Anda di halaman 1dari 20

Artikel Gastritis:

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus


yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya
penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa yang
disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya
pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya
aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut
tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas
untuk makan (Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu
asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan
berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%),
sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis
bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit
autoimun, radiasi danChrons Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari


bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satusatunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat
menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50%
penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika
dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup
(Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori
Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan
20% dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H.
Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter
pylori ini

mungkin

berdampak

pada

tingginya

kejadian

gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan


angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah
rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala
dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa
tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, perih atau sakit
seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera
makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai
demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups).

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat


semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat
luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan
bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut
penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008
mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan
menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan
yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?


2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?
4. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?
5. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai
tindakan preventif ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung


(gastritis)
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis
4. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk
penderita gastritis
5. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Definisi Gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari


bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang

berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis bukan

merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa


kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan
akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri
yang

dapat

mengakibatkan

borok

di

lambung

yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti


trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa
obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.
Secara histologis dapat dibuktikan dengan inflamasi selsel radang pada daerah tersebut didasarkan pada manifestasi
klinis dapat dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 :
127).
Pada

beberapa

kasus, gastritis dapat

menyebabkan

terjadinya borok (ulcer) dan dapat meningkatkan resiko dari


kanker

lambung.

Akan

tetapi

bagi

banyak

orang, gastritis bukanlah penyakit yang serius dan dapat


segera membaik dengan pengobatan.
Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan
karakteristik adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak
pada epigastrium, nausea, muntah.
Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada
dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa
lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering
ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan
gejala klinis.

Jenis-jenis Gastritis
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar
kasus

merupakan

penyakit yang

ringan

dan

sembuh

sempurna (Hirlan,2001:127). Gastritis akut adalah inflamasi


mukosa lambung akibat diit

sembrono (Brunner dan

Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price


dan M. Wilson (1995) Gastritis superfisial akut merupakan
penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat
sembuh sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal.

b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang
dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Brunner dan
Suddart 2001 : 1062). Sedangkan menurut Hirlan (2001;127),
bahwa Gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang
terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel terutama
terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel
plasma.

2.2

Penyebab Gastritis

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong,


terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga.
Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara
10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan
atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam
keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah
akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang,
lipatan-lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan
secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika
makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot
yang

berada

lambung

pada

(esophageal

sambungan
sphincter)

antara esophagus dan


akan

membuka

dan

membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke


lambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari
lapisan-lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di
lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan
makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar
yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim-enzim dan

asam

lambung)

untuk

lebih

menghancurkan

makanan

tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam
hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun
dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh
mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga
yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga
menyeimbangkan

keasaman

dalam

lambung)

sehingga

terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.


Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini
kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya
dinding lambung.

Beberapa

penyebab

yang

dapat

mengakibatkan

terjadinya gastritis antara lain :


a) Infeksi bakteri
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh
bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan,
namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur

oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang


terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi
pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup
jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang
diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan
penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar
yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan
pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu
adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjarkelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.
Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang
rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan
oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara
sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko
(tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar
orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai
kanker

dan

tidak

mempunyai

gejala gastritis,

hal

ini

mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat


sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang
lain tidak.
b) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti
aspirin,

ibuprofen

dan

naproxen

dapat

menyebabkan

peradangan

pada

lambung

dengan

cara

mengurangi

prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.


Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi
jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian

yang

berlebihan

dapat

mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.


c) Penggunaan alkohol secara berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada
dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan
terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
d) Penggunaan kokain
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dan gastritis.
e) Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma,
luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan
juga borok serta pendarahan pada lambung.
f)

Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi

ketika

sistem

kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam


dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan

secara

bertahap

menipiskan

dinding

lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam


lambung

dan

menganggu

produksi

faktor intrinsic (yaitu

sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12).

Kekurangan

B-12,

akhirnya,

dapat

mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi serius


yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem
dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama
pada orang tua.
g) Faktor-faktor lain
Gastritis sering

juga

dikaitkan

dengan

konsisi

kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan


gagal hati atau ginjal.

2.3

Gejala Gastritis

Walaupun

banyak

kondisi

yang

dapat

menyebabkan gastritis, gejala dan tandatanda penyakit ini


sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala
tersebut antara lain :
a) Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang
dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan
b) Mual

c) Muntah
d) Kehilangan selera
e) Kembung
f)

Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

g) Kehilangan berat badan


Gastritis yang

terjadi

tiba

tiba

(akut)

biasanya

mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian


atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara
bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang
ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak
menyebabkan apapun.
Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada
lambung, tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada
saat

yang

sama

juga

terjadi

borok

pada

lambung.

Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah


darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan
perawatan segera.

2.4

Pengobatan Gastritis

Hampir

setiap

orang

pernah

mengalami

penyakit

pencernaan dan iritasi lambung. Dalam banyak kasus, terjadi


hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis.
Tapi jika terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara
terus menerus selama seminggu atau lebih, segera temui
dokter. Dan pastikan untuk menginformasikan semua yang
anda rasakan terutama bila anda merasakan sakit setelah
meminum obat-obat bebas seperti aspirin atau yang lainnya.
Jika terjadi muntah darah atau terdapat darah dalam
feces, segera temui dokter untuk menemukan penyebabnya.
Terapi
Terapi gastritis sangat bergantung

pada

penyebab

spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya


hidup,

pengobatan

atau,

dalam

kasus

yang

jarang,

pembedahan untuk mengobatinya.


Terapi terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang
dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan
yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar
tipe gastritis,

terapinya

melibatkan

obat-obat

mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :

yang

a. Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat


berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum
dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir
asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat
asam lambung dengan cepat.
b. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi
mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan
merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin
atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang
diproduksi.
c. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk
mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup
pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam.
Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara
menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat
golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole
dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat
kerja H. pylori.
d. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu
untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung
dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate
dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara
teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan
untuk

meminum

obat-obat

golongan

ini. Cytoprotective

agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga


menghambat aktivitas H. pylori.

Terapi terhadap H. Pylori


Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H.
pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari
antibiotik

dan

penghambat

pompa

proton.

Terkadang

ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi


untuk

membunuh

berfungsi

untuk

menyembuhkan

bakteri,

penghambat

meringankan

inflamasi

dan

rasa

pompa

proton

sakit,

mual,

meningkatkan

efektifitas

antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil,
kecepatan

untuk

membunuh H.

pylori sangat

beragam,

bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi


kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada
kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama
(terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga
tampaknya meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan
pemeriksaan

kembali

setelah

terapi

dilaksanakan.

Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua

jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan


sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan
menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau
bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut
sudah hilang

2.5

Pencegahan Gastritis

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah,


berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko
terkena gastritis :
a. Makan

secara

benar.

Hindari

makanan

yang

dapat

mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan


atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana
cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup,
pada waktunya dan lakukan dengan santai.
b. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis

lapisan

mukosa

dalam

lambung

dan

dapat

mengakibatkan peradangan dan pendarahan.


c. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan
pelindung

lambung,

membuat

lambung

lebih

rentan

terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan


asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung
dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah,
terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter
mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti
merokok.
d. Lakukan

olahraga

secara

teratur.

Aerobik

dapat

meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat


menstimulasi

aktifitas

otot

usus

sehingga

membantu

mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.


e. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan
jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan
dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan
kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang
tidak

dapat

dihindari,

maka

kuncinya

adalah

mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang


bernutrisi, istirahat yang cukup, olahraga teratur dan relaksasi
yang cukup.
f.

Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari


penggunaan

AINS,

obat-obat

golongan

ini

akan

menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat

peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti


dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.
g. Ikuti rekomendasi dokter.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari


bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang

berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis bukan

merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa


kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan
akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri
yang

dapat

mengakibatkan

borok

di

lambung

yaitu Helicobacter pylori.


Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini
kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya
dinding

lambung. Gastritis yang

terjadi

tiba-tiba

(akut)

biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian


atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara

bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang


ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak
menyebabkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam
lambung akan mengiritasi mukosa lambung. Sedangkan pada
gastritis

kronik

disebabkan

oleh

bakteri

gram

negatif

Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini ( helicobacter pylori)


menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering
ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala
(asimptomatik).

3.2

Saran
Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari
makanan dan minuman yang masuk ke tubuh agar tidak
terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang lain
yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres
meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang
mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga
dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan
untuk tidak menyepelekan stres tersebut.

Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis,


diharapkan kita lebih berhati-hati terhadap makanan maupun
faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan
lambung.

DAFTAR PUSTAKA

http://lecturef.wordpress.com/2011/03/23/gastritis/, diakses 12
Mei 2013

Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.


Ed: ke-9 . Jakarta:
EGC.Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses
Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai