Anda di halaman 1dari 4

TUGAS I

METEOROLOGI LAUT I

Arief Binsar Tampubolon


3311301008

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM
BATAM
2015

1. Jelaskan hubungan lapisan atmosfir dengan ilmu geomatika?


Jawab:
Lapisan-lapisan atmosfer yakni troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer
(ionosfer), Eksosfer (Dissipasisfer), setiap macam-macam lapisan atmosfer tersebut
memiliki fungsi dan dimana lapisan tersebut berada maksudnya pada ketinggian
berapa dan tugas dari lapiasan-lapisan atmosfer tersebut, sedangkan ilmu geomatika
(ilmu ilmiah modern) yang digunakan dalam pendekatan yang terpadu dengan
mengukur, menganalisis, dan mengelola deskripsi dan lokasi data-data kebumian,
yang sering disebut sebagai data spasial.
Dalam hal ini lapisan-lapisan atmosfer yang memiliki informasi mentah
(raw information) di olah menjadi data yang memiliki informasi serta desksipsi
spasial dari lapisan atmosfer tersebut sehingga semua orang mengerti dengan
informasi spasial tersebut yang di tampilkan dala peta cetak, peta digital, dan
sebagainya.
2. Apakah ada kaitannya atmosfir dengan bencana atau bisakah atmosfir mendeteksi
gempa?
Jawab:
Ada, faktor pentingnya ada pada Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik
manapun

di atmosfer bumi.

dengan tekanan

Umumnya,

hidrostatik yang

tekanan

disebabkan

atmosfer

hampir

oleh berat udaradi

atas

sama
titik

pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa


tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan
rendah (depresi). Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih
sedikit di atas lokasinya, di mana sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki
massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya.
Meningkatnya ketinggian menyebabkan berkurangnya jumlah molekul
udara secara eksponensial. Karenanya, tekanan atmosfer menurun seiring
meningkatnya ketinggian dengan laju yang menurun pula sehingga memuculkan
reaksi seperti: Angin apabila dalam konsentrasi tinggi akan menjadi Tornado,
Topan, Putting Beliung. Badai apabila dalam konsentrasi tinggi akan menjadi badai
Guruh dan Badai Petir.
Selanjutnya bencana yang diakibatkan oleh kegiatan atmosfer yakni
pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena

peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida, metana, dinitrooksida dan CFC sehingga energi matahari
terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan
temperatur global termasuk Indonesia yang terjadi pada kisaran 1,5 - 40 Celcius
pada akhir abad 21.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi
lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut,
perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya
flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan
dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap
fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan
sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap
permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e)
peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus
diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni: kenaikan
muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Bisa, dengan menggunakan alat RADAR Atmosfer Khatulistiwa (Equatorial
Atmosphere Radar /EAR) (Gambar 1) dengan mempelajari dinamika atmosfer yang
merupakan lapisan pelindung bumi. Dengan mempelajari semua fenomena yang
terjadi dalam lapisan atmosfer, hasilnya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
mengantisipasi cuaca ekstrim ataupun hal lainnya mulai dari 2 kilometer sampai
ratusan kilometer emampuan deteksi radar ini mencakup segala fenomena yang
terjadi dalam lapisan atmosfer yang mampu menembak ke objek di segala arah
dalam cakupan sudut 30 derajat, dengan radius sampai 120 kilometer bekerja dalam
cakupan menit, jadi menganalisa setiap fenomena dalam atmosfer tiap menit
(LAPAN, 2011)..
Dengan kemampuan tersebut, radar bermanfaat untuk menganalisa terjadinya
fenomena ekstrem seperti gempa dan tsunami. Bisa untuk peringatan dini gempa
dan tsunami secara real, resolusinya per 2-3 menit, tidak per jam. radar ini bahkan
mampu memprediksi kapan gempa akan terjadi. Namun demikian, dibutuhkan
waktu yang cukup lama untuk membandingkan dan melakukan analisa kasus per

kasus. Selain itu, alat ini juga dirancang untuk mendeteksi perilaku arah dan
kecepatan angin dalam tiga dimensi dari lapisan 1,5Km sampai 20Km (LAPAN,
2011).

Gambar 1 RADAR Atmosfer Khatulistiwa (Equatorial Atmosphere Radar /EAR)


milik LAPAN (Sumber: LAPAN)

Anda mungkin juga menyukai