I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. J
Umur
: 35 tahun
Alamat
: Serang
Pekerjaan
: 17.31.37
II. ANAMNESA
Keluhan Utama
: Perut membesar
Keluhan Tambahan
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesdaran
: Komposmentis
Tanda Vital
: 110/70 mmHg
: 90 x/menit
: 21 x/menit
: 36.3 C
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Status Generalis
Kepala
: Normocephal
Mata
THT
Leher
Torak
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Aukskultasi
Jantung
Abdomen
Inspeksi
Aukskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
-
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
: 8,9 g/dL
: 28,3 %
: 5.630 /L
(12 15,3)
(35 47)
(4.400 11.300)
2
Trombosit
: 168.000 /L
(140.000 440.000)
Kimia Darah
SGOT
SGPT
Protein Total
Albumin
Globulin
: 98 U/L
: 28 U/L
: 6,6 g/dL
: 2 g/dL
: 4,6 g/dL
(15 48)
(20 60)
(6,4 8,3)
(3,2 4,8)
(2,5 5)
USG Abdomen
-
V. DIAGNOSIS
Sirosis Hepatis Child C ec HBV, Hepatitis B Kronis, Hipoalbumin, Anemia
VI.
PENATALAKSANAAN
Pungsi Asites
Infus Dekstrose 5% : Amino Fluid 1:1
Injeksi Furosemid
: 1 x 20 mg
Spironolakton 100 mg
:2x1
Propanolol
: 2 x 10 mg
Vipalbumin
:3x2
VII.
PROGNOSIS
Ad Vitam
: ad malam
Ad Functionam
: ad malam
Ad Sanationam
: ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif.1
Sirosis hepatis secara klinis dibagi menjadi sirosis kompensata yang berarti
belum adanya gejala klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang
ditandai gejala-gejala dan tanda klinis yang jelas.1
Gejala Klinis
Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehinga kadang ditemukan pada waktu
pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena penyakit lain. Gejala
awal sirosis (kompensata) meliputi persaan mudah lelah dan lemas, selera makan
berkurang, persaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada laki-laki
dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan
seksualitas. Bila sudah lanjut (sirosis dekompensata), gejala-gejala lebih menonjol
terutama bila timbul kegagalan hati dan hipertensi porta, meliputi hilangnya
4
rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi. Mungkin disertai
dengan gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus
haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat, muntah darah dan/atau
melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung,
agitasi, sampai koma.
Temuan Klinis
Temuan klinis sirosis meliputi :
-
Spider angima (spider navi), sering ditemukan di daerah bahu, mukda dan
lengan atas. Hal ini diduga terkait dengan estradiol/testosteron yang meningkat
Eritem palmaris. Hal ini juga dikaitkan dengan peningkatan estrogen.
Perubahan kuku Muchrche berupa pita putih horisontal dipisahkan dengan
warna normal kuku. Hal ini diduga terkait dengan penurunan albumin dalam
darah.
Gambaran Laboratorium
-
Peningkatan kadar SGPT dan SGOT. Dalam hal ini SGOT lebih meningkat
pada daripada SGPT.
Peningkatan alkali fosfatase.
Bilirubin, bis anormal pada siorsis kompensata namun meningkat pada kedaan
sirosis lanjut.
Albumin menurun, seiring perburukan sirosis.
Protrombin Time memanjang pada sirosis.
Penurunan natrium serum
Anemia
Diagnosis
Pada sirosis kompensassi sempurna penegakkan diagnosis kadang-kadang
sangat sulit ditegakkan. Sama dengan semua penyakit lainnya penegaakan
diagnosis didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan
pemeriksaan penunjang lainnya. Sedangkan pada sirosis dekompensata diagnosis
kadangkala tidak sulit karena gejala dan tanda-tanda klinis sudah nampak dengan
adanya komplikasi.
Komplikasi
-
Pengobatan
Tujuan terapi berguna untuk mengurangi progresi penyakit, menghindarkan
bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan hati, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
-
Asites : tirah baring dan diet rendah garam dan diuretik. Spironolakton 100200 mg/hari, monitor respon dengan penurunan berat badan 0,5 kg/hari ataui 1
kg/hari bila ada edema tungkai. Bisa dikombinasikan dengan furosemid
dengan dosis 20-40 mg/hari, dosis bisa ditingkatkan sampai 120-160 mg/hari.
Parasintesis, bila asites sangat besar. Dikeluarkan 4-6 liter, dan diimbangi
dengan pemberian albumin.
Ensefalopati hepatik : laktulosa untuk mengeluarkan amonia.
Varises esofagus : beta bloker. Stomatostatin untuk perdarahan akutnya, dan
dilanjutkan dengan skleroterapi atau ligasi endoskopi.
Injeksi Cefotaxim, bila terjadi peritonitis bakterial spontan.
Tranplantasi hati.
DAFTAR PUSTAKA
1. Siti Nurdjanah. Sirosis Hati. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
I. Edisi V. Internal Publishing. Jakarta. 2009. halaman : 668-673
2. Bacon Bruce R. Cirrhosis and Its Cimplications. In Harisons Principles of
Internal Medicine. 18th Edition. Volume II. McGraw- Hill Medical. New
York. 2012. Page : 2592-2602