Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Si
Untuk Kalangan Sendiri
E. ELEKTROLISIS
Prinsip elektrolisis adalah kebalikan dari sel volta. Dalam elektrolisis, energi listrik dari sumber luar
digunakan untuk membangkitkan terjadinya reaksi redoks. Dengan kata lain, elektrolisis dilakukan untuk
mengubah reaksi redoks tidak spontan menjadi spontan. Dalam sel elektrolisis, muatan anode dan katode
kebalikan dari muatan anode dan katode dalam sel volta. Mengapa demikian? Apa yang perlu
diperhatikan untuk meramalkan reaksi-reaksi oksidasi dan reduksi yang akan terjadi? Apa yang terjadi
terhadap anode dan katode selama elektrolisis berlangsung, apakah terjadi perubahan massa pada kedua
elektrode ini? Bagaimana konsentrasi larutan elektrolit, apakah bertambah atau berkurang setelah
elektrolisis? Anda akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini setelah Anda memahami desain dan
prinsip kerja sel elektrolisis.
1. Desain dan Cara Kerja Sel Elektrolisis
Untuk memahami prinsip kerja sel elektrolisis, cobalah terlebih dahulu Anda amati sel volta dengan
reaksi redoks yang terbentuk dari gabungan dua setengah-reaksi berikut:
Sn(s)
Sn2+(aq) + 2e (anode, oksidasi)
Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
(katode, reduksi)
2+
Reaksi sel: Cu (aq) + Sn(s)
Cu(s) + Sn2+(aq) Eosel = +0,48 V
Kebalikan reaksi sel di atas berlangsung secara tidak spontan dengan Eosel = 0,48 V.
Cu(s) + Sn2+(aq)
Cu2+(aq) + Sn(s) Eosel = 0,48 V
Reaksi redoks tidak spontan dapat diubah menjadi reaksi spontan melalui elektrolisis. Desain pada
Gambar 2.19 menunjukkan perbandingan proses yang terjadi antara sel volta dengan sel elektrolisis.
Sumber luar dengan
potensiallebih besar
dari 0,48V
Anode
Katode
Katode
Cu2 1M
Sn 2 (aq) 2e
Sn(s)
A. Sel volta
Anode
Jembatan garam
Jembatan garam
Sn 2 1M
Sn 2 1M
Cu2 1M
Cu(s)
Sn 2 (aq) 2e
Sn(s)
B. Selelektrolisis
Gambar 2.19 Reaksi timah-tembaga dalam sel volta dan sel elektrolisis. A. Pada keadaan standar, reaksi spontan
antara Sn dan Cu2+ menghasilkan potensial sel standar 0,48 V. B. Jika potensial lebih dari 0,48 V diberikan, sel
volta dan komponen yang sama berubah menjadi sel elektrolisis dan reaksi tidak spontan antara Cu dan Sn 2+ dapat
terjadi. Perubahan ini berakibat pada perubahan muatan elektrode dan arah aliran elektron.
Perlu Anda perhatikan bahwa dalam sel volta maupun sel elektrolisis, oksidasi terjadi di anode dan
reduksi di katode, tetapi dengan arah aliran elektron dan tanda muatan elektrode yang terbalik.
34
Apa yang menyebabkan perbedaan muatan elektrode antara kedua sel ini? Untuk memahami perbedaan
ini, perhatikan penyebab aliran elektron yang terjadi pada kedua sel.
1) Dalam sel volta, elektron dihasilkan di anode sehingga anode bermuatan negatif (sebagai sumber
muatan negatif) dan selanjutnya elektron mengalir menuju katode sehingga katode bermuatan positif.
2) Dalam sel elektrolisis, sumber listrik luar (power supply) menyuplai elektron ke katode (sehingga
katode bermuatan negatif) dan memindahkan elektron dari anode (sehingga anode bermuatan positif).
Kegiatan Mahasiswa 31: Penguatan Konsep
Isilah tabel berikut untuk memahami kesamaan dan perbedaan antara sel volta dengan sel elektrolisis!
Sel Elektrokimia
Nilai Eosel
Elektrode
Reaksi
Tanda Muatan
( < atau > 0)
>0
?
?
negatif
?
katode
?
?
?
<0
?
oksidasi
?
?
?
negatif
35
Saluran masuk
NaCl
Paduan
Na/Ca
Elektrolit lelehan
(NaCl : CaCl 2 2 : 3)
Lelehan Na
Katode (reduksi)
Anode (oksidasi)
2Cl (l )
Cl 2 ( g ) 2e
2Na (l ) 2e
2Na(l )
2H2O(l) + 2e
H2(g) + 2OH (aq)
Ered = 0,83 V
Karena Eored air lebih positif daripada Eored ion K+, maka selama proses elektrolisis terjadi reaksi reduksi
air membentuk gas H2 dan ion OH.
Adapun dua setengah-reaksi oksidasi yang mungkin terjadi di anode adalah:
2I(aq)
I2(s) + 2e
Eored = Eo I2/I = +0,54 V
2H2O(l)
O2(g) + 4H+(aq) + 4e
Ered = +0,69 V
Karena Eo I2/I lebih negatif daripada Eo O2,H+/H2O, maka I akan teroksidasi menjadi I2 selama proses
elektrolisis berlangsung. Dengan demikian, reaksi redoks yang terjadi adalah:
2H2O(l) + 2I(aq)
H2(g) + 2OH(aq) + I2(s)
Di katode dihasilkan gas H2 dan larutan di sekitar katode bersifat basa karena terbentuknya ion OH ,
sedangkan di anode terbentuk I2(s).
36
K
F
+
Na
Cl
+
Li
Br
2+
Ca
I
2+
Ba
OH
2+
Fe
MnO4
3+
Al
ClO4
2+
Mn
SO42
2+
Cu
CO32
+
Ag
NO3
2+
Zn
C2O42
Penyelesaian:
Reduksi pada Katode
Anion
Oksidasi pada Anode
Kation
Inert
Fe
Inert
Fe
+
K
F
Na
Cl
Li
Br
2+
Ca
I
2+
Ba
OH
2+
Fe
MnO4
3+
Al
ClO4
2+
2
Mn
SO4
2+
2
Cu
CO3
Ag
NO3
2+
Zn
IO4
37
Larutan
tembaga(II ) sulfat
Elektrode
karbon
SO 4
Na 2 SO 4 (aq)
H 2O
Na
ke anode ()
tidak teroksidasi
ke anode ()
teroksidasi
ke katode ()
tereduksi
ke katode ()
tidak tereduksi
4H 2O
atau
2H2O(l)
O2(g) + 2H2(g)
38
39
Evaluasi 3:
1. Lengkapilah tabel data elektrolisis berikut:
Elektrode
Reaksi di elektrode
Elektrolit
Katode
Anode
anode
Katode
H2SO4(aq)
Besi
Besi
?
?
Platina
Platina
?
?
Ca(OH)2(aq)
Karbon
Karbon
?
?
+
AgNO3(aq)
Zink
Zink
?
Ag (aq) + e
K2SO4(aq)
Platina
Platina
?
?
?
Zink
Zink
?
?
KCl
Platina
Platina
?
?
2+
?
?
?
2Br (aq)
Br2(l) + 2e
Fe (aq) + 2e
Ag(s)
Fe(s)
F. HUKUM FARADAY
Pada tahun 1832, Michael Faraday (1791 1867) merumuskan hukum Faraday dari hasil studi
elektrolisis timbal sebagai berikut: Jumlah zat-zat yang mengalami oksidasi atau reduksi pada setiap
elektrode selama elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan dalam sel.
Berdasarkan hukum ini, maka jumlah listrik dinyatakan dengan satuan faraday (F). Satu faraday
adalah jumlah listrik yang terlibat dalam penangkapan atau pelepasan 1 mol elektron (6,02 1023 e).
1 mol e = 6,02 1023 e = 1 F
Satuan jumlah listrik yang lain adalah coulomb (C). Satu coulumb didefinisikan sebagai jumlah
muatan listrik (Q) yang melewati suatu titik ketika arus 1 ampere mengalir selama 1 detik.
Q = i.t
dengan i = arus listrik (ampere) dan t = durasi waktu arus listrik mengalir (detik).
Arus 1 ampere sama dengan muatan 1 coulumb per detik. Satu faraday sama dengan muatan 96485
( 96500) coulumb. Nilai 96500 disebut sebagai tetapan atau bilangan Faraday (F).
1 ampere = 1
coulumb
detik
atau
1 A = 1 C/det
40
Oleh karena itu, dengan mengetahui jumlah mol elektron yang terlibat, maka banyaknya zat yang
dihasilkan selama proses elektrolisis dapat ditentukan. Sebagai contoh, untuk elektrolisis yang
menghasilkan reaksi reduksi: Fe2+(aq) + 2e
Fe(s), maka:
2 mol elektron menghasilkan 1 mol Fe
1 mol elektron menghasilkan mol Fe
6,02 1023 elektron menghasilkan mol Fe
1 F menghasilkan mol Fe
96500 C menghasilkan mol Fe
Selain itu, karena Q untuk 1 mol e = 96500 C = F, maka Q untuk n mol e = nF. Jadi, muatan listrik
yang dibutuhkan untuk elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah mol elektron.
Q = nF
dengan n = jumlah mol elektron (mol) dan F = muatan listrik per 1 mol elektron (coulomb/mol)
1. Hubungan antara Massa dengan Muatan
Hukum Faraday dapat digunakan untuk menentukan massa zat-zat yang terlibat dalam reaksi redoks.
Massa zat pereaksi maupun produk reaksi redoks berbanding lurus dengan muatan listrik yang
digunakan selama elektrolisis. Dalam reaksi reduksi atau oksidasi,
1) jumlah mol pereaksi maupun produk reaksi berbanding lurus dengan jumlah mol elektron yang
terlibat.
2) Jumlah mol elektron berbanding lurus dengan muatan listrik (Q).
3) Jumlah mol pereaksi maupun produk reaksi juga berbanding lurus dengan masing-masing
massanya (m).
Oleh karena itu, massa pereaksi maupun produk reaksi berbanding lurus dengan muatan listrik.
m Q i.t
Na+(aq) + Cl(aq)
Cl2(g) + 2e
Strategi:
Muatan e
Mol e
Mol Cl2
Massa Cl2
41
71 g Cl 2
1 mol e 1 mol Cl 2
2,9 gram
1 mol Cl 2
96500 C 2 mol e
Mol e
Mol Cl2
Massa Cl2
Untuk reaksi-reaksi yang melibatkan gas, maka jumlah mol elektron yang terlibat dalam reaksi
berbanding lurus dengan volume gas. Oleh karena itu, volume gas berbanding lurus dengan muatan listrik
yang digunakan selama elektrolisis berlangsung.
V Q i.t
Contoh Soal 2.24
Pada percobaan elektrolisis larutan natrium klorida encer, elektrolisis
dilakukan selama 2 menit dengan menggunakan arus listrik 2 A.
Larutan NaCl
(a) Gas-gas apa yang dihasilkan di setiap elektrode?
encer
(b) Berapakah volume teoretik gas yang dihasilkan pada keadaan
standar?
Elektrode
karbon
Penyelesaian:
(a) NaCl(aq)
Na+(aq) + Cl(aq)
Di katode, Na+ tidak tereduksi
Reaksi di anode: 2Cl(aq)
Cl2(g) + 2e
Reaksi di katode: 2H2O(l) + 2e
H2(g) + 2OH(aq)
Jadi, di anode dihasilkan gas Cl2 dan di katode dihasilkan gas H2.
(b) Strategi:
Muatan e
Mol e
V gas Cl2 H2
14000 C
= 0,145 mol
96500 C/mol e
42
Massa ekivalen adalah massa atom atau massa molekul per jumlah elektron yang dilepaskan atau
diterima dalam reaksi redoks. Jika massa atom atau massa molekul dinyatakan sebagai massa molar (Mm),
maka massa ekivalen adalah massa molar pereaksi atau produk reaksi dibagi dengan perubahan bilangan
oksidasi dalam satuan mol1 (x).
mek
Mm
x
Ag(s),
Fe(s),
108 g/mol
= 108 g
1/mol
56 g/mol
mek Fe =
= 28 g
2/mol
mek Ag =
Hubungan antara massa dengan muatan dan massa ekivalen dinyatakan sebagai:
mek .Q
96500
Anode
Tembaga
larut
Katode
Endapan
tembaga
Pengotor
Penyelesaian:
(a)
Reaksi di anode: Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
Reaksi di katode: Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
2+
m ek .i.t
(63,5 2 g) .(0,2 A).(2.60.60 detik)
=
= 0,47 gram
96500
96500 A.detik
(c) Massa tembaga yang teroksidasi di anode = massa tembaga yang terbentuk di katode = 0,47 gram
Kegiatan Mahasiswa 35: Penguatan Konsep
Gunakan persamaan Q = nF dan hubungan antara m dengan Q dan mek untuk membuktikan bahwa:
mek .Q
96500
Hukum Faraday juga dapat diterapkan untuk penentuan massa zat-zat dari elektrolisis beberapa sel
yang tergabung secara seri (Gambar 2.21). Dalam sel gabungan ini, muatan listrik yang masuk ke dalam
setiap sel adalah sama sehingga perbandingan massa zat yang dihasilkan pada setiap elektrode
berbanding lurus dengan massa ekivalennya. Oleh karena itu, untuk elektrolisis sel gabungan seri:
43
m(I)
m (I)
ek
m(II) mek (II)
dengan I dan II berturut-turut adalah elektrode di sel I dan elektrode yang sama di sel II.
S el I
S el II
S el III
Gambar 2.21 Sel elektrolisis yang tergabung seri. Dalam elektrolisis ini,
muatan listrik yang digunakan oleh setiap sel adalah sama.
Sebagai contoh, jika sel I, II, dan III berturut-turut berisi larutan CuSO4, AgNO3, dan NaCl, perbandingan
massa Cu dengan massa Ag yang mengendap di setiap katodenya setelah elektrolisis adalah:
m Cu mek Cu
m Ag mek Ag
Contoh Soal 2.26
Suatu larutan CuSO4 dan larutan AgNO3 dielektrolisis secara bersamaan dalam dua sel yang digabung
secara seri dengan menggunakan satu sumber listrik. Setelah elektrolisis berlangsung beberapa waktu
diperoleh logam tembaga sebanyak 6,35 gram. Berapa massa logam perak yang dihasilkan? (Ar Cu =
63,5; Ag = 108)
Penyelesaian:
Andaikan sel I berisi larutan CuSO4 dan sel II berisi larutan AgNO3, maka logam Cu dari reduksi ion
Cu2+ mengendap di katode I dan logam Ag dari reduksi ion Ag+ mengendap katode II.
Reaksi reduksi di sel I: Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
+
(108/1) g
mek (Ag)
6,35 g = 21,6 g
m(Cu) =
(63,5/2) g
mek (Cu)
6,35 g
= 0,2 mol
63,5 g/mol
44
Hukum Faraday juga berlaku untuk sel-sel yang tidak tergabung, tetapi semua sel menggunakan
sumber listrik dengan muatan yang sama.
Contoh Soal 2.27
Sebanyak 5,6 gram logam besi diperoleh dari elektrolisis larutan FeSO4 selama beberapa waktu. Jika
sumber listrik dengan kapasitas yang sama digunakan untuk elektrolisis larutan CuSO4 dengan durasi
waktu yang sama, berapakah massa logam tembaga yang diendapkan di katode? (Ar Fe = 56; Cu = 63,5)
Penyelesaian:
Karena kapasitas dan durasi elektrolisis untuk kedua larutan sama, maka muatan listrik yang digunakan
untuk elektrolisis kedua larutan adalah sama.
Oleh karena itu,
m(Cu) =
Fe(s)
Cu(s)
(63,5/2) g
mek (Fe)
5,6 g = 6,35 g
m(Fe) =
mek (Cu)
(56/2) g
mek .Q
, buktikan bahwa untuk elektrolisis larutan dalam sel I dan sel
96500
II yang digabung secara seri, perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan di katode I dengan katode II
adalah:
Baterai
Saklar
Katode
Anode
Pemanas
G. APLIKASI ELEKTROKIMIA
1. Aplikasi Sel Volta/Galvani
Anda tentu sudah familier bahwa baterai merupakan sumber energi yang banyak digunakan dalam
peralatan yang memerlukan energi listrik. Bagaimana prinsip kerja elektrokimia baterai?
45
Baterai adalah sel volta yang tersusun dari elektrode dan elektrolit yang dikemas dalam satu sistem
seberhana sehingga mudah dibawa (portable). Ada tiga jenis baterai yang saat ini telah dikembangkan
dan banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi, yaitu baterai primer, sekunder, sel bahan bakar (fuel
cell). Selain itu, sel volta juga banyak dikembangkan dalam analisis secara potensiometri menggunakan
elektrode selektif ion (ESI).
a. Baterai primer
Baterai primer adalah baterai yang tidak dapat diisi ulang, sehingga jika kerja elektrokimia sel ini telah
habis (mati), baterai ini tidak dapat digunakan lagi. Contoh baterai jenis ini adalah sel kering, baterai
alkalin, merkuri, dan perak.
1) Sel kering atau sel LeClance
Baterai ini ditemukan sejak tahun 1800 dan banyak digunakan sehari-hari di hampir setiap rumah,
misalnya sebagai sumber listrik untuk lampu sorot (Gambar 2.22). Baterai ini berupa kaleng zink yang
berisi pasta campuran MnO2, NH4Cl, ZnCl2, H2O, dan serbuk grafit untuk meningkatkan konduktivitas.
Kaleng zink sekaligus berfungsi sebagai anode. Adapun batang grafit berfungsi sebagai katode.
Selama baterai ini berfungsi, di dalam sel terjadi reaksi sebagai berikut:
1) Di anode, oksidasi: Zn(s)
Zn2+(aq) + 2e
2) Di katode, reduksi MnO2 melalui beberapa tahap yang melibatkan Mn2+ dan reaksi asam-basa antara
NH4+ dengan OH. Reaksi reduksi di katode sebenarnya berlangsung sangat kompleks.
2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e
Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Ammonia (NH3), yang sebagian berupa gas, membentuk kompleks dengan ion Zn2+ yang mengkristal
ketika bertemu dengan ion Cl.
