Klenteng 1
Pendud
uk
3200
jiwa
290 m2
Klenteng 2
Pendud
uk
3200
jiwa
153 m2
Klenteng 3
Pendud
uk
3200
jiwa
66 m2
Rekreasi
Museum
Pendud
uk
3200
jiwa
12x20
m2
Keamana
n
Pos
Keamanan
Pendud
uk
3200
jiwa
4x3 m2
Jenis
Aktivita
s
Sumbe
r
Juml
ah
(unit
)
Luas
(m2)
Ket
75
2,40
0
Eksisti
ng
725
87,0
00
Eksisti
ng
139
Eksisti
ng
290
Eksisti
ng
153
Eksisti
ng
66
Eksisti
ng
240
Renca
na
12
Eksisti
ng
Aktivitas Utama
Hunian
Utama
Komersil
Kondisi
Eksisti
ng
Kondisi
Eksisti
ng
Kondisi
Eksisti
ng
Aktivitas Penunjang
Peribada
tan
Penunja
ng
Pelayan
an
Kondisi
Eksisti
ng
Kondisi
Eksisti
ng
Kondisi
Eksisti
ng
Best
Practic
e China
Town
Singap
ore
Kondisi
Eksisti
ng
90,300 m2
Luas Sirkulasi
38,700 m2
129,000 m2
129,000 m2
Permukiman
Perdagangan
Peribadatan
Rekreasi
Keamanan
Ada Hubungan
Tidak Ada Hubungan
Permukiman sebagai aktivitas utama memiliki keterkaitan atau hubungan erat dengan
aktivitas lain seperti perdagangan, peribadatan, rekreasi dan aktivitas pelayanan seperti
keamanan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat yang bermukim membutuhkan adanya
aktivitas penunjang dan pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Perdagangan yang
juga sebagai aktivitas utama pada lokasi perancangan memiliki hubungan yang sangat erat
dengan persampahan karena aktivitas perdagangan dan jasa dapat menimbulkan sampah setiap
harinya. Selain dengan persampahan, permukiman, rekreasi dan keamanan juga memiliki
hubungan yang erat dengan perdagangan.
5.3
SIDE ENTRANCE
PERMUKIMAN
KLENTENG
PERMUKIMAN
PERMUKIMAN
RUKO
RUKO
RUKO
RUKO
PERMUKIMAN
KLENTENG
KLENTENG
PERMUKIMAN
MUSEUM
(SARANA
REKREASI)
PASAR
KEAMANA
N
POS OJEK/BECAK
MAIN ENTRANCE
Wilayah studi perancangan yaitu kawasan pecinan Semarang terletak di Kelurahan Kranggan yang
merupakan Bagian Wilayah Kota (BWK) I blok 1.2, seperti yang disebut pada Rencana Detail Tata
Ruang Kota-Kota Semarang BWK I Tahun 2011-2031, yang diperuntukkan pemukiman,
perdagangan dan jasa, dan cagar budaya. Kawasan pecianan Semarang ini merupakan kawasan
cagar budaya yang diperkuat dengan adanya SK Wali Kota Semarang No. 464/50/1992. Dengan
adanya kawasan cagar budaya ini, diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik wisata Kota
Semarang. Sehingga diharapkan dapat menambah pendapatan Kota Semarang dari sektor
pariwisatanya.
Kawasan pecianan ini akan direncanakan dengan konsep smart city tetapi tetap mempertahankan
nilai-nilai sejarah yang ada di dalamnya. Oleh karena hal tersebut, maka keaslian nilai-nila sejarah
yang ada pada bangunan, lingkungan dan suasana pecianan akan tetap dipertahankan untuk
menjaga warisan budaya.
5.2.2
Analisis Lingkungan
Analisis dilakukan untuk menentukan kecocokan tata letak zoning tapak terhadap fungsi-fungsi penggunaan ruang di sekitarnya. Analisis ini
berfungsi sebagai pertimbangan dalam penentuan zoning kawasan yang dilihat dari faktor eksternal tapak yang direncanakan.
Analisis Lingkungan
Data
Respon
Kawasan Pasar Johar/
Perdagangan
Kawasan
Perdagangan (Toko
Emas Wahid Hasyim)
Deretan Perdagangan
dan Jasa (Jl. Gg. Pinggir)
Permukiman
Analisis Lingkungan
Data
Di sekitar wilayah studi kawasan Pecinanan adalah kawasan perdagangan dan jasa. Di
bagian utara wilayah studi kawasan pecinan merupakan kawasan pasar Johar Semarang.
Sedangkan bagian barat wilayah studi merupakan campuran antara deretan ruko yang
mayoritas adalah toko emas yang ada di Jalan K.H. Wahid Hasyim dan permukiman di
Kelurahan Kranggan. Bagian selatan wilayah studi mikro merupakan deretan ruko dan
perkantoran dan bagian timur merupakan deretan juga ruko.
5.2.3
Respon
Kawasan perdagangan dan jasa adalah kawasan yang
berfungsi sebagai area public, zona ini merupakan zona yang
produktif, dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa.
Karena zona komersil cenderung ramai maka tidak cocok jika
berdekatan dengan sekolah yang membutuhkan ketenangan.
Zona pemukiman cocok dikembangkan pada kawasan
yang berada pada area privat, tidak berbatasan dengan pusat
perbelanjaan dan area lain yang berfungsi sebagai area publik.
Analisis Topografi
Analisis topografi berfungsi untuk menentukan pengembangan penggunaan ruang untuk kegiatan yang sifatnya terbangun maupun non
terbangun. Analisis topografi ini dilihat dari kontur kawasan pecinan. Untuk kontur rapat, cocok dikembangkan sebagai zona non terbangun dan
kontur renggang cocok digunakan untuk zona terbangun. Namun, pada wilayah studi ini yaitu kawasan pecinan Semarang merupakan dataran,
sehingga hanya memiliki kontur yang renggang.
Data
Analisis Topografi
Respon
Analisis Topografi
Respon
Data
Kontur Interval 2 m
5.2.4
Analisis Kebisingan
Analisis Kebisingan
Data
Respon
Analisis Kebisingan
Data
truk barang yang bongkar muat di zona tersebut.
Zona Bising Sedang
Merupakan jalan lingkungan, namun kendaraan yang berlalu lalang masih cukup banyak seperti
mobil dan motor dari pegawai dari perkantoran (banyak bank) yang ada Jalan Gang Besen dan
Gang Tengah.
Zona Bising Rendah
Merupakan jalan lokal dan jalan lingkungan, namun masih banyak kendaraan beroda empat yang
melewati jalan di zona tersebut. Karena jalan lokal dan lingkungan tersebut merupakan jalan
pintas untuk ke jalan utama. Daripada memutar terlalu jauh karena jalan satu arah di kawasan
pecinan, banyak masyarakat yang menggunakan jalan pintas tersebut.
5.2.5
Data
Analisis Aksesibilitas
Analisis Aksesibilitas
Respon
Respon
cocok dikembangkan sebagai fungsi perdagangan, jasa dan
komersil lainnya. Pada kondisi eksisting pun, kawasan
tersebut adalah deretan ruko, perkantoran, dan bank.
Zona kegiatan privat
Zona kegiatan privat merupakan zona yang membutuhkan
karakter ruang dengan tingkat kebisingan rendah, sehingga
dapat dikembangkan sebagai fungsi hunian. Kondisi
eksisting, bangunan pada gang-gang kecil (Gang Cilik, Gang
Baru, Gang Blakang) di kawasan pecianan memiliki fungsi
hunian.
