Anda di halaman 1dari 104

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH

02
Gambaran Umum
Kota Pasuruan
2.1

KONDISI FISIK KOTA PASURUAN

2.1.1. Profil Geografis


Posisi Kota Pasuruan berada diantara garis 112 45 hingga 112
55 Bujur Timur dan 7 5 sampai 7 45 Lintang Selatan. Posisi Kota
Pasuruan dalam pengembangan wilayah, termasuk strategis mengingat
ia berada di persimpangan yang menghubungkan 3 kota besar, yakni:
Surabaya - Bali dan Bali - Malang.
Wilayah

Kota

Pasuruan

merupakan

dataran

rendah

dengan

ketinggian rata-rata 4 m di atas permukaan laut dengan kondisi


permukaan tanah yang agak miring ke timur dan utara antara 0-3%.
Keberadaan tersebut disamping menguntungkan juga merugikan karena
di musim penghujan rawan banjir terutama di wilayah bagian Utara. Hal
ini disebabkan karena daerah tersebut terdapat bagian yang cekung
sehingga menghambat pembuangan air ke laut.
Kota Pasuruan berbatasan dengan Selat Madura di sebelah Utara,
yang memisahkan wilayah Kota dengan Pulau Madura. Di Sebelah Timur
berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kraton dan di
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pohjentrek Kabupaten
Pasuruan. Kota Pasuruan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa
Timur yang memiliki luas wilayah administratif terkecil, yang terbagi atas
3 kecamatan dan 34 kelurahan.
Selayaknya wilayah perkotaan, sebagian besar luas wilayah
digunakan untuk permukiman. Lebih dari 50% luas lahan digunakan
untuk bangunan yaitu 1.909,94 Ha, sedangkan 30,58% luas lahan
digunakan untuk lahan sawah.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 1

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.1.2. Profil Topografi


Bentang alam Kota Pasuruan bisa dikatakan relatif datar dengan
kemiringan antara 0 1%. Seluruh wilayah kota berada di dataran
rendah khas pesisir utara Jawa dengan ketinggian rata-rata 4 meter
diatas permukaan laut.

2.1.3. Profil Geohidrologis


Kota Pasuruan terbentang diatas dataran tanah aluvial yang
dibentuk dari campuran bahan-bahan endapan bersumber dari daerah
tuf vulkanis intermedier pegunungan Tengger di sebelah selatan, bukit
lipatan dan batuan endapan berkapur Raci di bagian barat dan Grati di
bagian timur.
Jenis tanah aluvial (secara harfiah berarti endapan) ini hanya
mungkin terbentuk di daerah yang sering atau baru saja mengalami
banjir. Tanah jenis ini masih muda riwayat umurnya hingga morfologinya
belum menampakkan lapisan-lapisan memanjang hasil perkembangan
tanah seturut waktu (sering disebut diferensiasi horison). Hal yang khas
pada pembentukan tanah aluvial ialah bagian terbesar bahan kasar akan
diendapkan tidak jauh dari sumbernya, makin jauh dari sumbernya
makin halus butir yang diangkut.
Karena tanah aluvial terbentuk akibat banjir, maka sifat bahan
bahannya juga tergantung pada kekuatan banjir, asal serta macam
bahan yang diangkut, sehingga menampakkan ciri morfologi berlapis
yang bukan horison karena bukan hasil perkembangan tanah.
Jenis tanah di Kota Pasuruan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
(1) Tanah hidromorfik kelabu, dengan daerah penyebaran terbatas di
sepanjang pesisir pantai, meliputi kurang lebih 15% dari luas areal
kota. Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk campuran endapan
baru dari sungai dan laut. Dalam keadaan basah ia mengembang dan
lengket, sebaliknya ketika kering ia jadi berkerut, bercelah dan keras.
Keasaman tanah netral sampai mendekati basa. Kadar hara N, F, K,
Ca dan Mg cukup tinggi namun kadar Na dan CI juga tinggi. Jadi

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 2

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

sebenarnya ini tidak sesuai untuk lahan pertanian. Tanah ini lebih
sesuai untuk budidaya tambak dan ladang garam.
(2) Tanah alluvial, menyebar di daerah tengah hingga ke selatan kota.
Terbentuk dari bahan endapan yang asalnya di selatan kota. Belum
menampakkan perkembangan penampang, berwarna kelabu tua,
bertekstur liat berdebu sampai liat berat. Dalam keadaan basah
tanah mengembang dan melekat, apabila kering tanah akan berkerut
dan keras. Secara alami tanahnya agak kedap udara dan tata
aerasinya

kurang

lancar,

sehingga

drainase

pada

umumnya

terhambat. Tingkat keasaman tanahnya termasuk netral dengan pH


6.5 7.5, kadar hara N rendah, P 2CO5 sedang dan K2O tinggi sekali.
Tanah jenis ini sesuai untuk budidaya tanaman dengan catatan perlu
perhatian khusus pada sistem pembuangan airnya.
Kota Pasuruan dilalui beberapa sungai, yaitu di sebelah barat
dilewati Sungai Welang, di tengah kota mengalir Sungai Gembong dan
Sungai Petung mengalir di bagian timur. Ketiga sungainya berfungsi
sebagai drainase alami yang seluruhnya bermuara di utara kota mengalir
bebas menuju lautan Selat Madura. Muara Sungai Gembong punya fungsi
lain yaitu sebagai pelabuhan pelayaran sungai yang hanya dapat
difungsikan ketika air sedang pasang naik.
Sungai-sungai itu memiliki daerah aliran yang sempit sehingga
sering terjadi banjir sebagai akibat luasan penampang sungai yang tak
memadai untuk menampung curah hujan. Tingkat kandungan sedimen
yang terlarut dalam air sungai Gembong dan Welang pada saat banjir
cukup besar.
Bila ditinjau dari potensi sumber air secara umum, di Kota
Pasuruan pada saat ini yang kondisinya tergolong baik terdapat di
wilayah selatan kota, karena pada umumnya bersumber dari mata air.
Sedangkan wilayah kota bagian barat, utara dan tengah pada umumnya
masih terdapat problem kesulitan air.

2.1.4. Profil Klimatologi


Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 3

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Iklim di Kota Pasuruan secara umum tidak berbeda dengan iklim


di Indonesia yang mempunyai iklim tropok basah yang dipengaruhi oleh
angin monsoon Barat dan Monsun Timur. Dari Bulan November hingga
Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dengan membawa banyak
uap air yang menyebabkan musim penghujan dimana-mana. Sedangkan
dari bulan Juni hingga Oktober, angin bertiup dari Selatan Tenggara
Kering dengan membawa sedikit uap air yang menyebabkan musim
kemarau dimana-mana.

