Anda di halaman 1dari 7

Intisari

Artikel ini mencoba menganalisis bias psikologi yang memengaruhi investor


dalam mengambil keputusan investasi berisiko berdasar teori behavioral
finance. Data diperoleh dari beberapa sumber dan penelitian langsung. Hasil
eksperimen menunjukkan adanya konsistensi kedua kelompok partisipan
terhadap teori behavioral finance. Analisis dari sisi gender menunjukkan
bahwa keberanian partisipan laki-laki dan partisipan perempuan pada
kelompok investor adalah sama, sedangkan pada kelompok mahasiswa,
gender menunjukkan pengaruh yang signifikan. Temuan lain mengindikasikan
adanya efek kejutan yang dialami para partisipan selama eksperimen
berlangsung.

Kata-kata kunci: keuangan keperilakuan, myopic loss aversion, perlakuan


frequent dan infrequent, gender, dan efek kejutan.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dihampir seluruh Negara didunia ini memiliki pasar modal (Capital Market) kecuali
bagi Negara-negara yang masih berbenah dan belum mampu melepaskan diri dari
persoalan ekonomi dan politik yang begitu parah. Maka keberadaan pasar modal dinegara
tersebut dianggap belum begitu berjalan efektif. Ketidak efektifannya disebabkan oleh
berbagi hal termasuk diantaranya kondisi politik dan keamanan yang belum mencapai
tingkat kestabilan yang hingga saat ini terus terjadi atau berlangsung berlarut-larut tanpa
ada dicapainya titik penyelesaian. Keberadaan pasar moda disuatu Negara bisa menjadi
acuan untuk melihat tentang bagaimana kebijakan atau dinamisnya bisnis negara yang
bersangkutan dalam menggerakkan berbagai kebijakan ekonominya seperti kebijakan
fisikal dan moneter.
Pengertian pasar modal yaitu dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual
saham (Stock) dan obligasi (Bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya
akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.
Sedangkan menurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim, pasar modal adalah pusat
perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Adapun menurut R.J. Shook,
pasar modal merupakan sebuah pasar tempat dana-dana modal seperti ekuitas dan utang
di perdagangkan. Saham menjadi produk utama diperdagangkan dipasar modal, dan
memang tujuan utama keberadaan pasar modal suatu Negara memperdagangkan saham.

Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor. Pasar modal
merupakan salah satu pilihan alternatif. Pasar modal menurut UU No. 8 tahun 1995
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan yang berkaitan dengan efek diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Dapat dikatakan pasar modal memiliki peran yang strategis sebagai salah
satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan tempat investasi bagi masyarakat. Pasar
modal juga mempunyai pengertian yang abstrak yang mempertemukan calon modal
(Investor) dan emiten yang membutuhkan dana jangka panjang yang transferable (Suad
Husnan: 1996).
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut setiap investor untuk
melakukan investasi dengan tepat, sehingga tingkat pengembalian atau pendapatan yang
merupakan tujuan utama masing-masing investor dapat tercapai sesuai dengan yang
sudah ditargetkan. Setiap investasi yang dilakukan harus melihat terlebih dahulu beberapa
faktor, baik faktor kondisi ekonomi maupun faktor keadaan-keadaan yang mempengaruhi
kondisi ekonomi itu sendiri, juga keadaan perusahaan atau organisasi yang akan dijadikan
tempat untuk menginvestasikan dananya tersebut. Ada suatu filosofi yang mengatakan
bahwa wise investors do not put all their eggs into just one basket (Suad Husnan,
2001:50). Filosofi inilah yang akhirnya mengilhami para investor untuk melakukan
diversifikasi saham yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang mereka tanggung
dengan harapan apabila suatu nilai saham jatuh sedangkan nilai saham yang lain naik
maka kerugian bisa diimbangi dengan keuntungan yang diperoleh. Risiko pada investasi
tersebut timbul karena adanya ketidakpastian di masa yang akan datang.

Berbagai teori dan model yang dirumuskan oleh sejumlah ahli keuangan pada
umumnya didasarkan pada asumsi bahwa investor selalu bersikap dan bertindak rasional
dalam proses pengambilan keputusan investasi. Investor dianggap mau memperhatikan
semua informasi yang tersedia di pasar serta mampu mengevaluasinya dengan seksama
dan mencari jawaban berdasarkan pemikiran rasionalitasnya terhadap sejumlah informasi
yang diperolehnya tersebut. Akan tetapi, apakah asumsi rasionalitas ini selalu dapat
dipenuhi setiap investor pada saat mengambil keputusan investasi? Para investor sering
menunjukkan perilaku yang bersifat irasional di samping mereka mengambil keputusan
berdasarkan judgment, sehingga keadaan ini menyimpang jauh dari asumsi rasionalitas.
Sering investor menggunakan emosi

dan rasio dalam mengambil keputusan

investasi. Keduanya bekerjasama dalam membentuk reaksi jangka pendek maupun


perilaku jangka panjang manusia, di mana pada saat-saat tertentu rasio yang akan lebih
mendominasi investor dalam mengambil keputusan investasi, sebaliknya pada kondisi
lain kemungkinan emosi yang akan lebih mendominasi.
Keputusan untuk memilih menempatkan dana pada pilihan-pilihan saham yang
tersedia di pasar modal, melibatkan baik faktor kognitive maupun emosi dari manusia
selaku

investor.

Secara

rasional

investor

akan

memilih

saham-saham

yang

menguntungkan dengan mempertimbangkan tingkat return dan resiko dari saham


tersebut. Tetapi faktor emosi menjadikan investor cenderung tidak rasional dengan
memilih saham yang tidak menguntungkan, yang dikarenakan kesalahan dalam
menganalisis dan menerjemahkan informasi sehingga harga saham dinilai secara tidak
tepat.

Keputusan yang didominasi oleh faktor psikologi akan lebih mengarah pada
keputusan yang bias karena faktor rasa dalam diri seseorang melebihi pertimbangan
resiko. Perilaku investor yang dipengaruhi emosi menjadikan investor tidak dapat
menerjemahkan informasi dengan tepat, maka investor menjadi tidak rasional. Hal
tersebut bertentangan dengan teori hipotesis pasar modal yang efisien, dimana dalam
pasar modal efisien investor selalu berlaku rasional.
Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor bias perilaku investor
pada keputusan investasi suatu kelompok masyarakat dengan profesi berbeda di pasar
modal juga berbagai gender, karena terdapat banyak perbedaan yang diakibatkan oleh
perbedaan gender dalam kehidupan sosial maupun budaya dalam kehidupan manusia.
Perbedaan gender berkaitan dengan kebiasaan, nilai, budaya, dan ketentuan sosial lainnya
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang dapat juga mempengaruhi perilaku
pengambilan keputusan. Batasan gender dalam penelitian ini lebih mengarah kepada
perbedaan peran investor berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, karena mereka
memiliki perilaku dan karakteristik yang berbeda sehingga diharapkan akan membawa
perbedaan dalam pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi dalam penelitian
ini difokuskan kepada keputusan dalam membeli, menjual, dan menahan saham di pasar
modal.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah investor di pasar modal Indonesia
selalu rasional, dengan mahasiswa yang menjadi subjek sebagai perwakilan dari kalangan
akademisi yang berinvestasi di pasar modal, maka diharapkan subjek memiliki
pengetahuan yang lebih baik mengenai investasi di pasar modal. Penulis tertarik untuk
mengkaitkan bias perilaku terhadap keputusan dalam investasi saham dengan perbedaan

gender sebagai pembeda. Penulis tertarik untuk menganalisis seberapa besar tingkat
perbedaan bias perilaku yang dialami oleh masing-masing gender dalam keputusan untuk
membeli, menjual, dan menahan saham.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Keputusan Investasi Saham (Perilaku Pada Investor di
Pasar Modal).
1.2 Rumusan Masalah
Penulis mengidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa saja sikap investor ketika berdagang saham?
2. Bagaimanakah pengaruh sikap investor terhadap tingkat keberhasilannya?
3. Bagaimanakah sikap investor yang dapat mencapai tingkat keuntungan yang baik?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1 Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi investor dalam mengambil
2

keputusan investasi di pasar modal


Untuk mengetahui bagaimana behavioral finance menjelaskan keputusan investor

di pasar modal
Untuk mengetahui apakah behavioral finance dapat menjelaskan fenomena
anomali di pasar modal.

3.1 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu
sebagai berikut:
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan
akademisi dalam mengembangkan ilmu manajemen keuangan khususnya dalam
teori behavioral finance, dan juga dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan prkatisi
dengan memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai faktor-faktor psikologi
dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga dapat lebih memahami peran
emosional dalam transaksi perdagangan dan melatih diri untuk tidak melibatkan
emosi dalam pengambilan keputusan investasi, dan menghasilkan keputusan
investasi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai