Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara Hukum yang berpedoman pada Pancasila


dan UUD 1945. Salah satu ciri atau prinsip negara hukum di antarannya yaitu
penghormatan tentang HAM (hak asasi manusia).
UUD 45 memberikan jaminan bagi setiap orang untuk menikmati hak-hak
asasi dan kebebasan dasarnya. Bahwa negara, terutama pemerintah
mempunyai kewajiban sebagaimana yang telah di pasrai di dalam konstitusi
untuk memberi perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan HAM
(hak asasi manusia). Namun untuk mewujudkan hal itu, nampaknya negara
Indonesia masih jauh dari kenyataan.
Di Indonesia, HAM (hak asasi manusia) pada waktu pemerintahan orde
lama dan orde baru, penerapan dan penegakannya masih kurang, sedangkan di
era Reformasi penegakan HAM lebih baik dari pada pada era Orde Lama
maupun Orde Baru, tetapi pada era Reformasi ini walaupun penegakan HAM
nya lebih baik, tetapi pelanggaran HAM lebih banyak.
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.

1 | Page

Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM.
Maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah
yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia
sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia
secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil
maupun Militer), dan Negara.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Hak Azasi Manusia?
b. Ada berapa macam Hak Azasi Manusia ?
c. Bagaimana proses pengadilan Hak Azasi Manusia Internasional ?
d. Bagaimana Sanksi Internasional dan Pelanggaran Hak Azasi Manusia?
C. Tujuan Makalah
a. Sebagai tugas perkuliah Pendidikan Kewarganegaraan
b. Memahami definisi Hak Azasi Manusia
c. Mengetahui jenis jenis Hak Azasi Manusia
d. Memahami proses pengadilan Hak Azasi Manusia Internasional
e. Memahami sanksi bagi pelanggar Hak Azasi Manusia
f. Mengetahui Implementasi Hak Azazi Manusia di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2 | Page

A. Pengertian Serta Sejarah Pengakuan Hak Azasi Manusia


Istilah hak asasi manusia merupakan terjemahan dari Droit De I
Homme dalam bahasa Perancis, Menselijke Rechten dalam bahasa
Belanda, dan Human Rights bahasa Inggris.
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang dimiliki oleh setiap manusia
dan berhak dinikmatinya semata-mata karena ia adalah manusia. Pada
Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia tahun 1993, berbagai
pemerintah menegaskan dalam Deklarasi Wina bahwa hak asasi manusia
adalah hak yang dibawa oleh semua manusia sejak lahir dan bahwa
perlindungan atas hak itu merupakan tanggung jawab pemerintah. Hak
asasi manusia didasarkan pasa prinsip dasar bahwa semua orang
mempunyai martabat kemanusiaan hakiki dan bahwa tanpa memandang
jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, asal-usul kebangsaan, umur, kelas
atau agama dan keyakinan politik, semua manusia berhak untuk
menikmati hak mereka.1
Sementara itu, Pengertian HAM juga disebut dalam pasal 1 ayat 1 UU
No. 39 Tahun 1999 yang berbunyi "Hak Asasi Manusia (HAM) adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia". Menurut John Locke Hak Asasi Manusia
adalah Hak yang dibawa semenjak lahir yang secara kodrat melekat pada
setiap manusia dan tidak dapat di ganggu gugat.
Konsep hak asasi manusia dan hukum hak asasi manusia bersifat
dinamis. Sekalipun serangkaian hak asasi manusia dasar sudah diakui
secara hukum, tidak ada yang biasa menghalangi hak-hak yang ada untuk
ditafsirkan secara lebih luas atau diterimanya hak-hak tambahan kapan pun
juga oleh komunitas negara-negara. Dinamisme inilah yang membuat hak
asasi manusia berpotensi sebagai alat yang ampuh untuk memajukan
1 Women, Law & Development International, Hak Asasi Manusia Kaum
Perempuan, Pustaka Sinar Harapan 2001, hlm. 12.
3 | Page

keadilan sosial dan martabat semua orang. Dengan demikian, hak asasi
manusia memperoleh makna dan dimensi baru pada berbagai peristiwa
dalam sejarah dengan adanya kelompok-kelompok tertindas yang
menuntut pengakuan atas hak-hak mereka, dan kondisi baru yang
menimbulkan kebutuhan akan perlindungan baru.2
Berdasarkan sejarahnya, pengakuan HAM secara kronologis
adalah sebagai berikut:
1. Piagam Magna Charta di Inggris (15 Juni 1215)
Piagam tersebut merupakan wujud kemenangan rakyat yang diwakili
oleh kaum bangsawan yang duduk di Parlemen. Dalam piagam tersebut
secara tegas dinyatakan tentang hak-hak rakyat dalam pemerintahan.
Sebelum lahirnya piagam itu, raja John Lockland Inggris menjalankan
pemerintahan secara sewenang-wenang atau absolute tanpa batas,
sehingga menimbulkan penderitaan bagi rakyat Inggris
2. Piagam Petition Of Rights di inggris ( Th 1628)
Pernyataan hak asasi manusia itu terjadi karena adanya pertentangan
antara raja dan parlemen inggris. Pada pertentangan itu parlemen keluar
sebagai pemenang. Adapun isi Petition Of Rights sebagai berikut :
a. Pajak istimewa harus mendapat persetujuan parlemen.
b. Tentara tidak diperkenankan menggunakan hukum perang dalam
keadaan damai.
c. Seseorang tidak boleh ditahan tanpa tuduhan yang beralasan.
3. Piagam Declaration Of Independence Of America di Amerika (4 Juli
1776)
Terjadi revolusi Amerika yang menuntut kebebasan rakyat Amerika
dari belenggu penjajah Inggris. Revolusi rakyat tersebut mengantarkan
rakyat Amerika memperoleh kemerdekaannya yang menyatakan bahwa "...
Tuhan menciptakan manusia itu sama, mereka dikaruniai Tuhan dengan
hak-hak yang sama pula". Hak-hak tersebut tidak dapat dilepaskan dari
manusia, seperti hak hidup, hak kebebasan, dan hak mengejar kebahagiaan
4. Piagam Declaration de Droit de L'Homme et du citoyen di Prancis(14 Juli
1789)
Terjadi revolusi Perancis yang dilandasi semboyan liberte, egalite, dan
faternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Revolusi tersebut
2 Opcit, hlm. 12
4 | Page

berhasil membebaskan rakyat Perancis pada waktu itu dari kesewenangwenangan rajanya yakni Louis XVI yang dengan ucapannya "le etat es
moi" artinya negara adalah saya, telah membawa Perancis dalam negara
dengan sebutan Ancie Regime artinya rejim yang kejam. Rakyat Perancis
juga berhasil membebaskan bangsa dari kehidupan yang kejam
diskriminatif jauh dari keadilan.
5. Piagam The Four Freedom di Amerika (Th 1945)
Ketika terjadi perang dunia II. Pada saat itu, terjadi kejahatan
kemanusiaan di mana-mana terutama di wilayah konflik dan jajahannya.
Oleh karena itu, Presiden Amerika serikat F.D Roosevelt dihadapan
konggres tahun 1941 menyerukan 4 kebebasan/ kemerdekaan (The Four
Freedom) yakni:
a. Kemerdekaan berbicara/ mengemukakan pendapat,
b. Kemerdekaan beragama,
c. Kemerdekaan dari rasa takut,
d. Kemerdekaan dari kemiskinan
6. Piagam The Universal Declaration of Human Rights di Perancis (10
Desember 1948)
Para anggota PBB sepakat tentang piagam pernyataan hak asasi
manusia sedunia. Meskipun kesepakatan ini tidak bersifat mengikat,
diharapkan semua anggota PBB secara moral menjadikan 30 Pasal
deklarasi tersebut sebagai pedoman atau memasukkan dalam UUD
masing-masing.
Konsep tentang hak asasi manusia adalah bahwa rakyat memiliki hak
hak dasar berdasarkan kemanusiaan tanpa memandang hukum di Negara
mereka masing masing. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang

Maha

Esa

dihormati,dijunjung

dan
tinggi,

merupakan
dan

anugerah-Nya

dilindungi

oleh

yang

wajib

Negara,hukum,

pemerintah,dan setiap orang demi kehormatan, serta perlindungan harkat


dan martabat manusia.
Hak Asasi Manusia merupakan suatu hak dasar yang secara kodrat
melekat pada diri manusia yang bersifat universal dan langgeng, oleh

5 | Page

karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak diabaikan,


dikurangi, atau dirampas oleh siapa pun.
Hak Asasi Manusia adalah hak yang diperoleh dan dibawa bersama
dengan kelahiran, serta kehadirannya dalam kehidupan masyarakat tanpa
membedakan bangsa, ras, agama, dan jenis kelamin, karena sifatnya yang
asasi dan universal. Maka pengakuan HAM mengandung arti bahwa HAM
harus dilindungi, baik terhadap tindakan para pemegang kekuasaan
maupun

terhadap

tindakan

perseorangan

secara

melanggar

atau

mengurangi hak tersebut. Secara umum HAM dapat dibedakan menurut


sifatnya sebagai berikut :
a. Personal rights, yaitu hak pribadi, yang meliputi kemerdekaan
bersikap, bertindak / bergerak, berpendapat, memeluk agama /
idealism, hubungan seks, dan sebagainya.
b. Political rights, yaitu hak politik pemerintahan, yang meliputi turut
memilih dan dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi,
demonstrasi, berkumpul, berpartisipasi dalam politik, dan sebagainya.
c. Property rights, yaitu hak asasi ekonomi, yang meliputi hak milik
benda, membeli dan menjual, mengadakan janji dagang, dan
sebagainya, tanpa campur tangan pemerintah secara berlebihan,
kecuali peraturan beacukai, pajak, dan pengaturan perdagangan
pemerintahan.
d. Social and cultural rights, yaitu hak masyarakat dan budaya, yang
meliputi

hak

memilih

pendidikan

dan

pengajaran,

dan

mengembangkan kebudayaan yang disukai, serta mengamalkannya


dalam masyarakat.
e. Right of legal equality, yaitu hak mendapat perlakuan yang sama
menurut hukum dan kedudukan sederajat dihadapan hukum dan
pemerintahan.
f. Procedural rights, yaitu hak tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan, yang meliputi proses dan prosedur tata cara peradilan
menurut peraturan yang sah dan legal sebagai bukti pelaksanaan HAM,
misalnya perihal penahanan, penggeledahan, peradilan, dan vonis.
B. Macam Macam Hak Azasi Manusia di Indonesia
6 | Page

1. Instrumen hukum HAM


Landasan hukum tentang HAM tercantum dalam UUD 1945.
Peraturan pelaksanaannya dituangkan dalam peraturan perundang
undangan dibawahnya. Secara historis, instrumen hukum tentang HAM
dimulai dengan masa reformasi, yaitu sebagai berikut.
a. Keluarnya ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia
b. Dikeluarkannya, UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia Indonesia.
c. Substansi HAM

yang

terdapat

dalam

Tap.MPR

No.

XVII/MPR/1998 dan UU No.39 Tahun 1999 dituangkan ke dalam


bab XA perubahan Kedua UUD 1945.
Dalam pembukaan piagam Hak Asasi Manusia Indonesia 1998 telah
dinyatakan pula sikap dan pandangan bangsa Indonesia terhadap
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of
Human Rights) PBB tahun 1948, bahwa bangsa Indonesia sebagai
anggota PBB mempunyai tanggung jawab untuk menghormati ketentuan
yang tercantum dalam deklarasi tersebut.
Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia yang ditetapkan oleh MPR
dengan Tap. MPR No. XVII/MPR/1998 terdiri atas 10 bab dengan 44
pasal, yaitu sebagai berikut:
Hak untuk hidup (Bab I)
Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Bab II)
Hak mengembangkan diri (Bab III)
Hak keadilan (Bab IV)
Hak kemerdekaan (Bab V)
Hak atas kebebasan (Bab VI)
Hak atas kebebasan Informasi (Bab VI)
Hak keamanan (Bab VII)
Hak kesejahteraan (Bab VIII)
Kewajiban (Bab IX)
Perlindungan dan Kemajuan (Bab X)
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, hak asasi manusiA dan
kebebasan dasar manusia adalah sebagai berikut :
Hak untuk hidup
Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
Hak mengembangkan diri
7 | Page

Hak atas rasa aman


Hak turut serta dalam pemerintahan
Hak anak

C. Perkembangan Dan Implementasi HAM (Hak Asasi Manusia) Di


Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia merupakan masalah yang kompleks
dan mengalami dinamika yang cukup beragam. Walaupun perlindungan
terhadap hak asasi manusia telah tercantum dalam Undang Undang Dasar
1945 yang menjadi konstitusi negara, namun bukan berarti bahwa
penegakan HAM telah selesai sampai di sini. Perjalanan sejarah bangsa
menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap hak asasi manusia bukannya
tidak ada. Pemenjaraan tanpa pengadilan, penghilangan orang secara
paksa, atau pembredelan pers merupakan bentuk-bentuk kejahatan HAM
yang pernah terjadi di negeri ini. Harus diakui bahwa perkembangan arus
keterbukaan politik dan demokrasi telah mendorong adanya perbaikan
upaya untuk melindungi hak asasi manusia. Selain itu, patut pula dicatat
bahwa iklim dunia internasional yang semakin gencar menyuarakan
pentingnya perlindungan terhadap HAM sebagai nilai yang universal juga
ikut mendukung adanya perbaikan tersebut.
Pasca Proklamasi 1945, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh
perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan agresi Belanda yang
ingin merebut kembali kemerdekaan Indonesia, meskipun akhimya
kedaulatan Indonesia diakui pada tahun 1949. Selanjutnya, antara 1950
1955 kita dirongrong kembali oleh berbagai pemberontakan, upaya
disintegrasi dan liberalisasi partai politik yang cenderung mementingkan
kelompoknya. Kondisi dan situasi demikian jelas sangat tidak kondusif
bagi pemerintah untuk memikirkan dan memberi perlindungan terhadap
masalah hak-hak asasi manusia.

8 | Page

HAM di era orde lama


Pada era Orde Lama (1955-1965), situasi negara Indonesia diwarnai
oleh berbagai macam kemelut di tingkat elite pemerintahan sendiri. Situasi
kacau (chaos) dan persaingan di antara elite politik dan militer akhirnya
memuncak pada peristiwa pembunuhan enam jenderal pada I Oktober
1965 oleh PKI,yang bertujuan atau dilatarbelakangi oleh adanya keinginan
PKI untuk mengkomuniskan Indonesia. Kemudian diikuti dengan krisis
politik dan kekacauan sosial. Pada masa ini persoalan hak asasi manusia
tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan cenderung semakin jauh dari

harapan.
HAM di era orde baru
Era Orde Baru (1966-1998) di bawah kepemimpinan Soeharto yang
menyatakan diri hendak melakukan koreksi secara menyeluruh terhadap
penyimpangan Pancasila dan UUD 1945. Walaupun juga tidak
menunjukkan perkembangan yang berarti menyatakan sebagai orde
konstitusional dan pembangunan, tetapi rezim ini banyak melakukan
penyimpangan terhadap konstitusi dan melakukan kesewenangan atas
nama pembangunan melalui berbagai tindak kejahatan HAM. Begitu pula
rancangan Piagam Hak-Hak Asasi Manusia dan Hak-Hak Serta
Kewajiban Warga Negara yang disusun oleh MPRS pada 1966 tidak
kunjung muncul dalam bentuk Ketetapan MPR hingga berakhirnya
kekuasaan Orde Baru (1998).
Tetapi, patut pula dicatat bahwa era keterbukaan dan meluasnya opini
internasional tentang pentingnya mengembangkan demokratisasi dan
perlindungan