2.2

PROFIL ADMINISTRATIF
Wilayah administrasinya dibatasi lautan Selat Madura di sisi utara

kota dan Kabupaten Pasuruan mengepung di sisi-sisi yang lain, yaitu


Kecamatan Rejoso di sebelah timur, Kecamatan Pohjentrek di selatan dan
Kecamatan Kraton di barat.
Kota seluas 36,58 Km2 ini dibagi dalam 3 kecamatan dan terbagi
lagi menjadi 34 kelurahan. Perinciannya sebagai berikut :

1) Kecamatan Purworejo seluas 8,39 Km2


2) Kecamatan Gadingrejo dengan luas wilayah 10,53 Km2
3) Kecamatan Bugul Kidul luasnya 17,66 Km2
Nama-nama kelurahan di Kota Pasuruan dirinci pada Tabel

2.1.

Sedangkan peta wilayahnya bisa dilihat pada Gambar 2.1.

Tabel 2.1.
Susunan Nama Kelurahan di Kota Pasuruan
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Kec. Purworejo
1.
Ngemplakrejo

Kec. Gadingrejo
1.
Karanganyar

Kec. Bugul Kidul


1.
Petamanan

2.

Mayangan

2.

Gadingrejo

2.

Krampyangan

3.

Bangilan

3.

Trajeng

3.

Pekuncen

4.

Kebonsari

4.

Gentong

4.

Panggungrejo

5.

Purworejo

5.

Tambaan

5.

Mandaranrejo

6.

Kebonagung

6.

Karangketug

6.

Bugul Lor

7.

Tembokrejo

7.

Sebani

7.

Kandangsapi

8.
Wirogunan
8.
Petahunan
8.
Bugul
Disusun
Oleh : Tim Pelaksana
Kelompok Kerja Sanitasi
KotaKidul
Pasuruan
9.

Purutrejo

10. Pohjentrek

Page II - 4

9.

Bukir

9.

Tapaan

10.

Randusari

10.

Blandongan

11.

Krapyakrejo

11.

Kepel

12.

Sekargadung

13.

Bakalan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.1. Peta Orientasi Kota Pasuruan Terhadap Provinsi Jawa


Timur

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 5

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.2. Peta Administrasi Kota Pasuruan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 6

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Lahan
permukiman,

di

Kota

Pasuruan

pertanian, industri,

banyak

dimanfaatkan

perkantoran,

sebagai

sekolah, pasar dan

pekarangan.

Gambar 2.1. Wilayah permukiman

(Sumber : wikimapia.org)

Di wilayah pesisir sebagian lahan digunakan untuk tambak yaitu


di sepanjang pantai bagian timur hingga barat.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 7

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Gambar 2.2. Wilayah pesisir yang dimanfaatkan untuk tambak

(Sumber : wikimapia.org)

Bagi lahan yang dimanfaatkan sebagai sawah biasanya telah


berpengairan teknis. Mutu airnya cukup baik mengingat sumbernya
berasal dari daerah vulkanis yang kaya mineral hara. Tanaman utama
adalah padi, yang ditanam pada musim penghujan maupun kemarau.
Untuk menanam palawija pada musim kemarau perlu perlakuan khusus,
sebab keadaan drainase umumnya kurang lancar.

Gambar 2.3. Wilayah yang dimanfaatkan untuk sawah

(Sumber : wikimapia.org)

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 8

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Di wilayah Kelurahan Blandongan, terdapat fasilitas Tempat


Pembuangan Akhir Sampah (TPA) seluas 2 hektar.

Gambar 2.4. Wilayah TPA Blandongan

a.

(Sumber : wikimapia.org)

Wilayah Terbangun
Dari total luas wilayah Kota Pasuruan, sekitar 65.85%-nya berupa
wilayah terbangun. Kecamatan Bugul Kidul adalah wilayah terbesar.
Luasnya hampir mencapai separuh luas wilayah kota dengan wilayah
terbangun hampir mendekati 70% dari luas wilayah kecamatannya.
Sedangkan Kecamatan Purworejo adalah kecamatan dengan luas
wilayah terkecil (tidak sampai seperempat luas wilayah kota) namun
wilayah terbangunnya hampir mencapai 70% dari luasnya.

b.

Kerapatan Bangunan
Bila dianggap dalam satu keluarga berisi 5 jiwa, maka rumah di
Kecamatan Purworejo sejumlah 1.330 per km2, Kecamatan Gadingrejo
1.046 rumah/km2, sedangkan Kecamatan Bugul Kidul kepadatannya
541 rumah/km2. Jadi Kecamatan Purworejo-lah yang paling padat,
terutama di Kelurahan Karanganyar ( 331 rumah/km 2 ). Data lengkap
dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 9

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.2.
Penggunaan Lahan Per Kecamatan/Kelurahan (Ha) Tahun 2009
No
.

Kec./ Kel.

Tanah
Sawah

Tanah
Kering

Bangun
an

Lainny
a

Jumlah

Gadingrejo

446,06

2,30

577,20

27,30

1.052,
86

Krapyakrejo

128,63

45,85

174,48

Bukir

35,24

30,58

65,82

Sebani

49,50

37,46

86,96

Gentong

24,00

45,30

69,30

Karanganya
r

6,00

50,20

56,20

Trajen

109,78

3,00

112,78

Tambaan

33,60

2,20

35,80

Gadingrejo

50,10

60,60

22,00

132,70

Petahunan

62,19

2,30

32,73

97,22

10

Randusari

10,80

22,70

0,10

33,60

11

Karangketu
g

79,60

108,40

188,00

II

Purworejo

189,15

80,33

522,52

47,09

839,09

Pohjentrek

65,00

43,37

62,62

18,80

189,79

Wirogunan

30,30

5,00

25,69

60,99

Tembokrejo

32,40

30,36

37,15

3,29

103,20

Purutrejo

8,45

106,81

115,26

Kebonagun
g

25,00

61,12

86,12

Purworejo

28,00

1,60

74,90

104,50

Kebonsari

79,73

79,73

Bangilan

17,45

17,45

Mayangan

27,55

27,55

10

Ngemplakre
jo

29,50

25,00

54,50

III

Bugul
Kidul

483,43

48,20

810,23

424,6
0

1.766,
46

Sekargadun
g

75,00

75,98

150,98

Bakalan

115,50

3,20

59,50

178,20

Krampyang
an

35,83

16,13

2,58

54,54

Blandongan

20,00

110,00

267,00

397,00

Kepel

124,15

25,00

104,46

253,61

Bugul Kidul

29,21

66,19

95,40

Petamanan

18,75

23,45

42,20

Pekuncen

25,00

54,80

79,80

Kandangsap
i

46,23

46,23

10

Bugullor

20,00

76,27

96,27

11

Tapaan

39,99

25,07

50,00

115,06

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 10

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No
.

Kec./ Kel.

Tanah
Sawah

Tanah
Kering

Bangun
an

Lainny
a

Jumlah

12

Mandaranre
jo

41,00

17,02

58,02

13

Panggungre
jo

111,15

88,00

199,15

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 11

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.3. Peta Penggunaan Lahan Kota Pasuruan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 12

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.3

KONDISI KEPENDUDUKAN

2.3.1

Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Umur
Berdasarkan Data dari Balai Pusat Statistik, Kota Pasuruan Dalam
Angka

Tahun 2010, Jumlah penduduk Kota Pasuruan di tahun 2009

mencapai 175.932 jiwa. Penduduk perempuan ternyata lebih banyak


disini, yaitu sebesar 50,73% dari total jumlah penduduk kota atau
sebanyak 89.245 jiwa. Sedangkan 49,27% sisanya adalah penduduk lakilaki yaitu 86.687 jiwa. Data yang lebih lengkap mencakup jumlah
penduduk per kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 13

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan/Kelurahan
Tahun 2009
No.

Kecamatan/Kelurahan

Laki-laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

Rasio
kelamin

Gadingrejo

30.326

31.474

61.800

96.35

Krapyakrejo

2.140

2.525

4.665

84.75

Bukir

2.216

2.784

5.000

79060

Sebani

1.665

1.563

3.228

106.53

Gentong

2.163

2.164

4327

99.95

Karanganyar

4.789

5.201

9.990

92.08

Trajeng

3.909

4.057

7.966

96.35

Tambaan

1.603

1.562

3.165

102.62

Gadingrejo

5.152

4.925

10.077

104.61

Petahunan

2.351

2.186

4.537

107.55

10

Randusari

1.218

1.245

2.463

97.83

11

Karangketug

3.120

3.262

6.382

95.65

II

Purworejo

29.618

30.357

59.975

97.57

Pohjentrek

4.634

4.345

8.979

106.65

Wirogunan

1.456

1.465

2.921

99.39

Tembokrejo

2.886

3.053

5.939

94.53

Purutrejo

2.949

3.054

6.003

96.56

Kebonagung

3.289

3.373

6.662

97.51

Purworejo

5.051

5.024

10.075

100.54

Kebonsari

3.920

4.475

8.395

87.60

Bangilan

834

843

1.677

98.93

Mayangan

1.281

1.299

2.580

98.61

10

Ngemplakrejo

3.318

3.426

6.744

98.85

III

Bugul Kidul

26.743

27.414

54.157

97.55

Sekargadung

1.959

2.365

4.324

82.83

Bakalan

2.755

2.846

5.601

96.80

Krampyangan

1.381

1.438

2.819

96.04

Blandongan

1.755

1.797

3.552

97.66

Kepel

1.635

1.660

3.295

98.49

Bugul Kidul

4.276

4.202

8.478

101.76

Petamanan

1.918

1.950

3.868

98.36

Pekuncen

1.293

1.345

2.638

96.13

Kandangsapi

881

913

1.794

96.50

10

Bugullor

3.617

3.496

7.113

103.46

11

Tapaan

1.382

1.431

2.813

96.58

jenis

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 14

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No.

Kecamatan/Kelurahan

Laki-laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

Rasio
kelamin

12

Mandaranrejo

2.468

2.508

4.976

98.41

13

Panggungrejo

1.423

1.463

4.976

97.27

2009

86.687

89.245

175.932

97.13

2008

84.999

87.893

172.892

96.71

2007

81.870

84.847

166.717

96.49

2006

81.313

84.679

165.992

95.87

2005

80.465

83.838

164.406

95.87

Jumlah/Total

jenis

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010, BPS Kota Pasuruan berdasarkan Reristasi Penduduk Akhir
Tahun 2009

Kalau dikelompokkan berdasarkan umur datanya sebagai berikut:


Tabel 2.4.
Prosentase Penduduk Menurut Umur Kota Pasuruan Tahun 2009
Kelompok Umur
(1)
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 -24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65+
Rata-rata

Laki-laki (%)
(2)
54,20
54,82
53,68
53,89
46,47
52,19
51,13
48,60
53,46
42,53
55,68
39,94
38,12
45,10
49,27

Perempuan (%)
(3)
45,80
45,18
46,32
46,11
53,53
47,81
48,87
51,40
46,54
57,47
44,32
60,06
61,88
54,90
50,73

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Di mana untuk usia wanita antara 60-64 tahun adalah komposisi yang
paling besar. Untuk jenis kelamin laki-laki komposisi terbesar adalah
golongan usia 50-54 tahun.

2.3.2

Laju Pertumbuhan Penduduk


Laju pertumbuhan penduduk Kota Pasuruan rata-rata pertahun

mencapai 0,52%. Kecamatan tertinggi laju pertumbuhan penduduknya


adalah Purworejo yang rata-rata laju pertumbuhannya mencapai 0,88%

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 15

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

tiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk Kota Pasuruan dapat dilihat pada


Tabel 2.5.

Tabel 2.5.
Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan di Kota Pasuruan
Tahun

Kecamat
an

2006

2007

2008

2009

2010

Gadingrej
o

57,751

57,756

59,991

61,800

62,401

1.97%

Purworejo

58,468

60,159

60,052

59,975

66,647

3.43%

Bugul
Kidul

48,773
164,99
2

48,802
166,71
7

52,849
172,89
2

54,157
175,93
2

57,214
186,26
2

4.12%

No

Jumlah

Ratarata

3.09%

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

2.3.3. Sebaran dan Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk Kota Pasuruan di tahun 2009 mencapai
4.810 jiwa/Km2. Tertinggi diraih Kecamatan Purworejo yaitu 7,48 jiwa/Km2
, terendah di Kecamatan Bugul Kidul yaitu 3.067 jiwa/Km2. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.6

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 16

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

.
Tabel 2.6.
Kepadatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2009
I
1

Gadingrejo
Krapyakrejo

Penduduk
(jiwa)
61.800
4.665

Bukir

5.000

0,66

7.575,76

Sebani

3.228

0,87

3.710,34

Gentong

4327

0,69

6.271.01

Karanganyar

9.990

0,56

17.839,29

Trajen

7.966

1,13

7.049,56

Tambaan

3.165

0,36

8.791,17

Gadingrejo

10.077

1,33

7.576,69

Petahunan

4.537

0,97

4.677,32

10

Randusari

2.463

0,34

7.244,11

11

Karangketug

6.382

1,88

3.394,68

II

Purworejo

59.975

8,39

7.148,39

Pohjentrek

8.979

1,90

4.725,79

Wirogunan

2.921

0,61

4.788,52

Tembokrejo

5.939

1,03

911,65

Purutrejo

6.003

1,15

5.220

Kebonagung

6.662

0,86

7.746,51

Purworejo

10.075

1,05

9.595,24

Kebonsari

8.395

0,80

10.493,75

Bangilan

1.677

0,17

9.864,71

Mayangan

2.580

0,28

9.214,29

10

Ngemplakrejo

6.744

0,54

12.488,89

III

Bugul Kidul

54.157

17,66

3.066,65

Sekargadung

4.324

1,51

2.863,58

Bakalan

5.601

1,78

3.146,63

Krampyangan

2.819

0,55

5.125,45

Blandongan

3.552

3,97

894,71

No.

Kecamatan/Kelurahan

Luas Wilayah
(Km2)
10,53
1,74

Kepadatan
(Jiwa/Km2)
5.868,95
2.681,03

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 17

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No.

Penduduk
(jiwa)

Kecamatan/Kelurahan

Luas Wilayah
(Km2)

Kepadatan
(Jiwa/Km2)

Kepel

3.295

2,54

1297,24

Bugul Kidul

8.478

0,95

8.924,21

Petamanan

3.868

0,42

9.209,52

Pekuncen

2.638

0,80

3.297,5

Kandangsapi

1.794

0,46

3.900

10

Bugullor

7.113

0,96

7.409,38

11

Tapaan

2.813

1,15

2.446,09

12

Mandaranrejo

4.976

0,58

8.579,31

13

Panggungrejo

4.976

1,99

2.500,50

175.932

36,58

4.809,51

Jumlah/Total
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Sedangkan persebaran penduduk Kota Pasuruan terbagi dalam 3 Wilayah


Kecamatan, 34 kelurahan yang terbagi lagi dalam satuan wilayah RT dan
RW, sebagai berikut :
Tabel 2.7
Jumlah RT dan RW di Wilayah Kota Pasuruan Tahun 2009
Kecamatan
I. Gadingrejo

Jumlah
II. Purworejo

Jumlah
III. Bugulkidul

Jumlah

Kelurahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Gadingrejo
Tambaan
Trajeng
Karanganyar
Karangketug
Sebani
Petahunan
Bukir
Randusari
Krapyakrejo
Gentong

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Ngemplakrejo
Mayangan
Bangilan
Kebonsari
Purworejo
Kebonagung
Purutrejo
Pohjentrek
Wirogunan
Tembokrejo

22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Panggungrejo
Mandaranrejo
Bugullor
Kandangsapi
Bugulkidul
Pekuncen
Petamanan
Krampyangan
Blandongan

RW
5
4
11
7
6
6
5
8
8
6
7
73
9
5
4
12
8
8
5
5
7
7
70
4
5
8
2
6
3
7
2
7

RT
28
20
31
41
31
18
24
26
25
23
23
290
37
16
15
44
56
40
35
43
23
38
347
9
23
45
14
44
12
24
14
24

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 18

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

31.
32.
33.
34.

Kepel
Tapaan
Sekargadung
Bakalan

Jumlah
Jumlah seluruhnya

6
4
6
9
69
212

20
14
26
26
290
932

Sumber : Kota Pasuruan dalam Angka Tahun 2010

Peta 2.4. Peta Sebaran Kepadatan Penduduk kota Pasuruan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 19

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.3.4. Jumlah Penduduk Miskin atau Pra Sejahtera


Tabel 2.8
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Tahun 2009
no

Kecamatan/Kelurahan

pra sejahtera

Kecamatan Gadingrejo
1

krapyakrejo

bukir

sebani

gentong

5
6

keluarga sejahtera
I

II

jumlah

III

III+

KK

121

283

57

634

143

1238

94

140

538

245

16

1033

151

177

194

294

54

870

28

315

413

405

40

1201

karanganyar

241

480

705

818

54

2298

trajeng

303

387

323

1027

44

2084

tambaan

152

394

258

81

892

gadingrejo

400

526

999

432

31

2388

petahunan

27

263

420

456

87

1253

10

randusari

61

124

204

295

685

11

karangketug

196

204

239

866

179

1684

1774

3293

4350

5553

656

15626

2141

Jumlah
II

Kecamatan Purworejo
1

pohjentrek

266

543

817

419

96

wirogunan

68

266

317

168

29

848

tembokrejo

133

348

465

524

194

1664

purutrejo

119

403

246

560

50

1378

kebonagung

290

437

460

1021

173

2381

purworejo

545

805

496

962

136

2944

kebonsari

620

558

95

888

22

2183

bangilan

76

91

114

228

22

531

mayangan

128

278

177

996

13

1592

ngemplakrejo

114

231

626

423

89

1483

10

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 20

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Jumlah
III

2359

3960

3813

6189

824

17145

Kecamatan Bugulkidul
1

sekargadung

122

236

126

1025

1518

bakalan

139

295

538

485

83

1540

krampyangan

54

124

247

295

79

799

blandongan

118

359

433

231

25

1166

kepel

176

251

254

182

871

bugulkidul

77

356

216

1540

25

2214

petamanan

49

162

307

361

82

961

pekuncen

18

56

168

352

31

625

kandangsapi

19

57

211

178

27

492
2105

10

bugullor

153

446

400

1048

58

11

tapaan

145

259

193

176

12

785

12

mandaranrejo

64

499

452

230

45

1290

13

panggungrejo

83

323

244

164

16

830

jumlah

1217

3423

3789

6267

500

15196

Jumlah Total 2009

5350

10676

11952

18009

1980

47967

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Berdasarkan data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa penduduk

yang pra-sejahtera masih banyak terdapat di Kecamatan Purworejo, yaitu


sebanyak
Kecamatan

18%,

dibandingkan

Gadingrejo

(11%)

dengan
dan

kecamatan

Kecamatan

lainnya,

yaitu

Bugulkidul

(8%).

Sedangkan untuk Kelompok Keluarga sejatera Kelas III banyak terdapat di


Kecamatan Bugul Kidul (41%). Secara garis besar persebaran penduduk
di Kota Pasuruan Merata dari sisi penduduk miskinnya di seluruh
kecamatan dan kelurahan.

2.4

PROFIL PENDIDIKAN
Pada tahun ajaran 2009/2010 siswa Taman Kanak-kanak (TK) di

Kota Pasuruan tercatat 5.087 siswa. Dibanding tahun sebelumnya, angka


ini mengalami penurunan sebesar 2,15% dengan rasio murid guru
sebesar 16.41. Di tahun ajaran 2010/2011 kenaikan jumlah murid juga
terjadi pada jenjang SD/MI dan SMU/SMK/MAsedangkan jumlah murid
SMP/MTs sedikit mengalami penurunan.
Di Kota Pasuruan terdapat dua perguruan tinggi , yaitu Universitas
Merdeka (Unmer) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP). Fakultas ekonomi jurusan manajemen merupakan fakultas
dengan jumlah peminat terbanyak. Sedangkan untuk jurusan baru yaitu
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 21

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Teknik Informatika pada tahun ajaran ini memiliki jumlah mahasiswa


terendah, hal ini diasumsikan karena jurusan ini baru saja dibuka.
Tabel 2.9
Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Per Kecamatan Tahun 2009
No.
1

Kecamat
an
Gadingrej
o

Purworej
o

Bugul
Kidul

Jumlah/Total
Kota Pasuruan

Tingkat Pendidikan
Status
Negeri

TK
0

SD
5301

MI
0

SLTP
1794

MTs
0

SMU
2112

SMK
0

M Aliyah
0

Swasta

1679

1136

Negeri

5236

145

807

205

110

2413

781

Swasta

2002

1648

826

657

266

188

831

Negeri

116

5276

547

2386

671

3073

638

Swasta

1381

625

937

526

460

472

2389

118

Negeri

116

15813

547

6593

671

2893

3073

638

Swasta
2010/20
11
2009/20
10
2008/20
07
2007/20
08

5062

3409

1908

1990

931

770

3220

118

5178

19222

2455

8583

1602

3663

6293

756

5087

19213

2368

8682

1651

3558

6042

735

5199

19238

2260

8486

1630

3581

5944

730

5087

19213

685

6729

1651

3552

6042

735

sumber : Dinas Pendidikan Kota Pasuruan,2010

2.5

PROFIL KESEHATAN
Profil kesehatan Kota Pasuruan berisi data dan informasi kondisi

status kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan


kesehatan bagi masyarakat, sumberdaya kesehatan serta anggaran
kesehatan di wilayah kerjanya yang datanya berasal dari Puskesmas,
Rumah Sakit Daerah, Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Unit
Perbekalan Kefarmasian, unit lintas Sektor Terkait serta sarana kesehatan
lainnya.
Faktor indicator untuk menentukan derajad kesehatan antara lain
: angka kematian bayi, angka kematian balita,angka kematian ibu, angka
kesakitan.

Pada

studi

Tahun

2010

didapatkan

bahwa

Kelurahan

Blandongan adalah daerah dengan angka kematian bayi terbesar yaitu 6


kasus. Disusul kemudian kelurahan Gadingrejo 5 kasus kematian bayi.
Sampai

dengan

akhir

2010,

terdapat

sarana

pelayanan

kesehatan Pemerintah meliputi 7 puskesmas (seluruhnya non perawatan


dan 1 diantaranya Puskesmas PONED yakni puskesmas Karangketug, 29
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 22

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Pustu, 11 puskesmas keliling (pusling), 1 unit Perbekalan Kefarmasian


(UPK), 34 pos kesehatan kelurahan dan 266 Posyandu.
Sedagkan sarana kesehatan di Kota Pasuruan milik swasta, yaitu
meliputi 5 unit Rumah Bersalin (RB), 3 Unit Balai Pengobatan (BP)/Klinik,
1 unit klinik rawat inap pelayanan medic dasar, 41 unit praktek dokter
perorangan, 211 unit praktik pengobatan tradisional, 17 unit apotek, 4
unit took obat, 95 unit industry rumah tangga makanan/minuman (PMIRT) dan 1 unit industry alat kesehatan.
Seluruh sarana kesehatan yang disebutkan merupakan sarana
pelayanan kesehatan swasta yang berijin. Secara garis besar sarana
pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan sudah memadai dan terjangkau
masyarakat.
Tabel 2.10
Jumlah RSU, Puskesmas, Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
per Kecamatan
Kecamat
an

RS
U

Gadingrej
o
Purworejo
Bugulkidul

0
1
0

Balai
Pengobatan

PUSKESMAS
Indu Pemban Kelilin
k
tu
g
2
2
3

11
8
10

2
6
3

Total
1
7
29
11
Sumber ; Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2010

Rumah
Bersalin

3
1
-

3
2

Tabel 2.11
Fasilitas dan Paramedis Menurut Jenisnya
Fasilitas Kesehatan
puskesmas
puskesmas pembantu
Klinik KB
Tempat Praktek Dokter
apotik
laboratorium medis
dokter spesialis
dokter umum
dokter gigi
sarjana farmasi
penilik kesehatan

2006
6
22
6
47
20
3

2007
6
23
6
94
18
3
19
24
12
3

26
13
3
6

2008
6
27
6
45
17
3
7
35
12
4
2

2009
7
29
6
41
17
4
16
45
13
1
6

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 23

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

analisis medis dan


Anestesi
ahli gizi
Asisten Apoteker
Sanitarian
fisioterapi
bidan
perawat
perawat gigi
penata RONTGEN

3
2
3
8
-

2
10
8
5
50
33
3

27
2
-

9
14
12
10
1
89
120
5
2

12
15
13
11
3
89
231
5
2

SUMBER : Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2009

Tabel 2.12
Banyaknya Rumah Sakit dan Puskesmas Berdasarkan Kapasitas Tempat
Tidur
Kecamatan

Gadingrejo

Rumah Sakit
Banyakn
Tempat
ya
Tidur
-

Purworejo
Bugulkidul
jumlah/total

2
216

Puskesmas
Banyakn
Tempat
ya
Tidur

216

8
-

15

sumber ; Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2009

Dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Pasuruan tiap tahunnya


menunjukkan peningkatan kinerjanya di bidang kesehatan dengan
meningkatnya jumlah tenaga medis secara umum. Hal ini diharapkan
akan menunjang pula terhadap peningkatan angka kesehatan di Kota
Pasuruan.

2.6

PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA


Kondisi kesejahteraan masyarakat di Kota Pasuruan berdasarkan

konsep kinerja pembangunan Negara dunia ketiga pada tataran yang


paling mendasar adalah merujuk pada indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang mencakup tiga indikator kinerja, yaitu angka harapan hidup,
pencapaian pendidikan dan paritas daya beli (Human Development
Report, UNDP, 1990).
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 24

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

IPM Kota Pasuruan secara umum masih rendah (di bawah IPM ratarata Jawa Timur). Berturut-turut tahun 1999, 2002 dan 2005, IPM Kota
Pasuruan mencapai 63.6, 67.7 dan 71.4. Sementara IPM Jawa Timur pada
tahun

yang

sama

berturut-turut

61.8,

64.1

dan

68.4

(http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_tabel/task,show/
Itemid,182/ ).

Ikatan adat dan budaya setempat masih cukup kuat di setiap


lingkungan kota. Selain itu suasana kehidupan masyarakat dalam kaitan
dengan bidang keagamaan (yang juga terkait moral motivasi dan etos
kerja) juga sangat mendukung.
Penduduk

Kota

Pasuruan

mayoritas

beragama

Islam

yaitu

sebanyak 166.679 jiwa tercatat pada tahun 2009.Urutan Kedua adalah


pemeluk agama Protestan sebanyak 5131, dan antara katholik, Hindu
dan Budha hampir sama banyak pemeluknya.
Tabel 2.13
Banyaknya Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan/Kelurahan
Tahun 2009
Kecamatan/Kelurahan

Protestan

Katholik

59527

777

742

krapyakrejo

4688

bukir

5003

sebani

3026

13

gentong

3929

315

75

35

42

karanganyar

9151

12

350

25

125

trajeng

8189

108

tambaan

3141

gadingrejo

9273

204

201

petahunan

4404

85

43

randusari

2489

I. Kecamatan Gadingrejo

karangketug
II. Kecamatan Purworejo

Islam

Budha

Hindu

291

413

16
212

190

4
-

13
-

6234

31

63

15

19

54727

3629

648

528

992

pohjentrek

6558

wirogunan

6557

94

tembokrejo

5156

46

purutrejo

4288

19

kebonagung

6877

50

purworejo

9517

718

74

69

23

kebonsari

6109

1576

464

424

819

bangilan

1362

1120

12

25

112

mayangan

2377

47

40

8
4
6

13

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 25

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Kecamatan/Kelurahan

Islam

ngemplakrejo

5926

III. Kecamatan Bugulkidul

Protestan

Katholik

Budha

Hindu

52,425

725

sekargadung

4,103

24

bakalan

3,887

25

krampyangan

2,661

12

blandongan

3,288

11

kepel

3,135

bugulkidul

7,892

193

28

23

16

petamanan

3,869

46

31

32

30

pekuncen

2,446

82

54

45

39

kandangsapi

2,865

113

42

54

bugullor

6,524

168

127

48

tapaan

2,625

18

mandaranrejo

5,067

24

panggungrejo
Total

4,063

304

240

11

9
6

126
-

12

5,131

166,679

205

1,694

1,059

1,610

Sumber : Departemen Agama Kota Pasuruan,2009

Tabel 2.14
Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan/Krelurahan Kota
Pasuruan
Kecamatan/Kelurahan

Masji
d

Langga
r

I. Kecamatan
Gadingrejo

Gereja
Protest
Kathol
an
ik
2

Pur
a

25

235

krapyakrejo

30

bukir

17

sebani

24

gentong

18

karanganyar

25

trajeng

26

tambaan

12

gadingrejo

29

petahunan

18

randusari

12

karangketug
II. Kecamatan
Purworejo

24

30

245

32

wirogunan

15

tembokrejo

24

purutrejo

18

kebonagung

26

purworejo

44

kebonsari

36

20

pohjentrek

bangilan

Vihar
a

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 26

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Gereja
Protest
Kathol
an
ik

Masji
d

Langga
r

mayangan

13

ngemplakrejo
III. Kecamatan
Bugulkidul

17

34

245

sekargadung

18

bakalan

25

krampyangan

blandongan

30

kepel

25

bugulkidul

26

petamanan

19

pekuncen

16

kandangsapi

14

bugullor

29

tapaan

16

mandaranrejo

10

panggungrejo
1
9
Jumlah Total
89
725
sumber : Departemen Agama Kota Pasuruan,
2010

Kecamatan/Kelurahan

2.7

Pur
a

Vihar
a

di

Kota

PROFIL EKONOMI
Pada

mengalami

tahun

2009,

penurunan

jumlah

sebesar

pencari
0,15%

kerja

atau

Pasuruan

sebesar 3.246 orang

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Diasumsikan karena jumlah


pencari kerja sudah menempati

jumlah lapangan kerja yang bisa

disediakan. Perkembangan ketenagakerjaan menurut jenis kelamin tahun


2008-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.15
Tabel. 2.15
Perkembangan Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin Tahun 20082009
No
.
1
2

2008
Uraian

Pencari Kerja
Penempatan
Penghapusan
Kerja

4
5

Belum ditempatkan
Permintaan lowongan

Pencari

553
6
215
144
2
387
9
387

514
1
204
611
432
6
316

2009
Jumla
h
10677
419
2053
8205
703

499
5
186
113
5
367
4
964

563
9
378
651
460
7
103

Jumla
h
10634
564
1786
8281
1996

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 27

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

6
7
8

Dipenuhi
Penghapusan lowongan
Sisa lowongan

209
178

202
104

411
282
0

186
783

2
378
654

564
1437
0

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Dari jumlah penduduk Kota Pasuruan tahun 2009 sebesar 166.537


jiwa, didominasi penduduk yang menggantungkan hidupnya pada usaha
perdagangan dan rumah makan, dari tahun 2005-2007 yang mengalami
peningkatan mencapai 28,79% atau sebesar 47.946 jiwa, kemudian
disusul dengan usaha jasa kemasyarakatan yang mencapai 26,35%.
Prosentase penduduk berumur 15 tahun keatas menurut lapangan
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 2.16
Tabel 2.16
Prosentase Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan ( 2008-2010)
No
.

Lapangan Pekerjaan

Pertanian, Kehutanan, Perikanan

2
3

Pertambangan dan Penggalian


Industri Pengolahan

200
8

jumlah
200 201
9
0

200

0
50

0
310

0
0

Listrik, Gas dan Air Minum

Konstruksi dan Bangunan

50

Perdagangan dan Rumah Makan

72

1.37
8

88

Angkutan, Pergudangan &


Komunikasi

107

200

Keuangan dan Asuransi

217

82

200

Jasa Kemasyarakatan

271
261
6

71
400
7

700
339
5

Jumlah/total
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Pertumbuhan ekonomi dihasilkan dari kontribusi 9 sektor ekonomi.


Di antara kesembilan sektor tersebut, terdapat beberapa sektor yang
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 28

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

memiliki kontribusi dominan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.


Identifikasi atas sektor-sektor dominan akan menghasilkan petunjuk
mengenai struktur perekonomian suatu daerah. Sektor-sektor dominan
dalam perekonomian umumnya memiliki forward linkages dan backward
linkages yang cukup panjang, sehingga mampu mendorong ataupun
menarik sektor lain untuk tumbuh. Oleh karena itu sektor-sektor ini
seringkali disebut sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah.
Data pada Tabel 2.17 menjelaskan kontribusi sektoral terhadap
pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 20082009.
Tabel 2.17.
Peranan PDRB ADHB Sektoral Kota Pasuruan Tahun 2008-2009
No.

Sektor

Tahun
2008

2009

Sektor Primer:
1

Pertanian

43,157

44,033

Pertambangan dan Penggalian

1,431

1,448

Sektor Sekunder:
1

Industri Pengolahan

174,501

178,096

Listrik, Gas dan Air Bersih

26,460

27,527

Konstruksi

71,905

76,184

Sektor Tersier:
1

Perdagangan, Hotel dan Restoran

356,873

371,204

Pengangkutan dan komunikasi

131,666

144,775

Keuangan,

83,041

89,500

117,788

124,680

1,006,82

1,057,44

Persewaan

dan

Perusahaan Jasajasa

Jumlah

Jasa

Sumber : BPS Kota Pasuruan , Pasuruan Dalam Angka 2010

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 29

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.18
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) Tahun
2008-2009
No
1
2

Sektor
Sektor Primer:
Pertanian

2008

Pertambangan
dan
Penggalian
Sektor Sekunder:
Industri Pengolahan

1
2

Listrik, Gas
Bersih
Konstruksi

dan

2
3
4

88,904.00

95,168.00

2,065.00

2,122.00

373,499.00

411,420.00

50,271.00

54,840.00

166,120.00

187,417.00

759,245.00

832,775.00

259,693.00

294,460.00

167,507.00

191,920.00

101,153.00

115,608.00

1,968,457.00

2,185,730.
00

Air

Sektor Tersier:
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangkutan
dan
komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasajasa

2009

Jumlah
Sumber : BPS Kota Pasuruan , Pasuruan Dalam Angka 2010

Dari data Tabel 2.18 diatas dapat dilihat bahwa sector tersier
memberikan kontribusi terbesar pada PDRB ADHB tahun 2008-2009,
yaitu pada produk perdagangan dan komunikasi. Berpijak pada data-data
tersebut,

maka

dapat

disimpulkan

bahwa

struktur

ekonomi

Kota

Pasuruan bertipe ekonomi sekunder-tersier. Artinya, sektor-sektor yang


dominan dalam perekonomian Kota Pasuruan adalah sektor perdagangan
(38%), sektor industri pengolahan (18,80%), dan sektor jasa angkutan
dan komunikasi (13.5%).
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 30

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Diagram 2.1 Struktur Perekonomian Kota Pasuruan Tahun 2009

Struktur ekonomi sekunder-tersier memiliki keunggulan dalam


penciptaan

nilai

tambah,

sebab

aktivitas-aktivitas

ekonomi

tidak

dilakukan dengan mengambil langsung dari alam dan menjualnya dalam


bentuk bahan mentah. Artinya ada rantai nilai produksi yang panjang
untuk mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi/ jadi.
Namun untuk itu diperlukan infrastruktur pendukung yang memadai
untuk menunjang aktivitas ekonomi dalam setiap mata rantai produksi.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 31

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Pertumbuhan ekonomi merupakan representasi naik-turunnya nilai


produksi suatu daerah yang diukur dengan PDRB. Namun nilai tersebut
bisa mengalami bias akibat kenaikan harga semu. Artinya pertumbuhan
ekonomi bukan berasal dari kenaikan produktivitas, namun lebih
disebabkan karena kenaikan harga. Inflasi merupakan faktor penyebab
kenaikan harga barang secara umum.
Oleh karena itu angka inflasi menjadi indikator penting dalam
mengkaji pertumbuhan ekonomi daerah. Angka inflasi yang disusun
berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) per sektor ekonomi akan
membantu pemerintah dalam membuat keputusan di bidang ekonomi.
Angka IHK menginformasikan

barang/jasa di sektor manakah yang

memiliki andil besar dalam membentuk inflasi di suatu daerah.


Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah kota menyusun berbagai
program/kegiatan untuk mengendalikan inflasi.
Pendapatan per kapita (PKP) merupakan hasil bagi antara nilai
PDRB dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. PKP merupakan
indikator kesejahteraan masyarakat secara individual. Walaupun harus
disadari bahwa pemerataan pendapatan yang kurang baik dan tingkat
inflasi yang tinggi, berpotensi menimbulkan bias pada informasi yang
terkandung dalam PKP. Untuk itu, perhitungan pendapatan per kapita
cenderung mengikutkan faktor inflasi guna mengetahui kemampuan
daya beli masyarakat yang mendekati kebenaran.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 32

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.8

VISI DAN MISI KOTA PASURUAN

2.8.1 Visi
Visi merupakan cara pandang sekaligus kondisi akhir yang ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu melalui pemberdayaan seluruh
potensi dan peluang yang dimiliki. Dalam kurun waktu 2006-2010
Walikota Pasuruan mencanangkan visi sebagai berikut:
Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai kota perdagangan, industri
dan jasa yang berlandaskan pada masyarakat yang beriman,
bertaqwa, berilmu, berbudi luhur dan sejahtera lahir batin
didukung dengan suasana dan kondisi yang damai, demokratis,
sadar hukum dan lingkungan, memiliki etos kerja yang tinggi
serta berdisiplin.
Visi dimaksud akan diterjemahkan oleh setiap setiap satuan kerja
di lingkup kerja Pemerintah Kota Pasuruan (Bagian, Badan, Dinas dan
Kantor) dalam merumuskan visinya masing-masing. Sehingga diharapkan
akan timbul keharmonisan yang terbentuk melalui kesepahaman visi di
antara satuan kerja dalam mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota
industri, perdagangan dan jasa (RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2006-2010).
Oleh karena itu visi kota Pasuruan kemudian disempurnakan lagi
menurut RPJMD tahun 2011-2013 adalah
Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai Kota Industri, Perdagangan
dan Jasa yang dilandasi Iman dan Taqwa menuju Masyarakat
Sejahtera.
Memperhatikan substansi yang terkandung dalam visi Kota Pasuruan
2006-2025, maka pada tahap jangka menengah kedua perlu dirumuskan
misi

yang

mengarah

pada

pencapaian

kondisi

sebagaimana

dipersyaratkan yakni :
a. Meningkatkan

cakupan

pelayanan

dan

kualitas

kesehatan

masyarakat
b. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan
c. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara
layak
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 33

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

d. Menciptakan kesempatan kerja dan iklim usaha yang kondusif


e. Menyediakan infrastruktur kota, sarana dan prasarana dasar serta
tat ruang/lingkungan yang nyaman
f.

Mewujudkan pelayanan publik dantata pemerintahan yang baik

g. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 34

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.8.2 Misi
Upaya

mewujudkan

Kota

Pasuruan

sebagai

kota

industri,

perdagangan dan jasa sebagaimana yang terdapat dalam visi Kota


Pasuruan Tahun 2006-2010 harus ditunjang dengan rumusan misi yang
berperan sebagai grand objectives dalam rangka mewujudkan visi. Misi
merupakan pengejawantahan yang bersifat strategis dari visi yang ingin
diwujudkan.
Sebagai bagian dari upaya merealisasikan visi Kota Pasuruan,
maka misi Kota Pasuruan dirumuskan sebagai berikut (RPJMD Kota
Pasuruan Tahun 2006-2010):
1. mewujudkan

pemberdayaan

dan

meningkatkan

kualitas

dan

meningkatkan kualitas aparatur pemerintah yang bertanggungjawab


serta berfungsi melayani masyarakat, pofesional, berdaya guna,
transparan,

bebas

dari

korupsi,

kolusi,

dan

nepotisme,

serta

menjamin terwujudnya kondisi aman, tertib dan tenteram.


2. mewujudkan dan melaksanakan otonomi daerah yang dilandasi oleh
pembangunan Kota Pasuruan dengan memperhatikan potensi dan
sumber daya alam, serta aparatur pemerintah yang bersih dan
bertanggung jawab (clean government and good governance).
3. mewujudkan

kehidupan

sosial

budaya

yang

bertumpu

pada

pengamalan ajaran agama, penguasaan ilmu pengetahuan dan


teknologi, kepribadian, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia
(HAM) dan tegaknya supremasi hukum.
4. meningkatkan peran serta masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi
Kota Pasuruan, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi,
melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu
pada

mekanisme

pasar

yang

berkeadilan

dan

berbasis

pada

sumberdaya manusia yang produktif, mandiri, maju, memiliki etos


kerja, berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
5. Mewujudkan pengelolaan potensi dan pelaksanaan pembangunan
yang

berkelanjutan,

berwawasan

lingkungan

dalam

rangka

peningkatan ekonomi masyarakat dand aerah.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 35

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

6. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan hasil-hasil


pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat yang ditandai oleh
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan tercukupinya
kebutuhan dasar masyarakat lapisan bawah.
7. Mewujudkan masyarakat Kota Pasuruan sebagai manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mantapnya persaudaraan
umat beragama yang berwawasan luas, luwes, terbuka, beraklak,
toleran, rukun dan damai dalam nuansa kebhinekaan dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA


2.9.1

INSTITUSI

A. BAPPEDA KOTA PASURUAN


Berdasarkan Peraturan Walikota Pasuruan No. 44 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pasuruan
adalah membantu Kepala Daerah dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Walikota Pasuruan No. 44 Tahun 2008, maka fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pasuruan adalah untuk :
a.

