Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Masyarakat di era modern seperti sekarang ini adalah masyarakat yang
cerdas. Mereka bisa mendapatkan informasi-informasi dengan mudah lewat
berbagai media untuk memperkaya pengetahuan mereka. Rasa ingin tahu
mereka yang tinggi menbuat mereka giat mencari informasi tertentu, baik itu
informasi yang bersifat umum maupun informasi yang bersifat khusus. Banyak
dari mereka yang juga giat mencari informasi seputar masalah-masalah
kesehatan.Dengan

kondisi

informasi-informasi

masyarakat

seputar

yang

kesehatan,

cerdas

seorang

dan

dokter

kritis

terhadap

haruslah

lebih

memperhatikan cara kerja mereka. Disinilah kaidah-kaidah dasar bioetik perlu


diperhatikan dan diterapkan. Kaidah bioetik adalah hal paling dasar yang harus
dikuasai oleh seorang dokter karena dari sanalah seorang dokter belajar
bagaimana berperilaku sesuai dengan etika kedokteran.
Etika telah menjadi suatu bagian dari dunia kedokteran yang cukup
pesat perkembanganya dalam 3 dekade terakhir dan pertimbangan etika
menjadi

perhatian utama

dalam

pelaksanaan

profesi ini seringkali dijumpai konflik

profesi

kedokteran.

Dalam

antara dokter dan pasien yang tidak

dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah etika. Dalam hal seperti ini maka
kaidah-kaidah hukum dapat diberlakukan, sehingga pembicaraan tidak dapat
dilepaskan dari masalah hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang yang terlibat
dalam permasalahan tersebut.
Perkembangan yang pesat dalam ilmu kedokteran dan biologi dan permasalahan
yang

mengiringinya

semakin

kompleks

membuat

kajian

tentang

etika

kedokteran yang membicarakan tentang bidang medis dan profesi kedokteran


saja tidak cukup sehingga dikembangkan bioetika atau disebut juga etika
biomedis.
Dengan menerapkan kaidah bioetik secara benar, masyarakat akan lebih
percaya terhadap dokter dan terhadap segala kinerja medis yang dilakukan oleh
seorang dokter. Pada makalah saya kali ini, saya akan membahas kaidah-kaidah
dasar bioetik yang disampaikan secara tersirat melalui beberapa kasus dibawah
ini.
II. 2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa menjadi
lebih mengerti dan memahami tentang kaidah-kaidah dasar bioetik., dimana di
dalamnya terdapat prinsip-prinsip etik seperti beneficence, non-maleficence,
autonomy, dan justice.

BAB II
Tdk merugikn px : mal efficience
Justice : berlku adilPEMBAHASAN
Benefecince
Autonomi
II. 1 Pengertian Bioetik
Saat ini ada banyak definisi yang diutarakan oleh beberapa ahli berkaitan
dengan Bioetik. Berikut ini adalah salah satu definisi Bioetik yang cukup mewakili
definisi-definisi Bioetik lainnya: Bioetik atau dikenal juga dengan istilah bioetika
berasal dari kata bios yang memiliki arti kehidupan dan ethos yang berarti
norma-norma atau nilai-nilai moral.
Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner tentang
masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan dalam bidang biologi dan ilmu
kedokteran baik skala
mendatang

mikro

maupun

(Bartens,2001). Bioetika

makro,

masa

mencakup

kini

isu-isu

maupun
sosial,

masa
agama,

ekonomi bahkan politik. Bioetika selain membicarakan masalah medis seperti


abortus, eutanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi

buatan

dan

rekayasa genetika, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang


berperan

dalam

penyembuhan

lingkup

tradisional,

kesehatan
lingkungan

masyarakat,
kerja,

hak

demografi

pasien,
dan

moralitas

sebagainya.

Bioetika memberi perhatian yang besar terhadap penelitian kesehatan pada


manusia dan lingkungan sosial kemasyarakatannya
II.2 Prinsip Prinsip Etika ( Kaidah Dasar Bioetik )
Prinsip-prinsip etika adalah aksiom yang

mempermudah

penalaran etik.