terhadap

HAM

telah

memberi

tekanan

terhadap

pemerintahan Soeharto untuk melakukan beberapa perubahan. Tercatat


dalam masa pemerintahan Orde Baru telah dikeluarkan Keppres No. 50
Tahun 1993 tentang pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM). Meski demikian, dalam sejarah panjang kekuasaan rezim
Orde Baru terdapat praktik penyalahgunaan kekuasaan politik dan
kehakiman yang luar biasa, juga penutupan beberapa media massa, serta
-

penghilangan paksa terhadap para aktivis pro-demokrasi.


HAM di era reformasi sampai sekarang
9 | Page

Pasca pemerintahan Orde Baru (era Reformasi), era ketika persoalan


demokratisasi dan hak asasi manusia menjadi topik utama, telah banyak
lahir produk peraturan perundangan tentang hak asasi manusia. Sampai
sekarang ini meskipun masalah tentang pengaturan HAM di Indonesia
dibahas secara detail dan lengkap, akan tetapi pelaksanaannya tidak
berjalan dengan baik.

D. Proses pengadilan HAM Internasional


Menurut UU No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilann Hak Asasi Manusia,
bahwa pelanggaran HAM yang berat adalah sebagai berikut :
1. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama
dengan cara berikut :
a. Membunuh anggota kelompok
b. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota anggota kelompok
c. Menciptakan kondisi kehidupan

kelompok

yang

akan

mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau


sebagiannya.
d. Memaksakan tindakan tindakan yang bertujuan mencegah
kelahiran didalam kelompok.
e. Memindahkan secara paksa anak anak dari kelompok tertentu ke
kelompok yang lain.
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagain bagian dari serangan yang meluas atau sistematik,
yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukkan secara
langsung terhadap penduduk sipil, berupa berikut:
a. Pembunuhan
b. Pemusnahan
c. Perbudakan
d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain
secara sewenang wenang yang melanggar (asa asas) ketentuan
pokok hukum Internasional
10 | P a g e

f. Penyiksaan
g. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk
bentuk kekerasan seksual lain yang setara
h. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang disadari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
Internasional
i. Penghilangan orang secara paksa
j. Kejahatan apartheid.
Dengan banyaknya pelanggaran pelanggaran yang telah
dilakukan,

maka

peruses

pengadilan

HAM

sudah

sangat

dibutuhkan untuk proses penyelesaian masalah tersebut dengan


pengadilan sebagai berikut :
1. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM tidak terlepas dari penegakan hukum
yang melibatkan pengadilan, oleh sebab itu untuk mengadili
pelanggaran HAM yang berat dibentuk pengadilan HAM
dilingkungan peradilan umum. Pengadilan itu dibentuk dengan
undang undang paling lama 4 tahun. Sebelum terbentuk
pengadilan HAM, maka kasus kasus pelanggaran HAM diadili
oleh pengadilan yang berwewenang. Pengadilan HAM adalah
pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM yang berat,
yang berada dilingkungan peradilan umum.
Setiap orang yang melakukan pelanggaran HAM dapat
dipidana mati atau pidana seumur hidup, atau pidana penjara
paling lama 25 tahun dan paling singkat 10 tahun. Untuk
pertama kali pengadilan HAM dibentuk di Jakarta Pusat,
Surabaya, Medan, dan Makassar.
2. Pengadilan HAM Internasional
Apabila terjadi pelanggaran HAM berat, yang biasanya
dilakukan penguasa yang berwenang dengan kasus kasus
yang mengakibatkan kematian missal, seperti pembantaian
11 | P a g e

suatu kelompok masyarakat yang penguasa, maka bukti bukti


pelanggaran HAM itu dapat diukur dengan criteria hukum
internasional yang berlaku, seperti pernyataan sedunia HAM
Konvensi Internasional tentang Hak Hak Sipil dan Politik :
Kovenan Internasional tentang Hak Hak Ekonomi, Sosial,
dan Budaya : Protokol Fakultatif pada Kovenan Internasional
tentang Hak Hak Sipil dan Politik : dan hukum Internasional
yang lain.
Perkara perkara pelanggaran HAM dapat dibawa ke
pengadilan internasional di PBB yang bernama Mahkamah
Internasional (International Court of Justice). Mahkamah
Internasional sebagai salah satu badan perlengkapan PBB yang
berkedudukan

di

Den

Haag

(Belanda). Atas

desakan

masyarakat Internasional, baik pemerintah dari berbagai


Negara ataupun lembaga swadaya masyarakat internasional
dapat mendorong pelaku pelanggaran HAM internasional ke
pengadilan Internasional.
Bentuk bentuk tuduhan pelanggaran HAM, seperti
penjahat perang, pembantaian massal, pemusuhan etnis, dan
sebagainya. Apabila dalam suatu Negara memiliki komitmen
tentang penegakan HAM terhadap pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh penguasa yang terdahulu, maka kasus kasus
pelanggaran HAM dapat diadili oleh pengadilan Negara yang
bersangkutan, seperti Indonesia telah mengadili pelanggaran
HAM Timor Timur pada saat terjadinya jajak pendapat
pemisahan Timor Timur dari Indonesia, dan pelanggaran HAM
kasus Tanjung Priok saat masyarakat menolak pemberlakuan
asas tunggal pancasila oleh pemerintahan orde baru. Jika suatu
Negara tidak memiliki kondisi untuk menegakkan HAM,
terutama

penguasa

yang

melanggar,

maka

masyarakat

Internasional dapat mendesak tokoh pelanggaran HAM ke

12 | P a g e

pengadilan Internasional, seperti kasus pelanggaran HAM di


Serbia terhadap etnis Bosnia.
Mahkamah Internasional merupakan pengadilan tertinggi di
dunia, dengan 15 orang hakim yang dipilih dari 15 negara
berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Negara Negara
yang menyetujui Mahkamah Internasional, setiap waktu dapat
menyatakan bahwa mereka dengan sendirinya akan tunduk
kepada keputusan keputusan Mahkamah Internasional.
E. Sanksi Internasional atas pelanggaran HAM
Masyarakat Internasional yang terdiri atas anggota anggotanya
adalah negara-negara yang merdeka, dimana negara-negara merdeka
memiliki ketergantungan satu sama lain dengan negara-negara lainnya.
Negara besar dan Negara kecil saling bergantungan dalam berbagai
bidang, seperti bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan.
Jaminan penegakan dan pemajuan HAM disuatu Negara akan
mempermudah Negara tersebut melakukan hubungan Internasional dalam
segala bidang, tetapi apabila suatu Negara menurut pengamatan dan
penilaian Negara lain telah melakukan pelanggaran HAM, maka Negara
yang bersangkutan akan terkena sanksi oleh Negara lain. Suatu Negara
akan dipersulit untuk mendapatkan pinjaman luar negeri apabila menurut
Negara kreditur telah terjadi pelanggaran HAM, seperti kasus bubarnya
IGGI yang memberikan pinjaman ke Indonesia, karena Negara Belanda
menuduh

