Golongan Darah
Membran eritrosit mengandung dua antigen yaitu tipe-A dan tipe-B. antigen ini
disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibody yang terdapat dalam plasma akan
Golongan Darah
A
B
AB
O
Aglutinogen
A
B
A dan B
Tidak Ada
Aglutinin
b
a
Tidak Ada
a dan b
bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan
aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibody plasma yang menyebabkan
Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah
seseorang. Cara melakukan tes darah adalah dengan mengambil sampel darah
orang yang akan di tes golongan darahnya, kemudian sampel darah tersebut
,masing- masing akan ditetesi oleh serum anti A, anti B dan anti AB. Serum
darah apabila bercampur dengan darah yang memiliki aglutinogen yang sesuai.
Contohnya seseorang dengan golongan darah A jika ditetesi dengan serum anti A
maka darahnya akan menggumpal, karena aglutinogen pada darah orang tersebut
Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl
bercampur dengan serum anti A yang identik dengan aglutinin a. Sedangkan ketika
ditetesi serum anti B darahnya tidak menggumpal karena orang tersebut tidak
Metode Rhesus
Cara lain dalam mengelompokan golongan darah adalah dengan menggunakan metode
Rhesus.
Tipe Rhesus ini pertama kali ditemukan pada eritrosit kera spesies Maccacus rhesus.
Rhesus positif (+) maka di dalam eritrositnya terdapat aglutinogen/ antigen rhesus
(Disebut juga aglutinogen D). Rhesus negative (-) maka di dalam eritrositnya tidak
terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Aglutinogen D).
Kira-kira 85% dari seluruh bangsa berkulit putih adalah Rh negatif, sedangkan pada
bangsa Afrika yang berkulit hitam 100% adalah Rh positif.
Golongan darah rhesus ini dapat mempengaruhi keturunan dan jika terjadi
ketidakcocokan maka dapat menyebabkan kelainan eritroblastosis fetalis.
Eritroblastosis Fetalis
golongan darah donor. Proses penentuan golongan darah dilakukan dengan cara Tes
Genotip
Rh+Rh+ / Rh+RhDarah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Rh-RhSetelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses
transfuse darah dapat dilakukan.
Seorang ibu Rh- dan ayah Rh+ dapat memiliki janin yang Rh+. Selama kehamilan
atau persalinan antigen Rh (aglutinogen Rh) dari bayi dapat masuk ke peredaran
darah ibu melalui plasenta dan darah ibu akan bereaksi dengan memproduksi
aglutinin anti Rh. Makin sering si ibu hamil maka akan semakin banyak aglutinin Rh
Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang
berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang menerima
darah disebut RESIPIEN.
Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan
Golongan Darah
O
A
B
AB
Aglutinin A
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Dari bagan dan tabel diatas dapat kita ketahui dari dan ke golongan darah apa saja
Pada tabel melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang
- memperbaiki kekebalan
tidak dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah
atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan,
plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih).
jenis aglutinin.
Jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri
dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien.
Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua jenis
golongan darah. Sebaliknya golongan darah O adalah donor universal karena dapat
Teknik penyaringan darah sekarang ini sudah jauh lebih baik, sehingga transfusi
terbaik adalah transfusi darah dari golongan darah yang sejenis. Jika transfuse
Tetapi masih ditemukan adanya resiko untuk resipien, seperti reaksi alergi dan
dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan,
infeksi.
Meskipun kemungkinan terkena AIDS atau hepatitis melalui transfusi sudah kecil,
tetapi harus tetap waspada akan resiko ini dan sebaiknya transfusi hanya
dilakukan jika tidak ada pilihan lain.
sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.
Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka
tertentu misalnya kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria,
Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah
tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat
Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya
penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis.
Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu selama 42 hari.
Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang jarang),
Beberapa orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor.
Jika obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah
merah yang sudah dicuci.
Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja
dengan trombosit untuk membantu membekunya darah.
Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti.
Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan
perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand.
Plasma segar yang dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak
diketahui faktor pembekuan mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan
Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak
Plasma segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan
oleh pembentukan protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan
Pada aferesis, seorang donor hanya memberikan komponen darah tertentu yang
diperlukan oleh resipien.
Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang
mengancam nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang
Jika resipien membutuhkan trombosit, darah lengkap diambil dari donor dan
atau penderita yang sel darah putihnya tidak berfungsi secara normal.
Karena sebagian besar darah kembali ke donor, maka donor dengan aman bisa
yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau
pada orang yang kadar antibodinya rendah.
Transfusi autolog.
Transfusi darah yang paling aman adalah dimana donor juga berlaku sebagai
resipien, karena hal ini menghilangkan resiko terjadi ketidakcocokan dan penyakit
darah lainnya.
Yang lebih sering terjadi adalah pasien menyumbangkan darah yang kemudian akan
yang khusus, mengurangi resiko terjadinya efek samping dan bisa secara efisien
menggunakan komponen yang berbeda dari 1 unit darah untuk mengobati beberapa
beberapa unit darahnya untuk ditransfusikan jika diperlukan selama atau sesudah
penderita.
pembedahan.
(transfusi autolog).
Anggota keluarga atau teman dapat menyumbangkan darahnya secara khusus satu
Aferesis.
sama lain, jika golongan darah resipien dan darah donor serta faktor Rhnya cocok.
- gatal-gatal
tenang, meskipun darah dari anggota keluarga atau teman belum pasti lebih aman
- kemerahan
- pembengkakan
- pusing
Darah dari anggota keluarga diobati dengan penyinaran untuk mencegah penyakit
- demam
graft-versus-host, yang meskipun jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi jika
- sakit kepala.
Gejala yang jarang terjadi adalah kesulitan pernafasan, bunyi mengi dan kejang
otot.
Yang lebih jarang lagi adalah reaksi alergi yang cukup berat.
kesalahan masih mungkin terjadi sehingga sel darah merah yang didonorkan segera
Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk
Biasanya reaksi ini dimulai sebagai rasa tidak nyaman atau kecemasan selama atau
resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan
darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.
Kadang terjadi kesulitan bernafas, dada terasa sesak, kemerahan di wajah dan
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, ,
Meskipun sangat jarang terjadi, reaksi ini bisa menjadi lebih hebat dan bahkan
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi
untuk melihat apakah terdapat hemoglogin dalam darah dan air kemih penderita.
bisa terjadi, sedangkan reaksi yang berat dan fatal jarang terjadi.
Reaksi yang paling sering terjadi adalah demam dan reaksi alergi
Yang paling peka akan hal ini adalah resipien penderita penyakit jantung, sehingga
transfusi dilakukan lebih lambat dan dipantau secara ketat.
Gejalanya berupa:
Dalam proses transfuse darah hendaknya tahap-tahap mulai dari pra analitik,
Pada penyakit ini, jaringan resipien (host) diserang oleh sel darah putih donor
analitik, dan pasca analitik diperhatikan, begitu pula dengan factor alat dan
(graft).
lingkungan serta factor lain yang dapat memicu munculnya komplikasi pada proses
transfuse darah, Sehingga kejadian komplikasi transfuse arah dapat dicegah dan
dan syok.
diminimalisir
a. Komplikasi Local
Pada proses transfuse darah dapat terjadi suatu komplikasi, pada komplikasi
transfuse darah local dapat terjadi suatu reaksi atau komplikasi yang meliputi :
- Kegagalan memperoleh akses vena
- Fiksasi vena tidak baik
- Masalah ditempat tusukan
- Vena pecah saat ditusuk, dll
b. Komplikasi Umum
Tidak semua reaksi transfusi dapat dicegah. Ada langkah-langkah tertentu yang
perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi, walaupun demikian
tetap diperlukan kewaspadaan dan kesiapan untuk mengatasi setiap reaksi
transfusi yang mungkin terjadi. Ada beberapa jenis reaksi transfusi dan gejalanya
bermacam-macam serta dapat saling tumpang tindih. Oleh karena itu, apabila
terjadi reaksi transfusi, maka langkah umum yang pertama kali dilakukan adalah
menghentikan transfusi, tetap memasang infus untuk pemberian cairan NaCl 0,9%
1.
Standar Infus
2.
3.
4.
5.
Pengalas
6.
Torniket
7.
Kapas alkohol
8.
Plester
9.
Gunting
Betadine
2.
Cuci tangan
3.
4.
Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
5.
6.
7.
9.
Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl
0,9%
7.
2.
Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga
filter terisi sebagian
3.
8.
6.
1.
2.
2.
3.
4.
5.
Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan
ruang filter terisi sebagian)
Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit
pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
Sebaiknya beberapa hari sebelum donor darah mulailah perbanyak konsumsi zat
besi, jadi jangan hanya saat sarapan hari H saja sehingga tubuh tidak lemas.
Sumber zat besi terbaik adalah produk hewani karena zat besinya lebih mudah
diserap oleh tubuh, seperti ayam, daging sapi dan ikan.
HB (HEMOGLOBIN)
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas
untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan
oleh kadar Hemoglobin.
Nilai normal Hb :
Wanita
Pria
Anak
Bayi baru lahir
12-16 gr/dL
14-18 gr/dL
10-16 gr/dL
12-24gr/dL
Itu adalah normal bagi wanita untuk mengalami kadar hemoglobin rendah selama
kehamilan. Sementara sedikit penurunan biasanya bukan masalah yang besar,
variasi drastis mungkin menunjukkan masalah medis yang mendasari atau
kekurangan zat besi yang berat. Anda dapat menormalkan kondisi tersebut dengan
dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari dan sebagainya, perlu untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit tersebut dan gangguan. Jika kondisi ini
disebabkan oleh kehilangan darah akibat perdarahan ulkus, itu adalah maag yang
mineral ini akan dilakukan. Jika ada kondisi medis yang mendasari yang
Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
Golongan Darah
merah.3
Kemudian penemuan ini memicu penemuan sistem golongan darah lain, misalnya
A
B
AB
O
Sumber : Biologi SMA
sistem Lewis (Le), Kell, Duffy (Fy) dan sebagainya. Namun yang paling memiliki arti
Sistem Rhesus
Pada manusia dikenal berbagai macam sistem golongan darah. Yang paling awal
diketahui adalah sistem ABO (1901), sistem MN (1927), sistem rhesus (1940).
Genotip Homozigot
IAIA
I BI B
ii
penting dalam bank darah dan ilmu kedokteran transfusi adalah sistem ABO dan
Disamping sistem golongan ABO, golongan darah Rhesus (Rh) sangat penting dalam
sistem rhesus.3,4
transfusi darah. Dr. Karl Landsteiner dan A.S.Weiner pada tahun 1940
menemukan adanya antigen tertentu dalam eritrosit kera Macacus rhesus (India).
Sistem ABO
Ternyata beberapa sampel darah manusia ada yang memiliki antigen tersebut dan
Sistem ABO pertama kali ditemukan oleh ahli patologi Austria, Karl Landsteiner
ada yang tidak memiliki. Jadi, dikenal dua golongan darah yaitu.
pada tahun 1901. Ada 4 macam golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. Golongan
darah manusia ditentukan oleh antigen dan antibodi yang terkandung di dalam
Seorang yang tidak memiliki faktor Rh dipermukaan sel darah merahnya memiliki
golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah
Genotip H
merahnya memiliki golongan darah Rh+. Golongan Rh+ diberi genotip RhRh / Rhrh,
heterozigot, 25% O)
sedangkan Rh- diberi genotip rhrh. Faktor Rh + diwariskan secara dominan dan
-
faktor Rh diwariskan secara resesif. Kecocokan pada sistem rhesus ini amat
Ada satu peristiwa ketidaksesuaian darah ibu dan darah foetus (janin) yang
I A i X I BI B
disebut dengan maternal foetal incompatibility, yaitu jika ibu bergolongan darah
IAIA X IBi
Rh- dan kandungan pertama Rh+, bayi masih selamat. Tapi di saat itu di dalam
= 1.IAIB, 1.IAi, 1.IBi, 1.ii (25% AB, 25% A-heterozigot, 25% B-heterozigot,
darah ibu secara perlahan-lahan akan terbentuk antibodi Rh+ yang disebabkan
25% O)
penting.
5,6
A A
masuknya erithrocyt foetus ke dalam darah ibu melalui plasenta. Jika ibu tersebut
mengandung anak kedua yang memikliki golongan darah Rh+ maka antibodi Rh+ yg
I IA X IAIB
terbentuk sebelumnya akan menggumpalkan antigen Rh+ dari darah janin. Keadaan
IAi X I AIB
ini menyebabkan erythroblastosis foetalis, ysitu anemia yang parah, sebab darah
janin tidak terbentuk yang matang yang disebut erythroblast. Jika tidak
mendapatkam transfusi darah, bayi akan meninggal dunia. Ciri-ciri dsari bayi yang
mengalami
hal
tersebut
adalah
tubuhnya
menggembung,
hati
dan
limpa
IAi X ii
I I X IBIB
Ditinjau dari sudut genetiknya, sistem golongan darah diwariskan secara autosom
I Bi X I BI B
kodominan. Dengan pewarisan semacam ini ekpresi gen yang terdapat pada
IBi X IBi = 1.IBIB , 2.IBi , 1.ii (25% B-homozigot, 50% B-heterozigot, 25% O)
B B
alel ganda. Berikut beberapa contoh pewarisan golongan darah sistem ABO. 4,6
A A
I i X I I
heterozigot)
IBi X IAIB
IBi X ii
2.
Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%
3.
Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah
steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar
4.
Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada
tempat yang berbeda sesuai nomor
5.
Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu
aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa
yang terjadi.
6.
Lakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum
anti Rhesus
I I X IAIB
B-homozigot)
Alat
1.
Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)
2.
Kapas
3.
Alkohol 70 %
4.
Lancet
5.
Tusuk gigi
Bahan
FORWARD GROUPING
Pasien
1.
Serum alfa
2.
Serum beta
3.
4.
Cara Kerja
1.
Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1 - 4
Interpretasi
forward grouping
Anti A
-
Anti B
-
AB
O
A
REVERSE GROUPING
Serum pasien
diperiksa dengan...?
Interpretasi hasil
Reverse grouping
Sel A
+
+
-
Sel B
+
+
_
_
D.
Metode Kerja
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Alat
:
Tabung Sentrifuge
Centrifuge
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Object glass
Cover glass
2.
a.
b.
c.
Bahan
:
Serum
Suspensi Sel A 10% untuk slide ( 5% untuk cara tabung ).
Suspensi sel B 10% untuk slide ( 5 % untuk cara tabung ).
O
A
B
AB
3.
Prosedur kerja
a.
Cara Slide
1.) Taruhlah disebelah kiri dan kanan masing-masing 1 tetes serum yang
diperiksa, tambahkan suspensi ery B 10% disebelah kiri dan suspensi sel ery 10%
disebelah kanan.
2.) Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.
3.) Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
4.) Pastikan secara mikroskopik.
b.
1.)
Cara Tabung
Sediakan 2 tabung reaksi pendek dalam rak tabung berilah tanda 1 dan 2.
E.
Hasil Pengamatan
Keterangan
+
-
Ery B
Ery A
Golongan darah
Keterangan
Serum yang
diperiksa
mengandung
agutinin
Serum yang
direaksikan
mengandung
aglutinin .
-/
AB
Serum yang
direaksikan tidak
mengandung
aglutinin
Serum yang
direaksikan
mengandung ,
:
: Aglutinasi/ non hemolisis.
: Tidak aglutinasi/ hemolisis.