Zn2+(aq) + 2NH3(aq) + 2Cl(aq)
Zn(NH3)2Cl2(s)
Reaksi sel keseluruhan:
2MnO2(s) + 2NH4+Cl(aq) + Zn(s)
Esel = 1,5 V
Insulator
Pasta MnO2
yang menutup grafit
Pasta NH4 Cl dan ZnCl2
Kaleng logam Zn
Kegunaan: sumber listrik untuk radio jinjing, mainan anak-anak, lampu sorot, dan lain-lain.
Kelebihan: murah, aman, tersedia dalam berbagai ukuran.
Kelemahan: pada arus yang tinggi, produksi NH3 dapan menurunkan tegangan, masa pakai tidak lama
karena anode zink bereaksi dengan NH4+.
2) Baterai alkalin.
Baterai alkalin 1,5 V terdiri dari wadah tertutup rapat berbahan zink yang di dalamnya berisi campuran
MnO2, pasta KOH alkalin, dan air (Gambar 2.23). Wadah zink ini sekaligus berfungsi sebagai anode.
46
Adapun gatang grafit yang berada di tengah-tengahnya berfungsi sebagai katode. Reaksi yang terjadi
dalam sistem baterai ini adalah sebagai berikut:
Anode (oksidasi):
Zn(s) + 2OH(aq)
ZnO(s) + H2O(l) + 2e
Katode (reduksi): MnO2(s) + 2H2O(l) + 2e
Mn(OH)2(s) + 2OH(aq)
Reaksi sel: Zn(s) + MnO2(s) + H2O(l)
ZnO(s) + Mn(OH)2(s)
Esel = 1,5 V
Pentol katode grafit bermuatan ()
Baja pelapis
MnO2 dalam pasta KOH
Anode Zn
Batang grafit
Lapisan adsorben/pemisah
Penutup bermuatan ()
Gambar 2.23 Baterai alkalin. Gambar sebelah kanan menunjukkan
komponen-komponen yang terkandung dalam baterai alkalin. Silberberg, 2007.
ZnO(s) + Hg(l)
ZnO(s) + 2Ag(s)
Esel = 1,3 V
Esel = 1,6 V
Kedua baterai ini dikonstruksi dengan ukuran kecil. Baterai merkuri sering dalam kalkulator
(Gambar 2.24). Adapun bateri perak banyak digunakan dalam jam dan alat bantu dengar. Kekurangan
kedua jenis baterai ini adalah dalam hal toksisitas merkuri dan mahalnya sel perak.
Penutup sebagai anode
Kaleng sebagai katode
Zn dalam jel KOH (anode)
Gasket
Pemisah
Pelet Ag2 O
dalam grafit (katode)
Gambar 2.24 Baterai merkuri. Bagian kanan adalah komponen-komponen dalam sistem baterai merkuri.
Katode () :
kisi timbal berisi PbO2
Anode () :
kisi timbal berisi karang Pb
Elektrolit H 2SO 4
Gambar 2.24 Baterai asam-timbal (aki). Kedua elektrode mengandung timbal (Pb). Ketika reaksi redoks
berlangsung, kedua elektrode menghasilkan PbSO4 yang melapisi kedua elektrode.
Ketika sel beroperasi, sel ini berkerja sebagai sel volta menghasilkan energi listrik yang berasal dari
reaksi-reaksi berikut:
Anode (oksidasi):
Pb(s) + HSO4(aq)
PbSO4(s) + H+(aq) + 2e
Katode (reduksi): PbO2(s) + 3H+(aq) + HSO4(aq) + 2e
PbSO4(s) + 2H2O(l)
48
NiO(OH) (anode)
Pemisah
MH (katode)
Insulator
Gasket
Tabung
penurun
panas
Selama pengisian ulang, reaksi sel berlangsung dengan arah yang terbalik.
Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam unit kamera, pisau cukur tanpa kabel, dan alat pengebor.
Baterai jenis ini memiliki tenaga yang kuat, ringan, dan nontoksik. Baterai ini harus dimatikan selama
penyimpanan dalam jangka waktu yang relatif lama.
3) Baterai ion-Litium
Baterai ini terdiri anode atom litium (Li) yang terletak di antara lembaran-lembaran grafit (dilambangkan
sebagai LixC6), katode litium logam oksida, misalnya LiMn2O4 atau LiCoO2, dan elektrolit LiPF6 1 M
dalam pelarut organik. Elektron mengalir melewati sircuit, sedangkan ion-ion Li+ yang tersolvasi
mengalir dari anode ke katode di dalam sel (Gambar 2.25). Reaksi sel yang terjadi adalah sebagai berikut:
Anode (oksidasi):
LixC6
xLi+ + xe + C6(s)
Katode (reduksi): Li1xMn2O4(s) + xLi+ + xe
LiMn2O4(s)
Reaksi sel: Li1xMn2O4(s) + LixC6
LiMn2O4(s) + C6(s)
Esel = 3,7 V
Reaksi sel berlangsung dengan arah terbalik selama pengisian ulang.
Anode
Li dalam
grafit
Katode
Elektrolit
LiPF6
dalam
(CH 3 ) 2 CO 3
LiMn2 O 4
Gambar 2.26 Baterai ion-litium. Baterai jenis ini banyak digunakan dalam laptop.
Baterai jenis ini banyak digunakan dalam komputer laptop tanpa kabel, handphone, dan lain-lain.
Kegiatan Mahasiswa 38: Kajian Literatur dan Desain Sumber Listrik
Industri baterai kini berkembang sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi.
Untuk memperkuat konsep dan menambah wawasan, carilah informasi lain mengenai jenis-jenis baterai
dan sel bahan bakar dari berbagai literatur yang saat ini banyak digunakan. Berdasarkan pengetahuan
Anda, cobalah desain sumber-sumber energi listrik lain yang bekerja berdasarkan proses galvani.
49
Katode
karbon
Pasta NH4Cl,
ZnCl2 , dan
M nO2
Pemisah
Bola lampu
Campuran karbon
dan MnO2
Baterai
sel kering
Anode zink
Penyelesaian:
Ketika lampu menyala, dalam baterai terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut:
Anode zink, yang sekaligus berfungsi sebagai wadah kaleng, mengalami reaksi oksidasi.