Indonesia

telah

melakukan

pelanggaran

HAM

dimasa

pemerintahan orde baru, karena kuatnya pembelaan Indonesia, maka


lembaga itu diganti dengan CGI. Bentuk bentuk sanksi internasional dari
pelanggaran HAM kebanyakan dibidang ekonomi, seperti embargo,
pengucilan dalam pergaulan internasional, dan lain lain.
Negara besar, seperti Amerik Serikat memiliki pengaruh yang sangat
kuat dalam menjatuhkan sanksi Internasional terhadap suatu Negara yang
melakukan pelanggaran HAM, sekalipun belum adanya standardisasi yang
sama tentang bentuk bentuk pelanggaran HAM, karena lebih banyak
13 | P a g e

diwarnai dengan unsur kepentingan politik suatu Negara. Apabila suatu


Negara besar merasa kepentingannya terganggu, dia dapat saja
menjatuhkan sanksi berupa embargo terhadap ekonomi Negara yang dia
anggap melakukan pelanggaran HAM.
Tantangan dan hambatan pelanggaran HAM Internasional disebabkan
ketidakmerataan kemajuan ekonomi dan politik Negara Negara maju dan
Negara Negara berkembang. Oleh sebab itu, peningkatan sumber daya
manusia suatu Negara yang dapat mengurangi ketergantungan sepihak
terhadap Negara maju, akan dapat memperkecil ketimpangan penegakan
HAM Internasional. Betapa lemahnya komitmen Negara Negara
berkembang terhadap penegakan HAM Internasional, karena Negara
Negara berkembang secara ekonomi sangat tergantung kepada system
ekonomi yang dikembangkan oleh Negara Negara maju, sehingga
menurunkan wibawa mereka dalam penegakan HAM. Berikut ini contoh
sanksi Internasional pelanggaran HAM terhadap Indonesia pada masa
pemerintahan orde baru.
1. Sejak meledaknya demonstrasi turun ke jalan anti integrasi 12
November 1991 yang berakhir dengan penembakan terhadap para
demonstran, telah banyak mengalir serang terhadap orde baru dari
Negara Negara, yaitu Portugal, Belanda, Jerman, Perancis, Swedia,
Swiss, Kanada, dan Amerika Serikat. Sanksi yang diberikan Negara
Negara

tersebut

Governmental

adalah

Group

on

menangguhkan
Indonesia),

bantuanIGGI

IGGI

adalah

(Inter
lembaga

Internasional yang memberikan Pinjaman untuk pembangunan


Indonesia.
2. Serikat buruh AS dan Eropa Barat mengajukan petisi kepada
pemerintahan mereka agar menyerang pemerintah orde baru, karena
secara terus menerus memasang hak berorganisasi buruh di
Indonesia (upah buruh yang sangat rendah), bahkan militer terlibat
menindak aksi mogok buruh. Sanksi yang diberikan pemerintah AS
kepada pengusaha pengusaha orde baru untuk mencabut fasilitas
GSP (Generalized system of prefences) yaitu fasilitas bebas bea masuk
14 | P a g e

produk produk industri ke Indonesia ke AS. Banyak LSM


Internasional termasuk pemerintahannya mengecam Indonesia yang
telah melakukan banyak pelanggaran HAM dimasa orde baru,
khususnya masalah pemburuhan.
3. Kampanye UNDP (United Nations Development Program) telah
menempatkan Indonesia dimasa orde baru pada ranking ke 77 dari
88 negara tentang perlindungan dan penegakan HAM pada tahun 1991.
Hampir semua bidang HAM dalam berbagai kehidupan, seperti politik,
budaya, ekonomi, dan keamanan telah dilanggar oleh pemerintahan
orde baru.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan
hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau
dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini.

15 | P a g e

B. Saran
Penegakan HAM harus dipertegaskan untuk kelangsungan dan
kelancaran bagi setiap orang untuk bebas melakukan yang diinginkannya
selagi tidak melanggar aturan hukum yang telah ditetapkan. Bagi siapa
yang melanggar HAM harus diberikan sanksi yang pantas atas apa yang
dilakukannya.
Semoga badan pemerintahan harus adil dalam penegakan Hukum atas
orang yang melanggar aturan Hukum yang membatasi HAM bagi setiap
oarng, dan tidak ada istilah pandang bulu.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai