METEOROLOGI LAUT I
di atmosfer bumi.
dengan tekanan
Umumnya,
hidrostatik yang
tekanan
disebabkan
atmosfer
hampir
atas
sama
titik
peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida, metana, dinitrooksida dan CFC sehingga energi matahari
terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan
temperatur global termasuk Indonesia yang terjadi pada kisaran 1,5 - 40 Celcius
pada akhir abad 21.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi
lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut,
perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya
flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan
dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap
fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan
sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap
permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e)
peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus
diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni: kenaikan
muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Bisa, dengan menggunakan alat RADAR Atmosfer Khatulistiwa (Equatorial
Atmosphere Radar /EAR) (Gambar 1) dengan mempelajari dinamika atmosfer yang
merupakan lapisan pelindung bumi. Dengan mempelajari semua fenomena yang
terjadi dalam lapisan atmosfer, hasilnya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
mengantisipasi cuaca ekstrim ataupun hal lainnya mulai dari 2 kilometer sampai
ratusan kilometer emampuan deteksi radar ini mencakup segala fenomena yang
terjadi dalam lapisan atmosfer yang mampu menembak ke objek di segala arah
dalam cakupan sudut 30 derajat, dengan radius sampai 120 kilometer bekerja dalam
cakupan menit, jadi menganalisa setiap fenomena dalam atmosfer tiap menit
(LAPAN, 2011)..
Dengan kemampuan tersebut, radar bermanfaat untuk menganalisa terjadinya
fenomena ekstrem seperti gempa dan tsunami. Bisa untuk peringatan dini gempa
dan tsunami secara real, resolusinya per 2-3 menit, tidak per jam. radar ini bahkan
mampu memprediksi kapan gempa akan terjadi. Namun demikian, dibutuhkan
waktu yang cukup lama untuk membandingkan dan melakukan analisa kasus per
kasus. Selain itu, alat ini juga dirancang untuk mendeteksi perilaku arah dan
kecepatan angin dalam tiga dimensi dari lapisan 1,5Km sampai 20Km (LAPAN,
2011).