Data
Zona akses tinggi
Analisis Aksesibilitas
Respon
Zona kegiatan publik
Merupakan jalan lokal yang memiliki volume kendaraan yang tinggi, yaitu
Jalan Beteng di sebelah barat wilaya, sedangkan bagian selatan adalah
Jalan Wotgandul dan bagian utara adalah Gang Warung. Untuk jalan
lingkungan yang memiliki akses tinggi adalah Gang Pinggir, Gang Besen
dan Gang Tengah. Hal tersebut dikarenakan jalan tersebut terdapat
deretan ruko dan perkantoran
Zona akses rendah
Pada zona akses rendah ini, dilewati oleh jalan lingkungan. Pada wilayah
studi kawasan pecianan ini, merupakan Jalan Gang Cilik, Jalan Gang Baru,
Jalan Blakang dan Jalan Gang Gambiran.
5.2.6
Analisis Drainase
Analisis Drainase
DATA
RESPON
5.1.1
Analisis Vegetasi
Analisis Vegetasi
Data
1.
Tidak adanya ruang terbuka hijau berupa taman bermani maupun hutan
kota
Tidak adanya jalur hijau kawasan sebagai peneduh pejalan kaki
Respon
5.1.2
Analisis View
Analisis View
Data
Respon
2
2
View From Site: Jembatan kebon dalem dan Kali Semarang dan
lingkungan pasar johar
5.1.3
Respon
Sumbu Ideal: merupakan garis perpotongan antara jalur lintasan matahari dan jalur
arah angina dimana sumbu ideal merupakan sumbu untuk menentukan arah
orientasi bangunan pada suatu tapak.
Orientasi Bangunan Sejajar Dengan Sumbu Ideal: bangunan yang sesuai dengan
sumbu ideal maka mendapat pencahayaan yang cukup dan juga mengurangi resiko
terkena terpaan angina yang kencang.
5.1.4
Zoning Kawasan
ZONING KAWASAN
Zona permukiman cocok dikembangkan di kawasan yang tingkat kebisingannya rendah, yaitu
tidak di dekat jalan utama karena hunian merupakan area privat
Zona pedagangan jasa (komersial) akan dibangun disepanjang jalan utama yang sifatnya adalah
area publik
Iinf = S x A
0,0011 x 129.000 m2
d) OS =
142 liter/menit
2,3
1,37
2,3 liter/detik
1,67 Ha
b)
Qinf = C x I x A
e)
10-8
m/detik
17,8 liter/detik
c)
Q1Ha =
KDB =
100%
11,23 100%
12,9
87% 90%
1 17,8
12,9
1,37 liter/detik/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, KDB wilayah perancangan adalah 90% yang artinya total luasan yang dapat dibangun adalah
sebesar 11,61 Ha. Luasan tersebut tidak sesuai dengan kondisi eksisting karena saat ini luasan lahan terbangun yang sudah mencapai
100%. Lahan terbangun yang dimaksud berupa bangunan permukiman dan fasilitas serta jaringan prasarana.
B. Perhitungan Ketinggian Bangunan
FAR =
12,9
90% 12,9
1,11
Nilai FAR yang telah didapat tersebut kemudian disesuaikan dengan grafik LUI sehingga diketahui bahwa maksimal pada kawasan
perancangan dibangun bangunan 6 lantai, atau ketinggiannya 24 meter. Namun karena di wilayah perancangan umumnya ketinggian
bangunan hanya 2-3 lantai berkisar 6-12 meter, dan karena sifat ketinggian bangunan merupakan salah satu ciri dari kawasan pecinan
maka ketinggian bangunan tersebut akan dipertahankan
08
8 14
36
>40
>8
14 40
68
Karena Kawasan Pecinan merupakan kawasan konservasi, maka jarak antar bangunan di Kawasan Pecinan tidak sesuai dengan
ketentuan diatas namun jarak antar bangunan berdempetan sesuai dengan ciri khas Kawasan Pecinan sebagai kawasan sejarah etnis
Tionghoa yang terdiri dari bangunan-bangunan lama khas Tionghoa.
