Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PENCEGAHAN VARICELLA (CACAR AIR) DI RUANG POLI


KULIT DAN KELAMIN RSD dr. SOEBANDI
KABUPATEN JEMBER

di susun guna memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)


Stase Keperawatan Medikal Bedah

oleh
Kelompok 1:
Ahmad Naufal Al Farisi
Rosita Debby Irawan
Aldila Kurnia Putri
Ria Aridya Liarucha
Ely Rahmatika Nugrahani

NIM 102311101040
NIM 112311101003
NIM 112311101006
NIM 112311101011
NIM 112311101038

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Varicella adalah suatu penyakit infeksi akut primer oleh virus Varicella Zoster
yang menyerang kulit, mukosa dan selaput lendir, klinis terdapat gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorf ditandai oleh adanya vesikel-vesikel, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh. Sinonimnya adalah cacar air, chicken pox (Djuandha, 2011).
Varicella merupakan penyakit infeksi virus akut dan cepat menular. Penyakit ini
merupakan hasil infeksi primer pada penderita yang rentan (Harahap, 2000).
Pada anak sehat penyakit ini biasanya bersifat jinak, jarang menimbulkan
komplikasi dan hanya sedikit yang menderita penyulit, tetapi pada status immunitas
yang menurun, seperti bayi baru lahir, immunodefisiensi, tumor ganas, dan orang
dewasa yang mendapat pengobatan immunosupresan sering menimbulkan komplikasi
bahkan menyebabkan kematian (Hassan dan Alatas, 2007).
Penyebab penyakit varisela ini adalah sejenis virus yang termasuk golongan
Herpes Virus, yaitu Varicella Zooster Virus (VZV). Pada kontak pertama virus ini
menyebakan penyakit cacar air atau chicken Pox, dan pada reaktivasi infeksi, virus ini
menyebabkan penyakit yang disebut sebagai herpes zooster atau shingles. Pencegahan
terhadap varisela dapat dilakukan dengan pemberian immunisasi aktif maupun pasif,
dengan demikian maka penderita yang beresiko mendapatkan komplikasi saat menderita
penyakit varisela, atau menderita varisela yang cenderung berat dapat diberi immunisasi
untuk meningkatkan immunitasnya.
Di Amerika Serikat, sebelum diperkenalkan vaksin varisela terjadi epidemi
tahunan setiap musim dingin dan musim semi. Tercatat angka kejadian sekitar 4 juta
kasus, dan pada tahun 2000 menurun 71%-84% sejak diperkenalkannya vaksin varisela.
Angka kesakitan dan kematian menurun terutama pada kelompok umur 1-4 tahun
(Christa dkk, 2015).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2012 ditemukan
insidens varisela sebesar 2,68%. Varisela ditemukan terbanyak pada kelompok umur
dewasa muda yaitu 15 sampai 24 tahun, yaitu 9 kasus (33,3%), kasus pada perempuan

lebih banyak dibanding laki-laki, dengan jumlah 16 kasus (59,3%), musim kejadian
tersering adalah musim panas yaitu bulan April sampai September, dengan jumlah 15
kasus (55,6%), sumber penularan varisela tidak diketahui (tidak ada data lengkap), dan
terapi yang paling sering diberikan adalah terapi kombinasi antara antivirus dan
antibiotik (topikal atau sistemik), dengan jumlah 15 kasus (55,6%) (Christa dkk, 2015).

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana cara yang benar untuk mencegah penularan penyakit varicella
(cacar air)?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi, diharapkan pasien
dan keluarga di RSD dr Soebandi mampu melaksanakan pencegahan penyakit
varicella (cacar air) dengan baik dan benar.
2.1.2 Tujuan khusus
a. Keluarga dan pasien mampu memahami pengertian varicella (cacar air);
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dari varicella (cacar air);
c. Keluarga dan pasien mampu mennyebutkan tanda dan gejala dari penyakit
varicella (cacar air);
d. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan cara pengobatan varicella
(cacar air);
e. Keluarga dan pasien mampu menjelaskan pencegahan varicella (cacar air).

2.2 Manfaat
2.2.1

Bagi Penulis
Dengan penyuluhan ini penulis mampu berbagi pengetahuan dan
pengalaman terkait dengan pentingnya pencegahan varicella (cacar air).

2.2.2

Bagi Keluarga dan Pasien


Dengan penyuluhan ini keluarga dan pasien mampu mengetahui cara
mencegah varicella (cacar air) dengan baik dan benar.

