LBM 1 Semisolid SGD 3 Yusran
LBM 1 Semisolid SGD 3 Yusran
STEP 1
1. Emulgator :
- merupakan komponen dalam emulsi yg berfungsi untuk
menyeimbangkan antara fase pendispersi dengan fase
terdispersi
- suatu zat yg dapat menurunkan tegangan permukaan dari 2
jenis cairan yg tidak tercampur
2. Emulsi
:
- Disperse atau suspense suatu cairan atau xairan lain yang
tidak saling mencampur akan tetapi saling antagonistic.
- Sediaan yg mengandung bahan obat cair atau larutan obat
yg terdispersi dlm larutan pembawa yg distabilkan dengan
surfaktan yg cocok.
- System 2 fase yg terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk
tetesan kecil
STEP 2
1. Apa saja komponen emulsi? Jelaskan? Erin
2. Apa teori terjadinya emulsi? Nanda
3. Sebutkan macam2 emulsi? Nabila
4. Bagaimana emulsi dikatakan stabil? Riana
5. Bagaimana cara menentukan tipe emulsi? Midar
6. Sebut dan jelaskan metode2 pembuatan emulsi? bahri
7. Sebutkan syarat2 emulsi yang baik? Nasrul
8. Sebutkan keuntungan dan kerugian sediaan emulsi? Yusran
9. Sebutkan factor yg mempengaruhi stabilitas suatu emulsi?
Rizki
10.
Sebut dan jelaskan macam2 emulgator? Aulia
11.
Sebut dan jelaskan evaluasi sediaan emulsi? Endah
12.
Sebutkan sifat emulgator yang baik? Ayu
13.
Sebutkan kerusakan atau maslah yang timbul dari
pembuatan emulsi? SGD 3
14.
Sebutkan cara penyimpana sediaan emulsi? Bahri
15.
Sebutkan cara penentuan emulgator? Bahri
16.
Sebutkan alat2 yang digunakan dalam pembuatan
sediaan emulsi? SGD 3
STEP 3
1. Apa saja komponen emulsi? Jelaskan? Erin
- Zat terdispersi: zat yg tercampur oleh zat pendispersi
- Zat pendispersi
: zat yg dicampurkan
- Emulgator
- Zat tambahan
(yusran)
Komponen emulsi
A. Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus
terdapat di dalam emulsi, terdiri atas :
a.
Fase dispersi : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran
kecil di dalam zat cair lainnya.
b.
Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi
sebagai bahan dasar ( bahan pendukung ) emulsi tersebut.
c.
Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
Contoh emulgator :
Gom Arab
: Cara Pembuatan air 1,5 kali bobot GOM
Tragacanth
: Cara Pembuatan air 20 kali bobot tragacanth
Agar-agar
: Cara Pembuatan 1-2% agar-agar yang
digunakan
Condrus
: Cara Pembuatan 1-2% condrus yang
digunakan
CMC-Na
: Cara Pembuatan 1-2% cmc-na yang dihunakan
Emulgator alam
Adeps lanae
Emulgator mineral
Magnesium Aluminuin Silikat ( Veegum ) : Cara Pembuatan
diapaki 1%
Bentonit
: Cara Pembuatan 5% bentonit yang digunakan
Emulgator buatan/sintesis
Tween
: Ester dari sorbitan dengan asam lemak
disamping mengandung ikatan eter dengan oksi etilen, berikut
macam-macam jenis tween :
a. Tween 20 : Polioksi etilen sorbitan monolaurat, cairan
seperti minyak.
b. Tween 40 : Polioksi etilen sorbitan monopalmitat, cairan
seperti minyak.
c. Tween 60 : Polioksi etilen sorbitan monostearat, semi padat
seperti minyak.
d. Tween 80 : Polioksi etilen sorbitan monooleat, cairan seperti
minyak.
Span
: Ester dari sorbitan dengan asam lemak.
Berikut jenis span :
a. Span 20
: Sorbitan monobiurat, cairan
b. Span 40
: Sorbitan monopulmitat, padat seperti malam
c. Span 60
: Sorbitan monooleat, cair seperti minyak
B. Komponen Tambahan yaitu bahan tambahan yang sering
ditambahkan ke dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Misalnya : pewarna, pengaroma, perasa, dan pengawet
DAFTAR PUSTAKA
DITJEN POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Kadis, Sukati, et all, Meracik Obat Lanjutan I, Lembaga
Penerbitan Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang
Lachman, Leon, (1994), Teori dan Praktek Farmasi Industri, UIPress, Jakarta
Martin, Alfred, (1994), Farmasi Fisik, UI-Press, Jakarta
larut dalam air dan ada moelkul yang suka minyak atau
muudah larut dalam minyak.
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua :
a.Kelompok hidrofilik, yaitu bagian emulgator yang suka air.
b.Kelompok lipofilik, yaitu bagian emulgator yang suka
minyak.