Perhitungan GSB akan dilakukan pada titik pertemuan antara jalan kolektor sekunder dengan jalan lokal.
Lebar
Jalan
km/jam
mil/jam
Kolektor Sekunder
8m
40
25
Lokal
3m
20
12,5
Hierarki Jalan
Kecepatan
Kendaraan
Lebar
Bahu
Jalan
Ta = 1,22
Tb = 0,90
Da = 0,063 (Va)2 + 1,47 (ta) (Va) + 16
= 0,063 (25) 2 + 1,47 (1,22) (25) + 16
= 100,21 feet
= 30,552 m
Vb = (Db-16) (Va)/Da
12,5 = (Db-16) (25)/100,21
12,5 = (Db-16) x 0,25
Db = 66 feet
= 20,121 m
Mencari a2 -> b2 = 0
Db = a (Da)
Da-b
(a1 + a2) (Da)
Da - (b1 + b2)
a2 = 5,13 m
Mencari b2 -> a2 = 0
Db = a (Da)
Da-b
(a1 + a2) (Da)
Da - (b1 + b2)
20,121 = (4 + 0) (30,552)
30,552 (1,5 + b2)
b2 = 22,98 m
Respon
B. Compatibility
Data
Respon
C. View
Data
Respon
D. Identity
Data
Identity merupakan kesan dari satu objek yang dapat menjadi ciri
satu kawasan. Unsur yang sering kali dikaitkan dengan identik
adalahlandmark yang dapat menjadi penanda satu kawasan.
Landmark dapat berupa gerbang, persimpangan, tugu, dll yang
digunakan sebagai ikon satu kawasan.
Identity yang ada di kawasan pecinan berupa gerbang pecinan yang
sekaligus menjadi main entrance. Selain itu identity dari kawasan ini
juga dapat berupa klenteng-klenteng yang menjadi ciri khas
kawasan pecinan
Respon
E. Sense
Data
Respon
Gambar perdagangan
F.
Livability
Data
Kenyamanan untuk tinggal masih kurang pada saat ini, hal ini
dikarenakan kesan kumuh yang terlihat pada kampung pecinan
terutama yang terletak di sebelah sungai, selain itu banyak gedung
kuno yang tidak terawat karena sudah banyak ditinggalkan.
Oleh karena itu kami berusaha untuk memperbaiki kawasan
pecinan supaya bisa kembali nyaman untuk ditinggali dengan
menerapkan konsep desa wisata.
Berkaitan dengan hal diatas, jumlah fasilitas pemenuhan kebutuhan
jumlahnya akan disesuaikan kembali aren selain kawasan pecinan
digunakan sebagai mukiman, perdagangan dan jasa serta digunakan
sebagai lokasi desa wisata.
Respon
Permukiman
Perdagangan dan Jasa
Klenteng
Fasilitas dan kawasan
perkantoran
Respon
Jaringan jalan yang akan direncanakan secara garis besar sama tetapi
akan ditambah jaringan jalan baru tetapi jalan Gang Waroeng akan
dipertahankan karena digunakan untuk perdangan dan jasa.
B. Nodes
Data
Respon
C. Edges
Data
Respon
Edges adalah batasan dari suatu wilayah dapat berbentuk jaringan
jalan maupun garis batas seperti trotoar ataupun median jalan. Edges
yang digunakan dianalisis ini berbentuk jaringan jalan. Edges yang
direncanakan tidak berbeda dengan bentuk aslinya karena akan tetap
mempertahankan bentuk asli dari kawasan pecinan.
D. Landmark
Data
Respon
Tema yang dipakai adalah heritage smart city. Maka landmark yang
berupa klenteng akan dipertahankan karena memiliki nilai budaya
dalam kawasan Pecinan.