Reaksi oksidasi di anode: Zn(s)
Zn2+(aq) + 2e
e
Di katode karbon, ion ammonium mengalami reduksi sebagai
e
berikut: 2NH4+(aq) + 2e
2NH3(g) + H2(g)
Katode
karbon
Reaksi redoks:
Pasta NH Cl,
+
2+
ZnCl , dan
Zn(s) + 2NH4 (aq)
Zn (aq) + 2NH3(g) + H2(g)
M nO
Pemisah
Esel = 1,6 V
Campuran karbon
dan MnO
Gas H2 yang terbentuk selanjutnya dioksidasi oleh MnO2
dalam sel untuk mencegah pengumpulan H2 di katode yang dapat
Anode zink
e
menghentikan reaksi redoks.
e
H2(g) + MnO2(s)
2MnO(OH)(s)
Gas NH3 yang terbentuk bergabung dengan Zn2+ membentuk senyawa kompleks [Zn(NH3)4]2+
Zn2+(aq) + 4NH3(g)
[Zn(NH3)4]2+
Elektron mengalir dari anode menuju katode melawati lampu sehingga lampu dapat menyala.
2
50
51
Cu 2 2e
Cu
Cu
Katode ()
Tembaga
murni
Lumpur
anode
Cu 2 2e
Anode ()
Larutan
CuSO 4
asam
Tembaga
tak murni
Gambar 2.28 Electrorefining tembaga. A. Tembaga disuling secara elektrokimia menggunakan lempeng
tembaga tak murni sebagai anode dan lempeng-lempeng tembaga murni sebagai katode. Ion Cu2+ yang
dilepaskan dari anode direduksi menjadi Cu dan terlapis di katode. Lumpur anode mengandung logam-logam
lain yang bernilai tinggi. B. Bagian kecil fasilitas industri electrorefining tembaga.
b. Pemisahan aluminium
Aluminium, logam dengan jumlah yang paling melimpah di bumi, ditemukan dalam banyak mineral
aluminosilikat. Beberapa mineral ini berubah menjadi bauksit. Pada umumnya, pemisahan aluminium
dilakukan melalui proses dua tahap yang menggabungkan beberapa tahap pemisahan secara fisik dan
kimia. Pertama, pemisahan mineral aluminium oksida, Al2O3, dari bauksit. Kedua, yang menjadi fokus
kita di sini, pengubahan oksida tersebut menjadi logam aluminium.
Aluminium merupakan reduktor kuat yang terbentuk dari larutannya di katode. Jadi, oksida
aluminium harus dielektrolisis. Namun demikian, karena titik leleh Al 2O3 sangat tinggi (2030 oC), oksida
ini terlebih dahulu harus dilarutkan dalam kriolit (Na3AlF6) agar diperoleh campuran yang dapat
dielektrolisis pada suhu 1000 oC. Tahap elektrolisis ini, disebut sebagai proses Hall-Heroult, dilakukan
dalam tungku berlapis-dalam grafit. Lapisan grafit ini sekaligus berfungsi sebagai katode. Anode grafit
direndam ke dalam campuran lelehan Al2O3-Na3AlF6 (Gambar 2.29). Sel elektrolisis beroperasi dengan
tegangan sedang sebesar 4,5 V, tetapi dengan aliran arus listrik yang besar antara 1,0 105 2,5 105 A.
2
Al2 O 2 F4 8F C
Anode batang grafit ()
2AlF6
CO 2 4e
Al2 O 3 dilarutkan
dalam lelehan Na 3 AlF6
Gelembung CO 2
Lelehan Al
()
3e
Al 6F
Sumber
listrik
()
52
Anode
perak
Katode
besi
Air mengandung
Ag , Na , dan CN
d. Elektrolisis air
Gas hidrogen dan oksigen dapat diperoleh melalui proses elektrolis asam kuat encer seperti H2SO4 encer
menggunakan elektrode inert, misalnya platina (Gambar 2.31). Di anode, ion SO4 tidak teroksidasi,
tetapi molekul air yang teroksidasi. Adapun di katode, ion H+ tereduksi menjadi gas H2. Proses ini
berlangsung melalui reaksi-reaksi berikut:
Reaksi oksidasi di anode: 2H2O(l)
4H+(aq) + O2(g) + 4e
Reaksi reduksi di katode: 2H+(aq) + 2e
H2(g) ( 2)
Reaksi redoks: 2H2O(l)
2H2(g) + O2(g)
53
Dengan potensial listrik luar, elektrolisis H2SO4 encer akan menghasilkan gas H2 di katode dan gas O2 di
anode. Jadi, elektrolisis yang terjadi sama dengan elektrolisis air murni.
H 2SO 4
encer
Anode Pt
Katode Pt
H 1
H
2
H
3
Etanol
H
3
H 1
Asam asetat
Dengan menganggap bahwa gugus CH3 memiliki bilangan oksidasi total sama dengan nol, maka
atom C pada gugus gugus CH3 memiliki bilangan oksidasi 3. Dengan anggapan yang sama, maka
bilangan oksidasi atom C pada gugus CH2OH adalah 1 dan pada gugus COOH adalah +3. Dengan
demikian, karena bilangan oksidasi atom C pada gugus-gugus fungsi berubah dari 1 menjadi +3, reaksi
oksidasi terjadi melalui pelepasan 4 elektron:
Oksidasi: CH3CH2OH
CH3COOH + 4e
Reaksi redoks ini dapat disetarakan dengan menggunakan cara setengah-reaksi sebagai berikut:
Tahap I:
CH3COOH
2Cr3+
54
Tahap II:
11
+
Cr2O72
3+
55
RANGKUMAN
1. Penyetaraan reaksi redoks bertujuan untuk menyetarakan jumlah atom-atom dan jumlah muatan
antara pereaksi dengan produk reaksi. Penyetaraan persamaan reaksi redoks dapat dilakukan dengan
cara langsung, cara setengah reaksi (cara ion-elektron), dan cara bilangan oksidasi.
