Kesehatan adalah hak setiap individu manusia (Human right) dan negara menjamin
kesehatan setiap penduduknya sebagaimana yang tertera dalam UUD 45 (Fundamental
right). Berbagai upaya pemerintah untuk membangun kesehatan masyarakat salah satunya
dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui dibentuknya BPJS Kesehatan
yang mulai beroperasi pada awal tahun 2014 lalu.
Dalam sistem BPJS Kesehatan sebagai sebuah sistem asuransi pada umumnya,
peserta jaminan kesehatan memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
terbaik. Untuk menjamin keteraturan dan optimalisasi dalam pelayanan, BPJS Kesehatan
mengatur tentang sistem hirarki dalam pelayanan kesehatan yakni paserta agar memulai
berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Ada beberapa jenis FKTP yang
dapat digunakan oleh para peserta jaminan kesehatan, salah satunya adalah Puskesmas.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatanyang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan
upaya promotifdan
diwilayah kerjanya.
Puskesmas dalam menjalankan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan tentu
tidak terlepas dari pelayanan kefarmasian. Untuk menjamin pelayanan kefarmasian yang
dilakukan di Puskesmas tersebut berjalan dengan baik maka diperlukan suatu standar
pelayanan. Standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas mencakup pengelolaan obat dan
bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik.
Kata kunci: JKN, Kesehatan, Standar Pelayanan Kefarmasian, Puskesmas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. BPJS kesehatan merupakan badan
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mulai beroperasional pada
tahun 2014. Pelayanan kesehatan kepada peserta JKN meliputi beberapa tingkat
fasilitas kesehatan. Puskesmas, praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik pratama,
rumah sakit kelas D pratama atau yang setara adalah fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang berfungsi menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013).
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama terdistribusi lebih
besar dibandingkan dengan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan sehingga akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan lebih tinggi. Hal ini menjadikan peran
puskesmas sangat krusial yaitu sebagai kontak pertama kepada masyarakat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dasar. Puskesmas yang berfungsi optimal dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kompetensinya akan
meningkatkan kualitas kesehatan peserta, mampu menurunkan angka kesakitan dan
mengurangi kunjungan peserta ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (BPJS
Kesehatan, 2014). Jumlah Puskesmas di Indonesia bertanggal 1 November 2015
adalah sebanyak 9.799 puskesmas. (BPJS-kesehatan.go.id)
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama menerima dana kapitasi dari
BPJS kesehatan untuk dimanfaatkan seluruhnya sebagai pembayaran jasa pelayanan
kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Pembayaran jasa
pelayanan kesehatan yang termasuk dalam dana kapitasi dapat diberikan kepada
tenaga kesehatan yang merupakan sumber daya manusia (SDM) yang melakukan
pelayanan kesehatan di puskesmas (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014).
Sumber daya manusia (SDM) sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk
sebuah kemajuan organisasi tersebut. SDM memiliki peran vital bagi pencapaianpencapaian tujuan organisasi berdasarkan sistem yang berlaku. Apoteker dan tenaga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
kerjanya.
Setiap puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara yang bekerjasama
dengan BPJS kesehatan harus memenuhi persyaratan :
a. Memiliki perawat
b. Memiliki bidan dan/atau jejaring bidan
c. Memiliki tenaga administrasi
d. Memenuhi kriteria akredensialing atau rekredensialing
e. Memberikan pelayanan rawat jalan tingkat pertama sesuai peraturan
f.
g.
h.
perundang-undangan
Memberikan pelayanan obat
Memebrikan pelayanan laboratorium tingkat pertama
Membuka waktu pelayanan minimal 8 (delapan) jam setiap hari dan
memberikan pelayanan darurat luar jam pelayanan.
dan waktu
pelayanan.
C. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi :
a. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimualai dari satu kegiatan perencanaan,
permintaan,
penerimaan,
pemyimpanan,
penditribusian,
pengendalian,
pakai
yang
efisien,
efektif
dan
rasional,
meningkatkan
Perencanaan
Puskesmas
setiap
periode dilaksanakan
oleh
Ruang
Farmasi
di
Puskesmas.
Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Obat periode sebelumnya,
data mutasi Obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN)
seperti dokter,
dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun
berjenjang
(bottom-up).
Puskesmas
diminta
dilakukan secara
menyediakan
data
Instalasi
Farmasi
Kabupaten/Kota
akan
melakukan
wilayah
kebutuhan
peraturan
perundang-undangan
dan
kebijakan pemerintah
daerah setempat.
3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
ketertiban
penyimpanan,
Obat dan
pemindahan,
pemeliharaan
dan penggunaan
Bahan
Medis Habis
Pakai
sebagai berikut:
a) bentuk dan jenis sediaan;
b) stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c) mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
d) narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
5. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi
Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya
adalah untuk
memenuhi kebutuhan
Obat sub
unit
mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan
jaringannya antara lain :
a) Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b) Puskesmas Pembantu;
c) Puskesmas Keliling;
d) Posyandu
e) Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor
stock), pemberian Obat per
kombinasi,
sedangkan
pendistribusian
ke
jaringan
atau
Puskesmas
dan
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
a) mengendalikan dan menghindari terjadinya
kesalahan
dalam
yang
berlaku.Pelayanan
resep
adalah
yang harus
Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna
biru untuk obat luar, serta menempelkan label kocok dahulu
pada sediaan obat dalam bentuk larutan
Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk
obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah.
c) Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus
dilakukan
keluarganya
Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain
yang terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat,
makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek
samping, cara penyimpanan obat, dll.
sudah
terasa
sembuh.
Obat
antibiotika
tablet vagina.
Konseling
Ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
Pemantauan terapi Obat; dan
Evaluasi penggunaan Obat.
dan evaluasi
kegiatan pemantauan
kegiatan
terhadap
secara berkala.
pelayanan
Monitoring
kefarmasian
dan
(perencanaan,
dasar
kelengkapan
perencanaan,
resep,
skrining
yang digunakan.
mengukur
tingkat
Indikator
yang
dapat
digunakan
dalam
lain :
Tingkat kepuasan konsumen : dilakukan dengan survei berupa angket melalui
kotak saran atau wawancara langsung
Dimensi waktu : lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah ditetapkan)
Prosedur tetap (Protap) Pelayanan Kefarmasian : untuk menjamin mutu
pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan
Daftar tilik pelayanan kefarmasian di Puskesmas
D. PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan
mencegah
terjadinya
masalah
terkait
Obat
atau
kegiatan
mencegah
untuk
terjadinya
c.
pelaksanaan
rencana
kerja
direncanakan
pelayanan
monitoring
penggunaan
a.
Survei
Survei yaitu
pengumpulan
data
dengan
list
menggunakan
aktivitas
atau
kuesioner.
proses
dengan
pasien.
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan
kinerja yang berkaitan
dengan standar
meliputi prosedur
terhadap
yang digunakan
untuk
pelayanan
pelayanan,
penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien.
Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
2) Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh
seluruh tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang
disepakati, penggunaan
b.
sumber
BPJS
Kesehatan
kepada
Fasilitas
Kesehatan
Tingkat Pertama
pelayanan
kesehatan
dokter
memiliki 1 orang
dokter
Memiliki 2 orang
dokter
dokter
pelayanan
sedikit
orang
dokter
dokter
dengan
dengan
perbandingan
perbandingan
paling
paling banyak
dengan
perbandingan
waktu
kurang dari 24
atau
Rp. 4.000
Rp. 4.500
2 Memiliki 1 orang Memiliki
5000 peserta
3
1 Memiliki
paling
orang dokter
1
500 Memiliki
orang dokter
banyak
5000 peserta
Memiliki 2 orang
dokter
dengan
perbandingan
dokter
paling
sedikit
5001
dpaling sedikit
sampai
paling
dokter gigi
5.001 peserta
Pelayanan kurang Memiliki
2
banyak
15.000
peserta
Tidak memiliki
peserta peserta
dokter dengan Memiliki 3 dokter
pserta paling
dengan
pserta
sedikit 15.001
paling
sedikit
dan pelayanan
24 jam setiap
sedikit
hari
dokter
Rp. 5000
Paling
Rp. 6.000
sedikit Dokter
dokter 2
Tidak memiliki
memiliki 3 dokter
paling
dengan
dengan
dokter gigi
Membuka
perbandingan
orang
waktu
pelayanan
24
dengan
dokter
5000
spesialis
sedikit
perbangdingan
3
1
5000
peserta
peserta
Tidak memiliki Dokter gigi paling
dokter gigi
sedikit 1
Pelayanan 24 jam Waktu pelayanan
setiap hari
gigi
Tidak
memiliki
dokter gigi
Pelayanan
kurang
dari 24 jam setiap
hari
BAB III
KESIMPULAN
Kesehatan menjadi kebutuhan primer bagi setiap individu. Di era JKN, masyarakat
berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dari para petugas kesehatan.
Pelayanan kesehatan tersebut mencakup juga pelayanan kefarmasian. Untuk menjamin
bahwa masyarakat memperoleh pelayanan kefarmasian yang baik maka diperlukan suatu
standar pelayanan. Standar pelayanan kefarmasian mencakup pelayanan obat dan bahan
medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik. Standar pelayanan kefarmasian tersebut
harus dilaksanakan demi pengobatan pasien yang rasional serta mencegah terjadinya
medication error.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Departemen Kesehatan.
Menteri Kesehatan Indonesia, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
3.
4.
5.
LAMPIRAN
1:5.00
1:>5.000- 1:>15.000-
WaktuPelayanan
1:>20.000
TarifKapitasi
0
1
DOKTER
Rp.6.000
3
2
DOKTER
Rp.5.000
3
3
DOKTER
Rp.4.500
3
4
DOKTER
Rp.4.000
3
5
DOKTER
Rp.5.000
3
6
DOKTER
Rp.4.500
3
7
DOKTER
Rp.4.000
3
8
DOKTER
Rp.4.000
3
9
DOKTER
Rp.4.500
2
10
DOKTER
Rp.4.000
2
11
DOKTER
Rp.3.500
2
12
DOKTER
Rp.3.500
2
13
DOKTER
Rp.4.000
1
14
DOKTER
Rp.3.500
1
15
DOKTER
Rp.3.500
1
16
DOKTER
Rp.3.500
RasioDokterPeserta
WaktuPelayanan
No
1:5.000
1:>5.000- 1:>15.000-
1:>20.000
TarifKapitasi
17
DOKTER
3
Rp.3.500
18
DOKTER
3
Rp.3.500
19
DOKTER
3
Rp.3.500
20
DOKTER
3
Rp.3.500
21
DOKTER
3
Rp.3.500
22
DOKTER
3
Rp.3.500
23
DOKTER
3
Rp.3.500
24
DOKTER
3
Rp.3.500
25
DOKTER
2
Rp.3.500
26
DOKTER
2
Rp.3.250
27
DOKTER
2
Rp.3.250
28
DOKTER
2
Rp.3.250
29
DOKTER
1
Rp.3.250
30
DOKTER
1
Rp.3.250
31
DOKTER
1
Rp.3.250
32
DOKTER
1
Rp.3.250
33
DOKTER
0
Rp.3.250
34
DOKTER
0
Rp.3.000