Anda di halaman 1dari 17

1

ANEMIA
I.

TEORI
A.

Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal.

Anemia bukan merupakan

penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat


gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
B.

Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah
merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.

Setiap kenaikan

destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan


bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi

biasanya dapat diperleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya,

seperti

yang

terlihat

dalam

biopsi;

dan

ada

tidaknya

hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.


Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
C.

Etiologi:
1.

Hemolisis (eritrosit mudah pecah)

2.

Perdarahan

3.

Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)

4.

Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic


acid, piridoksin, vitamin C dan copper

D.

Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1.

Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel


darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a.

Anemia aplastik
Penyebab:
-

agen neoplastik/sitoplastik

terapi radiasi

antibiotic tertentu

obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas,


fenilbutason

benzene

infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang


Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Gejala-gejala:
-

Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

Defisiensi

trombosit:

ekimosis,

petekia,

epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan


susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
b.

Anemia pada penyakit ginjal


Gejala-gejala:
-

Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl

Hematokrit turun 20-30%

Sel darah merah tampak normal pada apusan


darah tepi

Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun


defisiensi eritopoitin
c.

Anemia pada penyakit kronis


Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang
normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,
tuberkolosis dan berbagai keganasan

d.

Anemia defisiensi besi


Penyebab:
-

Asupan

besi

tidak

adekuat,

kebutuhan

meningkat selama hamil, menstruasi


-

Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

Kehilangan darah yang menetap (neoplasma,


polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)


sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi

Gejala-gejalanya:
-

Atropi papilla lidah

Lidah pucat, merah, meradang

Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut

Morfologi: anemia mikrositik hipokromik


e.

Anemia megaloblastik
Penyebab:
-

Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi


asam folat

Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik


faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan
keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi


Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah

2.

merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah:


-

Pengaruh obat-obatan tertentu

Penyakit

Hookin,

limfosarkoma,

mieloma

multiple, leukemia limfositik kronik


-

Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase

Proses autoimun

Reaksi transfusi

Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

E.

Tanda dan Gejala


o

Lemah, letih, lesu dan lelah

Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.

F.

Kemungkinan Komplikasi yang muncul


Komplikasi umum akibat anemia adalah:
o

gagal jantung,

parestisia dan

kejang.

o
G.

Pemeriksaan Khusus dan Penunjang


Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah

putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding

capacity serum
Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan

kronis serta sumber kehilangan darah kronis.


H.

Terapi yang Dilakukan


Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang:
1.

Anemia aplastik:
o

Transplantasi sumsum tulang

Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2.

Anemia pada penyakit ginjal


Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam

o
folat
o
3.

Ketersediaan eritropoetin rekombinan


Anemia pada penyakit kronis

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan


penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,
sehingga Hb meningkat.

4.

Anemia pada defisiensi besi


o

Dicari penyebab defisiensi besi

Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan


fumarat ferosus.

5.

Anemia megaloblastik

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila

difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik


dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus

diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau


malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan

penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan


absorbsi.

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN MASALAH KOLABORASI YANG


MUNGKIN MUNCUL
1.

Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan


oksigen.

2.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


inadekuat intake makanan.

3.

Kurang pengatahuan tentang anemia berhubungan dengan


kurang informasi.

4.

Resiko Infeksi. Faktor resiko pertahanan sekunder tidak adekuat


(penurunan Hb)

5.

perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan


Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam darah.

III.
No
Dx.
1

6.

Deficite self care b.d kelemahan

7.

Resiko jatuh

8.

PK anemia
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NOC

Indikator

Nic
Label

Klien
dapat
menoleran

Berpartisipasi
dalam aktivitas
fisik dgn TD,

Toleran
si
aktivitas

intervensi
1.

Menentukan
penyebab
intoleransi
aktivitas&menentukan

rasional
Menentukan penyebab dapat
membnatu
menentukan
intoleransi

si
aktivitas&
melaku
kan ADL
dgn baik
KH:

Status
nutrisi

Pengetahuan
tentang
penyakit,

HR, RR yang
sesuai
-Menyatakan
gejala
memburuknya
efek
dari
OR&menyatak
an
onsetnya
segera
-Warna kulit
normal,hangat
&kering
Memverbalisasikan
pentingnya
aktivitassecara bertahap
Mengekspresik
an pengertian
pentingnya
keseimbangan
latihan&istira
hat
-toleransi
aktivitas
*Pemasukan
yang adekuat
*Tanda-tanda
malnutri si
*Membran
konjungtiva
dan mukos
tidk pucat
*Nilai Lab.:
Protein total:
6-8 gr%
Albumin: 3.55,3 gr %
Globulin 1,83,6 gr %
HB tidak
kurang dari
10 gr %
Ps mampu:
Menjelaskan
kembali
tentang proses
penyakit,
mengenal
kebutuhan
perawatan dan
pengobatan
tanpa cemas

apakah penyebab dari


fisik, psikis/motivasi
2.
Kaji
kesesuaian
aktivitas&istirahat klien
sehari-hari
3.
aktivitas secara
bertahap, biarkan klien
berpartisipasi
dapat
perubahan
posisi,
berpindah & perawatan
diri
4.
Pastikan
klien
mengubah posisi secara
bertahap. Monitor gejala
intoleransi aktivitas
5. Ketika membantu klien
berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual, pucat,
pusing,
gangguan
kesadaran&tanda vital
6. Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas

Therapi
gizi

Terlalu lama bedrest dapat


memberi kontribusi pada
intoleransi aktivitas
Peningkatan
aktivitas
membantu mempertahankan
kekuatan otot, tonus

Bedrest dalam posisi supinasi


menyebabkan
volume
plasmahipotensi
postural&syncope
TV&HR respon terhadap
ortostatis sangat beragam

Ketidakaktifan berkontribusi
terhadap
kekuatan
otot&struktur sendi

Monitor masukan cairan dan


makanan dan hitung kalori
makanan dengan tepat
*berikan Pen-Kes tentang
pentingnya gizi

Mengantisipasi kekurangan
gizi

* Kolaborasi ahli gizi

*Menentukan jumlah kalori


dan jenis makanan yang
diperlukan ps untuk
memenuhi persyaratan gizi
*Mencegah konstipasi atau
sembelit, Mencegah
penurunan nafsu makan
*Penanda pemenuhan keb.gizi
*Mencegah terjadinya gizi
buruk

*Pastikan diet gizi serat dan


buah-buahan yang cukup
*pantau lab jika perlu
*evaluasi tanda-tanda
kekurangan gizi

Pengeta 1.
2.
3.
4.

Jelaskan tentang
proses penyakit
Jelaskan tentang
program pengobatan dan
alternatif pengobantan
Jelaskan tindakan
untuk mencegah
komplikasi
Tanyakan kembali
pengetahuan ps tentang

*Meningkatkan pengetahuan
ps dan keluarga

Meningkatan pengetahuan dan


mengurangi cemas
Mempermudah intervensi
Mencegah keparahan penyakit
Mereviw

Kontrol
infeksi
dan
kontrol
resiko

Bebas
dari tandatanda
infeksi

Angk
a leukosit
normal

Ps
mengatakan
tahu tentang
tanda-tanda
infeksi

Tidak
ada
ulkus/luka

penyakit, prosedur prwtn


dan pengobatan
manaje 1.
Amati
tanda2 1.
Ps mungkin masuk dg
infeksi dan peradangan, spt infeksi yg bisanya telah
Aktifita
demam,
kemerahan, mencetuskan
keadaan
s:
adanya pus pada luka, ketoasidosis
atau
dapat
sputum purulen, urine wrna mengalami
infeksi
keruh atau berkabut.
nasokomial
2.
Tingkatkan uapaya 2.
mencegah INOS
pencegahan (cuci tangan
semua orang yg b.d Ps
termasuk pasiennya sendiri
setiap kali akan melakukan
aktifitas untuk membantu
ps
3.
Pencegahan tehnik
aseptic
untuk
semua 3.
kadar glukosa yang
prosedur invasive
tinggi dalam darah akan
menjadi media terbaik bagi
4.
Auskultasi bunyi pertumbuhan kuman
nafas
4.
Ronki
mengidentifikasi
adanya
akumulasisi
secret
yang
mungkin
b.d
pnemonia/bronchitis
(mungkin sebagai pencetus
5.
Lakukan perubahan KDA).
posisi dan anjurkan ps 5.
Membantu
dalam
untuk batuk efektif/nafas memventilasikan semua derah
dalam jika ps sadar dan paru dan memobilisasikan
kooperatif
secret, mencegah secret tidak
statis
dg
terjadinya
peningkatan terhadap resiko
infeksi
6.
Kaloborasi medis 6.
mengidentifikasi
untuk pemeriksaan kultur organisme sehingga dapat
sensitifitas sesuai indikasi
memilih th/ antibiotik yang
7.
Kelola antibiotik terbaik
sesuai order
7.
Penanganan awal dpt
mencegah timbulnya sepsis
Kontrol 1.
Batasi pengunjung
2.
Cuci
tangan 1.
Mencegah
infeksi
Aktifi
sebelum
dan
sesudah sekunder
tas:
merawat ps
2.
Mencegah INOS
3.
Tingkatkan
masukan gizi yang cukup
3.
Meningkatkan daya
4.
Anjurkan istirahat tahan tubuh
cukup
4.
Membantu relaksasi
dan
membantu
proteksi
5.
Pastikan
infeksi
penanganan aseptic daerah 5.
Mencegah
tjdnya
IV
infeksi
6.
Berikan PEN-KES
6.
Meningkatkan
tentang risiko infeksi
pengetahuan ps

10

Perawatan
Tubu
diri :
h bebas dari
(mandi,
bau dan
berpakaimenjaga
an),
keutuhan kulit
setelah

Menj
diberi
elaskan cara
motivasi
mandi dan
perawatan
berpakaian
selama
secara aman
2x24 jam,
ps mampu
melakuka
n mandi
dan
berpakaia
n sendiri
dg:

Memba 1.
Aktifi
tas:
ADL
Aktifitas:

Tempatkan alat-alat 1.
Mempermudah
mandi disamping TT ps
jangkauan
2.
Libatkan keluarga
dan ps
2.
Melatih kemandirian
3.
Berikan
bantuan 3.
Meningkatkan
selama ps masih mampu kepercayaan
mengerjakan sendiri
1.

Informasikan pd ps
dlm
memilih
pakaian 1.
Memudahka
selama perawatan
n intervensi
2.
Sediakan pakaian
di tempat yg mudah
dijangkau
2.
Melatih
3.
Bantu berpakaian kemandirian
yg sesuai
4.
Jaga privcy ps
3.
Menghindari
5.
Berikan
pakaian nyeri bertambah
Memberikan
pribadi yg digemari dan 4.
kenyamanan
sesuai
5.
Memberikan
kepercayaan diri ps

11

DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan
proses keperawatan), Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara.,
I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada
Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC,
Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana
Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian
perawatan
Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr.
penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, yogyakarta.
McCloskey&Bulechek,
Classifications,
book.Inc,Newyork

1996,
Second

Nursing
edisi,

NANDA,
2001-2002,
Nursing
Diagnosis:
classification, Philadelphia, USA

Interventions
By
Mosby-Year
Definitions

and

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome


Classifications, Philadelphia, USA
I Nyoman DS, Bakri.B, Fajar I., 2001, Penilaian Status Gizi,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

12

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ANEMIA DI
BANGSAL A1 RUMAH SAKIT Dr SARDJITO

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KELULUSAN


STASE KMB TAHAP PROFESI

Pembimbing: Khudazi Aulawi, SKp

OLEH
Sri Sugesti Widianingsih
03/172573/EIK/00353

KULIAH PROFESI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2005

13

II. ANALISA DATA


TGl

DATA

20/6/05

Data subyektif:
Klien mengeluh sakit pada
perutnya yang menjalar sampai pinggang belakang.
Sakitnya ini bertambah berat sehabis makan.
Data obyektif:
menahan sakit
balsam pada istrinya
-

Data subyektif:
lemes

MASALAH

ETIOLOGI

Nyeri

Agen injuri

Intoleransi aktivitas

Ketidakseimbangan suplai dan


kebutuhan oksigen

Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

Inadekuat intake makanan.

Kurang
anemia

tentang

Kurang informasi.

Resiko Infeksi. Faktor resiko


pertahanan
sekunder
tidak
adekuat (penurunan Hb)

Wajah mengekerut
Selalu minta digosok
P: 30 x/m,
N: 108 x/m

Klien mengeluh badannya

Data obyektif:
Konjungtiva anemis
Ekstrimitas mengalami
sianosis
Hb 6,6 g/dl
Hasil lab hematology
adanya gambaran anemia defisiensi besi disertai
proses infeksi
P: 30 x/m,
N: 108 x/m
Data subyektif:
Klien mengatakan kalau
tidak sedang sakit dia dia menghabiskan seluruh porsi
yang disajikan, makan sehari 3x (nasi, sayur, lauk),
tetapi kenapa Hb nya turun terus tidak naik-naik dan
perutnya selalu sakit tidak hilang-hilang.

pengatahuan

Data obyektif:
Klien dan keluarga belum
tahu secara pasti penyakit yangdiderita dan
perawatannya
Data subyektif:
lemes

Klien mengeluh badannya

Data obyektif:
Konjungtiva anemis
Ekstrimitas mengalami
sianosis
Hb 6,6 g/dl
Hasil lab hematology
adanya gambaran anemia defisiensi besi disertai
proses infeksi
P: 30 x/m,
N: 108 x/m
Terpasang selang infuse
NaCl 0,9%
Data subyektif:
lemes
Data obyektif:

Deficite self care


Klien mengeluh badannya

Kelemahan

14

Konjungtiva anemis
Ekstrimitas mengalami
sianosis

Hb 6,6 g/dl
Hasil lab hematology
adanya gambaran anemia defisiensi besi disertai
proses infeksi
P: 30 x/m,
N: 108 x/m
Aktifitas dilakukan di
tempat tidur
Terpasang infus

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN MASALAH KOLABORASI YANG


MUNGKIN MUNCUL
1.

Nyeri akut b.d. agen injuri

2.

Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan


oksigen.

3.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


inadekuat intake makanan.

4.

Kurang pengatahuan tentang anemia berhubungan dengan


kurang informasi.

5.

Resiko Infeksi. Faktor resiko pertahanan sekunder tidak adekuat


(penurunan Hb)

6.

perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan


Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam darah.

7.

Deficite self care b.d kelemahan

8.

Resiko jatuh

15

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No
Dx.
1

NOC

Indikator

Setelah

Meng
dilakukan
gunakan skala
tindakan
nyeri untuk
keperawat
mengidentifik
an selama
asi tingkat
3x 24 jam
nyeri
klien
mampu

Ps
mengontr
menyatakan
ol nyeri
nyeri
berkurang

Nic
Label

intervensi

Manaje

Aktifitas:
1.
Lakukan
penilaian
terhadap nyeri, lokasi,
karakteristik dan faktorfaktor
yang
dapat
menambah nyeri
2.
Amati isyarat non
verbal tentang kegelisaan

Aktifi
tas:

rasional
1.

untuk menentukan
intervensi yang sesuai
dan keefektifan
dari
therapi yang diberikan

2.

Membantu dalam
mengidentifikasi derajat
ketidaknyamnan
Meningkatkan
kenyamanan
Mengurangi nyeri
dan
memungkinkan
pasien untuk mobilisasi
tampa nyeri
Peninggian lengan
menyebabkan
pasie
rileks
Meningkatkan
relaksasi dan membantu
untuk
menfokuskan
perhatian
shg
dapat
meningkatkan
sumber
coping
Memudahkan
partisipasi pada aktifitas
tampa timbul rasa tidak
nyaman

3.
3.

Fasilitasi linkungan
nyaman
4.
Berikan obat anti
sakit

Ps
mampu
istirahan
/tidur

4.

5.
5.

Meng
gunakan
tekhnik non
farmakologi

Bantu
pasien
menemukan posisi nyaman

6.

Berikan massage di
punggung

7.

Tekan dada
latihan nafas dalam

8.

Latih tehnik guidet


imagery dan latihan nafas
dalam

6.

7.

No
Dx.

NOC

Indikator

Nic
Label

saat

intervensi

rasional

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa keperawatan1.
Nyeri berhubungan dengan agen injuri
Hari/ Waktu
tanggal

Implementasi

Evaluasi

16

Hari/ Waktu
tanggal

Implementasi

Evaluasi

17

Anda mungkin juga menyukai