2.2.3

Bagi Praktik Keperawatan


Dengan penyuluhan ini, dapat memberi informasi bagi praktik keperawatan
khususnya terkait dengan pencegahan penyakit menular.

2.2.4

Bagi Pendidikan Keperawatan


Memberi pengetahuan dan wawasan tentang manfaat pentingnya mencegah
varicella (cacar air) sehingga dapat meningkatkan kesehatan pasien
khususnya dalam pencegahan penyakit menular.

2.2.5

Bagi Penelitian Keperawatan

Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penulisan atau penelitian


berikutnya yang berhubungan dengan pencegahan penyakit menular.
2.2.6

Bagi Rumah Sakit


Pemerintah dapat membantu pelaksanaan pencegahan varicella (cacar air)
dengan menyediakan sarana dan prasarana imunisasi bagi seluruh lapisan
masyarakat.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemeriksaan


VZV merupakan virus yang menular selama 1-2 hari sebelum lesi kulit muncul,
dapat ditularkan melalui jalur respirasi, dan menimbulkan lesi pada orofaring, lesi inilah
yang yang memfasiltasi penyebaran virus melalui jalur traktus respiratorius. Pada fase
ini, penularan terjadi melalui droplet kepada membrane mukosa orang sehat misalnya
konjungtiva.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda
yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan
penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering.
Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika
seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu
kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes Varicella zooster dan
merupakan penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak
tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan kontak
langsung dengan kulit penderita. Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat
menular. Kontak tidak langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang
mengandung kuman virus herpes Varicella zooster dapat menyebabkan seseorang
terserang cacar air.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Upaya pencegahan penularan penyakit varicella (cacar air) dapat dilakukan
dengan meningkatkan kebersihan diri (personal hygiene) dan meningkatkan status
imunitas. Beberapa bentuk pencegahan yang dapat dilakukan berupa pemberian vaksin
secara gratis pada semua anak yang berusia 18 bulan dan juga pada anak-anak pada
tahun pertama sekolah menengah. Selain itu, vaksin tersebut juga dianjurkan bagi orang
yang berusia 14 tahun ke atas yang tidak mempunyai kekebalan. Vaksin ini dianjurkan
khususnya bagi orang yang menghadapi risiko tinggi, misalnya petugas kesehatan,

orang yang tinggal atau bekerja dengan anak kecil, wanita yang berencana hamil, serta
kontak rumah tangga orang yang mengalami imunosupresi.
Penderita cacar air harus menjauhkan diri dari orang lain sampai sekurangkurangnya lima hari setelah ruam timbul dan semua lepuh telah kering. Penderita cacar
air harus menutup hidung dan mulutnya sewaktu batuk atau bersin, membuang tisu
kotor, mencuci tangan dengan baik dan tidak bersama-sama menggunakan alat makan,
makanan atau cangkir yang sama. Wanita yang hamil harus menjauhi diri dari siapapun
yang menderita cacar air atau ruam saraf dan harus berjumpa dengan dokternya jika
telah berada dekat dengan orang yang menderita penyakit tersebut. Anak-anak yang
menderita kekurangan imunitas (misalnya leukemia) atau sedang menjalani kemoterapi
harus menjauhi diri dari siapapun yang menderita cacar air atau ruam saraf karena
infeksi tersebut mungkin dapat memperparah kondisi seseorang yang imunitasnya
rendah. Selain itu, penting juga untuk mengkonsumsi makanan bergizi untuk
meningkatkan imunitas sehingga terhindar dari penularan virus varicella.

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Penyelesaian masalah terkait pencegahan penyakit menular pada keluarga dan
pasien dengan melakukan pendidikan kesehatan terkait pencegahan varicella (cacar air)
dengan metode ceramah, sharing, dan demostrasi selama 30 menit di RSD dr. Soebandi
Jember.

4.2 Khalayak Sasaran


Sasaran penyuluhan adalah keluarga dan pasien yang melakukan pemeriksaan di
Poli Kulit dan Kelamin RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember.

4.3 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan adalah ceramah terkait pentingnya pencegahan
varicella, kemudian sharing terkait beberapa tanda dan gejala yang mudah dikenali pada
penyakit varicella, serta penjelasan tentang pentingnya pemberian vaksin pada bayi
untuk meningkatkan kekebalan tubuh terutama agar tidak mudah terserang virus
Varicella zooster.

BAB 5. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya


5.1.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa telah melakukan pengkajian sebagai data dasar sebelum
memulai pendidikan kesehatan
b. Mahasiswa telah menyiapkan media pembelajaran dalam proses
pendidikan kesehatan
c. Peserta penyuluhan menyatakan bersedia mengikuti proses pendidikan
kesehatan
d. Mahasiswa dapat mengembangkan pola komunikasi interaktif dan menarik
e. Materi yang akan disajikan sudah dalam bahasa dan istilah yang mudah
dipahami
f. Mahasiswa mampu meningkatkan antusiasme peserta penyuluhan
g. Mahasiswa mampu menjaga sikap selama pendidikan kesehatan tentang
Pencegahan Varicella (Cacar Air)
h. Mahasiswa mampu bersikap caring, empati dan mengutamakan kebutuhan
peserta penyuluhan selama pendidikan kesehatan
i. Tersedia lingkungan yang nyaman, kondusif dan tenang selama pendidikan
kesehatan dan demonstrasi dilaksanakan
5.1.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Varicella
b. Mahasiswa dapat menyebutkan penyebab Varicella
c. Mahasiswa dapat menyebutkan tanda dan gejala Varicella
d. Mahasiswa mampu menyebutkan cara pengobatan Varicella
e. Mahasiswa mampu menjelaskan cara mencegah Varicella
f. Peserta penyuluhan dapat mengikuti pendidikan kesehatan dari awal
sampai selesai
g. Proses pendidikan kesehatan dapat berjalan sistematis dan lancar
5.1.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian Varicella

b. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan penyebab Varicella


c. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan tanda dan gejala Varicella
d. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan cara pengobatan Varicella
e. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan cara mencegah Varicella
a. Peserta penyuluhan mampu merasakan manfaat dari pendidikan kesehatan
tentang pencegahan penyakit menular

5.2 Faktor Pendorong


5.2.1 Pengetahuan, sikap, keyakinan peserta penyuluhan akan pentingnya
meningkatkan upaya pencegahan penyakit menular
5.2.2 Peran serta dan dukungan aktif orang tua, keluarga, petugas kesehatan untuk
meningkatkan upaya pencegahan penyakit menular
5.2.3 Tingginya apresiasi dan motivasi peserta penyuluhan akan kegiatan
pendidikan kesehatan tentang Pencegahan Varicella (Cacar Air)
5.2.4 Adanya dukungan dari pihak RSD dr. Soebandi Jember sehingga kegiatan
pendidikan kesehatan dapat berjalan tanpa adanya gangguan dari pihak luar

5.3 Faktor Penghambat


5.3.1 Kurangnya pengetahuan dan sikap orang tua tentang cara yang tepat dalam
upaya meningkatkan pencegahan penyakit menular
5.3.2 Kurangnya peran dan dukungan aktif keluarga serta petugas kesehatan untuk
meningkatkan upaya pencegahan penyakit menular
5.3.3 Kurangnya alokasi dana yang mencukupi untuk kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan kesehatan

10

BAB 6. PENUTUP

6. 1 Kesimpulan
Cacar air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang sering
timbul dan menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar
maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Penyakit cacar air merupakan penyakit yang sering menyerang pada anak usia kurang
dari 12 tahun. Penyakit cacar air dapat menular melalui kontak langsung dengan
sentuhan cairan cacar air maupun droplet penderita cacar air. Upaya pencegahan yang
dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan status imunitas seseorang dengan cara
melalukan vaksin khusus Varicella. Selain itu, penting bagi seseorang untuk menjaga
kebersihan dirinya (personal hygiene) sehingga meminimalkan kontak dengan virus
Varicella zooster. Konsumsi makanan yang kaya nutrisi juga penting guna menjaga
kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

6. 2 Saran
6.2.1

Bagi Peserta Penyuluhan


Peserta penyuluhan dapat mengaplikasikan cara pencegahan varicella (cacar
air) yang telah dijelaskan oleh mahasiswa

6.2.2

Bagi Masyarakat
Masyarakat turut berperan aktif dalam kegiatan peningkatan upaya
pencegahan pada penyakit menular

6.2.3

Bagi Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan dapat memfasilitasi dan mengkoordinasi kegiatan
peningkatan pencegahan pada penyakit menular seperti penyediaan layanan
vaksin secara gratis di Puskesmas

6.2.4

Bagi Praktik Keperawatan Pediatrik


Keperawatan pediatrik dalam melaksanakan praktiknya dapat menerapkan
pemberian layanan asuhan keperawatan dengan memberikan vaksin pada
bayi yang berusia di bawah 18 bulan

11

6.2.5

Bagi Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan


Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dapat mendukung
kegiatan peningkatan upaya pencegahan penyakit menular melalui
pengoptimalan pendidikan kesehatan baik di sekolah maupun di tempat
pelayanan kesehatan

6.2.6

Bagi Pemerintah
Pemerintah

dapat

menyediakan

dana

untuk

peningkatan upaya pencegahan penyakit menular

12

mendukung

kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Christa, C. Sondakh, Renate, T. Kandou, Grace, M. Kapantow. 2015. Profil Varisela di


Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode
Januari-Desember 2012. Jurnal e-Clinic (eCl). Vol. 3 (1).
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Djuanda, Adhi dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Hassan, Rusepno dan Alatas, Husein. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Infomedika.
Hull, David dan Johnston, Derek I. 2008. Dasar-Dasar Pediatri. Edisi 3. Jakarta:
EGC.

