Anda di halaman 1dari 3

1.

Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang umum dijumpai di
Indonesia. Pada tahun 2011, Indonesia menempati peringkat tertinggi se-Asia Tenggara
menurut jumlah kasus DBD yakni sebanyak 10.000 kasus. Di Bali sendiri, 2.224 kasus
DBD ditemukan pada tahun 2013 dimana 3 orang meninggal karena penyakit ini. Pada
tahun tersebut, sebanyak 808 kasus DBD ditemukan di Kabupaten Gianyar yang 225
diantaranya terjadi di wilayah kerja UPT Kesmas Ubud I.
Empat tahun berturut-turut mulai tahun 2011 hingga tahun 2014, angka kejadian DBD
wilayah kerja UPT Kesmas Ubud I terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, 2012
dan 2013 terdapat kasus masing-masing sebanyak 57, 70 dan 225 kasus. Dari 225 kasus
yang ditemukan pada tahun 2013, 1 orang dari Desa Mas meninggal dunia dan dipandang
sebagai kejadian luar biasa (KLB). Pada tahun 2014, tercatat hanya hingga bulan Agustus
telah ditemukan 395 kasus.
Meninjau wilayah yang lebih sempit dengan, Desa Peliatan Ubud memiliki rerata
persentase angka bebas jentik (ABJ) terendah dan angka kasus DBD tertinggi bila
dibandingkan dengan 4 desa/kelurahan lain di wilayah UPT Kesmas Ubud I pada tahun
2014. Dari 10 dusun yang ada di Desa Peliatan, hanya 2 dusun yang memiliki ABJ 95%,
sementara ABJ terendah ialah 78% di dusun Tengah Kauh. Jumlah kasus DBD yang
ditemukan di Desa Peliatan dari Januari hingga Agustus 2014 adalah 125 kasus.
Kegiatan penyuluhan seputar DBD dan pelatihan pemberantasan sarang nyamuk,
bahkan abatisasi dan fogging telah sering dilakukan oleh UPT Kesmas Ubud I, hanya saja
nampaknya tidak cukup ampuh untuk membangkitkan kemandirian masyarakat dalam
meminimalisasi kasus DBD. Mempertimbangkan hal itu bersama-sama dengan kenyataan
bahwa umumnya, masyarakat akan lebih patuh terhadap tokoh panutannya, maka
pendekatan dengan tokoh masyarakat merupakan strategi lintas sektor yang diharapkan
dapat menggencarkan kegiatan pengendalian vektor DBD pada masing-masing rumah
tangga.
2. Pertanyaan Penelitian
a. Adakah hubungan antara kualitas tidur dengan status perkawinan pada perawat
fungsional wanita di RSUD Sanjiwani Gianyar?
b. Adakah hubungan antara kualitas tidur dengan dimilikinya balita oleh perawat
fungsional wanita di RSUD Sanjiwani Gianyar?
c. Bagaimanakah hubungan antara kualitas tidur dengan sistem kerja perawat fungsional
wanita di RSUD Sanjiwani Gianyar?

d. Bagaimanakah hubungan antara kualitas tidur dengan kondisi lingkungan tidur perawat
fungsional wanita di RSUD Sanjiwani Gianyar?
e. Bagaimanakah hubungan antara kualitas tidur dengan konsumsi kafein sebelum tidur
pada perawat fungsional wanita di RSUD Sanjiwani Gianyar?
f. Bagaimanakah hubungan antara kualitas tidur dengan kebiasaan olahraga pada perawat
fungsional wanita di RSUD Sanjiwani Gianyar?
3. Tujuan
a. Mengetahui perbedaan proporsi kualitas tidur antara perawat fungsional wanita di
RSUD Sanjiwani Gianyar yang sudah menikah, perawat yang belum menikah dan
perawat yang bercerai atau ditinggal meninggal oleh suami.
b. Mencari tahu beda proporsi kualitas tidur antara perawat fungsional wanita di RSUD
Sanjiwani Gianyar yang memiliki dan yang tidak memiliki balita.
c. Mendeskripsikan perbedaan proporsi kualitas tidur antara perawat fungsional wanita di
RSUD Sanjiwani Gianyar yang bekerja dan yang tidak bekerja di bawah sistem shift.
d. Menjelaskan perbedaan proporsi kualitas tidur antara perawat fungsional wanita di
RSUD Sanjiwani Gianyar yang memiliki dan yang tidak memiliki kondisi lingkungan
tidur yang nyaman.
e. Mencari tahu beda proporsi kualitas tidur antara perawat fungsional wanita di RSUD
Sanjiwani Gianyar yang mengonsumsi dan yang tidak mengonsumsi kafein sebelum
tidur.
f. Menerangkan perbedaan proporsi kualitas tidur antara perawat fungsional wanita di
RSUD Sanjiwani Gianyar yang memiliki dan yang tidak memiliki kebiasaan
berolahraga secara rutin.
4. Rancangan
Penelitian ini dirancang menggunakan desain cross-sectional deskriptif oleh karena kedua
variabel dalam penelitian ini diukur pada satu saat yang bersamaan.
5. Subjek
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua penduduk di dusun Tengah Kauh,
Desa Peliatan, Ubud. Sampel terpilih ialah ibu rumah tangga perawat fungsional wanita
yang bekerja di seluruh instalasi perawatan kecuali di instalasi rawat inap Kunti dan
Drupadi (nifas) dan di beberapa instalasi rawat jalan (poliklinik) yaitu poliklinik obstetrik
ginekologi, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik anak, poliklinik tumbuh kembang, dan
poliklinik psikologi. Pertimbangan ini didasarkan atas database yang menunjukkan bahwa
pada ruangan-ruangan rawat tersebut tidak dijumpai adanya perawat.
6. Variabel

a. Variabel Terikat
Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Variabel Bebas
Pendidikan Terakhir
Pengetahun tentang PSN
Jumlah Pelatihan PSN
Himbauan kepala dusun untuk melaksanakan PSN

7. Rencana Analisis
Untuk menilai signifikansi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, uji
statistik yang akan digunakan ialah uji Chi-Square (2). Derajat kemaknaan yang
ditentukan ialah 5%. Data akan diolah menggunakan program SPSS 16.0.

Anda mungkin juga menyukai