Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud.
Pembangunan

kesehatan

diselenggarakan

dengan

berdasarkan

pada

perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta


pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan,
antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan keluarga miskin (Dinkes, 2009; h. 1).
Mewujudkan

derajat

kesehatan

masyarakat

adalah

upaya

untuk

meningkatkan keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Derajat


kesehatan yang setingi tingginya dapat dicapai sesuai dengan kondisi dan
situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat. Upaya
kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus
agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam pembangunan dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi (Dinkes, 2009; h. 9).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
pelaksanaan program kesehatan yang direncanakan oleh pemerintah. Menurut
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyebutkan
bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survey (2003-2007) sebesar 228
orang per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009; h. 27).
Jumlah ibu nifas di Jawa Tengah pada tahun 2008 sejumlah 603.049 orang
(Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2008). Jumlah ibu nifas menurut Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal pada tahun 2009 sejumlah 30.240 orang (Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal, 2009).
Angka Kematian Ibu pada tahun 2009 di Jawa tengah sebesar
114/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2009; h. 13) sedangkan pada
tahun tahun 2008 sebesar 114,42/100.000 mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun 2007 tercatat 116,34/100.000 KH (Dinkes Jateng, 2008; h. 13).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Mortalitas di
Kabupaten Tegal tahun 2009 yang dilaporkan oleh puskesmas sebesar
46,7/100.000 kelahiran hidup (14 kasus kematian dari 30.240 kelahiran hidup),
hal ini berarti mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu
91,38/100.000 kelahiran hidup. Kematian maternal disebabkan perdarahan
(20,83%), infeksi (8,33%), eklampsia (20,83%) dan lain-lain (50%) yaitu oedema
paru, emboli air ketuban, TB paru (Dinkes Tegal, 2009; h. 4).
Jumlah rekap ibu nifas di Kecamatan Bumijawa sejumlah 2.116 orang
masalah yang berkaitan dengan masa nifas diantaranya perdarahan sejumlah
27 orang (1,28%), infeksi laserasi 13 orang (0,6%) dan lain-lain 51 orang (2,4%)
(Data Puskesmas Bumijawa, 2009).
Kejadian kematian maternal paling banyak adalah pada waktu nifas
sebesar 45,16%, disusul kemudian pada waktu bersalin sebesar 31,24%,
dan

pada waktu

hamil sebesar

23,50%.

Penyebab

kematian

adalah

perdarahan sebesar 27,87%, eklamsi sebesar 23,27%, infeksi sebesar 5,2%,


dan lain-lain sebesar 43,18%. Dari hasil penelitian sustini (2001) didapatkan dari
6-23% penderita infeksi nifas 5-10% mengalami kematian. Infeksi nifas dapat
dicegah jika dilakukan pola hidup sehat pada masa nifas (Dinkes Jateng, 2009;
h. 13).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai


alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Eny dkk, 2009; h. 2).
Perawatan masa nifas merupakan suatu yang penting baik untuk ibu
maupun bayinya karena bisa mengatasi komplikasi yang timbul pasca
persalinan dan untuk memberikan informasi penting kepada ibu tentang cara
merawat diri dan bayinya (SDKI, 2007; h. 145).
Pada masa nifas merupakan masa pemulihan yaitu meliputi tiga tahap
yaitu masa pemulihan dimana saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalanjalan, masa pemulihan menyeluruh dari organ-organ genital dan waktu
pemulihan yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna. Untuk dapat
membantu melewati masa transisi ini dengan nyaman maka ibu nifas harus
berperilaku hidup sehat yaitu dengan memenuhi kebutuhan nifas (Suherni dkk,
2009; h. 2).
Kebutuhan dasar masa nifas perawatan kebersihan diri, gizi, ambulasi
dini, eliminasi, istirahat, seksual, latihan senam nifas, laktasi dan keluarga
berencana (Eny dkk, 2009; h. 97).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan
Desember 2010 di Desa Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal pada
10 ibu nifas, didapatkan 6 ibu nifas (60%) tidak mengetahui tentang kebutuhan
masa nifas dan yang melakukan perilaku hidup sehat masa nifas 5 orang ibu
nifas (50%), ibu nifas hanya mengetahui bahwa kebutuhan ibu nifas sama
seperti kebutuhan pada waktu sebelum melahirkan.
Pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan ibu nifas akan mempengaruhi
sikap dan perilaku hidup sehat ibu nifas, hal ini sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2003; h. 144) bahwa pengetahuan merupakan domain yang


sangat penting terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata prilaku dengan didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada prilaku dengan tidak didasari oleh pengetahuan.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya masalah yang berkaitan
dengan masa nifas adalah karena rendahnya pengetahuan ibu nifas tentang
kebutuhan ibu masa nifas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian

dengan

judul

Hubungan Tingkat

Pengetahuan

Ibu

Tentang

Kebutuhan Masa Nifas dengan Perilaku Hidup Sehat Saat Masa Nifas di Desa
Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2011.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan
masa nifas dengan perilaku hidup sehat saat masa nifas di Desa Bumijawa
Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2012?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
kebutuhan masa nifas dengan perilaku hidup sehat saat masa nifas di Desa
Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2012
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan masa
nifas di Desa Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun
2012

b. Untuk mengetahui perilaku hidup sehat masa nifas di Desa Bumijawa


Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2012
c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
kebutuhan masa nifas dengan perilaku hidup sehat saat masa nifas di
Desa Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2012

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat
maupun kader khususnya ibu nifas tentang kebutuhan masa nifas dengan
perilaku hidup sehat saat masa nifas.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan masa nifas dengan perilaku hidup
sehat saat masa nifas.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penelitian lanjutan.
4. Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan bidan lainnya
dalam memberi pelayanan khususnya pendidikan kesehatan tentang
kebutuhan masa nifas dengan perilaku hidup sehat saat masa nifas.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang sama tetapi dengan variabel yang berbeda telah dilakukan
oleh Saidah dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Masa
Nifas di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon tahun 2009 dengan objek
penelitian ibu nifas

tentang pengetahuan kebutuhan masa nifas. Jenis

penelitiannya adalah deskriptif dengan hasil sebagain besar (51%) mempunyai


pengetahuan cukup.
Pada penelitian yang sekarang, objek penelitiannya adalah ibu nifas yaitu
tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan masa
nifas dengan perilaku hidup sehat saat masa nifas di Desa Bumijawa
Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Jenis penelitian survei analisis dengan
design observasi pendekatan cross sectional.

Anda mungkin juga menyukai