PENDAHULUAN
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacammacam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu rasa
gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa berupa cairan
ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun
1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu
kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett
untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom.
Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi
untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui
sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi.
Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai
digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Kemudian
pada akhir tahun 1930-an dan permulaan tahun 1940-an, kromatografi mulai
berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada tahun 1938
oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun
1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941
(untuk ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan cepat
kroinatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan
kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James
mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun
1952 dan akhir tahun 1960-an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu
teknik analisis yang canggih.
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas
berdiameter besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama dan
segala prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960-an, semakin
banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu
teknik
mengimbangi
kromatografi
gas.
High
Performance
Liquid
Modern = modern) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam
keduanya instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga
sulit untuk mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi
dan pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat ini dengan teknik
yang sudah matang dan dengan cepat KCKT mencapai suatu keadaan yang
sederajat dengan kromatografi gas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Kromatografi Adsorbsi
Prinsip kromatog rafi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam
kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis. Pemisahan kromatografi
adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam
silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini
memakai silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus
hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika
mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat
sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor.
b) Kromatografi fase terikat (Kromatografi Partisi)
Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang
dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan
untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti
dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling
populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan kebanyakan
pemisahannya adalah fase terbalik. Sebagai fase gerak adalah campuran
metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk solut
yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena
kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau
protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya
dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk
spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan
terelusi lebih cepat.
c) Kromatografi penukar ion
KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar
kation atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang
beredar di pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya
adalah polistiren resin. Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan
dengan menggunakan media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal
digunakan pelarut campuran misalnya air-alkohol dan juga pelarut organik.
Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi puncak dipengaruhi
oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak. Kenaikan
kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan
oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk
gugus penukar ion pada resin.
5
Campuran
analit
akan
terpisah
berdasarkan
kepolarannya,
dan
kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini
akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah. Urutan skala
6
polaritas:
golongan
fluorocarbon
<
golongan
hidrokarbon
<
senyawa
terhalogenasi < golongan eter < golongan ester < golongan keton < golongan
alkohol < golongan asam.
KCKT dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses
kualitatif cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat
Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard
umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu
dilihat adalah spectrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama akan
mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua
zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan,
meskipun memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen
yang dianalisis di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada
system KCKT adalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis
analisa, misalnya kolom C18 yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid,
protein, lovastatin, dan sebagainya. Namun ada juga kolom yang khusus dibuat
untuk tujuan analisa tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang
khusus digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-, di-, polysakarida).
Keberhasilan proses separasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom dan
juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sampel berhasil dipisahkan, tahap selanjutnya
adalah proses identifikasi. Hasil analisa KCKT diperoleh dalam bentuk signal
kromatogram.
Dalam
kromatogram
akan
terdapat
peak-peak
yang
didalamnya
akan
mempunyai kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak
saling bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan
perhitungan konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sampel jenis ini
dilakukan tahapan preparasi sampel yang lebih rumit agar sampel yang siap
diinjeksikan ke KCKT sudah cukup bersih dari impuritis. Sampel farmasi
biasanya jauh lebih mudah karena sedikit mengandung komponen selain zat aktif.
Sampel ini umumnya hanya melalui proses pelarutan saja.
2.6 KOMPONEN-KOMPONEN KCKT
o Zat cair harus bertindak sebagai pelarut yang baik untuk cuplikan yang akan
o
dianalisis.
Zat cair harus murni sekali untuk menghindarkan masuknya kotoran yang
KCKT fase normal: KCKT dengan kombinasi antara fase diam polar dan
fase gerak non-polar. Fase diam yang digunakan seperti silica, alumina, atau
trietilenaglikol yang dilapiskan pada partikel silika. Sedangkan fase gerak
reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam KCKT
yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang
konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih
umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan.
Tiga jenis pompa yang digunakan dalam KCKT:
a. Pompa reciprocating
Pompa ini terdiri dari ruangan kecil tempat pelarut yang dipompa dengan cara
gerakan piston mundur-maju yang dijalankan oleh motor. Piston berupa gelas
dan berkontak langsung dengan pelarut. Ketika piston mundur maka bola
gelas bawah terangkat dan pelarut masuk, sebaliknya ketika piston maju maka
bola bawah menutup saluran pelarut dan pelarut yang telah berada di ruang
pompa didorong masuk ke dalam kolom.
b. Pompa displacement
Pompa ini menyerupai syringe (alat suntik) terdiri dari tabung yang dilengkapi
pendorong yang digerakkan oleh motor. Pompa ini juga menghasilkan aliran
yang cenderung tidak bergantung pada tekanan balik kolom dan viskositas
pelarut.
c. Pompa pneumatic
Dalam pompa ini pelarut didorong oleh gas bertekanan tinggi. Pompa jenis ini
murah dan bebas pulsa. Akan tetapi mempunya keterbatasan kapasitas dan
tekanan yang dihasilkan (<2000 psi) serta kecepatan alir bergantung pada
viskositas pelarut dan tekanan balik kolom.
2.6.3 Tempat Injeksi (Injector)
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan
disturbansi yang minimum dari material kolom. Sampel yang akan dipisahkan
dimasukkan ke dalam kolom secara otomatis atau manual melalui injeksi. Volume
injeksi sangat tepat karena mempunyai sampel loop dengan variabel volume
(misalnya 20 500 L).
Tipe dasar injektor yang dapat digunakan:
10
Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume
lebih besar dari 10 dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan
adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual).
Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila VALVE
difungsikan, maka sampel akan masuk ke dalam kolom.
Syarat- syarat injektor yang baik:
proses
pemisahan
solut/analit.
Kolom
adalah
jantung
kromatografi
penukar
ion dan
kromatografi
eksklusi.
Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid
Chromatography (LSC); Liquid Liquid Chromatography (LLC); Ion Exchange
Chromatography (IEC); Exclution Chromatography (EC).
Fase Diam
Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara
kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil
benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu
gugus silanol (Si-OH). Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan
menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi
dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang
lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak
digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang
rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih
sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril)
lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak
dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena
adanya kandungan air yang digunakan.
2.6.5. Detektor (Detector)
Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor
universal (mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak
bersifat selektif, seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa) dan
golongan detektor yang spesifik (hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan
selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia).
Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm.
Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa
dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas,
terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika
12
pelebaran pita
Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada
Jenis
Maksimum
Peka terhadap
Sensitivitas
sensitifitas
kecepatan alir
suhu
Absorbsi UV
Spesifik
2 x 10-16
Tidak
Rendah
Absorbsi IR
Spesifik
10-6
Tidak
Rendah
Flourometri
Spesifik
10-11
Tidak
Rendah
Indek bias
Umum
1 x 10-7
Tidak
+ 10-4 0 C
Konduktometri
Spesifik
10-8
Ya
2% 0C
Umum
10-10
Tidak
Tidak ada
Spesifik
10-12
Ya
1,5% 0C
Spektometri
massa
Elektrokimia
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Dengan berpedoman pada Hukum Dasar "like dissolves like" maka sangat
mudah untuk memutuskan tipe KCKT yang akan dipilih. Dari Skema diatas,
dengan cepat kita dapat melihat bahwa Berat Molekul (BM) lebih besar dari 2000,
maka kita dapat menggunakan kromatografi eksklusi. Fasa geraknya adalah air
jika sampelnya larut dalam air; bila dapat larut dalam pelarut organik maka
digunakan pelarut-pelarut organik sebagai fasa gerak. Fasa
diamnya adalah
Sephadex atau Bondagel Seri E untuk fasa gerak air dan Styragel atau MicroPak
TSK gel untuk rasa gerak organik. Bila BM lebih rendah dari 2000, pertama yang
harus ditentukan adalah apakah sampel dapat larut dalam air. Bila sampel dapat larut
dalam air, maka kromatografi partisi fasa terbalik atau kromatografi penukar ion
dapat digunakan. Bila kelarutan dipengaruhi oleh penambahan asam atau basa
atau bila pH larutan bervariasi lebih dari 2 (dua) satuan pH dari pH 7, maka
kromatografi penukar ion adalah pilihan utama. Bila kelambatan tidak dipengaruhi
oleh asam dan basa dan larutan sampel adalah netral, maka kromatografi partisi
fasa terbalik adalah pilihan terbaik. Tipe Eksklusi menggunakan ukuran poros yang
kecil dan rasa air dapat juga dicoba.
Bila sampel tidak larut dalam air, kromatografi partisi atau kromatografi
padat
cair
dianjurkan
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. KCKT secara mendasar merupakan
sebuah perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Kegunaan KCKT
adalah untuk: memisahkan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun
senyawa biologis; analisis ketidakmurnian (impurities); analisis senyawa-senyawa
tidak mudah menguap (non-volatil); penentuan molekul-molekul netral, ionic,
maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa
yang strukturnya hampir sama; pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah
sekelumit (trace elements), dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh
karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18