Anda di halaman 1dari 32

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.

Si
Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

E. ELEKTROLISIS
Prinsip elektrolisis adalah kebalikan dari sel volta. Dalam elektrolisis, energi listrik dari sumber luar
digunakan untuk membangkitkan terjadinya reaksi redoks. Dengan kata lain, elektrolisis dilakukan untuk
mengubah reaksi redoks tidak spontan menjadi spontan. Dalam sel elektrolisis, muatan anode dan katode
kebalikan dari muatan anode dan katode dalam sel volta. Mengapa demikian? Apa yang perlu
diperhatikan untuk meramalkan reaksi-reaksi oksidasi dan reduksi yang akan terjadi? Apa yang terjadi
terhadap anode dan katode selama elektrolisis berlangsung, apakah terjadi perubahan massa pada kedua
elektrode ini? Bagaimana konsentrasi larutan elektrolit, apakah bertambah atau berkurang setelah
elektrolisis? Anda akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini setelah Anda memahami desain dan
prinsip kerja sel elektrolisis.
1. Desain dan Cara Kerja Sel Elektrolisis
Untuk memahami prinsip kerja sel elektrolisis, cobalah terlebih dahulu Anda amati sel volta dengan
reaksi redoks yang terbentuk dari gabungan dua setengah-reaksi berikut:
Sn(s)
Sn2+(aq) + 2e (anode, oksidasi)
Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
(katode, reduksi)
2+
Reaksi sel: Cu (aq) + Sn(s)
Cu(s) + Sn2+(aq) Eosel = +0,48 V
Kebalikan reaksi sel di atas berlangsung secara tidak spontan dengan Eosel = 0,48 V.
Cu(s) + Sn2+(aq)
Cu2+(aq) + Sn(s) Eosel = 0,48 V
Reaksi redoks tidak spontan dapat diubah menjadi reaksi spontan melalui elektrolisis. Desain pada
Gambar 2.19 menunjukkan perbandingan proses yang terjadi antara sel volta dengan sel elektrolisis.
Sumber luar dengan
potensiallebih besar
dari 0,48V

Anode

Katode

Katode

Cu2 1M

Setengah - reaksi oksidasi :

Sn 2 (aq) 2e

Sn(s)

Setengah - reaksi reduksi :


Cu (aq) 2e
Cu(s)
2

A. Sel volta

Anode
Jembatan garam

Jembatan garam

Sn 2 1M

Sn 2 1M

Cu2 1M

Setengah - reaksi oksidasi :


Cu 2 (aq) 2e

Cu(s)

Setengah - reaksi reduksi :

Sn 2 (aq) 2e

Sn(s)

B. Selelektrolisis

Gambar 2.19 Reaksi timah-tembaga dalam sel volta dan sel elektrolisis. A. Pada keadaan standar, reaksi spontan
antara Sn dan Cu2+ menghasilkan potensial sel standar 0,48 V. B. Jika potensial lebih dari 0,48 V diberikan, sel
volta dan komponen yang sama berubah menjadi sel elektrolisis dan reaksi tidak spontan antara Cu dan Sn 2+ dapat
terjadi. Perubahan ini berakibat pada perubahan muatan elektrode dan arah aliran elektron.

Perlu Anda perhatikan bahwa dalam sel volta maupun sel elektrolisis, oksidasi terjadi di anode dan
reduksi di katode, tetapi dengan arah aliran elektron dan tanda muatan elektrode yang terbalik.
34

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Apa yang menyebabkan perbedaan muatan elektrode antara kedua sel ini? Untuk memahami perbedaan
ini, perhatikan penyebab aliran elektron yang terjadi pada kedua sel.
1) Dalam sel volta, elektron dihasilkan di anode sehingga anode bermuatan negatif (sebagai sumber
muatan negatif) dan selanjutnya elektron mengalir menuju katode sehingga katode bermuatan positif.
2) Dalam sel elektrolisis, sumber listrik luar (power supply) menyuplai elektron ke katode (sehingga
katode bermuatan negatif) dan memindahkan elektron dari anode (sehingga anode bermuatan positif).
Kegiatan Mahasiswa 31: Penguatan Konsep
Isilah tabel berikut untuk memahami kesamaan dan perbedaan antara sel volta dengan sel elektrolisis!
Sel Elektrokimia
Nilai Eosel
Elektrode
Reaksi
Tanda Muatan
( < atau > 0)
>0
?
?
negatif
?
katode
?
?
?
<0
?
oksidasi
?
?
?
negatif

2. Peramalan dan Produk Elektrolisis


Elektrolisis banyak digunakan dalam proses industri untuk memproduksi unsur-unsur penting seperti
klorin, tembaga, dan aluminium. Elektrolisis juga banyak dikembangkan dalam industri penyepuhan
(electroplating). Produk elektrolisis yang diperoleh bergantung pada beberapa faktor. Dengan faktorfaktor ini, Anda dapat menentukan prioritas reaksi yang terjadi di anode dan di katode. Untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh, perhatikanlah beberapa proses elektrolisis berikut:
a. Elektrolisis leburan garam dan produksi logam natrium dalam industri
Elektrolisis dapat digunakan untuk memperoleh logam dan nonlogam dari leburan/lelehan garam. Produk
yang diperoleh di anode dan katode mudah diramalkan jika yang dielektrolisis adalah garam murni.
Selama elektrolisis berlangsung, ion-ion tertarik ke setiap elektrode dengan muatan yang berlawanan.
Sebagai contoh, untuk elektrolisis leburan kalsium klorida murni, CaCl2(l), di katode terjadi reduksi Ca2+
dan di anode terjadi oksidasi Cl sebagai berikut:
Anode, oksidasi:
2Cl(l)
Cl2(g) + 2e
Katode, reduksi: Ca2+(l) + 2e
Ca(s)
2+

Reaksi sel: Ca (l) + 2Cl (l)


Ca(s) + Cl2(g)
Logam kalsium dan unsur-unsur halogen seperti Cl2 dan Br2 banyak diproduksi melalui cara ini.
Aplikasi elektrolisis yang lain dalam industri adalah produksi logam natrium dari leburan NaCl. Alat
yang digunakan disebut sebagai sel Downs (Gambar 2.20). Untuk mengurangi biaya pemanasan yang
tinggi, NaCl (titik leleh = 801 oC) dicampur dengan 3/2 bagian CaCl2 untuk membentuk campuran
dengan titik leleh 580 oC. Reduksi ion-ion logam menjadi logam Na dan Ca terjadi di katode. Lelehan
logam mengambang di atas campuran lelehan garam yang lebih pekat. Ketika campuran lelehan ini
terkumpul dalam pipa, cairan Na keluar dari pipa, sedangkan paduan lelehan Na/Ca yang lebih pekat
memadat dan kembali ke dalam elektrolit lelehan. Sementara itu, ion-ion Cl teroksidasi menjadi gas Cl2
pada anode yang luas dan keluar melalui corong terbalik. Desain sel ini memisahkan logam-logam dari
gas Cl2 untuk mencegah ledakan akibat terjadinya penggabungan kembali kedua unsur. Gas Cl 2
selanjutnya ditampung, dimurnikan, dan dijual sebagai produk yang bernilai.

35

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Saluran masuk
NaCl

Paduan
Na/Ca

Elektrolit lelehan
(NaCl : CaCl 2 2 : 3)
Lelehan Na

Katode (reduksi)

Anode (oksidasi)

2Cl (l )

Cl 2 ( g ) 2e

Gambar 2.20 Sel Downs untuk produksi


natrium. Campuran NaCl padat dan CaCl2
padat membentuk elektrolit lelehan. Natrium
dan kalsium terbentuk di katode dan
mengambang, tetapi paduan Na/Ca memadat
dan kembali ke bak, sedangkan logam Na
terpisah. Gas klorin terbentuk di anode.

2Na (l ) 2e

2Na(l )

b. Elektrolisis larutan garam


Larutan garam mengandung ion-ion dan molekul-molekul air. Partikel-partikel apa yang paling
mungkin bereaksi selama elektrolisis berlangsung? Apa yang menentukan suatu partikel mengalami
reaksi oksidasi di anode dan reduksi di katode?
Jika dua setengah-reaksi mungkin dapat terjadi pada salah satu elektrode, maka:
1) di katode akan terjadi reaksi reduksi kation-kation dengan Eored yang > Eored air dan
2) di anode akan terjadi oksidasi anion-anion atau atom-atom anode dengan Eored < Eored air.
Sebagai contoh, ketika larutan KI dielektrolisis dengan menggunakan elektrode inert (Pt, C, atau Au),
dua setengah-reaksi reduksi yang mungkin terjadi di katode adalah:
K+(aq) + e
K(s)
Eored = 2,92 V

2H2O(l) + 2e
H2(g) + 2OH (aq)
Ered = 0,83 V
Karena Eored air lebih positif daripada Eored ion K+, maka selama proses elektrolisis terjadi reaksi reduksi
air membentuk gas H2 dan ion OH.
Adapun dua setengah-reaksi oksidasi yang mungkin terjadi di anode adalah:
2I(aq)
I2(s) + 2e
Eored = Eo I2/I = +0,54 V
2H2O(l)
O2(g) + 4H+(aq) + 4e
Ered = +0,69 V
Karena Eo I2/I lebih negatif daripada Eo O2,H+/H2O, maka I akan teroksidasi menjadi I2 selama proses
elektrolisis berlangsung. Dengan demikian, reaksi redoks yang terjadi adalah:
2H2O(l) + 2I(aq)
H2(g) + 2OH(aq) + I2(s)
Di katode dihasilkan gas H2 dan larutan di sekitar katode bersifat basa karena terbentuknya ion OH ,
sedangkan di anode terbentuk I2(s).

36

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Kegiatan Mahasiswa 32: Penguatan Konsep


sumber
listrik
Benarkah reaksi-reaksi elektrode dalam sel elektrolisis mengikuti
e

prioritas berikut? Gunakan data potensial elektrode/reduksi standar dan
Anode
Katode
gambar di sebelah kanan untuk mendukung pendapat Anda!
()
( )
1) Prioritas reaksi reduksi di katode: I. kation, II. air.
Jika kation lebih mudah tereduksi daripada air, maka kation yang
H 2O
tereduksi. Jika sebaliknya, maka molekul air yang tereduksi.
ion ()
2) Prioritas reaksi oksidasi di anode: I. anode, II. anion, III. Air
ion ()
Jika anode yang digunakan tidak inert, maka anode yang teroksidasi.
Jika anodenya inert (Pt, C, Au), perhatikan anionnya. Jika anionnya
mudah teroksidasi, maka anion yang teroksidasi, tetapi jika anionnya inert (sukar teroksidasi), maka
air yang teroksidasi.
Contoh Soal 2.20
Tabel berikut menunjukkan komponen-komponen yang terlibat dalam sel elektrolisis. Berilah tanda ()
untuk menunjukkan zat-zat yang dapat teroksidasi atau tereduksi dan tanda () untuk zat-zat yang tidak
dapat teroksidasi atau tidak dapat tereduksi pada kolom yang sesuai! Gunakan data potensial elektrode
standar untuk memastikan jawaban Anda!
Reduksi pada Katode
Anion
Oksidasi pada Anode
Kation
Inert
Tidak inert
Inert
Tidak inert
+

K
F
+
Na
Cl
+
Li
Br
2+
Ca
I
2+
Ba
OH
2+
Fe
MnO4
3+
Al
ClO4
2+
Mn
SO42
2+
Cu
CO32
+
Ag
NO3
2+
Zn
C2O42
Penyelesaian:
Reduksi pada Katode
Anion
Oksidasi pada Anode
Kation
Inert
Fe
Inert
Fe
+

K
F

Na
Cl

Li
Br

2+

Ca
I

2+

Ba
OH

2+

Fe
MnO4

3+

Al
ClO4

2+
2
Mn
SO4

2+
2
Cu
CO3

Ag
NO3

2+

Zn
IO4

37

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Contoh Soal 2.1


Gambar di sebelah kanan menunjukkan proses elektrolisis suatu larutan elektrolit.
Baterai
(a) Sebutkan anode dan katode yang digunakan!
6,0 V
(b) Sebutkan elektrolit yang digunakan!
(c) Partikel-partikel apa saja yang dominan dalam larutan?
(d) Partikel apa yang bergerak ke anode?
(e) Partikel apa yang bergerak ke katode?
(f) Partikel apa yang teroksidasi di anode dan apa yang tereduksi di
katode? Tuliskan persamaan reaksinya!
Penyelesaian:
(a) Anode dan katode yang digunakan keduanya adalah karbon.
(b) Elektrolit yang digunakan: larutan CuSO4
(c) Partikel-partikel yang dominan dalam larutan: H2O, Cu2+, dan SO42
(d) Partikel yang bergerak ke anode: H2O dan SO42
(e) Partikel yang bergerak ke katode: H2O dan Cu2+
(f) Partikel yang teroksidasi: H2O
Reaksi oksidasi: 2H2O(l)
4H+(aq) + O2(g) + 4e

Larutan
tembaga(II ) sulfat

Elektrode
karbon

Contoh Soal 2.22


Suatu larutan N2SO4 dielektrolisis dengan menggunakan elektrode karbon. Tuliskan reaksi-reaksi di
katode dan di anode serta reaksi redoks yang terjadi.
Penyelesaian:
Strategi: Untuk menentukan partikel-partikel yang terlibat dalam reaksi redoks,
1) perhatikan anode yang digunakan.
2) Tentukan partikel-partikel yang ada dalam larutan.
Selanjutnya, tentukan partikel-partikel yang tereduksi di katode dan yang teroksidasi di anode.
Elektrolisis ini menggunakan karbon sebagai anode dan katode. Karena karbon bersifat inert, maka
anode tidak teroksidasi selama elektrolisis berlangsung. Oleh karena itu, proses redoks hanya melibatkan
partikel-partikel yang ada dalam larutan.

SO 4

Na 2 SO 4 (aq)

H 2O
Na

ke anode ()

tidak teroksidasi

ke anode ()

teroksidasi

ke katode ()

tereduksi

ke katode ()

tidak tereduksi

Reaksi oksidasi di anode:


2H2O(l)
4H+(aq) + O2(g) + 4e

Reaksi reduksi di katode: 2H2O(l) + 2e


H2(g) + 2OH(aq) ( 2)
Reaksi redoks: 6H2O(l)
4H+(aq) + 4OH(aq) + O2(g) + 2H2(g)

4H 2O

atau
2H2O(l)

O2(g) + 2H2(g)

38

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Kegiatan Mahasiswa 33: Berpikir Kritis


1. Dalam suatu elektrolisis larutan elektrolit menggunakan elektrode logam aktif, misalnya Zn, ternyata
anode yang teroksidasi, sedangkan katode tidak pernah tereduksi. Mengapa demikian?
2. Jika larutan Na2CO3, H2SO4, dan NaOH dielektrolisis menggunakan elektrode inert, apa yang
sebenarnya mengalami reaksi redoks?
3. Jika Anda mengamati adanya logam tembaga yang katanya dapat diubah menjadi emas, sebenarnya
proses apa yang terjadi? Apakah benar logam tembaga dapat diubah menjadi emas?
Kegiatan Mahasiswa 34: Penguatan Konsep
1. Untuk elektrolisis suatu larutan elektrolit, maka dengan mengacu pada data nilai Eored,
a. Tunjukkan bahwa air lebih mudah direduksi daripada ion-ion logam golongan IA dan IIA dalam
Tabel Periodik Unsur. Tuliskan pula reaksi reduksi air yang terjadi.
b. Tunjukkan bahwa selain ion-ion logam golongan IA, IIA, Mg2+, dan Al3+ dapat direduksi di katode
dan tuliskan beberapa contoh reaksi reduksi yang terjadi.
c. Tunjukkan bahwa Pt, C, dan Au merupakan bahan elektrode inert (sukar teroksidasi) bila digunakan
sebagai anode.
d. Berilah beberapa contoh ion-ion yang teroksidasi di anode bila elektrolisis dilakukan dengan
menggunakan elektrode inert.
e. Berilah beberapa contoh ion-ion yang teroksidasi di anode bila elektrolisis dilakukan dengan
menggunakan elektrode tidak inert.
2. Dengan membandingkan nilai Eored air dengan Eored ion-ion SO42, CO32, MnO4, dan ClO4, tunjukkan
bahwa ion-ion tersebut tidak teroksidasi di anode jika dilakukan elektrolisis terhadap larutan yang
mengandung ion-ion tersebut. Tuliskan reaksi oksidasi air yang terjadi. Anda juga dapat menganalisis
berdasarkan bilangan oksidasi atom pusat dalam ion-ion tersebut untuk memperkuat fakta ini.
3. Berdasarkan Soal 1 dan 2 di atas, buatlah bagan alir untuk menunjukkan reaksi oksidasi di anode dan
reduksi di katode yang terjadi dalam elektrolisis terhadap suatu larutan elektrolit.

39

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Evaluasi 3:
1. Lengkapilah tabel data elektrolisis berikut:
Elektrode
Reaksi di elektrode
Elektrolit
Katode
Anode
anode
Katode
H2SO4(aq)
Besi
Besi
?
?
Platina
Platina
?
?
Ca(OH)2(aq)
Karbon
Karbon
?
?
+

AgNO3(aq)
Zink
Zink
?
Ag (aq) + e
K2SO4(aq)
Platina
Platina
?
?
?
Zink
Zink
?
?
KCl
Platina
Platina
?
?

2+
?
?
?
2Br (aq)
Br2(l) + 2e
Fe (aq) + 2e

Ag(s)

Fe(s)

2. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi untuk elektrolisis berikut!


a. larutan NaOH dengan elektrode platina
b. larutan HCl dengan elektrode emas
c. larutan Cu(NO)2 dengan elektrode karbon
d. larutan AgNO3 dengan elektrode perak
3. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi untuk elektrolisis lelehan NaCl dan KBr berikut:
a. dengan menggunakan elektrode platina
b. dengan menggunakan elektrode besi

F. HUKUM FARADAY
Pada tahun 1832, Michael Faraday (1791 1867) merumuskan hukum Faraday dari hasil studi
elektrolisis timbal sebagai berikut: Jumlah zat-zat yang mengalami oksidasi atau reduksi pada setiap
elektrode selama elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan dalam sel.
Berdasarkan hukum ini, maka jumlah listrik dinyatakan dengan satuan faraday (F). Satu faraday
adalah jumlah listrik yang terlibat dalam penangkapan atau pelepasan 1 mol elektron (6,02 1023 e).
1 mol e = 6,02 1023 e = 1 F
Satuan jumlah listrik yang lain adalah coulomb (C). Satu coulumb didefinisikan sebagai jumlah
muatan listrik (Q) yang melewati suatu titik ketika arus 1 ampere mengalir selama 1 detik.
Q = i.t
dengan i = arus listrik (ampere) dan t = durasi waktu arus listrik mengalir (detik).
Arus 1 ampere sama dengan muatan 1 coulumb per detik. Satu faraday sama dengan muatan 96485
( 96500) coulumb. Nilai 96500 disebut sebagai tetapan atau bilangan Faraday (F).

1 ampere = 1

coulumb
detik

atau

1 A = 1 C/det

40

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

1 faraday = 1 mol e = 6,02 1023 e = 96500 coulomb


F = 96500

Oleh karena itu, dengan mengetahui jumlah mol elektron yang terlibat, maka banyaknya zat yang
dihasilkan selama proses elektrolisis dapat ditentukan. Sebagai contoh, untuk elektrolisis yang
menghasilkan reaksi reduksi: Fe2+(aq) + 2e
Fe(s), maka:
2 mol elektron menghasilkan 1 mol Fe
1 mol elektron menghasilkan mol Fe
6,02 1023 elektron menghasilkan mol Fe
1 F menghasilkan mol Fe
96500 C menghasilkan mol Fe
Selain itu, karena Q untuk 1 mol e = 96500 C = F, maka Q untuk n mol e = nF. Jadi, muatan listrik
yang dibutuhkan untuk elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah mol elektron.
Q = nF
dengan n = jumlah mol elektron (mol) dan F = muatan listrik per 1 mol elektron (coulomb/mol)
1. Hubungan antara Massa dengan Muatan
Hukum Faraday dapat digunakan untuk menentukan massa zat-zat yang terlibat dalam reaksi redoks.
Massa zat pereaksi maupun produk reaksi redoks berbanding lurus dengan muatan listrik yang
digunakan selama elektrolisis. Dalam reaksi reduksi atau oksidasi,
1) jumlah mol pereaksi maupun produk reaksi berbanding lurus dengan jumlah mol elektron yang
terlibat.
2) Jumlah mol elektron berbanding lurus dengan muatan listrik (Q).
3) Jumlah mol pereaksi maupun produk reaksi juga berbanding lurus dengan masing-masing
massanya (m).
Oleh karena itu, massa pereaksi maupun produk reaksi berbanding lurus dengan muatan listrik.
m Q i.t

Contoh Soal 2.23


Berapa massa gas Cl2 yang dihasilkan dari elektrolisis larutan NaCl dengan arus 12 A selama 11 menit?
Penyelesaian:
NaCl(aq)

Na+(aq) + Cl(aq)

Gas Cl2 diperoleh dari reaksi oksidasi Cl: Cl(aq)

Cl2(g) + 2e

Strategi:

Muatan e

Mol e

Mol Cl2

Massa Cl2

Q = i.t = (12 A)(11 menit 60 detik/menit) = (12 A)(660 detik) = 7920 C.

41

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Massa Cl2 (gram) 7920 C


Muatan e

71 g Cl 2
1 mol e 1 mol Cl 2

2,9 gram

1 mol Cl 2
96500 C 2 mol e

Mol e
Mol Cl2

Massa Cl2

Untuk reaksi-reaksi yang melibatkan gas, maka jumlah mol elektron yang terlibat dalam reaksi
berbanding lurus dengan volume gas. Oleh karena itu, volume gas berbanding lurus dengan muatan listrik
yang digunakan selama elektrolisis berlangsung.
V Q i.t
Contoh Soal 2.24
Pada percobaan elektrolisis larutan natrium klorida encer, elektrolisis
dilakukan selama 2 menit dengan menggunakan arus listrik 2 A.
Larutan NaCl
(a) Gas-gas apa yang dihasilkan di setiap elektrode?
encer
(b) Berapakah volume teoretik gas yang dihasilkan pada keadaan
standar?

Elektrode
karbon

Penyelesaian:
(a) NaCl(aq)
Na+(aq) + Cl(aq)
Di katode, Na+ tidak tereduksi
Reaksi di anode: 2Cl(aq)
Cl2(g) + 2e
Reaksi di katode: 2H2O(l) + 2e
H2(g) + 2OH(aq)
Jadi, di anode dihasilkan gas Cl2 dan di katode dihasilkan gas H2.
(b) Strategi:

Muatan e

Mol e

Mol gas Cl2 H2

V gas Cl2 H2

Q e = i.t = (2,0 A)(2 60 60 detik) = 14000 C


mol e =

14000 C
= 0,145 mol
96500 C/mol e

mol Cl2 = mol H2 = mol e = 0,0725 mol


V (Cl2) = V (H2) = (0,0725 mol)(22,4 L/mol) = 1,624 L
Jadi, volume gas = 2(1,624 L) = 3,248 L

2. Hubungan antara Massa dengan Massa Ekivalen


Hukum Faraday juga dapat digunakan untuk menentukan massa zat-zat yang terlibat dalam reaksi redoks
berdasarkan massa ekivalen pereaksi maupun produk reaksi. Massa zat pereaksi maupun produk
reaksi redoks berbanding lurus dengan massa ekivalen pereaksi maupun produk reaksi yang
terlibat dalam proses elektrolisis. Jika massa ekivalen dinyatakan dengan mek, maka:
m mek

42

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Massa ekivalen adalah massa atom atau massa molekul per jumlah elektron yang dilepaskan atau
diterima dalam reaksi redoks. Jika massa atom atau massa molekul dinyatakan sebagai massa molar (Mm),
maka massa ekivalen adalah massa molar pereaksi atau produk reaksi dibagi dengan perubahan bilangan
oksidasi dalam satuan mol1 (x).

mek

Mm
x

Sebagai contoh, untuk reaksi: Ag+(aq) + e


Fe2+(aq) + 2e

Ag(s),
Fe(s),

108 g/mol
= 108 g
1/mol
56 g/mol
mek Fe =
= 28 g
2/mol
mek Ag =

Hubungan antara massa dengan muatan dan massa ekivalen dinyatakan sebagai:

mek .Q
96500

Contoh Soal 2.25


Gambar di sebelah kanan menunjukkan pemurnian tembaga
secara elektrokimia.
(a) Tuliskan reaksi yang terjadi di anode dan di katode!
(b) Berapa gram tembaga (Ar Cu = 63.5) yang mengendap di
katode jika larutan CuSO4 dielektrolisis dengan arus 0,2
ampere selama 2 jam?
(c) Berapa gram logam tembaga (anode) yang teroksidasi?

Anode

Tembaga
larut

Katode

Endapan
tembaga

Pengotor

Penyelesaian:
(a)
Reaksi di anode: Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
Reaksi di katode: Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
2+

(b) Di katode, Cu menerima 2e , sehingga massa ekivalen (mek) Cu = 63,5/2 g


mCu (gram) =

m ek .i.t
(63,5 2 g) .(0,2 A).(2.60.60 detik)
=
= 0,47 gram
96500
96500 A.detik

(c) Massa tembaga yang teroksidasi di anode = massa tembaga yang terbentuk di katode = 0,47 gram
Kegiatan Mahasiswa 35: Penguatan Konsep
Gunakan persamaan Q = nF dan hubungan antara m dengan Q dan mek untuk membuktikan bahwa:

mek .Q
96500

Hukum Faraday juga dapat diterapkan untuk penentuan massa zat-zat dari elektrolisis beberapa sel
yang tergabung secara seri (Gambar 2.21). Dalam sel gabungan ini, muatan listrik yang masuk ke dalam
setiap sel adalah sama sehingga perbandingan massa zat yang dihasilkan pada setiap elektrode
berbanding lurus dengan massa ekivalennya. Oleh karena itu, untuk elektrolisis sel gabungan seri:

43

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

m(I)
m (I)
ek
m(II) mek (II)
dengan I dan II berturut-turut adalah elektrode di sel I dan elektrode yang sama di sel II.

S el I

S el II

S el III

Gambar 2.21 Sel elektrolisis yang tergabung seri. Dalam elektrolisis ini,
muatan listrik yang digunakan oleh setiap sel adalah sama.

Sebagai contoh, jika sel I, II, dan III berturut-turut berisi larutan CuSO4, AgNO3, dan NaCl, perbandingan
massa Cu dengan massa Ag yang mengendap di setiap katodenya setelah elektrolisis adalah:

m Cu mek Cu

m Ag mek Ag
Contoh Soal 2.26
Suatu larutan CuSO4 dan larutan AgNO3 dielektrolisis secara bersamaan dalam dua sel yang digabung
secara seri dengan menggunakan satu sumber listrik. Setelah elektrolisis berlangsung beberapa waktu
diperoleh logam tembaga sebanyak 6,35 gram. Berapa massa logam perak yang dihasilkan? (Ar Cu =
63,5; Ag = 108)
Penyelesaian:
Andaikan sel I berisi larutan CuSO4 dan sel II berisi larutan AgNO3, maka logam Cu dari reduksi ion
Cu2+ mengendap di katode I dan logam Ag dari reduksi ion Ag+ mengendap katode II.
Reaksi reduksi di sel I: Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
+

Reaksi reduksi di sel II: Ag (aq) + e


Ag(s)

m(Ag) mek (Ag)

m(Cu) mek (Cu)


m(Ag) =

(108/1) g
mek (Ag)
6,35 g = 21,6 g
m(Cu) =
(63,5/2) g
mek (Cu)

Jadi, logam perak yang dihasilkan sebanyak 21,6 gram.


Cara lain:
Karena muatan listrik yang mengalir dalam kedua sel adalah sama, maka jumlah elektron yang mengalir
dalam kedua sel juga sama, sehingga ersamaan reaksi reduksi di katode II harus dikalikan dengan 2.
Reaksi reduksi di sel I: Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
+

Reaksi reduksi di sel II: 2Ag (aq) + 2e


2Ag(s)
Dengan demikian, mol Ag : mol Cu = 2 : 1
mol Ag = 2 mol Cu = 2

6,35 g
= 0,2 mol
63,5 g/mol

massa Ag = (0,2 mol)(108 g/mol) = 21,6 g

44

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Hukum Faraday juga berlaku untuk sel-sel yang tidak tergabung, tetapi semua sel menggunakan
sumber listrik dengan muatan yang sama.
Contoh Soal 2.27
Sebanyak 5,6 gram logam besi diperoleh dari elektrolisis larutan FeSO4 selama beberapa waktu. Jika
sumber listrik dengan kapasitas yang sama digunakan untuk elektrolisis larutan CuSO4 dengan durasi
waktu yang sama, berapakah massa logam tembaga yang diendapkan di katode? (Ar Fe = 56; Cu = 63,5)
Penyelesaian:
Karena kapasitas dan durasi elektrolisis untuk kedua larutan sama, maka muatan listrik yang digunakan
untuk elektrolisis kedua larutan adalah sama.
Oleh karena itu,

m(Cu) mek (Cu)

m(Fe) mek (Fe)

Reaksi reduksi di sel I: Fe2+(aq) + 2e


Reaksi reduksi di sel II: Cu2+(aq) + 2e

m(Cu) =

Fe(s)
Cu(s)

(63,5/2) g
mek (Fe)
5,6 g = 6,35 g
m(Fe) =
mek (Cu)
(56/2) g

Jadi, massa tembaga yang diendapkan di katode adalah 6,35 gram.


Kegiatan Mahasiswa 36: Penguatan Konsep
Dengan menggunakan rumus: m

mek .Q
, buktikan bahwa untuk elektrolisis larutan dalam sel I dan sel
96500

II yang digabung secara seri, perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan di katode I dengan katode II
adalah:

m(I) mek (I)

m(II) mek (II)


Evaluasi 4
Gambar berikut menunjukkan elektrolisis lelehan natrium klorida
pada keadaan standar. Pada elektrolisis ini diperoleh gas klorin
sebanyak 60 mL.
a. Berapa jumlah mol gas klorin yang dihasilkan.
b. Berapa massa natrium yang terbentuk? (Ar Na = 23)
c. Jika elektrolisis dilakukan dengan menggunakan arus 3,0 A,
berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan 60
mL gas klorin?

Baterai

Saklar

Katode

Anode

Pemanas

G. APLIKASI ELEKTROKIMIA
1. Aplikasi Sel Volta/Galvani
Anda tentu sudah familier bahwa baterai merupakan sumber energi yang banyak digunakan dalam
peralatan yang memerlukan energi listrik. Bagaimana prinsip kerja elektrokimia baterai?

45

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Baterai adalah sel volta yang tersusun dari elektrode dan elektrolit yang dikemas dalam satu sistem
seberhana sehingga mudah dibawa (portable). Ada tiga jenis baterai yang saat ini telah dikembangkan
dan banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi, yaitu baterai primer, sekunder, sel bahan bakar (fuel
cell). Selain itu, sel volta juga banyak dikembangkan dalam analisis secara potensiometri menggunakan
elektrode selektif ion (ESI).
a. Baterai primer
Baterai primer adalah baterai yang tidak dapat diisi ulang, sehingga jika kerja elektrokimia sel ini telah
habis (mati), baterai ini tidak dapat digunakan lagi. Contoh baterai jenis ini adalah sel kering, baterai
alkalin, merkuri, dan perak.
1) Sel kering atau sel LeClance
Baterai ini ditemukan sejak tahun 1800 dan banyak digunakan sehari-hari di hampir setiap rumah,
misalnya sebagai sumber listrik untuk lampu sorot (Gambar 2.22). Baterai ini berupa kaleng zink yang
berisi pasta campuran MnO2, NH4Cl, ZnCl2, H2O, dan serbuk grafit untuk meningkatkan konduktivitas.
Kaleng zink sekaligus berfungsi sebagai anode. Adapun batang grafit berfungsi sebagai katode.
Selama baterai ini berfungsi, di dalam sel terjadi reaksi sebagai berikut:
1) Di anode, oksidasi: Zn(s)
Zn2+(aq) + 2e
2) Di katode, reduksi MnO2 melalui beberapa tahap yang melibatkan Mn2+ dan reaksi asam-basa antara
NH4+ dengan OH. Reaksi reduksi di katode sebenarnya berlangsung sangat kompleks.
2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e
Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Ammonia (NH3), yang sebagian berupa gas, membentuk kompleks dengan ion Zn2+ yang mengkristal
ketika bertemu dengan ion Cl.
Zn2+(aq) + 2NH3(aq) + 2Cl(aq)
Zn(NH3)2Cl2(s)
Reaksi sel keseluruhan:
2MnO2(s) + 2NH4+Cl(aq) + Zn(s)

Zn(NH3)2Cl2(s) + Mn2O3(s) + H2O(l)

Esel = 1,5 V

Insulator
Pasta MnO2
yang menutup grafit
Pasta NH4 Cl dan ZnCl2

Kaleng logam Zn

Gambar 2.22 A. Desain sel kering. B. Lampu


sorot dengan sumber listrik 2 baterai kering 1,5 V.

Kegunaan: sumber listrik untuk radio jinjing, mainan anak-anak, lampu sorot, dan lain-lain.
Kelebihan: murah, aman, tersedia dalam berbagai ukuran.
Kelemahan: pada arus yang tinggi, produksi NH3 dapan menurunkan tegangan, masa pakai tidak lama
karena anode zink bereaksi dengan NH4+.
2) Baterai alkalin.
Baterai alkalin 1,5 V terdiri dari wadah tertutup rapat berbahan zink yang di dalamnya berisi campuran
MnO2, pasta KOH alkalin, dan air (Gambar 2.23). Wadah zink ini sekaligus berfungsi sebagai anode.

46

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Adapun gatang grafit yang berada di tengah-tengahnya berfungsi sebagai katode. Reaksi yang terjadi
dalam sistem baterai ini adalah sebagai berikut:
Anode (oksidasi):
Zn(s) + 2OH(aq)
ZnO(s) + H2O(l) + 2e
Katode (reduksi): MnO2(s) + 2H2O(l) + 2e
Mn(OH)2(s) + 2OH(aq)
Reaksi sel: Zn(s) + MnO2(s) + H2O(l)
ZnO(s) + Mn(OH)2(s)
Esel = 1,5 V
Pentol katode grafit bermuatan ()
Baja pelapis
MnO2 dalam pasta KOH
Anode Zn

Batang grafit
Lapisan adsorben/pemisah
Penutup bermuatan ()
Gambar 2.23 Baterai alkalin. Gambar sebelah kanan menunjukkan
komponen-komponen yang terkandung dalam baterai alkalin. Silberberg, 2007.

Kegunaan: sama dengan sel kering.


Kelebihan: tidak terjadi penurunan tegangan dan masa pakai yang lebih lama daripada sel kering karena
adanya elektrolit alkalin, tersedia dengan berbagai ukuran.
Kekurangan: lebih mahal daripada baterai sel kering.
3) Beterai merkuri dan perak
Baterai merkuri dan perak dikemas dalam bentuk yang sederhana. Kedua baterai ini menggunakan wadah
zink yang sekaligus berfungsi sebagai anode. Sebagai katode, baterai merkuri menggunakan MgO dan
baterai perak menggunakan Ag2O. Kedua baterai ini menggunakan pelapis baja yang mengelilingi
katode. Pereaksi padat dikemas dengan KOH dan dipisahkan dengan kertas basah. Reaksi-reaksi yang
terjadi dalam kedua sistem baterai adalah sebagai berikut:
Anode (oksidasi):
Zn(s) + 2OH(aq)
ZnO(s) + H2O(l) + 2e

Katode (reduksi): Baterai merkuri: HgO(s) + H2O(l) + 2e


Hg(l) + 2OH(aq)
Baterai perak: Ag2O(s) + H2O(l) + 2e
2Ag(s) + 2OH(aq)
Reaksi sel baterai merkuri: Zn(s) + HgO(s)
Reaksi sel baterai perak: Zn(s) + Ag2O(s)

ZnO(s) + Hg(l)
ZnO(s) + 2Ag(s)

Esel = 1,3 V
Esel = 1,6 V

Kedua baterai ini dikonstruksi dengan ukuran kecil. Baterai merkuri sering dalam kalkulator
(Gambar 2.24). Adapun bateri perak banyak digunakan dalam jam dan alat bantu dengar. Kekurangan
kedua jenis baterai ini adalah dalam hal toksisitas merkuri dan mahalnya sel perak.
Penutup sebagai anode
Kaleng sebagai katode
Zn dalam jel KOH (anode)

Gasket
Pemisah
Pelet Ag2 O
dalam grafit (katode)

Gambar 2.24 Baterai merkuri. Bagian kanan adalah komponen-komponen dalam sistem baterai merkuri.

Kelebihan: ukuraan kecil, potensial besar, perak tidak beracun.


Kekurangan: merkuri beracun, perak mahal
47

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

b. Baterai sekunder (dapat diisi ulang)


baterai dapat isi-ulang (rechargeable) dapat diisi ulang bila energi yang tersimpan sudah habis terpakai.
Pengisian baterai ini dapat dilakukan dengan mengisi energi listrik melalui pembalikan reaksi dan
pembentukan ulang pereaksi. Dengan kata lain, sel volta secara periodik dibalik menjadi sel elektrolisis.
Itulah sebabnya baterai jenis ini disebut sebagai baterai sekunder. Baterai sekunder yang paling banyak
dipakai sebagai baterai mobil. Dua jenis bateri sekunder yang relatif baru adalah baterai hidrida logamnikel dan baterai ion-litium.
1) Baterai asam-timbal (aki)
Aki memiliki enam sel yang terhubung secara seri dengan kapasitas total 12 V. Setiap sel memiliki
kapasitas 2,0 V. Setiap sel mengandung dua kisi (grid) timbal yang berfungsi sebagai elektrode, yang
satu adalah Pb sebagai anode dan yang satunya lagi PbO2 sebagai katode. Kedua elektrode ini direndam
dalam larutan elektrolit H2SO4 4,5 M. Di antara kedua elektrode dipasang lembaran serat kaca
(fiberglass) untuk mencegah kerusakan (Gambar 2.24).

Katode () :
kisi timbal berisi PbO2

Anode () :
kisi timbal berisi karang Pb

Elektrolit H 2SO 4

Gambar 2.24 Baterai asam-timbal (aki). Kedua elektrode mengandung timbal (Pb). Ketika reaksi redoks
berlangsung, kedua elektrode menghasilkan PbSO4 yang melapisi kedua elektrode.

Ketika sel beroperasi, sel ini berkerja sebagai sel volta menghasilkan energi listrik yang berasal dari
reaksi-reaksi berikut:
Anode (oksidasi):
Pb(s) + HSO4(aq)
PbSO4(s) + H+(aq) + 2e
Katode (reduksi): PbO2(s) + 3H+(aq) + HSO4(aq) + 2e
PbSO4(s) + 2H2O(l)

Reaksi sel: Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4 (aq)


2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Ketika aki diisi ulang, sel ini bekerja sebagai sel elektrolisis. Energi listrik dari sumber listrik
digunakan untuk membangkitkan reaksi redoks. Oleh karena itu, reaksi setengah-sel dan reaksi redoks
berlangsung dengan arah yang sebaliknya. Fungsi katode berubah menjadi anode dan sebaliknya anode
berubah menjadi katode. Reaksi keseluruhan ketika dilakukan pengisian ulang:
2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)
2) Baterai hidrida logam-nikel (nickel-metal Hidryde Battery, battery Ni-MH)
Salah satu alasan yang mendasari pembuatan baterai jenis ini adalah bahaya toksik dari baterai nikelkadmium (nikad). Dalam baterai Ni-MH, setengah-reaksi di anode mengoksidasi hidrogen yang
terabsorpsi dalam paduan logam (dilambangan sebagai M, misalnya LaNi 5) dalam elektrolit basa (KOH),
sedangkan nikel(III) dalam bentuk NiO(OH) direduksi di katode (Gambar 2.25).
Anode (oksidasi):
MH(s) + OH(aq)
M(s) + H2O(l) + e
Katode (reduksi): NiO(OH)(s) + H2O(l) + e
Ni(OH)2(s) + OH(aq)
Reaksi sel: MH(s) + NiO(OH)(s)
M(s) + Ni(OH)2(s)
Esel = 1,4 V

48

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

NiO(OH) (anode)
Pemisah
MH (katode)
Insulator
Gasket

Tabung
penurun
panas

Gambar 2.25 Baterai hidrida logam-nikel.

Selama pengisian ulang, reaksi sel berlangsung dengan arah yang terbalik.
Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam unit kamera, pisau cukur tanpa kabel, dan alat pengebor.
Baterai jenis ini memiliki tenaga yang kuat, ringan, dan nontoksik. Baterai ini harus dimatikan selama
penyimpanan dalam jangka waktu yang relatif lama.
3) Baterai ion-Litium
Baterai ini terdiri anode atom litium (Li) yang terletak di antara lembaran-lembaran grafit (dilambangkan
sebagai LixC6), katode litium logam oksida, misalnya LiMn2O4 atau LiCoO2, dan elektrolit LiPF6 1 M
dalam pelarut organik. Elektron mengalir melewati sircuit, sedangkan ion-ion Li+ yang tersolvasi
mengalir dari anode ke katode di dalam sel (Gambar 2.25). Reaksi sel yang terjadi adalah sebagai berikut:
Anode (oksidasi):
LixC6
xLi+ + xe + C6(s)
Katode (reduksi): Li1xMn2O4(s) + xLi+ + xe
LiMn2O4(s)
Reaksi sel: Li1xMn2O4(s) + LixC6
LiMn2O4(s) + C6(s)
Esel = 3,7 V
Reaksi sel berlangsung dengan arah terbalik selama pengisian ulang.

Anode
Li dalam
grafit

Katode
Elektrolit
LiPF6
dalam
(CH 3 ) 2 CO 3

LiMn2 O 4

Gambar 2.26 Baterai ion-litium. Baterai jenis ini banyak digunakan dalam laptop.

Baterai jenis ini banyak digunakan dalam komputer laptop tanpa kabel, handphone, dan lain-lain.
Kegiatan Mahasiswa 38: Kajian Literatur dan Desain Sumber Listrik
Industri baterai kini berkembang sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi.
Untuk memperkuat konsep dan menambah wawasan, carilah informasi lain mengenai jenis-jenis baterai
dan sel bahan bakar dari berbagai literatur yang saat ini banyak digunakan. Berdasarkan pengetahuan
Anda, cobalah desain sumber-sumber energi listrik lain yang bekerja berdasarkan proses galvani.

49

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Kegiatan Mahasiswa 39: Berfikir Kritis


Carilah informasi mengenai baterai pada gambar di sebelah kanan dan
tunjukkan komponen-komponen yang terkandung dalam sistem sel serta proses
redoks yang terjadi ketika baterai tersebut digunakan. Mengapa baterai jenis ini
dapat mengalami kebocoran setalah digunakan beberapa waktu?

Contoh Soal 2.28


Sel kering 1,6 V adalah salah satu jenis baterai primer yang dapat
digunakan sebagai sumber energi listrik untuk menyalakan lampu.
Komponen-komponen sel kering dan sebuah lampu digambarkan
seperti pada gambar di sebelah. Tuliskan reaksi-reaksi yang terjadi
dan gambarkan arah aliran elektron ketika lampu yang terhubung
dengan sel kering menyala!

Katode
karbon
Pasta NH4Cl,
ZnCl2 , dan
M nO2
Pemisah
Bola lampu

Campuran karbon
dan MnO2
Baterai
sel kering

Anode zink

Penyelesaian:
Ketika lampu menyala, dalam baterai terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut:
Anode zink, yang sekaligus berfungsi sebagai wadah kaleng, mengalami reaksi oksidasi.
Reaksi oksidasi di anode: Zn(s)
Zn2+(aq) + 2e
e
Di katode karbon, ion ammonium mengalami reduksi sebagai
e
berikut: 2NH4+(aq) + 2e
2NH3(g) + H2(g)
Katode
karbon
Reaksi redoks:
Pasta NH Cl,
+
2+
ZnCl , dan
Zn(s) + 2NH4 (aq)
Zn (aq) + 2NH3(g) + H2(g)
M nO
Pemisah
Esel = 1,6 V

Campuran karbon
dan MnO
Gas H2 yang terbentuk selanjutnya dioksidasi oleh MnO2
dalam sel untuk mencegah pengumpulan H2 di katode yang dapat
Anode zink
e
menghentikan reaksi redoks.
e
H2(g) + MnO2(s)
2MnO(OH)(s)
Gas NH3 yang terbentuk bergabung dengan Zn2+ membentuk senyawa kompleks [Zn(NH3)4]2+
Zn2+(aq) + 4NH3(g)
[Zn(NH3)4]2+
Elektron mengalir dari anode menuju katode melawati lampu sehingga lampu dapat menyala.
2

c. Elektrode Selektif Ion (ESI)


Elektrode ini banyak digunakan untuk pengukuran ion-ion dalam sampel dengan batas deteksi yang
rendah hingga 1012 M, selektivitas yang tinggi, dan rentang daerah pengukuran yang lebar. Karena
selektivitasnya yang tinggi pengukuran ion-ion, maka pengukuran ion-ion tidak perlu melalui proses
pemisahan. Pengukuran dapat langsung diterapkan dalam larutan sampel. Sebagai contoh, pH meter
mampu mengukur ion H+ langsung dalam larutan sampel secara akurat tanpa ada gangguan yang berarti
oleh adanya ion-ion lain dalam rentang konsentrasi 1012 0,1 M atau pH 1,00 12,00 (Gambar 2.27).
Pengukuran ion-ion dengan ESI didasarkan pada persamaan Nernst yang menunjukkan hubungan
langsung antara potensial sel dengan konsentrasi ion analit. Potensial sel terukur berada dalam skala
milivolt, sehingga pengukuran ion-ion dengan menggunakan ESI tidak memerlukan sampel dengan
jumlah yang banyak. Pengukuran cukup dilakukan dengan 2 10 mL larutan sampel saja, sehingga biaya
analisis sangat murah tetapi akurat.

50

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

ESI yang hingga kini banyak dikembangkan memiliki dua


model, yaitu model tabung dan model kawat terlapis. Respon
potensial berasal dari reaksi kesetimbangan antara ion analit dalam
larutan sampel dengan ion yang sama dalam larutan internal atau
dalam membran. Saat ini hampir semua ESI sudah dapat
dioperasikan secara digital baik yang tersambung dengan komputer
maupun yang terpisah.
Selain di bidang kimia analitik, ESI banyak diterapkan dalam
bidang medis dan kedokteran, misalnya untuk penentuan kadar gula
darah dan beberapa aplikasi lain yang terlihat sederhana, praktis,
tetapi akurat. Materi ESI secara khusus akan Anda pelajari di
Perguruan Tinggi. Anda juga akan menjumpai metode-metode
analisis lain yang menerapkan prinsip-prinsip elektrokimia seperti
voltametri, amperometri, koulometri, dan konduktometri.

Gambar 2.27 Contoh pH-meter.


Sebelah kanan adalah tiga buah
elektrode sensor pH.

2. Aplikasi Sel Elektrolisis


Proses elektrolisis banyak digunakan dalam industri logam untuk pemurnian dan pemisahan logam dari
berbagai sumber. Pada umumnya, logam-logam diperoleh dari sampel bijih logam yang banyak
mengandung pengotor ikutan. Sebagai contoh, pemurnian tembaga dan pemisahan aluminium lebih
dalam industri kedua logam ini lebih efektif menggunakan proses elektrolisis.
a. Pemurnian tembaga
Tembaga banyak dijumpai dalam bijih kalkopirit, CuFeS2, suatu campuran senyawa sulfida dari FeS dan
CuS. Kebanyakan deposit bijih ini mengandung kurang dari 0,5% massa Cu. Pemisahan tembaga yang
jumlahnya sedikit ini memerlukan beberapa tahap hingga diperoleh tembaga dengan kemurnian yang
layak untuk kawat, karena penggunaan tembaga yang paling penting adalah sebagai kawat.
Setelah pemisahan besi(II) sulfida dan mereduksi tembaga(II) sulfida, tembaga yang diperoleh harus
dimurnikan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang tidak diinginkan seperti Fe, Ni, Ag, Au, dan
Pt. Pengotor-pengotor ini dipisahkan dan diolah untuk keperluan penting yang lain. Pemurnian ini
melibatkan proses penyulingan secara elektrokimia (electrorefining) untuk mengoksidasi Cu menjadi ion
Cu2+ dalam larutan, diikuti dengan reduksi ion-ion ini menjadi logam Cu yang terlapis di katode (Gambar
2.28). Untuk melakukan proses ini, tembaga tak murni ditempa menjadi pelat dan ditempatkan sebagai
anode. Tembaga lain yang masih murni ditempatkan sebagai katode. Kedua elektrode ini direndam ke
dalam larutan CuSO4 asam dan diberi potensial terkontrol untuk proses elektrolisis. Dalam elektrolisis ini
terjadi dua proses sekaligus, yaitu:
1) Oksidasi Cu dan pengotor-pengotor yang lebih aktif (Fe dan Ni). Adapun pengotor-pengotor yang
kurang aktif (Ag, Au, dan Pt) tidak teroksidasi. Ketika lempeng anode bereaksi, logam-logam yang
tidak teroksidasi rontok sebagai lempung anode dan dimurnikan secara tersendiri.
2) karena Cu kurang aktif dibandingkan dengan Fe dan Ni (pengotor), maka ion-ion Cu2+ direduksi di
katode, tetapi ion-ion Fe2+ dan Ni2+ tetap tinggal dalam larutan.
Logam tembaga yang diperoleh melalui electrorefining ini memiliki kemurnian 99,9%.

51

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Cu 2 2e

Cu

Cu

Katode ()

Tembaga
murni

Lumpur
anode

Cu 2 2e
Anode ()

Larutan
CuSO 4
asam

Tembaga
tak murni

Gambar 2.28 Electrorefining tembaga. A. Tembaga disuling secara elektrokimia menggunakan lempeng
tembaga tak murni sebagai anode dan lempeng-lempeng tembaga murni sebagai katode. Ion Cu2+ yang
dilepaskan dari anode direduksi menjadi Cu dan terlapis di katode. Lumpur anode mengandung logam-logam
lain yang bernilai tinggi. B. Bagian kecil fasilitas industri electrorefining tembaga.

b. Pemisahan aluminium
Aluminium, logam dengan jumlah yang paling melimpah di bumi, ditemukan dalam banyak mineral
aluminosilikat. Beberapa mineral ini berubah menjadi bauksit. Pada umumnya, pemisahan aluminium
dilakukan melalui proses dua tahap yang menggabungkan beberapa tahap pemisahan secara fisik dan
kimia. Pertama, pemisahan mineral aluminium oksida, Al2O3, dari bauksit. Kedua, yang menjadi fokus
kita di sini, pengubahan oksida tersebut menjadi logam aluminium.
Aluminium merupakan reduktor kuat yang terbentuk dari larutannya di katode. Jadi, oksida
aluminium harus dielektrolisis. Namun demikian, karena titik leleh Al 2O3 sangat tinggi (2030 oC), oksida
ini terlebih dahulu harus dilarutkan dalam kriolit (Na3AlF6) agar diperoleh campuran yang dapat
dielektrolisis pada suhu 1000 oC. Tahap elektrolisis ini, disebut sebagai proses Hall-Heroult, dilakukan
dalam tungku berlapis-dalam grafit. Lapisan grafit ini sekaligus berfungsi sebagai katode. Anode grafit
direndam ke dalam campuran lelehan Al2O3-Na3AlF6 (Gambar 2.29). Sel elektrolisis beroperasi dengan
tegangan sedang sebesar 4,5 V, tetapi dengan aliran arus listrik yang besar antara 1,0 105 2,5 105 A.
2

Al2 O 2 F4 8F C
Anode batang grafit ()

2AlF6

CO 2 4e

Gambar 2.29 Sel elektrolisis pada pabrik


aluminium. Al2O3 yang dimurnikan dicampur
dengan kriolit (Na3AlF6) dan dilelehkan.
Reduksi pada pelapis tungku grafit (katode)
menghasilkan lelehan Al. Oksidasi pada
batang grafit (anode) secara perlahan-lahan
mengubah campuran menjadi CO2.

Al2 O 3 dilarutkan
dalam lelehan Na 3 AlF6
Gelembung CO 2
Lelehan Al
()

Katode lapis grafit ()


AlF6

3e

Al 6F

Sumber
listrik

()

Beberapa kemungkinan reaksi terjadi melalui rangkaian reaksi berikut:


2Al2O3(s) + 2AlF63(l)
3Al2O2F42(l)

52

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Al terbentuk di katode melalui reaksi reduksi berikut:


AlF63(l) + 3e
Al(l) + 6F(l)
Anode grafit teroksidasi membentuk gas CO2 melalui reaksi berikut:
Al2O2F42(l) + 8F(l) + C(grafit)
2AlF63(l) + CO2(g) + 4e
Karena anode turut bereaksi, maka anode grafit harus sering diganti. Gabungan dari ketiga reaksi tersebut
menghasilkan persamaan reaksi redoks sebagai berikut:
2Al2O3(dalam Na3AlF6) + 3C(grafit)
4Al(s) + 3CO2(g)
c. Pelapisan logam (electroplating)
Pelapisan logam antara lain bertujuan untuk memperoleh logam yang lebih aman, memiliki nilai estetika
yang tinggi, lebih kuat, dan awet. Sebagai contoh, sendok dari bahan besi dapat dilapis dengan perak
melalui cara elektrolisis (Gambar 2.30). Sendok yang akan dilapis ditempatkan sebagai katode dan logam
perak sebagai anode. Kedua elektrode dicelupkan ke dalam sel elektrolisis yang berisi larutan NaCN.
Ketika elektrolisis dilakukan, anode Ag teroksidasi dan larut menjadi Ag+. Selanjutnya, ion-ion Ag+
tereduksi di katode menjadi logam Ag yang terlapis di katode besi.
Reaksi oksidasi di anode: Ag(s)
Ag+(aq) + e
Reaksi reduksi di katode: Ag+(aq) + e
Ag(s) (melapis katode Fe)
+
+
Reaksi redoks: Ag(s) + Ag (aq)
Ag (aq) + Ag(s)
Reaksi oksidasi Ag dipercepat oleh pembentukan senyawa kompleks Ag(CN) 2 melalui reaksi:
Ag+(aq) + 2CN(aq)
Ag(CN)2(aq)
Sumber
listrik

Anode
perak

Gambar 2.30 Pelapisan sendok besi


dengan perak. A. Elektrolisis dilakukan
dengan potensial listrik luar lebih dari 1,24
V. B. Sendok besi terlapis perak (kiri) dan
sendok besi asal (kanan).
International Silver Plating, Inc.,

Katode
besi

Air mengandung
Ag , Na , dan CN

d. Elektrolisis air
Gas hidrogen dan oksigen dapat diperoleh melalui proses elektrolis asam kuat encer seperti H2SO4 encer
menggunakan elektrode inert, misalnya platina (Gambar 2.31). Di anode, ion SO4 tidak teroksidasi,
tetapi molekul air yang teroksidasi. Adapun di katode, ion H+ tereduksi menjadi gas H2. Proses ini
berlangsung melalui reaksi-reaksi berikut:
Reaksi oksidasi di anode: 2H2O(l)
4H+(aq) + O2(g) + 4e
Reaksi reduksi di katode: 2H+(aq) + 2e
H2(g) ( 2)
Reaksi redoks: 2H2O(l)
2H2(g) + O2(g)

53

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Dengan potensial listrik luar, elektrolisis H2SO4 encer akan menghasilkan gas H2 di katode dan gas O2 di
anode. Jadi, elektrolisis yang terjadi sama dengan elektrolisis air murni.

H 2SO 4
encer

Anode Pt
Katode Pt

Gambar 2.31 Elektrolisis air.


Elektrolisis H2SO4 encer dengan
menghasilkan gas H2 di katode
dan gas O2 di anode.

PERLU ANDA TAHU ...


REAKSI REDOKS PADA TURUNAN HIDROKARBON
Struktur Lewis berperan penting dalam penggambaran reaksi redoks yang terjadi pada molekul-molekul
rumit seperti molekul-molekul organik. Sebagai contoh, reaksi antara alkohol, CH3CH2OH, dengan ion
dikromat, Cr2O72, dalam media asam berlangsung melalui persamaan reaksi sebagai berikut:
CH3CH2OH(g) + Cr2O72(aq) + H+(aq)
CH3COOH(aq) + Cr3+(aq) + H2O(l)
Reaksi ini biasanya digunakan untuk penentuan kandungan alkohol pada seseorang menggunakan
Breathanalyser. Untuk menentukan bilangan oksidasi atom C pada CH3CH2OH dan CH3COOH dapat
digunakan struktur Lewis seperti pada Gambar 2.32.
1

H 1

H
2

H
3

Etanol

H
3

H 1

Asam asetat

Gambar 2.32 Oksidasi etanol menjadi asam asetat.

Dengan menganggap bahwa gugus CH3 memiliki bilangan oksidasi total sama dengan nol, maka
atom C pada gugus gugus CH3 memiliki bilangan oksidasi 3. Dengan anggapan yang sama, maka
bilangan oksidasi atom C pada gugus CH2OH adalah 1 dan pada gugus COOH adalah +3. Dengan
demikian, karena bilangan oksidasi atom C pada gugus-gugus fungsi berubah dari 1 menjadi +3, reaksi
oksidasi terjadi melalui pelepasan 4 elektron:
Oksidasi: CH3CH2OH
CH3COOH + 4e
Reaksi redoks ini dapat disetarakan dengan menggunakan cara setengah-reaksi sebagai berikut:
Tahap I:

setengah-reaksi oksidasi: CH3CH2OH


Setengah-reaksi reduksi:
Cr2O72

CH3COOH
2Cr3+

54

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Tahap II:

Penyetaraan jumlah atom O dan H dalam suasana asam.


H2O + CH3CH2OH
CH3COOH + 4H+
14H+ + Cr2O72
2Cr3+ + 7H2O

Tahap III: Penyetaraan jumlah muatan


H2O + CH3CH2OH
CH3COOH + 4H+ + 4e ( 3)
6e + 14H+ + Cr2O72
2Cr3+ + 7H2O
( 2)
+
2
3H2O + 3CH3CH2OH + 28H + 2 Cr2O7
3CH3COOH + 12H+ + 4Cr3+ + 14H2O
14

11
+

Disederhanakan menjadi: 3CH3CH2OH + 14H + 2

Cr2O72

3+

3CH3COOH + 4Cr + 11H2O

H. MENYADARI PENTINGNYA INOVASI TEKNOLOGI


Kebutuhan akan energi listrik makin hari makin mendesak, sehingga dibutuhkan komitmem yang kuat
untuk memacu rekayasa energi melalui pengembangan sumber energi listrik alternatif yang lebih hemat
dan mudah digunakan. Teknologi baterai rechargeable harus terus dikembangkan seiring dengan
penemuan beberapa sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak yang makin beragam.
Kreativitas pengembangan teknologi sumber listrik berbasis elektrokimia akan mengangkat kemandirian
kita dan mengurangi ketergantungan pada teknologi-teknologi sejenis dari negara lain.
Negara kita diberi anugerah oleh Tuhan dengan kandungan mineral yang melimpah dan potensial
sebagai sumber devisa negara. Jika mineral-mineral ini dapat diolah secara benar, negara kita akan
menjadi negara yang makmur sebagai produsen logam-logam mulia maupun logam-logam lain yang
bernilai ekonomi tinggi. Teknologi elektrokimia dapat dikembangkan untuk proses pemisahan dan
pemurnian logam-logam potensial dari bijih logam yang melimpah di Indonesia, sehingga meningkatkan
nilai tambah dan nilai ekonomi logam-logam tersebut. Industri elektronik berbasis semikonduktor
memerlukan suplai logam-logam metaloid sebagai bahan baku. Teknologi elektrokimia juga lebih efisien
diterapkan dalam pengolahan logam-logam mulia yang bernilai tinggi. Dengan penguasaan teknologi
berbasis elektrokimia, kita dapat mengekstrak, mengolah, dan memberdayakan semua logam potensial
yang melimpah di negara kita.
Teknologi elektrokimia juga dapat dikembangkan untuk proses produksi gas-gas murni seperti gas
oksigen dan hidrogen. Gas oksigen murni banyak dibutuhkan untuk penangan kesehatan di dunia medis
dan kedokteran serta untuk memenuhi kebutuhan beberapa industri. Gas nitrogen dan unsur-unsur
halogen juga dapat diproduksi secara elektrokimia melalui proses elektrolisis.
Teknologi penyepuhan logam (electroplating) merupakan teknologi penting lain yang
dikembangkan berdasarkan proses elektrolisis. Melalui penyepuhan, logam-logam yang kurang menarik
dan mudah rusak dapat dilapis dengan logam lain yang lebih kuat dan bernilai estetika yang tinggi
sehingga lebih aman, nyaman, awet, dan menarik untuk dipakai sesuai keperluan. Industri otomotif dan
rumah tangga banyak menerapkan teknologi elektroplating untuk memproduksi peralatan-peralatan
logam yang lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan dengan logam asalnya.
Pentingnya pengembangan teknologi elektrokimia dalam dunia industri memacu kita untuk
meningkatkan dan memberdayakan potensi sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang
elektrokimia. Pemberdayaan ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pengolahan sumber daya
mineral yang melimpah di negara kita maupun produksi sumber energi listrik alternatif yang lebih efisien.

55

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

RANGKUMAN
1. Penyetaraan reaksi redoks bertujuan untuk menyetarakan jumlah atom-atom dan jumlah muatan
antara pereaksi dengan produk reaksi. Penyetaraan persamaan reaksi redoks dapat dilakukan dengan
cara langsung, cara setengah reaksi (cara ion-elektron), dan cara bilangan oksidasi.
2. Menurut cara setengah-reaksi maupun cara bilangan oksidasi, reaksi redoks disetarakan melalui tahap
penyetaraan jumlah atom-atom yang diikuti dengan penyetaraan jumlah muatan antara pereaksi
dengan produk reaksi. Perbedaannya, dalam penyetaraan menurut cara setengah-reaksi, penyetaraan
jumlah muatan dilakukan melalui penambahan elektron, sedangkan menurut cara bilangan oksidasi,
penyetaraan jumlah muatan dilakukan melalui penambahan ion OH dan H2O.
3.

Elektrokimia mempelajari kaitan antara respon listrik dengan reaksi redoks. Prinsip-prinsip
elektrokimia menjadi dasar bagi mekanisme kerja sel volta maupun sel elektrolisis.

4. Sel volta atau sel galvani menggunakan reaksi redoks spontan untuk menghasilkan energi listrik.
Dengan kata lain, sistem bekerja pada lingkungan.
5. Sel elektrolisis menggunakan energi listrik untuk membangkitkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Jadi, lingkungan bekerja pada sistem.
6. Baik sel volta maupun sel elektrolisis terdiri dari wadah sel, elektrolit, dan elektrode. Dua jenis
elektrode dengan muatan yang berlawanan adalah anode dan katode. Di anode terjadi reaksi oksidasi
dan di aktode terjadi reaksi reduksi. Pada setengah-reaksi oksidasi di permukaan anode, elektron
dibebaskan oleh zat yang teroksidasi dan meninggalkan sel melewati anode. Pada setengah-reaksi
reduksi di permukaan katode, elektron bergerak ke dalam sel melalui katode dan ditangkap oleh zat
yang tereduksi di dalam sel.
7. Dalam sel volta, komponen-komponen setiap setengah-reaksi ditempatkan dalam dua wadah yang
terpisah (disebut sebagai setengah-sel) yang berisi larutan elektrolit dan sebuah elektrode yang
dicelupkan ke dalamnya. Berdasarkan konvensi, setengah-sel oksidasi ditunjukkan di sebelah kiri dan
setengah-sel reduksi ditunjukkan di sebelah kanan. Dalam sel volta anode bermuatan negatif dan
katode bermuatan positif. Sel volta harus dilengkapi dengan jembatan garam untuk menetralkan
muatan dalam larutan sel kiri dan sel kanan.
8. Untuk mempermudah pemahaman, rangkaian sel volta dinyatakan sebagai notasi sel. Dalam penulisan
notasi sel, Komponen setengah-sel oksidasi ditulis di bagian kiri, sedangkan komponen setengah-sel
reduksi ditulis di bagian kanan. Garis tegak tunggal menunjukkan batas fase. Garis rangkap tegak
menunjukkan jembatan garam yang memisahkan dua setengah-sel. Garis ini merupakan batas fase
pada kedua sisi jembatan garam.
9. Reakasi redoks dalam sel volta menghasilkan potensial sel. Potensial sel standar (Eosel), yaitu
potensial yang diukur pada suhu tertentu (biasanya 298 K) dan semua komponen dalam keadaan
standar (yaitu 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan, dan padatan murni untuk elektrode).

56

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

10. Potensial sel standar (Eosel) adalah beda potensial antara potensial elektrode standar setengah-reaksi
reduksi (Eored (lebih positif), reduksi) dengan potensial elektrode standar setengah-reaksi oksidasi (Eored
(lebih negatif) ,oksidasi).
11. Makin besar nilai Eored setengah-sel reduksi, makin besar kecenderungan reaksi reduksi terjadi
sehingga makin lemah sifat reduktor zat tersebut.
12. Korosi merupakan proses galvani alami yang mengakibatkan kerusakan pada konstruksi bangunan
berbasis rangka dan bahan besi. Fakta yang terjadi pada korosi besi adalah:
1) Besi tidak berkarat dalam udara kering.
2) Korosi besi tidak terjadi dalam air tanpa udara, tetapi dapat terjadi dalam air yang mengandung
oksigen.
3) Hilangnya besi dan terbentuknya karat terjadi pada tempat yang berbeda dalam benda yang sama.
4) Korosi besi berlangsung lebih cepat pada pH rendah, dalam larutan elektrolit, dan karena kontak
dengan logam yang kurang aktif.
5) Korosi besi berlangsung lambat ketika besi kontak dengan logam yang lebih aktif.
13. Dalam sel volta maupun sel elektrolisis, oksidasi terjadi di anode dan reduksi di katode, tetapi dengan
arah aliran elektron dan tanda muatan elektrode yang terbalik. Dalam sel elektrolisis, anode
bermuatan positif dan katode bermuatan negatif.
14. Hukum Faraday: Jumlah zat-zat yang mengalami oksidasi atau reduksi pada setiap elektrode selama
elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan dalam sel.
15. Hukum Faraday I: Massa zat pereaksi maupun produk reaksi redoks berbanding lurus dengan
muatan listrik yang digunakan selama elektrolisis.
16. Hukum Faraday II: Massa zat pereaksi maupun produk reaksi redoks berbanding lurus dengan
massa ekivalen pereaksi maupun produk reaksi yang terlibat dalam proses elektrolisis.

SUPLEM EN UJI MANDIRI


1. Perhatikan sel volta pada gambar di sebelah kanan dan tunjukkan mana
yang menjadi (a) anode, (b) katode, (c) jembatan garam, (d) elektrode
sumber elektron, (e) elektrode bermuatan positif, dan (d) elektrode
yang massanya bertambah ketika sel volta beroperasi.
2. Apa perbedaan antara elektrode aktif dan pasif? Mengapa elektrode
pasif digunakan? Berilah dua contoh bahan yang dapat digunakan sebagai elektrode pasif?
3. Perhatikan gambar sel volta di sebelah kanan.
a. Ke arah mana elektron mengalir?
b. Pada setengah-sel yang manakah oksidasi terjadi?
c. Pada setengah sel yang manakah elektron memasuki sel?
d. Pada elektrode yang mana elektron diterima?
e. Manakah elektrode yang bermuatan negatif?
f. Elektrode manakah yang massanya berkurang selama sel beroperasi?

Fe2 1 M

57

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

g. Larutan apa yang dapat digunakan sebagai elektrolit?


h. Garam apa yang dapat digunakan sebagai jembatan garam?
i. Ke arah manakah ion-ion jembatan garam berpindah?
j. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi.
3. Tuliskan notasi sel untuk sel volta yang bekerja melalui reaksi-reaksi berikut:
a. Al(s) + Cr3+(aq)
Al3+(aq) + Cr(s)
2+
b. Cu (aq) + SO2(g) + 2H2O(l)
Cu(s) + SO42(aq) + 4H+(aq)
4. Tuliskan persamaan reaksi untuk notasi sel berikut:
a. Mn(s) | Mn2+(aq) || Cd2+(aq) | Cd(s)
b. Fe(s) | Fe2+(aq) || NO3(aq) | NO(g) | Pt(s)
5. Dalam larutan asam, ozon (O3) bereaksi spontan dengan ion Mn2+ menurut reaksi:
O3(g) + Mn2+(aq) + H2O(l)
O2(g) + MnO2(s) + 2H+(aq) Eosel = 0,84 V.
a. Tuliskan setiap reaksi-setengah selnya.
b. Gunakan data potensial elekrode standar untuk menemukan Eoozon dan hitunglah Eomangan
6. Berdasarkan data potensial elektrode standar, susunlah:
a. urutan penurunan kekuatan oksidator untuk: Fe3+, Br2, Cu2+.
b. urutan kenaikan kekuatan oksidator untuk: Ca2+, Cr2O72, Ag+.
7. Berdasarkan data potensial elektrode standar, susunlah:
a. urutan penurunan kekuatan reduktor untuk: SO2, PbSO4, MnO2.
b. urutan kenaikan kekuatan reduktoruntuk: Hg, Fe, Sn.
8. Setarakan dua persamaan reaksi berikut dan hitunglah Eosel, dan nyatakan apakah reaksi spontan atau
tidak:
a. Co(s) + H+(aq)
Co2+(aq) + H2(g)
b. Mn2+(aq) + Br2(l)
MnO4(aq) + Br(aq)
9. Tuliskan persamaan reaksi redoks spontan berdasarkan tiga persamaan setengah-reaksi reduksi berikut:
(1) Au+(aq) + e
Au(s)
Eo = 1,69 V
(2) N2O(g) + 2H+(aq) + 2e
N2(g) + H2O(l)
Eo = 1,77 V
(3) Cr3+(aq) + 3e
Cr(s) Eo = 0,74 V
10. Ketika logam A ditempatkan ke dalam larutan garam logam B, permukaan logam A berubah warna.
Ketika logam B ditempatkan ke dalam alrutan asam, gelembung-gelembung gas terbentuk di
permukaan logam B. Ketika logam A ditempatkan ke dalam larutan garam logam C, tidak ada
perubahan yang teramati pada larutan mauoun permukaan logam A. Apakah logam C akan
menghasilkan gas H2 jika ditempatkan ke dalam larutan asam? Susunlah logam A, B, dan C menurut
penurunan kekuatan pereduksi.

58

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

11. Ketika paku besi dimasukkan ke dalam larutan tembaga(II) sulfat, paku menjadi terlapis oleh material
hitam kecoklatan.
a. material apa yang terlapis di permukaan paku?
b. Apa yang berperan sebagai pereduksi dan sebagai pengoksidasi?
c. Dapatkah reaksi ini dibuat dalam sel volta?
d. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
e. Hitunglah nilai Eosel untuk proses ini.
12. Beberapa peralatan listrik memerlukan lebih dari satu baterai. Berapa jumlah baterai alkalin yang
harus dipasang secara seri untuk menyalakan lampu kamera dengan bola lampu 6,0 V?
13. Selama pembuatan patung Liberty, sekat teflon dipasang di antara rangka besi dan pelat tembaga
yang melapisi patung. Apa tujuan pemasangan sekat ini?
14. Logam-logam apakah berikut ini yang cocok sebagai anode korban untuk mencegah korosi pipa yang
dipasang di bawah tanah? Jika tidak cocok, jelaskan mengapa demikian!
(1) aluminium
(4) nikel
(2) magnesium
(5) kromium
(3) natrium
(6) magnesium
15. Perhatikan sel elektrokimia pada gambar di sebelah kanan!
a. Apakah sel tersebut merupakan sel galvani atau sel elektrolisis?
Jelaskan!
b. Berilah label untuk menunjukkan anode dan katodenya dan
tunjukkan arah aliran ion yang terjadi!
c. Tuliskan persamaan reaksi di anode, katode, dan reaksi redoks
yang terjadi!

Baterai

Elektrode
inert

16. Pelet berpori titanium dioksida, TiO 2, dapat direduksi menjadi logam
Ti pada patode dalam sel elektrokimia yang mengandung elektrolit
lelehan CaCl2. Ketika TiO2 tereduksi, ion-ion O2 yang larut dalam
lelehan CaCl2 selanjutnya teroksidasi menjadi gas O2 di anode.
Wadah dari
Pendekatan ini dapat digunakan untuk proses pembuatan titanium atau grafit
titanium dengan biaya yang murah. Proses ini ditunjukkan seperti
Pelet
pada gambar berikut:
TiO
a. Berilah label yang menunjukkan katode dan anode serta tanda
muatan kedua elektrode tersebut!
b. Tunjukkan arah aliran elektron dan ion-ion!
c. Tuliskan persamaan reaksi di anode, katode, dan reaksi redoks yang terjadi!

Baterai

Grafit

17. Apa alasan praktis penggunaan kriolit dalam elektrolisis aluminium oksidas?
18. pada elektrolisis lelehan NaBr, apa produk yang diperoleh di anode dan di katode?
19. Manakah dari unsur-unsur berikut yang dapat diperoleh melalui elektrolisis larutan garamnya:
tembaga, barium, aluminium, atau bromin?

59

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

20. Apa produk reaksi yang diperoleh di setiap elektrode dari elektrolisis larutan Cr(NO3)3 dan larutan
MnCl2?
21. Berapa gram logam aluminium yang dapat diperoleh melalui arus listrik 305 C yang dialirkan ke
dalam sel elektrolisis yang berisi lelehan garam aluminium?
22. Pelapisan dengan zink merupakan cara penting dalam perlindungan korosi. Walaupun proses
pelapisan biasanya dilakukan dengan menyelupkan logam yang akan dilapis ke dalam lelehan zink,
logam tersebut juga dapat dilapis dengan zink dari larutan garamnya. Berapa gram logam zink dari
larutan ZnSO4 yang dapat terlapis pada tangki baja, jika arus 0,755 A dialirkan selama 2 hari?
23. Seorang teknisi melapis suatu batang besi dengan 0,86 g kromium dari sel elektrolisis yang berisi
Cr2(SO4)3 selama 12,5 menit. Berapakah aruss listrik yang diperlukan?
SOAL-SOAL PILIHAN GANDA
1.

Reaksi: MnO4 + NO2 + H+


Mn2+ + NO3 + H2O
Jika persamaan reaksi disetarakan dengan koefisien bilangan bulat terkecil, koefisien ion H + adalah ..
A. 1
B. 6
C. 8
D. 16
E. 18

2.

Untuk reaksi berikut: Cl2 + OH


Cl + ClO3
Bila reaksi disetarakan dengan koefisien bilangan bulat terkecil, berapakah koefisien ion OH...
A. 2
B. 3
C. 4
D. 6
E. 8

3.

Jika persamaan reaksi berikut disetarakan: NH3 + O2


koefisien O2 yang terkecil adalah ...
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
E. 6

4.

Untuk reaksi berikut: Br2 + OH


Br + BrO3 + H2O

koefisien terkecil ion OH dalam reaksi yang telah setara adalah ...
A. 3
B. 6
C. 12
D. 18
E. 20

5.

Koefisien reaksi atau nilai a, b, c, dan d dari persamaan reaksi:


aSO2(g) + bH2S(g)
cH2O(l) + dS(s) berturut-turut adalah ...
A. 1, 2, 2, 3
B. 1, 2, 1, 3
C. 1, 3, 1, 2
D. 2, 1, 2, 1

NO2 + H2O

E. 2, 1, 1, 3

6.

Berapa jumlah elektron yang diperlukan untuk penyetaraan setengah reaksi oksidasi etanol menjadi
asam asetat berikut: C2H5OH
CH3COOH
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

7.

Diketahui tiga pasangan oksidasi-reduksi sebagai berikut:


I. AmO22+/AmO2+ II. AmO22+/Am4+ III. Am4+/Am2+
Pasangan reaksi yang dapat dipengaruhi oleh kondisi pH larutan adalah...
A. I saja
B. II saja
C. I dan II
D. I, II dan III
E. III saja

8.

Persamaan reaksi reduksi pada baterai Pb ketika digunakan adalah sebagai berikut:
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42(aq) + 2e
PbSO4(s) + 2H2O(l)
Bagaimana densitas dan pH larutan elektrolit?

60

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

A.
B.
C.
D.
E.
9.

Densitas
Bertambah
Bertambah
Berkurang
Berkurang
Tetap

pH
Bertambah
Berkurang
Berkurang
bertambah
bertambah

Dalam reaksi:
ClO3(aq) + 5Cl(aq) + 6H+(aq)
3Cl2(g) + 3H2O(l)
Zat pengoksidasi dan pereduksinya berturut-turut adalah ...
A. Cl dan ClO3
C. ClO3 dan H+
E. H+ dan Cl

+
B. ClO3 dan Cl
D. Cl dan H

10. Jika setengah reaksi NO3


....
A. 3 ditangkap
B. 1 ditangkap

NO disetarakan, untuk 1 NO3 dalam suasana asam, .... elektron


C. 1 dilepaskan
D. 3 dilepaskan

E. 2 dilepaskan

11. Logam Fe (Ar = 56), jika dilarutkan di dalam asam dan direaksikan dengan KMnO 4 akan
terjadi reaksi sebagai berikut: Fe2+ + MnO4
Mn2+ + Fe3+
Jika massa Fe yang dilarutkan adalah 11,2 gram, maka volume KMnO 4 0,1 M yang dibutuhkan
untuk reaksi tersebut adalah ...
A. 120 ml
B. 160 ml
C. 250 ml
D. 320 ml
E. 400 ml
12. Dalam sel elektrokimia, katode merupakan elektrode ...
A. tempat terjadinya reaksi oksidasi
B. tempat terjadinya reaksi reduksi
C. tempat terbentuknya ion positif
D. tempat terbentuknya ion negatif
E. tempat dilepaskannya elektron

13. Perhatikan sel elektrokimia berikut!


V
Cu

Zn

ZnSO4

CuSO 4

Penulisan diagram yang tepat dari gambar adalah ...


A. Zn(s) Zn2+(aq) Cu2+(aq) Cu(s)
D. Cu(aq) Cu2+(s) Zn2+(aq) Zn(s)
2+
2+
B. Cu(s) Cu (aq) Zn(s) Zn (aq)
E. Zn(s) Zn2+(aq) Cu(s) Cu2+(aq)
C. Zn(aq) Zn2+(s) Cu2+(s) Cu(aq)

61

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

14. Berapakah harga Eo dari sel volta yang disusun berdasarkan setengah sel berikut:
Eo (volt)
2+

Zn + 2e
Zn
0,762
+

Ti + e
Ti
0,336
A. 0,090 V
B. 0,426 V
C. 1,098 V
D. 1,434 V
E. 2,405 V
15. Suatu sel elektrokimia yang dibuat dari reaksi: Cu2+(aq) + M(s)
Cu(s) + M2+(aq)
memiliki Eo = 0,75 V. Potensial reduksi standar Cu2+(aq) adalah 0,34 V. Berapakah potensial
reduksi standar M2+(aq) ?
A. 1,09 V
B. 0,410 V
C. 0,410 V
D. 1,09 V
E. +1,09 V
16. Untuk reaksi sel: 2Ga(s) + 6H+(aq)
2Ga3+(aq) + 3H2(g),
potensial selnya adalah 0,54 V. Jika konsentrasi ion-ionnya adalah 1,0 M dan tekanan H2(g) adalah
1 atm, berapakah Eo untuk reaksi Ga3+(aq) + 3e
Ga(s) ?
A. 0,54 V
B. 0,27 V
C. 0,27 V
D. 0,54 V
E. 1,08 V
17. Dari ketiga pernyataan berikut:
I. Elektrode logam larut
II. Suatu zat teroksidasi
III. Ion positif terkumpul dari larutan
Peristiwa yang dapat terjadi di anode dalam sel volta adalah...
A. I saja
B. II saja
C. I dan II
D. I dan III

E. III saja

18. Suatu sel volta disusun berdasarkan reaksi berikut:


2Ag+(aq) + Cu(s)
2Ag(s) + Cu2+(aq)
Konsentrasi dan ukuran elektrode dapat berubah setiap saat. Pernyataan yang benar berkaitan dengan
proses yang terjadi dalam sel ini adalah...
A. Ag sebagai elektrode negatif
B. Cu sebagai elektrode negatif
C. Elektron mengalir dari Ag ke Cu
D. Notasi sel: Ag+(aq)Ag(s)Cu(s)Cu2+(aq)
E. Logam Ag melapis anode
19. Suatu percobaan penentuan potensial sel pada suhu 25 oC disusun sesuai dengan gambar berikut:
I. Jumlah mol Al yang terbentuk lebih besar daripada
jumlah mol Ag yang terbentuk
Ag
Al
II. [Al3+] akhir lebih besar daripada [Ag+] akhir
III. Jumlah elektron yang terlibat pada kedua sel adalah
sama
Pernyataan yang benar adalah...
A. I saja
C. I dan III
E. II dan III
AgNO3 1,0 M
Al(NO3 )3 1,0 M
B. I, II dan III D. III saja

62

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

20. Peristiwa yang terjadi dalam sel volta adalah sebagai berikut:
I. Oksidasi terjadi di anode
II. Elektron mengalir dari katode ke anode
III. Massa anode bertambah
Pernyataan yang benar adalah ...
A. I saja
B. II saja
C. I dan II
D. bukan keduanya
21. Logam apakah di bawah ini yang paling reaktif?
A. Perak
B. timbal
C. besi
D. cesium

E. III saja

E. tembaga

22. Perhatikan reaksi-reaksi berikut:


X(NO3)2 + Y
Y(NO3)2 + X
X(NO3)2 + Z
Z(NO3)2 + X
Y(NO3)2 + Z
tidak beraksi
Urutan kenaikan reaktivitas logam X, Y dan Z yang benar adalah ...
A. X < Y < Z
C. Z < Y < X
E. X < Y = Z
B. X < Z < Y
D. Z < X < Y
Soal no. 29 dan 30 mengacu pada sel volta dengan persamaan setengah sel berikut:
Rh3+(aq) + 3e
Rh(s)
Eo = 0,80 V
+
Cu (aq) + e
Cu(s)
Eo = 0,52 V

V
Cu

jembatan garam

Cu (aq)

Rh

Rh 3 (aq)

23. Bagaimana arah aliran elektron pada sirkuit luar, jika konsentrasi Rh3+ dan Cu+ masing-masing 1 M ?
A.dari anode Rh ke katode Cu
D. dari katode Cu ke anode Rh
B. dari katode Rh ke anode Cu
E. dari sumber listrik menuju larutan
C. dari anode Cu ke katode Rh
24. Berapakah potensial selnya, jika konsentrasi Rh3+ dan Cu+ masing-masing 1 M ?
A. 0,28 V B. 0,76 V
C. 1,32 V D. 2,36 V
E. 3,26 V
25. Diketahui:
Ag+(aq) + e
Ag(s)
Eo = 0,80 V
Co2+(aq) + 2e
Co(s)
Eo = 0,28 V
Berdasarkan data di atas, tentukan potensial sel standar untuk reaksi:
Co(s) + 2Ag+(aq)
Co2+(aq) + 2Ag(s)
A. 0,52 V
B. 0,66 V
C. 1,08 V
D. 1,88 V

E. 2,04 C

63

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

26. Perhatikan gambar proses korosi berikut!


1

udara
CaCO 3 anhidrous

air

air

minyak

air garam

Proses korosi yang berlangsung paling lambat terjadi pada gambar ...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
27. Beberapa metode pencegahan korosi besi:
1. mengecat;
2. melumuri oli;
3. dibalut dengan plastik;
4. perlindungan katoda; dan
5. galvanisasi.
Metode yang paling tepat digunakan untuk melindungi pipa besi yang ada di dalam tanah adalah
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
28. Semua faktor berikut berpengaruh pada jumlah mol logam yang terdeposit selama proses
elektrolisis, kecuali...
A. Arus yang digunakan
C. Muatan ion
E. muatan dan arus listrik
B. Jangka waktu elektrolisis
D. Massa molar
29. Diketahui data potensial reduksi standar berikut:
O2 + 4H+ + 4e
2H2O
Eo = 1,23 V
Br2 + 2e
2BrEo = 1,08 V
2H+ + 2e
H2
Eo = 0,00 V
+
Na + e
Na
Eo = 2,71 V
Jika elektrolisis dilakukan terhadap larutan NaBr dalam larutan [H 3O+] = 1 M, hasil yang diperoleh
adalah...
A. Na(s) dan O2(g)
C. H2(g) dan Br2(g)
E. Br2(g) dan O2(g)
B. Na(s) dan Br2(g)
D. H2(g) dan O2(g)
30. Pada elektrolisis air dihasilkan 1,008 gram gas H2 di katode. Berapakah massa gas oksigen yang
terbentuk di anode?
A. 32,0 g
B. 16,0 g
C. 8,00 g
D. 4,00 g
E. 2,00 g
31. Arus 2 A digunakan untuk pelapisan Ni dari 500 mL larutan Ni 2+ 1,0 M. Berapakah [Ni2+] setelah
3,0 jam?
A. 0,39 M
B. 0,46 M
C. 0,78 M
D. 0,89 M
E. 1,00 M
32. Suatu larutan mengandung NiCl2 dan SnBr2 dengan konsentrasi yang sama. Berdasarkan data
potensial reduksi standar berikut:
Ni2+(aq) + 2e
Ni(s)
Eo = 0,236 V
Sn2+(aq) + 2e
Sn(s)
Eo = 0,141 V
Cl2(aq) + 2e
2Cl (aq)
Eo = 1,360 V
Br2(aq) + 2e
2Br-(aq)
Eo = 1,077 V

64

ELEKTROKIMIA Dr. Abdul Haris Watoni, M.Si


Untuk Kalangan Sendiri

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis

Jika larutan tersebut dielektrolisis menggunakan baterai 9 volt dan elektrode grafit, yang pertama
kali terbentuk pada setiap elektrode adalah...
A. Ni(s) di katode, Cl2(aq) di anode
D. Sn(s) di katode, Cl2(aq) di anode
B. Ni(s) di katode, Br2(aq) di anode
E. Sn(s) di katode, Ni(s) di anode
C. Sn(s) di katode, Br2(aq) di anode
33. Sebanyak 1 liter larutan CrCl3 1 M dielektrolisis dengan arus 6 Ampere.
Jika diketahui Ar Cr = 52; 1 F = 96.500 maka waktu yang diperlukan untuk mengendapkan logam
krom sebanyak 3,88 gram tersebut adalah ... detik.

52 6 3,88
3 96500
52 6 3 3,88
B.
96500

3,88 3 96500
52 6
52 6
D.
3,88 3 96500

A.

C.

E.

96500 52 6
3,88 3

34. Selama elektrolisis larutan AgNO3 berlangsung, bagaimakah massa logam perak yang terkumpul
jika arus listrik yang digunakan dua kali lipat dari arus semula dengan jangka waktu setengah dari
waktu semula?
A. sama dengan massa semula
D. naik menjadi dua kali lipat
B. bertambah dua kali lipat dari semula
E. turun setengah kali dari semula
C. turun seperempat kali dari semula
35. Larutan AgNO3, Cu(NO3)2 dan Au(NO3)3 masing-masing dengan konsentrasi 1,0 M dielektrolisis
dengan perangkat alat berikut, sehingga muatan listrik yang masuk ke dalam setiap larutan adalah
sama.

Ag

Cu 2

Au3

Jika didapatkan0,10 mol padatan Cu, berapa mol Ag dan Au yang terbentuk?
A. 0,10 mol Ag, 0,10 mol Au
D. 0,20 mol Ag, 0,067 mol Au
B. 0,05 mol Ag, 0,075 mol Au
E. 0,05 mol Ag, 0,105 mol Au
C. 0,05 mol Ag, 0,15 mol Au

65

Anda mungkin juga menyukai