BAB I
MESIN FRAIS EMCO TU-3A
1.1.
SPESIFIKASI MESIN
Mesin bubut yang digunakan adalah Emco TU-3A yang merupakan buatan Emco
Australia, berupa mesin perkakas CNC untuk simulasi proses pembubutan. Spesifikasi
mesin ini adalah:
Page 1
1.2.
Page 2
program yang tampil di monitor. Masukan program CNC yang telah disiapkan
Page 3
. pasang benda kerja dan lakukan pengesetan benda kerja dan pahat. Cara
melakukan pengesetan (setting) benda kerja diberikan pada BAB II.
6. Ubah ke mode CNC, pilih putaran spindel ke CNC dan jalankan program. Awasi
jalannya pahat terutama saat ahat pindah tempat, jangan sampai menabrak material
benda kerja.
7. Jika sudah selaesai (produk sudah jadi), bereskan mesin dan matikan.
Perhatian: jika tombol asutan X, Y, atau Z digerakkan pada motor stepper akan aktif
dan keaktifan dari motor stepper diperlihatkan dilayar monitor pada bagian atas. Ika mesin
dalam keadaan hidup dan tidak dipakai, sebaiknya istirahatkan motor stepper dengan cara
mengetik : G64 teruskan tekan tombol
mode CNC).
1.4.
format program yang siap diisi data. Mengenai penyusunan program akan dibahas
kemudian. Dari sisi operasional, cara memasukkan dan menjalankan program adalah
sebagai berikut:
1. Menyimpan tiap langkah penulisan program (atau word) ke mesin, tulis word
kemudian tekan
Page 4
berjalan dari awal program sampai ahir program, baru penekanan tombol dilepas. Jika
program ada kesalahan dari sisi matematis, maka akan muncul tanda alarm disisi atas
monitor.
8. Menghapus alarm, tekan bersama-sama tombol
dan
10. Menghentikan sementara saat program sedang berjalan, tekan bersama-sama tombol
dan
11. Menghentikan atau menggagalkan program saat sedang berjalan, tekan bersama-sama
tombol
dan
1.5.
dan
program), terus
, terus
Page 5
, terus
dan
. semua program yang tersimpan pada kaset tersebut akan dihapus (untuk
1.6.
dilakukan dengan cara manual. Penggantian pahat dilakukan dengan terlebih dahulu
menggeser eretan vertical ke posisi atas (jauh dari benda kerja) dan spindel dihentikan
putarannya. Setelah itu pahat dicopot dengan tangan sambil menarik hendel yang berada di
eretan vertical. Demikian juga untuk proses pemasangannya.
Page 6
Page 7
Page 8
BAB II
METODA PEMROGRAMAN
Page 9
Gambar 2.2 pemberian ukuran dengan sistem absolute dan sistem incremental
Pada mesin frais TU-3A, sistem absolute dinyatakan dengan kode G90 atau G92,
sedang sistem incremental dinyatakan dengan kode G91. Untuk G90 dan G91, titik
referensinya (titik nol) adalah posisi awal pahat saat program mulai dijalankan, sedang G92
titik referensinya diberikan oleh programmer, dimana posisi awal pahat sudah berada dalam
harga koordinat tertentu yang akan dijelaskan kemudian. Dalam membuat program, kadang
dijumpai sebuah program yang menggunakan kedua sistem tersebut, sehingga sebagian
langkah pemesinan mengggunakan sistem absolute, sedang sebagian langkah yang lain
menggunakan sistem incremental.
2.3. SISTEM PERSUMBUAN PADA MESIN FRAIS
Sistem sumbu pada mesin frais TU-3A ada 3 buah yaitu X, Y, dan Z. arah dari sumbu
X menyatakan arah melintang, sumbu Y arah longitudinal, dan sumbu Z menyatakan arah
vertical. Gambar 2.3 memperlihatkan sistem persumbuan pada mesin bubut TU-3A beserta
arah positif dan negatifnya.
Page 10
Page 11
Page 12
Dari sini terlihat bahwa harga titik no (X=0. Y=0, dan Z=0) adalah pada tepi ujung
benda kerja, dan ini adalah titik nol untuk benda kerja, seperti terlihat pada gambar 2.7.
Page 13
(M)
(I)(D)
(J)(S)
(K)(H)
(L)(T)
00
01
02
03
04
dst
Gambar 2.9. format pemrograman
Adapun keterangan dari format program tersebut adalah:
1.
Kolom 1
2.
Kolom 2
: kode G atau M yang menyatakan jenis gerak pahat dan status mesin
(dijelaskan kemudian)
3.
Kolom 3
4.
Kolom 4
5.
Kolom 5
6.
Kolom 6
Kode-kode yang (yang tertera dalam kurung), akan muncul secara otomatis jika kita
memberikan kode G atau M tertentu, yang akan dijelaskan kemudian.
Page 14
BAB III
PEMROGRAMAN TINGKAT TINGGI
Page 15
N/M99/I/J/K
Untuk gerak jenis ini memerlukan dua baris program, seperti contoh pada gambar 3.2
untuk sistem incremental. Baris pertama menentukan arah lingkaran (G02 atau G03),
posisi yang dituju (X, Y, dan Z) dan kecepatan pahat (F). baris kedua menyatakan
bahwa lingkaran yang terbentuk tidak sampai seperempat lingkaran /parameter radius
(M99), dan menyatakan jarak antara awal gerak pahat dengan pusat lingkaran (I, J, dan
K), dimana:
Harga I adalah jarak arah X dari pusat lingkaran ke titik awal, J adalah jarak awah Y
dari pusat lingkaran ke titik awal sedang K adalah jarak arah Z dari pusat lingkaran
ke titik awal. Harga I,J maupun K selalu positif.
Page 16
Page 17
Format : N/G91
Titik nol berada pada posisi awal ujung pahat
9. Mode absolute dengan data setting (G92)
Format : N/G92/X/Y/Z
Harga X, Y, dan Z adalah posisi awal pahat terhadap titik nol benda kerja, yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
10. Spindel utama hidup dan berputar searah jarum jam (M03)
11. Spindel utama berhenti (M05)
12. Proses pergantian pahat
Format : N/M06/D/S/H/T
Harga D menyatakan radius pahat, S adalah putaran pahat, H merupakan kompensasi
panjang pahat dan T adalah nomor pahat seperti yang telah diterangkan sebelumnya.
13. Program Selesai / akhir program (M30).
3.2. METODA PEMBUATAN PROGRAN
Dalam membuat program, koordinat yang tertera pda baris - baris program
menyatakan posisi dari pusat ujung pahat, dan dari 3 sumbu ( X, Y dan Z) hanya 2 sumbu
yang dapat dirubah secara bersamaan. Adapun urut-urutan yang harus diperhatikan dalam
membuat program untuk membuat suatu produk secara umum adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan dahulu setting pahat dengan benda kerja pada program
2. Hidupkan spindle utama
3. Tahap awal adalah program penghalusan permukaan yang umumnya memakai pahat
dengan diameter yang besar
4. Saat proses penggantian pahat, pastikan bahwa posisi ujung pahat berada jauh di atas
benda kerja (perhatikan di programnya), agar mudah proses penggantian pahatnya.
5. Pembuatan program harus memperhatikan jenis dan arah gerak pahat, jangan sampai
sisi-sisi pahat menabrak benda kerja, yang dapat menyebabkan pahat patah atau proses
pengefraisan tidak jalan.
Page 18
: Aluminium
: 50x50x25 mm
: X =-2mm
: 3 buah
T01
Y=-2mm
Z=1mm
40 mm
T03
(M)
(I)(
(J)(
(K)
(L)
Page 19
92
D)
S)
(H)
200
(T)
220 220
M03
1
0
00
00
220 220
0
01
150 710
0
00
4
0
01
00
100
350 710
0
350
220
00
00
100
0
0
M05
6
0
00 00 -
400
2200
220
0 00 -
0
2200
00 2200
00
0
8
M06
D5
S2
H3
00
000
51
0
2
Page 20
M03
9
1
00
00
0
1
600 200
01
00
500
200
0
0
01
500 500
0
200
0
0
01
500
00
200
0
0
01
00
600
200
0
0
00
5
1
00
600
400
0
M05
6
1
M06
D3
S2
H-
00
000 664
0
3
M03
8
1
00
9
2
00
Page 21
91
1
2
72
300 300
0
92
3
00
4
2
300
D2
S2
H0
M05
5
2
M06
000 000
T
0
4
M03
7
2
00
400
220 220
00
200
220 220
0
M30
PENJELASAN PROGRAM
No. Urut
Keterangan
Program
Page 22
00
01
02
03
04
05
06
07
Pahat diangkat keatas jauh dari benda, untuk siap ganti pahat
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Page 23
dalam 2 mm)
23
24
25
26
27
28
29
30
Program selesai
Page 24
BAB IV
PEMOGRAMAN TINGKAT LANJUT
Beberapa hal yang akan dibahas pada bab ini adalah kode-kode pemograman lanjut
yang belum dibahas dalam bab III.
IV. KODE PEMOGRAMAN LANJUT
1. Pemanggilan Sub Program (G25)
Format : N/G25/L
..
N/M17
Pemanggil sub program diawali kode G25, dan notasi L, menylakan nomor baris
dari awal sub program yang dipanggil. Mesin akan memproses isi sub program dan
sub program diakhiri dengan kode M17. Begitu membaca kode M17, maka mesin
akan kembali ke main program untuk memproses bari berikutnya.
Contoh:
..
N12/G25/L27
N13/..
..
..
N27/
N/M17
Page 25
N../M06/D500/S2000/T01
.
N101/G45
N102/G00/X300/Y00/Z00
.
Dengan program diatas maka baris N102 pahat frais akan bergerak sejauh (30+D).
kompensasi penambahan radius dapat dibatalkan dengan kode G40.
4. Pengukuran radius pahat (G46)
Pola penggunaan kode ini mirip dengan G45. Contoh dari penggunaan kode ini
diberikan pada gambar 4.2.
Page 26
Page 27
IV. SOAL-SOAL
Page 28