Prinsip-prinsip tersebut harus spesifik. Pada prakteknya, satu prinsip dapat


dipertimbangkan dengan prinsip lain. Pada beberapa kasus, satu prinsip dapat
bersifat lebih penting dari prinsip lainnya. Beauchamp dan Childress (1994)
menguraikan ( Empat prinsip etika Eropa ) bahwa untuk mencapai ke suatu
keputusan ETIK diperlukan 4 Kaidah Dasar Moral / Kaidah Dasar Bioetik (Moral

Principle) dan beberapa rules atau kriteria dibawahnya. Keempat Kaidah Dasar
Moral tersebut adalah :
a. Prinsip Autonomy(self-determination) Yaitu prinsip yang menghormati
hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self
determination)

dan merupakan

kekuatan yang dimiliki pasien untuk

memutuskan suatu prosedur medis. Prinsip moral inilah yang kemudian


melahirkan doktrin Informed consent.
b. Prinsip tidak merugikan Non-maleficence Adalah prinsip menghindari
terjadinya

kerusakan

atau

prinsip

moral

yang

melarang

tindakan

yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai primum


non nocereatau above all do no harm .
c. Prinsip
murah
hati
Beneficence Yaitu
mengutamakan tindakan

yang

penyediaan

dan menyeimbangkan

dengan

keuntungan

risiko

dan

biaya.

ditujukan

Dalam

perbuatan untuk kebaikan saja,

ke

prinsip
kebaikan

moral
pasien

keuntungan

yang
atau

tersebut

Beneficencet idak hanya dikenal

melainkan juga perbuatan yang sisi

baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat).


d. Prinsip keadilan JusticeYaitu prinsip moral yang mementingkan
fairnessdan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan
sumber daya (distributive justice) atau pendistribusian dari keuntungan,
biaya dan risiko secara adil.
II.3 Pembahasan Kasus
A) Kasus 1
dr. A, ahli anastesi yang baru ditunjuk di RS di suatu kota, merasa terganggu
dengan tingkah laku dokter bedah senior di ruang operasi.

Dokter bedah

tersebut menggunakan teknik yang kuno yang dapat memperlama waktu


operasi, menimbulkan rasa sakit post-operasi yang lebih, dan waktu
penyembuhan yang lebih lama. Terlebih lagi dia membuat guyonan kasar
mengenai pasien yang jelas mengganggu para perawat yang bertugas.
Sebagai salah satu staff baru, dr. A merasa enggan untuk mengkritik dokter
bedah tersebut secara pribadi atau melaporkannya kepada pejabat yang
lebih tinggi. Namun dr. A merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk
memperbaiki situasi ini.
Kaidah bioetik yang terkandung dalam kasus ini :
1. Beneficence
a. Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih
b. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang
c. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.

d. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan


dengan keburukannya.
e. Walaupun dokter dapat mengalami banyak konflik dengan dokter dan
profesi kesehatan lain yang menjadi fokus di sini adalah konflik dalam
perawatan pasien. Idealnya keputusan layanan kesehatan merupakan
persetujuan antara pasien, dokter, dan orang lain yang terlibat dalam
2. Non
a.
b.
c.

perawatan pasien. rela berkorban untuk kepentingan orang lain.


- Maleficence
Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien.
Tidak memandang pasien hanya sebagai objek.
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.

Acuan yang diberikan dapat berguna dalam memecahkan konflik tersebut:

Konflik

harus

diselesaikan

seinformal

mungkin

seperti

melalui

negosiasi langsung antar orang yang tidak setuju. Penyelesaian


melalui jalur yang lebih formal hanya dilakukan jika cara informal

memang sudah tidak bisa lagi.


Pendapat dari orang-orang yang terlibat langsung harus diperoleh dan

dihargai.
Pilihan pasien yang berdasarkan pemahaman, atau dari wakil pasien
yang sah untuk mengambil keputusan terhadap perawatan harus

menjadi pertimbangan utama.


Jika memang pilihan harus ditawarkan kepada pasien maka lebih baik
menawarkan pilihan dengan lingkup yang lebih luas dari pada yang
sempit. Jika terapi yang dipilih tidak tersedia karena keterbatasan

sumber maka pasien harus diberi tahu mengenai hal tersebut.


Jika memang setelah usaha yang maksimal persetujuan

atau

kompromi tidak dapat dicapai melalui dialog, keputusan dari orang


yang mempunyai hak atau bertanggung jawab dalam membuat
keputusan harus diterima. Jika tidak jelas siapa yang bertanggung
jawab membuat keputusan, maka harus dicari mediasi, arbitrasi atau
ejudikasi.Jika penyedia layanan kesehatan tidak dapat mendukung
keputusan karena pendapat profesional atau masalah moral pribadi,
maka

diijinkan

untuk

menarik

diri

dari

keikut

sertaan

dalam

menerapkan keputusan, setelah memastikan bahwa orang yang


menerima perawatan tidak beresiko tersakiti atau terlantarkan.
Kembali Ke Kasus
dr A benar jika dia harus waspada terhadap perilaku dokter bedah
seniornya dalam ruang operasi. Tidak hanya karena dia membahayakan
kesehatan pasien tapi karena dia juga tidak menghargai pasien dan

koleganya. dr A mempunyai tugas etik untuk tidak mengabaikan perilaku


seperti ini namun harus melakukan sesuatu. Sebagai langkah pertama, dia
tidak boleh menunjukkan dukungan terhadap perilaku itu seperti tertawa
dengan guyonannya. Jika dipikirkan bahwa diskusi langsung dengan
dokter bedah tersebut efektif, maka haru segera dilakukan. Jika tidak
mungkin harus melalui otoritas yang lebih tinggi dalam rumah sakit
tersebut. Jika ternyata mereka tidak bersedia berhadapan dengan situasi
itu, maka dapat dilakukan tindakan melalui badan perijinan praktek dokter
yang sesuai dan memintanya menyelidiki kasus tersebut.
B) Kasus 2
Seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya.

Ibunya

mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah
memeriksa si anak, Dokter A menyarankan agar anak tersebut di rawat di
rumah sakit. Akan tetapi karena masalah biaya, si ibu menolak. Akhirnya
Dokter A memberikan obat dan ORALIT, serta berencana untuk mampir ke
rumah si ibu untuk melihat keadaan anaknya setelah pulang bekerja.
Kaidah bioetik yang terkandung dalam kasus ini :
1. Autonomy
a. Menghargai hak menentukan nasih sendiri, menghargai martabat
pasien : menghargai keputusan si ibu yang tidak membawa anaknya ke
rumah sakit.
b. Menghargai rasionalitas pasien : menghargai keputusan si ibu yang
tidak membawa anaknya ke rumah sakit dikarenakan alasan biaya.
c. Menjaga hubungan (kontrak) : berencana mengontrol kondisi anak si
ibu.
2. Beneficence
a. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibanding
dengan keburukannya : memberi rujukan ke Rumah Sakit karena hal itu
dirasa lebih perlu.
b. Paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang : melayani
pasien yang sudah mengantri dan juga berencana mengontrol anak si
ibu setelah pulang bekerja.
c. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan atau preferensi pasien : tidak
hanya memberi obat dan ORALIT, tapi juga berencana mengontrol anak
si ibu setelah pulang bekerja.
d. Menghargai hak-hak pasien

secara

keseluruhan

menghargai

keputusan si ibu yang tidak membawa anaknya ke rumah sakit.


e. Memberikan obat berkhasiat namun murah : pemberian ORALIT
C) Kasus 3

Saat di RSUD Maren Tual Dokter A mempersilahkan pasien x masuk, Dokter A


terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong
seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter A meminta kesediaan pasien x
untuk menunggu di luar karena ia akan lebih dulu memberi pertolongan pada
pemuda tersebut. Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kirinya masuk
kedalam mesin motor laut dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan
pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin motor laut. Dokter A
mendapati bahwa telapak tangan pemuda tersebut telah hancur sehingga harus
diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang ada di
dekat si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi
penjelasan berkaitan denga keadaan telapak tangan kanan suaminya dan
tindakan yang harus dilakukan. Setelah mendapat persetujuan, Dokter Bagus
melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia melihat kondisi pasien yang
baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan diberi
beberapa obat.
Kaidah bioetik yang terkandung dalam kasus ini:
1. Benefience
a. Mengusahakan

agar

kebaikan

atau

manfaatnya

lebih

banyak

dibandingkan dengan keburukannya : memutuskan untuk melakukan


amputasi
b. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan pasien : setelah amputasi, ia
tetap memberikan obat dan meminta agar esok hari pasien datang
untuk kontrol
c. Minimalisasi akibat buruk
d. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
3.4.2

Non-maleficence

Menolong pasien emergensi

Pasien dalam keadaan darurat

Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

Manfaat dari pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya

mengalami risiko minimal)


-

Mengobati pasien yang luka

Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthansia)

Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalalaian.

3.4.3

Autonomy

melakukan informed consent : Dengan meminta ijin kepada istri dengan terlebih
dahulu memberi penjelasan berkaitan denga keadaan telapak tangan kanan

suaminya dan tindakan yang harus dilakukan. Setelah mendapat persetujuan,


Dokter Bagus melaksanakan proses amputasi
-

Menghargi hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien

Berterus terang : Dokter A mendapati bahwa telapak tangan pemuda

tersebut telah hancur sehingga harus diamputasi

Saat di RS M Dokter O terkejut karena serombongan orang memaksa masuk


sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter O akan
lebih dulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. Pemuda tersebut
mengalami kecelakaan dengan luka pada kaki sebelah kanan akibat masuk
kedalam mesin motor laut. Dokter O mendapati bahwa kaki pemuda tersebut
hancur dan terjadi perdarahan aktif sehingga harus segera ditangani. Dokter O
melakukan Anamnese kemudian menindaklanjuti pasien dengan membersihkan
luka dan penjahitan luka untuk mengatasi perdarahan aktif yang sedang terjadi
pada pasien. Setelah proses membersihkan luka dan penjahitan luka selesai, ia
melihat kondisi pasien hingga pasien merasa baik dan stabil, hingga akhirnya si
pasien di perbolehkan pulang dengan diberi beberapa obat analgetik. Pada
beberapa

hari kemudian pasien kembali berobat dengan keluhan nyeri dan

bengkak pada kaki namun pada hari tersebut dokter lain yang melakukan tugas
jaga sehingga dokter tersebut menangani pasien dengan membuka kembali
perbannya. Luka tersebut sudah mengalami infeksi selanjutnya dokter tesebut
melakukan

penanganan debridement dan menginstruksikan pasien untuk

melakukan rawat inap di RS tersebut.


Pelanggaran Kaidah bioetik yang terkandung dalam kasus ini:

1. Autonomy
a. Dokter tidak melakukan informed consent dan tidak meminta ijin terlebih
dahulu pada pasien ataupun keluarganya serta tidak memberi penjelasan
berkaitan denga keadaan kaki pasien dan tindakan yang harus dilakukan.
Hal ini terlihat dari dokter langsung melakukan tindakan pembersihan luka,
penjahitan luka dan debridement.
b. Dokter tidak Menghargi hak pasien dalam menentukan nasib sendiri
c. Dokter tidak berterus terang terhadap pasien mengenai keadaannya.
2. Benefience
Dokter tidak mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya yang didapat
pasien lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya hal ini terlihat dari
Dokter tidak memberikan obat antibiotik sehingga luka pasien menjadi infeksi
3. Non-maleficence
Dokter tetap menolong pasien dalam keadaan darurat namun tidak memberikan
manfaat lebih banyak kepada pasien karena pasien kembali ke RS dengan
keluhan nyeri dan bengkak. Luka pasien mengalami infeksi dan dapat
membahayakan kehidupan pasien karena kelalalaian.
4. Justice
Dokter tidak memberikan dan menghargai hak hukum pasien dengan langsung
menginstruksikan agar pasien melakukan rawat inap di RS
Dokter tidak meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
5. Honesty : rasa empati thd px
Disini dokter Bagus menunjukkan sisi paternalisme penuh kasih sayang dan
bertanggung jawab sebagai seorang dokter dalam menangani pasiennya.
Setelah proses traksi selesai, ia melihat kondisi pasien hingga pasien merasa
baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan diberi
beberapa obat dan anjuran agar datang kembali untuk kontrol
-

Bijak dalam makroalokasi : mendahulukan si pasien yang darurat

Honesty : rasa empati thd px


Seorg lk luka pada kk kn stlh smpi pd RS tsb dr orthopedi anmnese px tsb
kemudian tnp melakukan ft rox dn informed consent tp lgsng melakukan traksi

Anda mungkin juga menyukai