13

Lampiran 1. Berita Acara

14

Lampiran 2. Daftar Hadir

15

Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN VARICELLA (CACAR AIR)

Topik

: Pencegahan Varicella (Cacar Air)

Sasaran

: Pasien Di Poli Kulit dan Kelamin RSD dr. Soebandi Jember

Waktu

: 09.00 Wib S/D 09.30 WIB (1 X 30 menit)

Hari/Tanggal

: Jumat, 16 Oktober 2015

Tempat

: RSD dr.Soebandi Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan varicella (cacar air)
di harapkan pasien mampu melakukan pencegahan terhadap varicella, dan mampu
mekakukan di rumah.

2. Kompetensi Dasar
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan varicella, pasien
diharapkan dapat:
a. menjelaskan pengertian varicella;
b. menyebutkan penyebab dari varicella;
c. menyebutkan tanda dan gejala dari varicella;
d. menyebutkan cara pengobatan varicella;
e. menjelaskan cara mencegah varicella.

3. Pokok Bahasan
Pencegahan varicella (cacar air)

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian varicella
b. Penyebab dari varicella
c. Tanda dan gejala varicella
d. Pengobatan varicella

16

e. Pencegahan varicella

5. Waktu: 1 x 30 menit

6. Bahan/Alat yang Diperlukan


a. Leaflet
b. Proyektor

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah, demonstrasi
b. Landasan teori: konstruktivisme
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal, hasil penelitian, artikel, dan lain-lain)
tentang pencegahan varicella sebagai media penyuluhan

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Proses
Pendahuluan

Tindakan
Kegiatan Penyuluh
a. Memberikan

Kegiatan Peserta
salam, Memperhatikan

memperkenalkan diri, dan menjawab salam


membuka penyuluhan
b. Menjelaskan materi secara Memperhatikan
umum dan

manfaat bagi

pasien.
c. Menjelaskan tentang tujuan Memperhatikan

17

Waktu

dan 5 menit

umum dan tujuan khusus


Penyajian

a. Menjelaskan kepada pasien Memperhatikan


tentang

20

pengertian,

menit

penyebab, tanda dan gejala


dari varicella
b. Menjelaskan

tentang Memperhatikan

pengobatan dari varicella.


c. Menjelaskan

tentang Memperhatikan

pencegahan dari varicella


Penutup

a. Menutup pertemuan dengan Memperhatikan


memberi

kesimpulan

5 menit

dari

materi yang disampaikan


b. Mengajukan

pertanyaan Memberi saran

kepada pasien
c. Mendiskusikan
jawaban

dari

bersama Memberi
pertanyaan dan

yang telah diberikan


d. Menutup

komentar
menjawab

pertanyaan bersama

pertemuan

dan Memerhatikan

memberi salam

dan

membalas salam

10. Evaluasi
Setelah melakukan pendidikan kesehatan, pasien dapat menjawab pertanyaan
berikut:
a. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya varicella?
b. Apa saja tanda dan gejala dari varicella?
c. Sebutkan pengobatan dari varicella?

18

Lampiran 4. Materi
VARICELLA

1. Pengertian

Varicella (cacar air) adalah infeksi primer oleh virus Varicella zoster. Infeksi
oleh virus Varicella zoster menyebabkan timbulnya vesikel-vesikel pruritik yang
mengandung air di kulit. Varicella menular dan ditularkan dari orang ke orang melalui
percikan (droplet) saluran napas. Varicella biasanya merupakan penyakit anak-anak,
tetapi orang dewasa yang baru pertama kali terpajan ke virus ini dapat dapat menderita
penyakit tersebut. Virus varicella memiliki masa tunas 7-21 hari dan bersifat menular
selama periode prodromal yang singkat (sekitar 24 jam sebelum lesi muncul) sampai
semua lesi menjadi krusta. Penyakit biasanya sembuh dengan sendiri dalam 7-14 hari
(Corwin, 2009).

2. Penyebab
Penyebab dari varicella adalah virus Varicella zoster. Penamaan virus ini
memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit
varicella, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varicella)
menyebabkan herpes zoster (Hull dan Johnston, 2008).
Penyebab lainnya adalah :
1) Lemahnya sistem kekebalan tubuh
2) Pola hidup tidak sehat
3) Hidup dalam lingkungan tidak bersih atau tidak sehat
4) Penularan dari orang lain

19

3. Tanda dan Gejala


a. Biasanya timbul demam ringan dan malese 24 jam sebelum vesikel muncul.
b. Nyeri kepala, mua dan anoreksia
c. Ruam vesikel diawali dengan adanya makula kemerahan, biasanya pertama kali
muncul di badan dan menyebar ke wajah serta ekstremitas. Dalam beberapa jam,
makula menjadi vesikel berisi cairan yang muncul di mulut, aksila, labium, dan
vagina.
d. Vesikel akhirnya berisi cairan yang pecah setelah beberapa hari dan meninggalkan
krusta.
e. Pada saat bersamaan dapat dijumpai banyak makula, vesikel, dan keropeng dalam
berbagai stadium pembentukan dan krustasi (Corwin, 2009).
Tanda dan gejala secara umum adalah:
a. Demam
b. Nyeri perut
c. Perasaan tidak enak dengan vesikel pada kulit
d. Pilek
e. Cepat merasa lelah
f. Lesu dan lemah
g. Nyeri sendi
h. Sakit kepala dan pusing
i. Kemerahan pada kulit yang kemudian menjadi lenting berisi cairan dengan
dinding tipis.

4. Pengobatan
a. Varicella dapat dicegah dengan vaksin varicella. Vaksin ini dapat diberikan pada
anak-anak atau orang dewasa, dan efektivitasnya sangat tinggi dalam mencegah
infeksi. Beberapa vesikel dapat muncul pada sekitar 10% pasien 10-20 hari
setelah imunisasi dan sangat menular. Pencegahan varicella ini diharapkan dapat
menekan insidensi herpes zoster meskipun hal ini belum terbukti.
b. Penatalaksanaan varicella aktif terutama bersifat suportif dan ditunjukkan untuk
mencegah terjadinya infeksi kulit sekunder. Mandi gandum, losion kalamin, dan

20

antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal. Anak perlu dipotong


kukunya atau menggunakan sarung tangan untuk menghindari garukan.
c. Obat antivirus (asiklovir, vidarabin, sorivudin) dapat diberikan setelah pajanan
atau saat terjadi tanda-tanda paling awal infeksi varicella pada orang dewasa atau
anak dengan gangguan kekebalan untuk membatasi infeksi. Penggunaan antivirus
pada anak sehat yang mengidap varicella juga dapat dipertimbangkan untuk
mengurangi banyaknya lesi dan lama infeksi (Corwin, 2009).

5. Pencegahan
Untuk mencegah penyakit varicella maka pada anak diberikan vaksin Varicella
yang di injeksikan pada usia 1 tahun namun jika pada usia tersebut tidak diberikan maka
bisa diberikan pada usia 11-12 tahun. Vaksin Varicella mampu membantu orang untuk
membangun antibodinya sendiri (proteksi imun) melawan Varicella, tetapi pada kasus
baik untuk memberikan bentuk jadi dari proteksi immune yang disebut varicellazoster
immune globulin (VZIG). VZIG melindungi orang yang teleh terekspos Varicella, dan
yang sistem imunnya terlalu lemah untuk melawan penyakit ini. VZIG diberikan pada
bayi yang baru lahir yang ibunya menderita Varicella saat melahirkan, anak dengan
leukemia, atau lymphoma ;anak dengan AIDS atau defisiensi imun yang lain; dan anak
yang mengkonsumsi obat yang menurunkan sistem imun (seperti steroid). Untuk anak
atau dewasa di atas 13 tahun yang belum terkena cacar air mendapat 2 kali suntikan
Varicella dengan jarak 4-8 minggu. Dan untuk ibu hamil, vaksin Varicella diberikan
setidaknya 4 minggu sebelum hamil (semakin jauh semakin aman, jadi baiknya 12
minggu sebelum hamil).

21

Lampiran 5. Media (Leaflet)

Lampiran 6. Dokumentasi

Foto 1. Menjelaskan tentang materi varicella

Foto 2. Pengisian daftar hadir oleh mahasiswa

24

Foto 3. Penyerahan leaflet kepada peserta penyuluhan

25

Anda mungkin juga menyukai