SEMISOLIDA (STERIL)
MODUL III
INFUS GLUKOSA
Disusun oleh :
Eva Refayanti
NPM ( 10060313125 )
Yufli Yusran
NPM ( 10060313126 )
Miftahus Surur
NPM ( 10060313127)
NPM ( 10060313128 )
Ilham Fuadi
NPM ( 10060313129 )
NPM ( 10060313130 )
Aisya Qisthi
NPM ( 10060313131 )
Kelompok / Shift
:1/E
LABORATORIUM FARMASETIKA
INFUS GLUKOSA
I.
Nama Sediaan
Infusa (Infus glukosa)
Mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% dari jumlah yang
tertera di etiket. (Sumber : Farmakope indonesia III.1979. Hal.269)
II.
Kekuatan Sediaan
Injeksi glukosa natrium klorida I
Tiap 500 ml Mengandung 25 gram glukosa
(Sumber : Formularium nasional edisi II.1978.Hal.138)
III.
manis
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih,
agak sukar larut dalam etanol (95%) P mendidih ; sukar larut dalam etanol
(95%)P.
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik .
Khasiat dan penggunaan : kalorigenikum (Sumber : Farmakope Indonesia
edisi III.1979. Hal.268)
IV.
Pengembangan Formula
Glukosa
(C6H12O6),
digunakan
adalah
salah
sebagai
sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan (kalorigenikum). Mudah larut dalam air,
sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P
mendidih ;sukar larut dalam etanol (95%) P. Terutama digunakan sebagai infus
untuk menurunkan tekanan intraokuler pada glaucoma dan selama bedah mata,
juga untuk meringankan tekanan intracranial pada bedah otak. Dosis infus dalam
500 ml = 25 gram glukosa
1) Bentuk sediaan
Sediaan yang akan dibuat berupa larutan sejati karena glukosa bersifat
mudah larut dalam air.
2) Penentuan Volume sediaan
Volume minimal untuk sediaan parenteral volume besar (infus) adalah 100
ml dan maksimal adalah 1000 ml. Sediaan akan dibuat dalam volume 500 ml.
3) Rute pemberian
Kecuali untuk larutan pencuci (irigasi) , rute intravena adalah satu-satunya
rute yang dapat menerima sediaan dalam volume besar (>10 mL). Sehingga
sediaan diberikan melalui rute intravena. Infus manitol berfungsi untuk
menguji fungsi ginjal sehingga diberikan melalui intravena dan bukan melalui
irigasi.
4) Pemilihan pembawa
Untuk sediaan infuse bahan pembawa yang boleh digunakan hanya
menggunaan air. Sebab cairan akan masuk ke dalam pembuluh darah dalam
jumlah besar sehingga bila digunakan pelarut non air seperti minyak maka
dapat berpotensi menempel pada pembuluh darah dan menimbulkan
penyumbatan pada pembuluh darah. Selain pembawa air, sediaan infuse
sebenarnya juga dapat menggunakan emulsi lemak intravena tetapi ukuran
partikel tidak boleh lebih besar dari 0,5 m. Air yang digunakan yaitu
aquabidest bebas pirogen.
5) Zat tambahan
1. Pengatur Tonisitas
V.
Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas
Perhitungan Tonisitas
25 g
% glukosa = 500 m L
100% = 5%
Zat
W (%)
Glukosa
0,16
Jumlah
5%
KONSENTRAS
I (E x W)
0,8%
0,8%
Gram NaCl =
0,1
500 mL=0,5 gram
100
Perhitungan Osmolaritas
g
Liter zat terlarut
M osmolaritas/liter Manitol=
1000 jumlah ion
BM zat terlarut
25 g
0,5 l
Osmo manitol=
1000 1=274,46 M osmole / liter
182,17
Osmolarita (M
osmole/Liter)
> 350
329 350
270 328
250 269
0 249
Tonisitas
Hipertonis
Sedekit hipertonis
Isotonis
Sedikit hipotonis
Hipotonis
Formula Akhir
R/ tiap 500 mL mengandung :
Glukosa
25 g
NaCl 0,9%
0,5g
Carbon Aktif
0,1%
Preformulasi Eksipien
1) Aqua Pro Injection
Pemerian
: Cairan jernih
Bau
: Tidak berbau
Warna
: Tidak berwarna
Titik didih
: 1000C
pH
: dalam air 2.2
pKa
: 3.128 (250C)
Rasa
: Tidak berasa
Berat molekul
: 18,02
Stabilitas
penyimpanan.
Khususnya,
penyimpanan
dan
lainnya
yang
mudah
terhidrolisis
dalam
2) Karbon aktif
Warna
: hitam
Bau
: tidak berbau
Pemerian
: serbuk
Kelarutan
Stabilitas
Dapat
disimpan
mengadsorpsi
dalam
wadah
air,
sebaiknya
tertutup
kedap
beberapa
obat,
seperti
riboflavin.
Reaksi
loperamid
hidrolisis
dan
dan
oksidasi
dapat dinaikkan.
(FI ed.4: 1128)
VIII. Penimbangan
Tiap 500 mL mengandung manitol 25 g (ForNas ed.2: hal 180)
Zat
Manitol
Carbon
aktif
Aqua pro
1 botol
25 gram
0,1
500=0,5 g
100
Ad 500 ml
2 botol
50 gram
0,1
1000=1
100
g
Ad 1000 ml
Inject
ion
IX.
Metode Sterilisasi
+ 2%
1020
25=51 g
500
0,1
1020=1,02
100
g
Ad 1020 ml
Infus glukosa
Aqua p.i
- Metode: filtrasi
Karena
aqua
p.i
tidak
cocok
mikroorganisme
atau
autoklaf
.(James
Agalloco.2008).
- Metode: autoklaf
Karena gelas ukur merupakan alat
Gelas ukur 100ml
pengukurannya.
(Fardiaz,Srikandi.1992).
- Metode: autoklaf
Gelas kimia
uap
air
panas
(Fardiaz,Srikandi.1992).
- Metode: autoklaf atau metode panas
kering (oven).
Karena
Corong
corong
tahan
terhadap
bukanlah
alat
tahan
terhadap
pengukur
proses
pemanasan (Fardiaz,Srikandi.1992).
- Metode: autoklaf
Karena pipet tetes mempunyai tutup
yang berbahan karet, sehingga tahan
Pipet tetes
dengan
menggunakan
(Fardiaz,Srikandi.1992).
- Metode: autoklaf atau metode panas
kering (oven).
Karena batang pengaduk tahan terhadap
pemanasan
(Fardiaz,Srikandi.1992).
- Metode: autoklaf atau metode panas
kering (oven).
Karena tabung reaksi pengaduk tahan
Tabung reaksi
alat
terhadap
presisi
sehingga
proses
tahan
pemanasan
(Fardiaz,Srikandi.1992).
X.
Prosedur Pembuatan
XI.
Evaluasi
Dilakukan evaluasi terhadap:
1. Penetapan Ph
Penetepan pH bertujuan agar pH sedian stabil sesuai dengan yang
diinginkan. pengujian pH sediaan bisa dilakukan dengan menggunakan
pH meter atau kertas indikator universal.
2. Uji kebocoran
Tujuan dilakukan uji kebocoran adalah untuk mengetahui apakaha
ada kebocoran atau tidak pada kemasan. Kaitan dari uji kebocoran ini
adalah sterlilitas sediaan, dan volume sediaan. Uji ini dilakukan dengan
membalikkan botol infus sehingga posisi tutup dibawah. Jika terdapat
kebocoran, maka dapat berbahaya karena lewat lubang atau celah
tersebut dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme atau kontaminan
lain yang berbahaya. Selain itu, isi infus juga dapat bocor keluar dan