Masing-masing kelompok akan bergabung dengan zat cair
yang disenanginya, kelompok hidrofil ke dalam air dan
kelompok lipofil ke dalam minyak. Dengan demikian,
emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat antara minyak
dengan air dengan minyak, antara kedua kelompok tersebut
akan membuat suatu kesetimbangan.
3.Teori film plastik (interfacial film)
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada
batas antara air dengan minyak, sehingga terbentuk lapisan
film yang akan membungkus partikel fase dispers atau fase
internal. Dengan terbungkusnya partikel tersebut, usaha
antar partikel sejenis untuk bergabung menjadi terhalang.
Dengan kata lain, fase dispers menjadi stabil. Untuk
memberikan stabilitas maksimum, syarat emulgator yang
dipakai adalah :
a.Dapat membentuk lapisan film yang kuat tetapi lunak.
b.Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan
partikel fase dispers.
c.Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat
menutup semua partikel dengan segera.
4.Teori lapisan listrik rangkap (electric double layer)
Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang
langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan
bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan
mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan di
depannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel
minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling
http://eprints.undip.ac.id/16676/3/LAPORAN_PENELITIAN.pdf
di akses pada 4 maret 2014 19.06
3.
-
Oral
Topikal
Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak
faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang
dikehendaki. Sediaan yang penggunaannya di kulit dengan
tujuan menghasilkan efek lokal.
Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih
dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir.Contoh : Vit. A diserap cepat melalui jaringan,
bila diinjeksi dalam bentuk emulsi.
(Syamsuni, A. 2006)
Tipe-tipe emulsi
http://eprints.undip.ac.id/16676/3/LAPORAN_PENELITIAN.pdf
di akses pada 4 maret 2014 19.06
Stabilitas Emulsi
DAFTAR PUSTAKA
DITJEN POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Kadis, Sukati, et all, (
), Meracik Obat Lanjutan I, Lembaga
Penerbitan Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang
Lachman, Leon, (1994), Teori dan Praktek Farmasi Industri, UIPress, Jakarta
Martin, Alfred, (1994), Farmasi Fisik, UI-Press, Jakarta
Tim Penyusun, (2003), Penuntun Praktikum Farmasi Fisika,
Laboratorium Farmaseutika, Jurusan Farmasi, Universitas
Hasanuddin, Makassar
Metode botol
~ GOM dimasukkan ke dalam botol + air, dikocok
~ Sedikit demi sedikit minyak ditambahkan sambil terus
dikocok.
(Ansel, Howard. 2005)
DAFTAR PUSTAKA
DITJEN POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Kadis, Sukati, et all, (
), Meracik Obat Lanjutan I,
Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin, Ujung
Pandang
Lachman, Leon, (1994), Teori dan Praktek Farmasi Industri,
UI-Press, Jakarta
Terdapat emulgator
Sediaan emulsi yang baik adalah sediaan emulsi
yang stabil, dikatakan stabil apabila sediaan emulsi tersebut
dapat mempertahankan distribusi yang teratur dari fase
terdispersi dalam jangka waktu yang lama. (R. Voight hal
434)
James,
(1994), Encyclopedia
of
Technology Volume 9, Maral Deck Inc : New York.
Pharmaceutical
Untuk memperoleh emulsi yang stabil perlu diperhatikan faktorfaktor sebagai berikut : (2;12)
Penggunaan zat-zat yang mempertinggi viskositas
Perbandingan opimum dari minyak dan air. Emulsi dengan minyak
2/3-3/4 bagian meskipun disimpan lama tidak akan terpisah
dalam lapisan-lapisan
Penggunaan alat khusus untuk membuat emulsa homogen.
DAFTAR PUSTAKA
DITJEN POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Kadis, Sukati, et all, (
), Meracik Obat Lanjutan I, Lembaga
Penerbitan Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang
Lachman, Leon, (1994), Teori dan Praktek Farmasi Industri, UIPress, Jakarta
Martin, Alfred, (1994), Farmasi Fisik, UI-Press, Jakarta
Tim Penyusun, (2003), Penuntun Praktikum Farmasi Fisika,
Laboratorium Farmaseutika, Jurusan Farmasi, Universitas
Hasanuddin, Makassar
10.
Sebut dan jelaskan macam2 emulgator? Aulia
- Natural : telor ayam (kuningnya), gom arab, adeps lanae
- Sintetis : tween, span
- Mineral : MgAl silicat, bentoid
Berdasarkan kelarutan) :
- larut dalam air (gom arab, trakekan, tween
- Larut dalam minyak (span, kalsium stearat)
Berdasarkan muatan ;
- Anionic ; gom arab, Na stearat
- Kationik : benzalkronium klorida
(nasrul, riana, ayu, midar)
Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
Contoh emulgator :
Gom Arab
: Cara Pembuatan air 1,5 kali bobot GOM
Tragacanth
: Cara Pembuatan air 20 kali bobot
tragacanth
Agar-agar
: Cara Pembuatan 1-2% agar-agar yang
digunakan
Condrus
: Cara Pembuatan 1-2% condrus yang
digunakan
CMC-Na
: Cara Pembuatan 1-2% cmc-na yang
dihunakan
Emulgator alam
Adeps lanae
Emulgator mineral
Bentonit
: Cara Pembuatan 5% bentonit yang
digunakan
Emulgator buatan/sintesis
Tween
: Ester dari sorbitan dengan asam lemak
disamping mengandung ikatan eter dengan oksi etilen,
berikut macam-macam jenis tween :
a. Tween 20 : Polioksi etilen sorbitan monolaurat, cairan
seperti minyak.
b. Tween 40 : Polioksi etilen sorbitan monopalmitat,
cairan seperti minyak.
c. Tween 60 : Polioksi etilen sorbitan monostearat, semi
padat seperti minyak.
d. Tween 80 : Polioksi etilen sorbitan monooleat, cairan
seperti minyak.
Span
: Ester dari sorbitan dengan asam
lemak. Berikut jenis span :
a. Span 20
: Sorbitan monobiurat, cairan
b. Span 40
: Sorbitan monopulmitat, padat seperti
malam
c. Span 60
: Sorbitan monooleat, cair seperti minyak
DAFTAR PUSTAKA
DITJEN POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Kadis, Sukati, et all, (
), Meracik Obat Lanjutan I,
Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin, Ujung
Pandang
Lachman, Leon, (1994), Teori dan Praktek Farmasi Industri,
UI-Press, Jakarta
Martin, Alfred, (1994), Farmasi Fisik, UI-Press, Jakarta
Tim Penyusun, (2003), Penuntun Praktikum Farmasi Fisika,
Laboratorium Farmaseutika, Jurusan Farmasi, Universitas
Hasanuddin, Makassar
11.
Sebut dan jelaskan evaluasi sediaan emulsi? Endah
- Organoleptis (warna, bau, rasa)
- Tipe w/o mudah dioleskan
- Tipe o/w mudah dibilas
- Penentuan viskositas
(nabila, nanda)
Evaluasi Sediaan Emulsi
12.
Sebutkan sifat emulgator yang baik? Ayu
- Menurunkan tegangan antarmuka
- Meningkatkan viskositas
- Dalam jumlah kecil ekeftif
- Tidak mempengaruhi kestabilan fase terdispersi atau dase
pendispersi
- Stabil dalam penyimpanan
(ayu, aulia, nabila, rizki)
Syarat- Syarat emulgator
1. Dapat bercampur dengan bahan lain
2. Tidak mempengaruhi tujuan terapi
3. Stabil, tidak mudah terurai
4. Tidak menimbulkan toksis
Adapun Sifat-sifat Emulgator Yang diinginkan
Beberapa sifat yang dipertimbangkan dari bahan
pengemulsi :
a.
Harus efektif pada permukaan dan mengurangi
tegangan antar muka sampai di bawah 10 dyne/cm.
b.
Harus diabsorbsi cepat di sekitar tetesan terdispersi
sebagai lapisan kental mengadheren yang dapat mencegah
koalesensi
c.
Memberikan tetesan-tetesan yang potensialnya
listriknya cukup sehingga terjadi saling tolak-menolak
d.
Harus meningkatkan viskositas emulsi
e.
Harus efektif pada konsentrasi rendah
f.
Tidak ada bahan pengemulsi yang memenuhi syarat
sifat-sifat ini pada tingkat yang sama, nyatanya tidak semua
emulgator yang baik perlu memiliki sifat di atas. (RPS 18
th : 300)
Sumber :
1. Soetopo. Seno, dkk. 2001. Teori Ilmu Resep. Jakarta
2. Anief. Moh. 2000. Farmasetika. Gajah Mada University
Press : Yogyakarta
3. Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Edisi III. UI Press : Jakarta
4. Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia Edisi III,
Departemen kesehatan RI: Jakarta
5. Dirjen POM, (1995), Farmakope Indonesia Edisi IV,
Departemen kesehatan RI: Jakarta
6. Gennaro, Alfonso R., (2000), Remington: The Science and
Practice of Pharmacy 20th edition, Philadelphia College of
Pharmacy and Science: Philadelphia
7. Jenkins, Glenn L., (1957), Scovilles the Art of
Compounding Nineth edition, The McGraw-Hill Book
Company, Inc: USA
8. Martin, W., (1971), Dispending of Medication 7th edition,
Marck Publishing Company: USA
14.
Sebutkan cara penyimpana sediaan emulsi? Bahri
- Dalam suhu 5 derajar C
- Suhu sejuk 10-15 derajat C
(yusran)
15.
Sebutkan cara penentuan emulgator? Bahri
16.
Sebutkan alat2 yang digunakan dalam pembuatan
sediaan emulsi? SGD 3
-
- pemanas
(ayu, erina,yusran)
STEP 4
Emulsi
Tipe emulsi
Faktor2
komponen
Metode
pembuatan