Anda di halaman 1dari 15

GOLONGAN DARAH DAN TRANSFUSI DARAH

Golongan Darah
Membran eritrosit mengandung dua antigen yaitu tipe-A dan tipe-B. antigen ini
disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibody yang terdapat dalam plasma akan

Golongan Darah
A
B
AB
O

Aglutinogen
A
B
A dan B
Tidak Ada

Aglutinin
b
a
Tidak Ada
a dan b

bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan
aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibody plasma yang menyebabkan

Uji Golongan Darah

penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu

Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah

aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b (zat anti-B).

seseorang. Cara melakukan tes darah adalah dengan mengambil sampel darah
orang yang akan di tes golongan darahnya, kemudian sampel darah tersebut

Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil tranferase yang mengnadung asetil

,masing- masing akan ditetesi oleh serum anti A, anti B dan anti AB. Serum

glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung

tersebut identik dengan aglutinin sehingga serum tersebut dapat menggumpalkan

enzim galaktosa pada rangka glikoprotennya. Aglutinogen-AB adalah golongan yang

darah apabila bercampur dengan darah yang memiliki aglutinogen yang sesuai.

memiliki kedua jenis enzim tersebut.

Contohnya seseorang dengan golongan darah A jika ditetesi dengan serum anti A
maka darahnya akan menggumpal, karena aglutinogen pada darah orang tersebut

Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl

bercampur dengan serum anti A yang identik dengan aglutinin a. Sedangkan ketika

Landsteiner (1868-1943) mengelompokkan golongan darah manusia. Berdasarkan

ditetesi serum anti B darahnya tidak menggumpal karena orang tersebut tidak

ADA ATAU TIDAK ADANYA AGLUTINOGEN maka golongan darah

memiliki aglutinogen B sehingga serum anti B tidak menggumpalkan darah.

dikelompokkan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.

Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b

dalam plasma darah.


Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a

dalam plasa darah.


Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan

plasma darah tidak meiliki aglutinin.


Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki agutinogen-A dan B, dan
plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.

Tabel Golongan Darah Berdasarkan Aglutinin dan Aglutinogen

Metode Rhesus
Cara lain dalam mengelompokan golongan darah adalah dengan menggunakan metode
Rhesus.
Tipe Rhesus ini pertama kali ditemukan pada eritrosit kera spesies Maccacus rhesus.
Rhesus positif (+) maka di dalam eritrositnya terdapat aglutinogen/ antigen rhesus
(Disebut juga aglutinogen D). Rhesus negative (-) maka di dalam eritrositnya tidak
terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Aglutinogen D).
Kira-kira 85% dari seluruh bangsa berkulit putih adalah Rh negatif, sedangkan pada
bangsa Afrika yang berkulit hitam 100% adalah Rh positif.
Golongan darah rhesus ini dapat mempengaruhi keturunan dan jika terjadi
ketidakcocokan maka dapat menyebabkan kelainan eritroblastosis fetalis.

Tabel Fenotip dan Genotip


Macam Rhesus
Rhesus (+)
Rhesus (-)

Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah resipien dan


Fenotip
Rhesus Positif
Rhesus Negatif

Eritroblastosis Fetalis

golongan darah donor. Proses penentuan golongan darah dilakukan dengan cara Tes
Genotip
Rh+Rh+ / Rh+RhDarah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Rh-RhSetelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses
transfuse darah dapat dilakukan.

Seorang ibu Rh- dan ayah Rh+ dapat memiliki janin yang Rh+. Selama kehamilan
atau persalinan antigen Rh (aglutinogen Rh) dari bayi dapat masuk ke peredaran
darah ibu melalui plasenta dan darah ibu akan bereaksi dengan memproduksi
aglutinin anti Rh. Makin sering si ibu hamil maka akan semakin banyak aglutinin Rh

Bagan Transfusi Darah

yang dibentuk si ibu.


Aglutinin Rh ini kemudian akan masuk kedalam peredaran darah janin melalui
plasenta, dan akan menimbulkan aglutinasi dan hemolisis eritrosit janin, dan timbul
anemia pada janin. Untuk mengatasi anemia ini, sum-sum merah, hati, limfa janin
melepaskan eritroblas yang belum matang ke peredaran darah, sehingga timbul
penyakit yang disebut eritroblastosis fetalis. Karena terjadi hemolisis maka kadar
bilirubin janin dapat meingkat.
Kehamilan pertama biasanya hanya menimbulkan efek kecil terhadap janin, tetapi
pada kehamilan-kehamilan berikutnya janin dapat mati didalam rahim.

Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang
berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang menerima
darah disebut RESIPIEN.
Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan

Golongan darah O adalah DONOR UNIVERSAL karena dapat di transfusikan ke


seluruh golongan darah
Golongan drah AB adalah RESIPIEN UNIVERSAL karena dapat menerima semua
jenis golongan darah

resipien perlu memperhaitkan jenis aglutinin dalam plasma darah.


Tabel aglutinasi dari berbagai golongan darah

Golongan Darah
O
A
B
AB

Aglutinin A
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal

beberapa unsur lain dari darah


Aglutinin B
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari
Menggumpal seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).

Dari bagan dan tabel diatas dapat kita ketahui dari dan ke golongan darah apa saja

Transfusi diberikan untuk

proses transfusi darah dapat terjadi.

- meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen


- memperbaiki volume darah tubuh

Pada tabel melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang

- memperbaiki kekebalan

berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga

- memperbaiki masalah pembekuan.

tidak dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah

Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap

A mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A.

atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan,

Golongan darah AB mempunyai aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan kedua

plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih).

jenis aglutinin.

Jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri
dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien.

Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua jenis

Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros.

golongan darah. Sebaliknya golongan darah O adalah donor universal karena dapat

Teknik penyaringan darah sekarang ini sudah jauh lebih baik, sehingga transfusi

ditransfusikan kepada seluruh golongan darah. Tetapi transfusi darah yang

lebih aman dibandingkan sebelumnya.

terbaik adalah transfusi darah dari golongan darah yang sejenis. Jika transfuse

Tetapi masih ditemukan adanya resiko untuk resipien, seperti reaksi alergi dan

dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan,

infeksi.

misalnya golongna darah O ditransfusikan ke golongan darah AB, masih mungkin

Meskipun kemungkinan terkena AIDS atau hepatitis melalui transfusi sudah kecil,

terjadi penggumpalan walaupun sedikit.

tetapi harus tetap waspada akan resiko ini dan sebaiknya transfusi hanya
dilakukan jika tidak ada pilihan lain.

Alasan terbanyak melakukan transfuse adalah karena penurunan volume darah.


Transfusi juga sering digunakan untuk pengobatan anemia atau member resipien
PENGUMPULAN & PENGGOLONGAN DARAH
Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.
Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya

diperiksa untuk mengetahui adanya anemia.

Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang

sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.

menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan.


Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk

Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka

tertentu misalnya kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria,

darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah

kelainan perdarahan, AIDS dan kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.

golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif.


Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa

Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah

mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan

tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat

keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.

tertentu; untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat


untuk menyumbangkan darah.

Biasanya donor tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali


setiap 2 bulan.

Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman.


Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya
sendiri hanya membutuhkan waktu 10 menit.
Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan, tetapi setelah itu
rasa nyeri akan hilang.

Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.


Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung
bahan pengawet dan komponen anti pembekuan.

Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya
penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis.
Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu selama 42 hari.
Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang jarang),

DARAH & KOMPONEN DARAH.


Komponen darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells
(PRC), yang bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah.
Komponen ini bisa diberikan kepada seseorang yang mengalami perdarahan atau
penderita anemia berat.
Yang jauh lebih mahal daripada PRC adalah frozen-thawed red blood cells, yang
biasanya dicadangkan untuk transfusi golongan darah yang jarang.

Beberapa orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor.
Jika obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah
merah yang sudah dicuci.

Jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopenia) bisa menyebabkan


perdarahan spontan dan hebat.
Transfusi trombosit bisa memperbaiki kemampuan pembekuan darah.

Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja
dengan trombosit untuk membantu membekunya darah.
Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti.
Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan
perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand.

Plasma juga merupakan sumber dari faktor pembekuan darah.


Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera

Plasma segar yang dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak

(misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk

diketahui faktor pembekuan mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan

membantu memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya.

faktor pembekuan darah yang pekat.

Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak

Plasma segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan

dapat diberikan secara terpisah.

oleh pembentukan protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan

akibat dari kegagalan hati.

Pada aferesis, seorang donor hanya memberikan komponen darah tertentu yang
diperlukan oleh resipien.

Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang
mengancam nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang

Jika resipien membutuhkan trombosit, darah lengkap diambil dari donor dan

atau penderita yang sel darah putihnya tidak berfungsi secara normal.

sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara

Pada keadaan ini biasanya digunakan antibiotik.

selektif memisahkan trombosit dan mengembalikan sisa darah ke donor.

Antibodi (imunoglobulin), yang merupakan komponen darah untuk melawan

Karena sebagian besar darah kembali ke donor, maka donor dengan aman bisa

penyakit, juga kadang diberikan untuk membangun kekebalan pada orang-orang

memberikan trombositnya sebanyak 8-10 kali dalam 1 kali prosedur ini.

yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau
pada orang yang kadar antibodinya rendah.

Transfusi autolog.

PROSEDUR DONOR DARAH KHUSUS.

Transfusi darah yang paling aman adalah dimana donor juga berlaku sebagai

Pada transfusi tradisional, seorang donor menyumbangkan darah lengkap dan

resipien, karena hal ini menghilangkan resiko terjadi ketidakcocokan dan penyakit

seorang resipien menerimanya.

yang ditularkan melalui darah.

Tetapi konsep ini menjadi luas.


Tergantung kepada keadaan, resipien bisa hanya menerima sel dari darah, atau

Kadang jika seorang pasien mengalami perdarahan atau menjalani pembedahan,

hanya menerima faktor pembekuan atau hanya menerima beberapa komponen

darah bisa dikumpulkan dan diberikan kembali.

darah lainnya.

Yang lebih sering terjadi adalah pasien menyumbangkan darah yang kemudian akan

Transfusi dari komponen darah tertentu memungkinkan dilakukannya pengobatan

diberikan lagi dalam suatu transfusi.

yang khusus, mengurangi resiko terjadinya efek samping dan bisa secara efisien

Misalnya sebulan sebelum dilakukannya pembedahan, pasien menyumbangkan

menggunakan komponen yang berbeda dari 1 unit darah untuk mengobati beberapa

beberapa unit darahnya untuk ditransfusikan jika diperlukan selama atau sesudah

penderita.

pembedahan.

Pada keadaan tertentu, resipien bisa menerima darah lengkapnya sendiri

Donor Terarah atau Calon Donor.

(transfusi autolog).
Anggota keluarga atau teman dapat menyumbangkan darahnya secara khusus satu
Aferesis.

sama lain, jika golongan darah resipien dan darah donor serta faktor Rhnya cocok.

Pada beberapa resipien, dengan mengetahui donornya akan menimbulkan perasaan

- gatal-gatal

tenang, meskipun darah dari anggota keluarga atau teman belum pasti lebih aman

- kemerahan

dibandingkan dengan darah dari orang yang tidak dikenal.

- pembengkakan
- pusing

Darah dari anggota keluarga diobati dengan penyinaran untuk mencegah penyakit

- demam

graft-versus-host, yang meskipun jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi jika

- sakit kepala.

terdapat hubungan darah diantara donor dan resipien.

Gejala yang jarang terjadi adalah kesulitan pernafasan, bunyi mengi dan kejang
otot.
Yang lebih jarang lagi adalah reaksi alergi yang cukup berat.

TINDAKAN PENCEGAHAN & REAKSI.


Walaupun dilakukan penggolongan dan cross-matching secara teliti, tetapi
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan

kesalahan masih mungkin terjadi sehingga sel darah merah yang didonorkan segera

beberapa tindakan pencegahan.

dihancurkan setelah ditransfusikan (reaksi hemolitik0.

Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk

Biasanya reaksi ini dimulai sebagai rasa tidak nyaman atau kecemasan selama atau

resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan

segera setelah dilakukannya transfusi.

darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.
Kadang terjadi kesulitan bernafas, dada terasa sesak, kemerahan di wajah dan
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, ,

nyeri punggung yang hebat.

maka pada awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat.

Meskipun sangat jarang terjadi, reaksi ini bisa menjadi lebih hebat dan bahkan

Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi

bisa berakibat fatal.

ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.


Untuk memperkuat dugaan terjadinya reaksi hemolitik ini, dilakukan pemeriksaan
Sebagian besar transfusi adalah aman dan berhasil; tetapi reaksi ringan kadang

untuk melihat apakah terdapat hemoglogin dalam darah dan air kemih penderita.

bisa terjadi, sedangkan reaksi yang berat dan fatal jarang terjadi.
Reaksi yang paling sering terjadi adalah demam dan reaksi alergi

Resipien bisa mengalami kelebihan cairan.

(hipersensitivitas), yang terjadi sekitar 1-2% pada setiap transfusi.

Yang paling peka akan hal ini adalah resipien penderita penyakit jantung, sehingga
transfusi dilakukan lebih lambat dan dipantau secara ketat.

Gejalanya berupa:

Penyakit graft-versus-host merupakan komplikasi yang jarang terjadi, yang

dan segera memberitahu dokter jaga dan bank darah

terutama mengenai orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan karena


obat atau penyakit.

Dalam proses transfuse darah hendaknya tahap-tahap mulai dari pra analitik,

Pada penyakit ini, jaringan resipien (host) diserang oleh sel darah putih donor

analitik, dan pasca analitik diperhatikan, begitu pula dengan factor alat dan

(graft).

lingkungan serta factor lain yang dapat memicu munculnya komplikasi pada proses

Gejalanya berupa demam, kemerahan, tekanan darah rendah, kerusakan jaringan

transfuse darah, Sehingga kejadian komplikasi transfuse arah dapat dicegah dan

dan syok.

diminimalisir

KOMPLIKASI TRANSFUSI DARAH


Alat dan Bahan Transfusi Darah
Berdasarkan Cakupannya

a. Komplikasi Local
Pada proses transfuse darah dapat terjadi suatu komplikasi, pada komplikasi
transfuse darah local dapat terjadi suatu reaksi atau komplikasi yang meliputi :
- Kegagalan memperoleh akses vena
- Fiksasi vena tidak baik
- Masalah ditempat tusukan
- Vena pecah saat ditusuk, dll

b. Komplikasi Umum
Tidak semua reaksi transfusi dapat dicegah. Ada langkah-langkah tertentu yang
perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi, walaupun demikian
tetap diperlukan kewaspadaan dan kesiapan untuk mengatasi setiap reaksi
transfusi yang mungkin terjadi. Ada beberapa jenis reaksi transfusi dan gejalanya
bermacam-macam serta dapat saling tumpang tindih. Oleh karena itu, apabila
terjadi reaksi transfusi, maka langkah umum yang pertama kali dilakukan adalah
menghentikan transfusi, tetap memasang infus untuk pemberian cairan NaCl 0,9%

1.

Standar Infus

2.

Set Transfusi (Tranfusi Set)

3.

Botol berisi NaCl 0,9%

4.

Produk darah yang benar sesuai program medis

5.

Pengalas

6.

Torniket

7.

Kapas alkohol

8.

Plester

9.

Gunting

10. Kassa steril


11.

Betadine

12. Sarung tangan

Prosedur Kerja Transfusi Darah


1.

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2.

Cuci tangan

3.

Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah


transfusi darah

4.

Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).

5.

Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan infus)


terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah

6.

Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi


kebenaran produk darah : periksa kompatibilitas dalam kantong darah,
periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya,
dan periksa adanya bekuan

7.

9.

Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl
0,9%

7.

Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya


tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada tempat
penusukan yang tersedia dan buka klem pada slang dan filter
terisi darah

Cara transfusi darah dengan slang tunggal :


1.

Tusuk kantong darah

2.

Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga
filter terisi sebagian

3.

Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah

10. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem


pengatur bawah

Buka set pemberian darah


11.

8.

6.

1.

Untuk slang 'Y', atur ketiga klem

2.

Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off

Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :


1.

Tusuk kantong NaCl 0,9%

2.

Isi slang dengan NaCl 0,9%

3.

Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong


NaCl 0,9%

4.

Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan

5.

Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan
ruang filter terisi sebagian)

Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit
pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya

12. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%


13. Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berik

Langkah yang direkomendasikan sebelum melakukan donor darah :


1. Minumlah banyak air
Menurut American Red Cross air penting untuk membuat tubuh tetap terhidrasi.
Selain itu air juga bisa meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik yang
membuat orang lebih waspada, meningkatkan tekanan darah dan memberi lebih
banyak energi. Karena tekanan darah yang turun bisa menjadi faktor utama orang
pingsan.
2. Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi

Sebaiknya beberapa hari sebelum donor darah mulailah perbanyak konsumsi zat
besi, jadi jangan hanya saat sarapan hari H saja sehingga tubuh tidak lemas.
Sumber zat besi terbaik adalah produk hewani karena zat besinya lebih mudah
diserap oleh tubuh, seperti ayam, daging sapi dan ikan.

3. Pengambilan Darah Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi


barulah dilakukan pengambilan darah.

3. Menghindari makanan yang tinggi lemak


Jika darah diambil dari orang yang biasa mengonsumsi makanan tinggi lemak akan
membuatnya sulit untuk diuji dan evaluasi, sehingga membuat darah sulit
digunakan untuk penelitian atau transfusi. Untuk itu hindari margarin, daging
berlemak, cokelat serta makanan yang digoreng.

4. Pengelolahan Darah Beberapa usaha pencegahan yang di kerjakan oleh PMI


sebelum darah diberikan kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit
di antaranya :
a. Penyakit Hepatitis B
b. Penyakit HIV/AIDS
c. Penyakit Hipatitis C
d. Penyakit Kelamin (VDRL)

4. Mengonsumsi makanan sehat yang bisa meningkatkan kualitas darah


Makanan yang sehat untuk jantung akan meningkatkan kualitas darah. Makanan
yang direkomendasikan adalah buah dengan zat besi tinggi seperti plum, kacangkacangan, lentil, unggas tanpa kulit, roti gandum dan susu tanpa lemak.

5. Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1-2 jam 6. Penyimpanan


Darah Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat celcius. Darah ini
dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti :
PRC,Thrombocyt,Plasma,Cryo precipitan.

Proses/ Tahapan Transfusi Darah


1. Pengisian Formulir Donor Darah
2. Pemeriksaan Darah( Blood Screening) Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan
hemoglobin darah. Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah
satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan
darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk
menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat
keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban
pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor.
Pemeriksaan ini bersifat mandatory, namun tidak bertentangan dengan resolusi
Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah
melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous). Saat ini
tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4
penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS.
Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang
mendukung, maka dirujuk ke UTDPuntuk dilakukan test ulang darah donor
tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.
Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI
bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan
untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak.
Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan
rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.

HB (HEMOGLOBIN)
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas
untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan
oleh kadar Hemoglobin.
Nilai normal Hb :
Wanita
Pria
Anak
Bayi baru lahir

12-16 gr/dL
14-18 gr/dL
10-16 gr/dL
12-24gr/dL

Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian


cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik
(obat kanker), indometasin (obat antiradang).
Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun
(COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan
Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat
untuk infeksi pada kulit

Penyebab Kadar Hemoglobin Rendah

Kekurangan gizi: Kekurangan zat besi dalam tubuh mempengaruhi


sintesis hemoglobin dan menyebabkan anemia defisiensi besi, yang
ditandai dengan sel darah merah yang lebih kecil tanpa pigmen merah
(hemoglobin). Salah satu alasannya adalah asupan makanan kaya zat besi
yang buruk. Terlepas dari besi, kekurangan vitamin B12 dan nutrisi
tertentu lainnya juga dikatakan mempengaruhi tingkat hemoglobin dalam
tubuh.
Ketidakmampuan untuk Menyerap Besi: Dalam beberapa kasus,
penyerapan zat besi akan akan terhambat dan ini akan menyebabkan
rendahnya tingkat hemoglobin. Hal ini terjadi terutama pada mereka
dengan kondisi medis, seperti penyakit Crohn dan penyakit seliaka, yang
merusak lapisan usus. Asupan makanan yang tinggi kalsium dan tanin juga
dapat mempengaruhi penyerapan zat besi. Sebab, misalnya, teh hitam
direndam selama jangka waktu yang lama, kaya tanin yang dapat
mengganggu penyerapan zat besi.
Kehilangan Darah: Kadar hemoglobin bisa turun karena kehilangan darah
dari pendarahan tukak atau tumpukan. Mereka yang mengalami periode
menstruasi berat dan mimisan berulang mungkin juga menderita kadar
hemoglobin rendah. Donor darah sering juga dikutip sebagai alasan.
Menurunkan Produksi Sel Darah Merah: Kondisi medis tertentu seperti
leukemia, sirosis, hipotiroidisme, dan penyakit ginjal, ditemukan
menghambat produksi sel darah merah. Jumlah hemoglobin mungkin akan
berkurang karena penggunaan obat tertentu, seperti itu, yang digunakan
untuk mengobati infeksi HIV dan kanker.
Penghancuran Sel Darah: Ada kondisi medis tertentu, yang ditandai
dengan penghancuran berlebihan sel darah merah dan menghasilkan
penurunan jumlah hemoglobin. Anemia sel sabit, talasemia, dan
splenomegali adalah beberapa penyakit ini.

Itu adalah normal bagi wanita untuk mengalami kadar hemoglobin rendah selama
kehamilan. Sementara sedikit penurunan biasanya bukan masalah yang besar,
variasi drastis mungkin menunjukkan masalah medis yang mendasari atau
kekurangan zat besi yang berat. Anda dapat menormalkan kondisi tersebut dengan

mengobati penyebab yang mendasari atau dengan memodifikasi makanan dengan


suplemen.
Tips untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin
Sebagaimana disebutkan di atas, penyebab dan tingkat variasi pada jumlah
hemoglobin mungkin tidak sama untuk semua. Jadi metode yang digunakan untuk
perbaikan kondisi juga dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Jika tidak
ada penyakit yang mendasari, makanan bergizi, bersama dengan suplemen, akan
cukup. Jika tidak, kondisi medis yang mendasari harus diobati. Jika jumlah yang
terlalu rendah, transfusi darah mungkin disarankan. Keadaan seperti itu biasanya
muncul dalam kasus kehilangan darah yang parah karena cedra berat, pembedahan
atau penyakit tertentu.
Sumber Makanan dan Suplemen: Dalam kasus anemia kekurangan zat besi,
dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengambil suplemen zat besi dan
termasuk makanan kaya zat besi dalam makanan. Hal ini diyakini bahwa zat besi
dalam makanan dari sumber hewani lebih bermanfaat dalam meningkatkan kadar
hemoglobin, bila dibandingkan dengan dari sumber nabati. Vitamin B6, B12 dan
asam folat juga ditemukan bermanfaat untuk meningkatkan kadar hemoglobin
Kurangi asupan makanan dengan asam oksalat: Hal ini juga mengatakan bahwa
makanan yang kaya asam oksalat dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam
tubuh. Bayam, yang merupakan sumber yang kaya zat besi, mengandung asam
oksalat juga. Yang terakhir ini mungkin mengikat besi dan membuat sulit bagi
tubuh untuk menyerap mineral. Namun, efek dari asam oksalat dapat bervariasi
dari satu orang ke orang lain dan jenis makanan.
Hindari makanan dengan gluten: Mereka dengan penyakit celiac harus
menghindari makanan dengan gluten, karena dapat mengganggu penyerapan nutrisi,
seperti besi. Jadi hindari gandum dan produk gandum dan makanan lain yang
mengandung gluten untuk menghindari kekurangan zat besi dan yang menghasilkan
tingkat hemoglobin rendah.
Tingkatkan asupan vitamin C: Ini akan lebih bermanfaat jika Anda mengambil
vitamin C (atau makanan yang kaya vitamin C), bersama dengan suplemen zat besi.
Vitamin C berguna untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh, yang

pada gilirannya meningkatkan kadar hemoglobin.Namun, jumlah hemoglobin rendah

dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari dan sebagainya, perlu untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit tersebut dan gangguan. Jika kondisi ini
disebabkan oleh kehilangan darah akibat perdarahan ulkus, itu adalah maag yang

dalam plasma darahnya.


-

disarankan, untuk penggantian cepat besi dan hemoglobin. Singkatnya, penurunan


jumlah hemoglobin mungkin karena alasan yang berbeda. Jika itu adalah karena
rendahnya asupan zat besi, maka, suplemen zat besi atau diet yang kaya akan

Individu bergolongan darah B memiliki antigen-B dalam eritrosit dan anti-A


dalam plasma darahnya.

memerlukan perawatan, bersama dengan langkah-langkah untuk meningkatkan


jumlah hemoglobin. Dalam kasus anemia yang parah, transfusi darah juga

Individu bergolongan darah A memiliki antigen-A dalam eritrosit dan anti-B

Individu bergolongan darah AB memiliki antigen-A dan antigen-B dalam


eritrosit dan tidak memiliki anti-A ataupun anti-B dalam plasma darahnya.

mineral ini akan dilakukan. Jika ada kondisi medis yang mendasari yang

Individu bergolongan darah O tidak memiliki antigen-A dan antigen-B dalam


eritrosit dan memiliki anti-A dan anti-B.

menyebabkan menurunnya kadar hemoglobin, kondisi yang harus diobati.

Selain itu untuk pewarisan golongan darah, ya


ng berperan adalah alel ganda dan 3 gen dalam satu lokus. Alel ganda pada
golongan darah manusia adalah Iso-aglutinogen (I). Alel ganda dan 3 gen itu adalah

Golongan Darah

IA, IB, dan i. Perhatikan tabel berikut.2,3,5,6

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya

Tabel 1. Alel / Genotip pada Golongan Darah Manusia Sistem ABO

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah

Golongan Darah

merah.3

Kemudian penemuan ini memicu penemuan sistem golongan darah lain, misalnya

A
B
AB
O
Sumber : Biologi SMA

sistem Lewis (Le), Kell, Duffy (Fy) dan sebagainya. Namun yang paling memiliki arti

Sistem Rhesus

Pada manusia dikenal berbagai macam sistem golongan darah. Yang paling awal
diketahui adalah sistem ABO (1901), sistem MN (1927), sistem rhesus (1940).

Genotip Homozigot
IAIA
I BI B
ii

penting dalam bank darah dan ilmu kedokteran transfusi adalah sistem ABO dan

Disamping sistem golongan ABO, golongan darah Rhesus (Rh) sangat penting dalam

sistem rhesus.3,4

transfusi darah. Dr. Karl Landsteiner dan A.S.Weiner pada tahun 1940
menemukan adanya antigen tertentu dalam eritrosit kera Macacus rhesus (India).

Sistem ABO

Ternyata beberapa sampel darah manusia ada yang memiliki antigen tersebut dan

Sistem ABO pertama kali ditemukan oleh ahli patologi Austria, Karl Landsteiner

ada yang tidak memiliki. Jadi, dikenal dua golongan darah yaitu.

pada tahun 1901. Ada 4 macam golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. Golongan

Rh+ 85% manusia (umumnya orang asia, afrika, dll)

darah manusia ditentukan oleh antigen dan antibodi yang terkandung di dalam

Rh- 15% manusia (umumnya orang kulit putih)

darahnya. Antigen-antigen utamanya disebut antigen-A dan antigen-B, sedangkan

Seorang yang tidak memiliki faktor Rh dipermukaan sel darah merahnya memiliki

antibodi utamanya adalah anti-A dan anti-B. 3,5,6

golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah

Genotip H

IAi X IAi = 1.IAIA , 2.IAi , 1.ii (25% A-homozigot, 50% A-

merahnya memiliki golongan darah Rh+. Golongan Rh+ diberi genotip RhRh / Rhrh,

heterozigot, 25% O)

sedangkan Rh- diberi genotip rhrh. Faktor Rh + diwariskan secara dominan dan
-

faktor Rh diwariskan secara resesif. Kecocokan pada sistem rhesus ini amat

Ibu golongan darah A, Ayah golongan darah B


I I X IBIB

= 4.IAIB (100% AB)

Ada satu peristiwa ketidaksesuaian darah ibu dan darah foetus (janin) yang

I A i X I BI B

= 2.IAIB , 2.IBi (50% AB, 50% B-heterozigot)

disebut dengan maternal foetal incompatibility, yaitu jika ibu bergolongan darah

IAIA X IBi

= 2.IAIB , 2.IAi (50% AB, 50% A-heterozigot)

Rh- dan kandungan pertama Rh+, bayi masih selamat. Tapi di saat itu di dalam

= 1.IAIB, 1.IAi, 1.IBi, 1.ii (25% AB, 25% A-heterozigot, 25% B-heterozigot,

darah ibu secara perlahan-lahan akan terbentuk antibodi Rh+ yang disebabkan

25% O)

penting.

5,6

A A

masuknya erithrocyt foetus ke dalam darah ibu melalui plasenta. Jika ibu tersebut

Ibu golongan darah A, Ayah golongan darah AB

mengandung anak kedua yang memikliki golongan darah Rh+ maka antibodi Rh+ yg

I IA X IAIB

= 2.IAIA , 2.IAIB (50% A-homozigot, 50% AB)

terbentuk sebelumnya akan menggumpalkan antigen Rh+ dari darah janin. Keadaan

IAi X I AIB

= 1.IAIA , 1.IAIB , 1.IAi , 1.IBi (25% A-homozigot, 25% AB,

ini menyebabkan erythroblastosis foetalis, ysitu anemia yang parah, sebab darah

25% A-heterozigot, 25% B-heterozigot)

janin tidak terbentuk yang matang yang disebut erythroblast. Jika tidak
mendapatkam transfusi darah, bayi akan meninggal dunia. Ciri-ciri dsari bayi yang
mengalami

hal

tersebut

adalah

tubuhnya

menggembung,

hati

dan

Ibu golongan darah A, Ayah golongan darah O


I I X ii = 4.IAi (100% A-heterozigot)
A A

limpa

membengkak, kulit berwarna kuning karena banyak cairan empedu. 4-6

IAi X ii

= 2.IAi , 2.ii (50% A-heterozigot, 50% O)

Ibu golongan darah B, Ayah golongan darah B

Contoh Pewarisan Sistem ABO

I I X IBIB

= 4.IBIB (100% B-homozigot)

Ditinjau dari sudut genetiknya, sistem golongan darah diwariskan secara autosom

I Bi X I BI B

= 2.IBIB , 2.IBi (50% B-homozigot, 50% B-heterozigot)

kodominan. Dengan pewarisan semacam ini ekpresi gen yang terdapat pada

IBi X IBi = 1.IBIB , 2.IBi , 1.ii (25% B-homozigot, 50% B-heterozigot, 25% O)

B B

kromosom homolog masing-masing akan menghasilkan protein yang selanjutnya


berperan sebagai penentu golongan darah. Golongan darah ini dikendalaikan oleh

alel ganda. Berikut beberapa contoh pewarisan golongan darah sistem ABO. 4,6

Ibu golongan darah A, Ayah golongan darah A


IAIA X IAIA
A

A A

I i X I I

heterozigot)

= 4.IAIA (100% A-homozigot)

Ibu golongan darah B, Ayah golongan darah AB


IBIB X IAIB

= 2.IAIB , 2.IBIB (50% AB, 50% B-homozigot)

IBi X IAIB

= 1.IAIB , 1.IBIB , 1.IAi , 1.IBi (25% AB, 25%B-homozigot,

25% A-heterozigot, 25% B-heterozigot)

= 2.I I , 2.I i (50% A-homozigot, 50% AA A

Ibu golongan darah B, Ayah golongan darah O


I I X ii = 4.IBi (100% B-heterozigot)
B B

= 2.IBi , 2.ii (50% B-heterozigot, 50% O)

IBi X ii

2.

Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%

3.

Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah
steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar

4.

Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada
tempat yang berbeda sesuai nomor

5.

Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu
aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa
yang terjadi.

6.

Lakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum
anti Rhesus

Ibu golongan darah AB, Ayah golongan darah AB


A B

I I X IAIB

= 1.IAIA , 2.IAIB , 1.IBIB (25% A-homozigot, 50% AB, 25%

B-homozigot)

Ibu golongan darah AB, Ayah golongan darah O


IAIB X ii = 2.IAi , 2.IBi (50% A-heterozigot, 50% B-heterozigot)

Alat
1.

Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)

2.

Kapas

3.

Alkohol 70 %

4.

Lancet

5.

Tusuk gigi

Bahan

FORWARD GROUPING
Pasien

1.

Serum alfa

2.

Serum beta

3.

Serum alfa beta (tidak harus ada)

4.

Serum anti Rhesus

Cara Kerja
1.

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan


antara sel dan plasmanya ( forward grouping = sel grouping dan
reverse gouping = serum grouping )

Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1 - 4

Sel pasien diperiksa dengan..?

Interpretasi
forward grouping

Anti A
-

Anti B
-

AB

O
A

REVERSE GROUPING
Serum pasien
diperiksa dengan...?

Interpretasi hasil
Reverse grouping

Sel A
+
+
-

Sel B
+
+
_
_

D.

Metode Kerja

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Alat
:
Tabung Sentrifuge
Centrifuge
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Object glass
Cover glass

2.
a.
b.
c.

Bahan
:
Serum
Suspensi Sel A 10% untuk slide ( 5% untuk cara tabung ).
Suspensi sel B 10% untuk slide ( 5 % untuk cara tabung ).

O
A
B
AB

3.
Prosedur kerja
a.
Cara Slide
1.) Taruhlah disebelah kiri dan kanan masing-masing 1 tetes serum yang
diperiksa, tambahkan suspensi ery B 10% disebelah kiri dan suspensi sel ery 10%
disebelah kanan.
2.) Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.
3.) Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
4.) Pastikan secara mikroskopik.
b.
1.)

Cara Tabung
Sediakan 2 tabung reaksi pendek dalam rak tabung berilah tanda 1 dan 2.

2.) Isilah masing-masing tabung dengan 2 tetes serum yang diperiksa.


3.) Kedlam tabung 1 tambahkan 1 tetes suspensi ery B 5%, kedalam tabung 2
tambahkan 1 tetes suspensi ery A % %.
4.) Centrifuge 1000 rpm selama 3 5 menit.
5.) Amati adanya hemolisis tanpa mengocoknya, amati adanya aglutinasi engan
jalan meresuspensikan.

E.

Hasil Pengamatan

Keterangan
+
-

Ery B

Ery A

Golongan darah

Keterangan

Serum yang
diperiksa
mengandung
agutinin

Serum yang
direaksikan
mengandung
aglutinin .

-/

AB

Serum yang
direaksikan tidak
mengandung
aglutinin

Serum yang
direaksikan
mengandung ,

:
: Aglutinasi/ non hemolisis.
: Tidak aglutinasi/ hemolisis.

Anda mungkin juga menyukai