2. Menurut cara setengah-reaksi maupun cara bilangan oksidasi, reaksi redoks disetarakan melalui tahap
penyetaraan jumlah atom-atom yang diikuti dengan penyetaraan jumlah muatan antara pereaksi
dengan produk reaksi. Perbedaannya, dalam penyetaraan menurut cara setengah-reaksi, penyetaraan
jumlah muatan dilakukan melalui penambahan elektron, sedangkan menurut cara bilangan oksidasi,
penyetaraan jumlah muatan dilakukan melalui penambahan ion OH dan H2O.
3.
Elektrokimia mempelajari kaitan antara respon listrik dengan reaksi redoks. Prinsip-prinsip
elektrokimia menjadi dasar bagi mekanisme kerja sel volta maupun sel elektrolisis.
4. Sel volta atau sel galvani menggunakan reaksi redoks spontan untuk menghasilkan energi listrik.
Dengan kata lain, sistem bekerja pada lingkungan.
5. Sel elektrolisis menggunakan energi listrik untuk membangkitkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Jadi, lingkungan bekerja pada sistem.
6. Baik sel volta maupun sel elektrolisis terdiri dari wadah sel, elektrolit, dan elektrode. Dua jenis
elektrode dengan muatan yang berlawanan adalah anode dan katode. Di anode terjadi reaksi oksidasi
dan di aktode terjadi reaksi reduksi. Pada setengah-reaksi oksidasi di permukaan anode, elektron
dibebaskan oleh zat yang teroksidasi dan meninggalkan sel melewati anode. Pada setengah-reaksi
reduksi di permukaan katode, elektron bergerak ke dalam sel melalui katode dan ditangkap oleh zat
yang tereduksi di dalam sel.
7. Dalam sel volta, komponen-komponen setiap setengah-reaksi ditempatkan dalam dua wadah yang
terpisah (disebut sebagai setengah-sel) yang berisi larutan elektrolit dan sebuah elektrode yang
dicelupkan ke dalamnya. Berdasarkan konvensi, setengah-sel oksidasi ditunjukkan di sebelah kiri dan
setengah-sel reduksi ditunjukkan di sebelah kanan. Dalam sel volta anode bermuatan negatif dan
katode bermuatan positif. Sel volta harus dilengkapi dengan jembatan garam untuk menetralkan
muatan dalam larutan sel kiri dan sel kanan.
8. Untuk mempermudah pemahaman, rangkaian sel volta dinyatakan sebagai notasi sel. Dalam penulisan
notasi sel, Komponen setengah-sel oksidasi ditulis di bagian kiri, sedangkan komponen setengah-sel
reduksi ditulis di bagian kanan. Garis tegak tunggal menunjukkan batas fase. Garis rangkap tegak
menunjukkan jembatan garam yang memisahkan dua setengah-sel. Garis ini merupakan batas fase
pada kedua sisi jembatan garam.
9. Reakasi redoks dalam sel volta menghasilkan potensial sel. Potensial sel standar (Eosel), yaitu
potensial yang diukur pada suhu tertentu (biasanya 298 K) dan semua komponen dalam keadaan
standar (yaitu 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan, dan padatan murni untuk elektrode).
56
10. Potensial sel standar (Eosel) adalah beda potensial antara potensial elektrode standar setengah-reaksi
reduksi (Eored (lebih positif), reduksi) dengan potensial elektrode standar setengah-reaksi oksidasi (Eored
(lebih negatif) ,oksidasi).
11. Makin besar nilai Eored setengah-sel reduksi, makin besar kecenderungan reaksi reduksi terjadi
sehingga makin lemah sifat reduktor zat tersebut.
12. Korosi merupakan proses galvani alami yang mengakibatkan kerusakan pada konstruksi bangunan
berbasis rangka dan bahan besi. Fakta yang terjadi pada korosi besi adalah:
1) Besi tidak berkarat dalam udara kering.
2) Korosi besi tidak terjadi dalam air tanpa udara, tetapi dapat terjadi dalam air yang mengandung
oksigen.
3) Hilangnya besi dan terbentuknya karat terjadi pada tempat yang berbeda dalam benda yang sama.
4) Korosi besi berlangsung lebih cepat pada pH rendah, dalam larutan elektrolit, dan karena kontak
dengan logam yang kurang aktif.
5) Korosi besi berlangsung lambat ketika besi kontak dengan logam yang lebih aktif.
13. Dalam sel volta maupun sel elektrolisis, oksidasi terjadi di anode dan reduksi di katode, tetapi dengan
arah aliran elektron dan tanda muatan elektrode yang terbalik. Dalam sel elektrolisis, anode
bermuatan positif dan katode bermuatan negatif.
14. Hukum Faraday: Jumlah zat-zat yang mengalami oksidasi atau reduksi pada setiap elektrode selama
elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan dalam sel.
15. Hukum Faraday I: Massa zat pereaksi maupun produk reaksi redoks berbanding lurus dengan
muatan listrik yang digunakan selama elektrolisis.
16. Hukum Faraday II: Massa zat pereaksi maupun produk reaksi redoks berbanding lurus dengan
massa ekivalen pereaksi maupun produk reaksi yang terlibat dalam proses elektrolisis.
Fe2 1 M
57
58
11. Ketika paku besi dimasukkan ke dalam larutan tembaga(II) sulfat, paku menjadi terlapis oleh material
hitam kecoklatan.
a. material apa yang terlapis di permukaan paku?
b. Apa yang berperan sebagai pereduksi dan sebagai pengoksidasi?
c. Dapatkah reaksi ini dibuat dalam sel volta?
d. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
e. Hitunglah nilai Eosel untuk proses ini.
12. Beberapa peralatan listrik memerlukan lebih dari satu baterai. Berapa jumlah baterai alkalin yang
harus dipasang secara seri untuk menyalakan lampu kamera dengan bola lampu 6,0 V?
13. Selama pembuatan patung Liberty, sekat teflon dipasang di antara rangka besi dan pelat tembaga
yang melapisi patung. Apa tujuan pemasangan sekat ini?
14. Logam-logam apakah berikut ini yang cocok sebagai anode korban untuk mencegah korosi pipa yang
dipasang di bawah tanah? Jika tidak cocok, jelaskan mengapa demikian!
(1) aluminium
(4) nikel
(2) magnesium
(5) kromium
(3) natrium
(6) magnesium
15. Perhatikan sel elektrokimia pada gambar di sebelah kanan!
a. Apakah sel tersebut merupakan sel galvani atau sel elektrolisis?
Jelaskan!
b. Berilah label untuk menunjukkan anode dan katodenya dan
tunjukkan arah aliran ion yang terjadi!
c. Tuliskan persamaan reaksi di anode, katode, dan reaksi redoks
yang terjadi!
Baterai
Elektrode
inert
16. Pelet berpori titanium dioksida, TiO 2, dapat direduksi menjadi logam
Ti pada patode dalam sel elektrokimia yang mengandung elektrolit
lelehan CaCl2. Ketika TiO2 tereduksi, ion-ion O2 yang larut dalam
lelehan CaCl2 selanjutnya teroksidasi menjadi gas O2 di anode.
Wadah dari
Pendekatan ini dapat digunakan untuk proses pembuatan titanium atau grafit
titanium dengan biaya yang murah. Proses ini ditunjukkan seperti
Pelet
pada gambar berikut:
TiO
a. Berilah label yang menunjukkan katode dan anode serta tanda
muatan kedua elektrode tersebut!
b. Tunjukkan arah aliran elektron dan ion-ion!
c. Tuliskan persamaan reaksi di anode, katode, dan reaksi redoks yang terjadi!
Baterai
Grafit
17. Apa alasan praktis penggunaan kriolit dalam elektrolisis aluminium oksidas?
18. pada elektrolisis lelehan NaBr, apa produk yang diperoleh di anode dan di katode?
19. Manakah dari unsur-unsur berikut yang dapat diperoleh melalui elektrolisis larutan garamnya:
tembaga, barium, aluminium, atau bromin?
59
20. Apa produk reaksi yang diperoleh di setiap elektrode dari elektrolisis larutan Cr(NO3)3 dan larutan
MnCl2?
21. Berapa gram logam aluminium yang dapat diperoleh melalui arus listrik 305 C yang dialirkan ke
dalam sel elektrolisis yang berisi lelehan garam aluminium?
22. Pelapisan dengan zink merupakan cara penting dalam perlindungan korosi. Walaupun proses
pelapisan biasanya dilakukan dengan menyelupkan logam yang akan dilapis ke dalam lelehan zink,
logam tersebut juga dapat dilapis dengan zink dari larutan garamnya. Berapa gram logam zink dari
larutan ZnSO4 yang dapat terlapis pada tangki baja, jika arus 0,755 A dialirkan selama 2 hari?
23. Seorang teknisi melapis suatu batang besi dengan 0,86 g kromium dari sel elektrolisis yang berisi
Cr2(SO4)3 selama 12,5 menit. Berapakah aruss listrik yang diperlukan?
SOAL-SOAL PILIHAN GANDA
1.
2.
3.
4.
koefisien terkecil ion OH dalam reaksi yang telah setara adalah ...
A. 3
B. 6
C. 12
D. 18
E. 20
5.
NO2 + H2O
E. 2, 1, 1, 3
6.
Berapa jumlah elektron yang diperlukan untuk penyetaraan setengah reaksi oksidasi etanol menjadi
asam asetat berikut: C2H5OH
CH3COOH
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
7.
8.
Persamaan reaksi reduksi pada baterai Pb ketika digunakan adalah sebagai berikut:
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42(aq) + 2e
PbSO4(s) + 2H2O(l)
Bagaimana densitas dan pH larutan elektrolit?
60
A.
B.
C.
D.
E.
9.
Densitas
Bertambah
Bertambah
Berkurang
Berkurang
Tetap
pH
Bertambah
Berkurang
Berkurang
bertambah
bertambah
Dalam reaksi:
ClO3(aq) + 5Cl(aq) + 6H+(aq)
3Cl2(g) + 3H2O(l)
Zat pengoksidasi dan pereduksinya berturut-turut adalah ...
A. Cl dan ClO3
C. ClO3 dan H+
E. H+ dan Cl
+
B. ClO3 dan Cl
D. Cl dan H
E. 2 dilepaskan
11. Logam Fe (Ar = 56), jika dilarutkan di dalam asam dan direaksikan dengan KMnO 4 akan
terjadi reaksi sebagai berikut: Fe2+ + MnO4
Mn2+ + Fe3+
Jika massa Fe yang dilarutkan adalah 11,2 gram, maka volume KMnO 4 0,1 M yang dibutuhkan
untuk reaksi tersebut adalah ...
A. 120 ml
B. 160 ml
C. 250 ml
D. 320 ml
E. 400 ml
12. Dalam sel elektrokimia, katode merupakan elektrode ...
A. tempat terjadinya reaksi oksidasi
B. tempat terjadinya reaksi reduksi
C. tempat terbentuknya ion positif
D. tempat terbentuknya ion negatif
E. tempat dilepaskannya elektron
Zn
ZnSO4
CuSO 4
61
14. Berapakah harga Eo dari sel volta yang disusun berdasarkan setengah sel berikut:
Eo (volt)
2+
Zn + 2e
Zn
0,762
+
Ti + e
Ti
0,336
A. 0,090 V
B. 0,426 V
C. 1,098 V
D. 1,434 V
E. 2,405 V
15. Suatu sel elektrokimia yang dibuat dari reaksi: Cu2+(aq) + M(s)
Cu(s) + M2+(aq)
memiliki Eo = 0,75 V. Potensial reduksi standar Cu2+(aq) adalah 0,34 V. Berapakah potensial
reduksi standar M2+(aq) ?
A. 1,09 V
B. 0,410 V
C. 0,410 V
D. 1,09 V
E. +1,09 V
16. Untuk reaksi sel: 2Ga(s) + 6H+(aq)
2Ga3+(aq) + 3H2(g),
potensial selnya adalah 0,54 V. Jika konsentrasi ion-ionnya adalah 1,0 M dan tekanan H2(g) adalah
1 atm, berapakah Eo untuk reaksi Ga3+(aq) + 3e
Ga(s) ?
A. 0,54 V
B. 0,27 V
C. 0,27 V
D. 0,54 V
E. 1,08 V
17. Dari ketiga pernyataan berikut:
I. Elektrode logam larut
II. Suatu zat teroksidasi
III. Ion positif terkumpul dari larutan
Peristiwa yang dapat terjadi di anode dalam sel volta adalah...
A. I saja
B. II saja
C. I dan II
D. I dan III
E. III saja
62
20. Peristiwa yang terjadi dalam sel volta adalah sebagai berikut:
I. Oksidasi terjadi di anode
II. Elektron mengalir dari katode ke anode
III. Massa anode bertambah
Pernyataan yang benar adalah ...
A. I saja
B. II saja
C. I dan II
D. bukan keduanya
21. Logam apakah di bawah ini yang paling reaktif?
A. Perak
B. timbal
C. besi
D. cesium
E. III saja
E. tembaga
V
Cu
jembatan garam
Cu (aq)
Rh
Rh 3 (aq)
23. Bagaimana arah aliran elektron pada sirkuit luar, jika konsentrasi Rh3+ dan Cu+ masing-masing 1 M ?
A.dari anode Rh ke katode Cu
D. dari katode Cu ke anode Rh
B. dari katode Rh ke anode Cu
E. dari sumber listrik menuju larutan
C. dari anode Cu ke katode Rh
24. Berapakah potensial selnya, jika konsentrasi Rh3+ dan Cu+ masing-masing 1 M ?
A. 0,28 V B. 0,76 V
C. 1,32 V D. 2,36 V
E. 3,26 V
25. Diketahui:
Ag+(aq) + e
Ag(s)
Eo = 0,80 V
Co2+(aq) + 2e
Co(s)
Eo = 0,28 V
Berdasarkan data di atas, tentukan potensial sel standar untuk reaksi:
Co(s) + 2Ag+(aq)
Co2+(aq) + 2Ag(s)
A. 0,52 V
B. 0,66 V
C. 1,08 V
D. 1,88 V
E. 2,04 C
63
udara
CaCO 3 anhidrous
air
air
minyak
air garam
Proses korosi yang berlangsung paling lambat terjadi pada gambar ...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
27. Beberapa metode pencegahan korosi besi:
1. mengecat;
2. melumuri oli;
3. dibalut dengan plastik;
4. perlindungan katoda; dan
5. galvanisasi.
Metode yang paling tepat digunakan untuk melindungi pipa besi yang ada di dalam tanah adalah
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
28. Semua faktor berikut berpengaruh pada jumlah mol logam yang terdeposit selama proses
elektrolisis, kecuali...
A. Arus yang digunakan
C. Muatan ion
E. muatan dan arus listrik
B. Jangka waktu elektrolisis
D. Massa molar
29. Diketahui data potensial reduksi standar berikut:
O2 + 4H+ + 4e
2H2O
Eo = 1,23 V
Br2 + 2e
2BrEo = 1,08 V
2H+ + 2e
H2
Eo = 0,00 V
+
Na + e
Na
Eo = 2,71 V
Jika elektrolisis dilakukan terhadap larutan NaBr dalam larutan [H 3O+] = 1 M, hasil yang diperoleh
adalah...
A. Na(s) dan O2(g)
C. H2(g) dan Br2(g)
E. Br2(g) dan O2(g)
B. Na(s) dan Br2(g)
D. H2(g) dan O2(g)
30. Pada elektrolisis air dihasilkan 1,008 gram gas H2 di katode. Berapakah massa gas oksigen yang
terbentuk di anode?
A. 32,0 g
B. 16,0 g
C. 8,00 g
D. 4,00 g
E. 2,00 g
31. Arus 2 A digunakan untuk pelapisan Ni dari 500 mL larutan Ni 2+ 1,0 M. Berapakah [Ni2+] setelah
3,0 jam?
A. 0,39 M
B. 0,46 M
C. 0,78 M
D. 0,89 M
E. 1,00 M
32. Suatu larutan mengandung NiCl2 dan SnBr2 dengan konsentrasi yang sama. Berdasarkan data
potensial reduksi standar berikut:
Ni2+(aq) + 2e
Ni(s)
Eo = 0,236 V
Sn2+(aq) + 2e
Sn(s)
Eo = 0,141 V
Cl2(aq) + 2e
2Cl (aq)
Eo = 1,360 V
Br2(aq) + 2e
2Br-(aq)
Eo = 1,077 V
64
Jika larutan tersebut dielektrolisis menggunakan baterai 9 volt dan elektrode grafit, yang pertama
kali terbentuk pada setiap elektrode adalah...
A. Ni(s) di katode, Cl2(aq) di anode
D. Sn(s) di katode, Cl2(aq) di anode
B. Ni(s) di katode, Br2(aq) di anode
E. Sn(s) di katode, Ni(s) di anode
C. Sn(s) di katode, Br2(aq) di anode
33. Sebanyak 1 liter larutan CrCl3 1 M dielektrolisis dengan arus 6 Ampere.
Jika diketahui Ar Cr = 52; 1 F = 96.500 maka waktu yang diperlukan untuk mengendapkan logam
krom sebanyak 3,88 gram tersebut adalah ... detik.
52 6 3,88
3 96500
52 6 3 3,88
B.
96500
3,88 3 96500
52 6
52 6
D.
3,88 3 96500
A.
C.
E.
96500 52 6
3,88 3
34. Selama elektrolisis larutan AgNO3 berlangsung, bagaimakah massa logam perak yang terkumpul
jika arus listrik yang digunakan dua kali lipat dari arus semula dengan jangka waktu setengah dari
waktu semula?
A. sama dengan massa semula
D. naik menjadi dua kali lipat
B. bertambah dua kali lipat dari semula
E. turun setengah kali dari semula
C. turun seperempat kali dari semula
35. Larutan AgNO3, Cu(NO3)2 dan Au(NO3)3 masing-masing dengan konsentrasi 1,0 M dielektrolisis
dengan perangkat alat berikut, sehingga muatan listrik yang masuk ke dalam setiap larutan adalah
sama.
Ag
Cu 2
Au3
Jika didapatkan0,10 mol padatan Cu, berapa mol Ag dan Au yang terbentuk?
A. 0,10 mol Ag, 0,10 mol Au
D. 0,20 mol Ag, 0,067 mol Au
B. 0,05 mol Ag, 0,075 mol Au
E. 0,05 mol Ag, 0,105 mol Au
C. 0,05 mol Ag, 0,15 mol Au
65