E. District
Data
Respon
Kawasan Pecinan sangat terkenal dengan waroeng semawis yang
merupakan salah satu daya tarik terkuat masyarakat untuk datang ke
daerah Pecinan. Waroeng semawis juga adalah semacam event
mingguan yang hanya ada pada tiap akhir pekan yang berisi jajanan
makanan jalanan dan penjualan barang-barang, waroeng semawis
memiliki nilai budaya etnis tiong hoa yang kuat maka cocok untuk
dipertahankan sesuai dengan tema yang diambil yaitu heritage smart
cities.
5.5
5.4.1
Respon
5.4.2
5.4.3
Respon
Keberadaan ruang parkir khusus, baik itu parkir on street ataupun off
street sangat dibutuhkan di lokasi perancangan ini. Pada
perencanaannya di lokasi perancangan ini akan dialokasikan parkir
umum yang dekat dengan pusat perdagangan dan jasa dengan tipe
parkir on street
Respon
5.4.5
Respon
5.4.6
Respon
Perancangan wilayah studi untuk pendukung aktivitas, seperti
contohnya aktivitas perdagangan dan jasa serta fasilitas
pendukungnya akan dijadikan dalam satu zona.
5.4.7
Data
Penanda (Signage)
Respon
Di lokasi perancangan, setiap sudut akan diberi penunjuk jalan.
Fungsinya agar orang yang melewati jalan tersebut mengetahui
kemana arah tujuan mereka. Hal tersebut juga memudahkan orangorang pendatang atau hanya lewat daerah tersebut. Selain itu juga
pengaturan pemasangan spanduk, baliho, papan iklan, dan papan
nama toko agar mudah diketahui oleh masyarakat dan dilakukan
penataan agar tidak mengganggu fungsi utama jalan.
5.4.8
Preservasi (Preservation)
Data
Respon
Sebagai salah satu kawasan bersejarah dan kawasan wisata di Kota
Semarang, pada lokasi perancangan akan disediakan Museum sebagai
tempat peninggalan sejarah Pecinan dan dilakukan kebijakankebijakan untuk memelihara agar keberadaan klenteng tetap terjaga.
5.6
Respon
Pada perancangan nantinya, kawasan ini akan dihidupkan ruang
terbuka hijau berupa pohon-pohon pinggir jalan dan juga
menggunakan konsep green roof, sehingga bisa mengurangi kesan
panas dan kering pada wilayah ini, selain itu juga akan dibuat sebuah
lahan parkir komunal untuk menyeimbangkan lahan non terbangun
terhadap lahan terbangun.
Sumbu
Data
Pada wilayah studi ini,
gang Benteng dan
Wotgandul berperan
sebagai sumbu-sumbu
lokasi perancangan
Respon
Pada perancangan nantinya sumbu-sumbu ini akan ditingkatkan lagi
aktivitasnya dan meminimalisir adanya kemacetan jalan akibat parkir
sembarangan dengan memberikan penanda-penanda jalan.
Hirarki
Data
Respon
Pada perancangan nantinya hirarki bangunan akan tetap
mempertahankan bentuk dan ketinggian bangunan yang sudah
seimbang.
Irama
Data
Respon
Pada perancangan nantinya akan ditambahkan lampu-lampu jalan yang
memiliki irama yang sama dengan menggunakan panel surya, selain itu
akan diarahkan juga irama berupa lampu jalan yang bernuansa pecinan
Irama pada wilayah studi ini berupa penataan tiang listrik pada
pinggir jalan
Konteks dan Kontras
Data
Respon
Kedua aspek ini nantinya akan tetap dipertahankan dan akan
Aspek konteks pada dilestarikan bangunan-bangunan yang memiliki nilai budaya dan
wilayah studi adalah sebagai titik wisata kebudayaan nantinya
adanya
bangunanbangunan
bernilai
budaya tionghoa yang
masih
beroperasi
sampai sekarang namun
penataan kawasannya
masih kurang maksimal.
Sedangkan aspek kontras pada wilayah studi ini ditunjukkan
oleh keberadaan beberapa bentuk bangunan klenteng terhadap
bangunan-bangunan disekitarnya.