Menyusun perencanaan pembangunan daerah

b.

Merumuskan

kebijakan

teknis

perencanaan

dan

kerjasama

pembangunan daerah;
c.

Mengkoordinasikan kerjasama pembangunan daerah;

d.

Melaksanakan pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan


perencanaan pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan
prasarana perkotaan, perencanaan pembangunan sosial budaya
serta penelitian, pengembangan, data dan statistik;

e.

Melaksanakan

kegiatan

penatausahaan

Badan

Perencanaan

Pembagunan Daerah;
f.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan


tugas dan fungsinya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 36

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Guna kelancaran dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi, maka


diperlukan

pembagian

tugas

dalam

pelaksanaan

pekerjaan

yang

sekaligus harus ditunjang dengan pelimpahan wewenang. Sehubungan


dengan pembagian tugas, maka pembidangan Kota Bappeda Kota
Pasuruan terbagi dalam kelompok sebagai berikut:
1. Sekretariat
Memiliki tugas pokok untuk mengkoordinasikan penyusunan program
dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta tugas
pelayanan

administrasi.

Untuk

melaksanakan

tugas

tersebut.

Sekretariat mempunyai fungsi :


a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan;
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan
dan hubungan masyarakat;
d. Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan, dan perpustakaan;
e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;
f.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai


dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat

BAPPEDA

dipimpin

oleh

Sekretaris

BAPPEDA

yang

membawahi Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Sub Bagian


Umum dan Kepegawaian, dan Sub Bagian Keuangan. Adapaun tugas
masing-masing Sub Bagian yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja subbagian
2. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data untuk
penyususnan program;
3. Melaksanakan penyusunan program;
4. Melaksanakan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap
pelaksanaan program;
5. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan program;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 37

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan


subbagian;melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja subbagian;
2. Melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan
dan kebersihan di lingkungan kerja;
3. Melaksanakan

penyiapan

rencana

kebutuhan

pengadaan

sarana prasarana;
4. Melaksanakan

pengurusan

pengadaan,

penyiapanan,

pendistribusian, dan investasi sarana prasarana dinas serta


asset lainnya;
5. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana
dinas dan asset lainnya;
6. Melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat,
dan pendokumentasian;
7. Melaksanakan

pengelolaan

administrasi

perkantoran,

kearsipan dan perpustakaan;


8. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan
pemeliharaan data kepegawaian;
9. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat
pegawai, gaji berkala, pensiun serta pemberian penghargaan.
10.Melaksanakan penyiapan bahan daftar penilaian pekerjaan,
daftar urut kepangkatan, dan daftar dislokasi pegawai;
11.Melaksanakan

penyiapan

pegawai

yang

akan

mengikuti

pendidikan dan pelatihan struktural, teknis dan fungsional


serta ujian dinas;
12.Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai,
tenaga teknis dan fungsional;
c. Subbagian Keuangan mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja subbagian;
2. Melaksanakan

penyusunan rencana

kegiatan

pengelolaan

administrasi keuangan;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 38

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

3. Melaksankaan

urusan

perbendaharaan

dan

penataan

keuangan;
4. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
subbagian;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Bidang Data dan Statistik
Bidang data dan statistic mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis penyusunan data dan statistik
pembangunan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut , Bidang
Data dan statistik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan perencanaan pelayanan perijinan;
b. Perumusan kebijakan teknis pelayanan perijinan;
c. Pelaksanaan

pembinaan,

koordinasi,

fasilitasi

dan

penyelenggaraan pelayanan perijinan;


d. Pengendalian dan evaluiasi penyelenggaraan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai


dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang ekonomi
Bidang

ekonomi

mempunyai

tugas

pokok

merumuskan

dan

melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan ekonomi.


Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang yang membawahi Subbidang
Produksi dan Subbidang Pengembangan Perekonomian.
4. Bidang sosial dan Budaya
Bidang sosial buidaya mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan sosial,
budaya dan pemerintyahan.Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang
yang membawahi sub Bidang Sosial dan Subbidang Budaya.
5. Bidang Prasarana Perkotaan
Bidang Prasarana Perkotaan mempunyai tugas pokok merumuskan
dan melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan
prasarana perkotaan yang meliputi prasarana ekonomi dan social
budaya. Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang yang membawahi
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 39

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

subbidang

Produksi

Daerah

dan

Sub

Bidang

Pengembangan

Perekonomian.
6. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas pokok
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis penelitian dan
pengembangan

pemerintyahan,

ekonomi,

sosial,

budaya

dan

pembangunan prasarana perkotaan. Dalam melaksanakan tugas ini


fungsi dan tugas pokok bidang ini dipimpin oleh seorang Kepala
bidang yang membawahi Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
Pemerintahan, Sosial dan Budaya dan Sub Bidang Peneliti dan
Pengembangan Ekonomi dan Pembangunan.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok

Jabatan

Fungsional

mempunyai

tugas melaksanakan

sebagian tugas pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan


Kebutuhan.
B. INSTITUSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
Kantor Lingkungan Hidup Kota Pasuruan mempunyai tugas pokok dan
fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup, adalah sebagai lembaga
yang menangani pengelolaan lingkungan di Kota Pasuruan.
C. INSTITUSI DINAS PEKERJAAN UMUM
Sebagai pengelola kebersihan lingkungan di bidang persampahan
dan masuk dalam Tupoksi Dinas Pekerjaan Umum, Kota Pasuruan
maka lembaga yang berkompeten adalah Lembaga/Unit Pengelola
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan sesuai dengan
Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan tata
Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Walikota Nomor 39 Tahun 2008
Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 40

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.9.2 STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi perlu disusun untuk kelancaran pelaksanaan
tugas. Struktur organisasi merupakan pedoman pelaksanaan tugas yang
menggambarkan garis komando dan staf, sekaligus kepada siapa
tanggungjawab harus diberikan. Struktur organisasi menjelaskan dari
mana tugas/perintah diterima, kepada siapa tanggungjawab atas hasil
pelaksanaan tugas diberikan. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan
terjadinya over lapping dalam pelaksanaan tugas.
Berdasarkan

Surat

Keputusan

Walikota

Pasuruan

Nomor

188/55/423.034/2010 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan


Dan Tim Teknis Kegiatan Penyusunan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Pasuruan Tahun 2010, maka beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang terlibat langsung dengan Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi
terdiri dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota
Pasuruan
2. Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan

KEPALA
3. Dinas Lingkungan
Hidup BADAN
4. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan
Adapun

StrukturAMINUROKHMAN
organisasi masing-masing
:

TANGGAL
dijelaskan dalam bagan sebagai berikut
:

Bagan
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SKPD

terkait,

SEKRETARIAT

KEPALA DINAS

3.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah Kota Pasuruan
BAGAN

SUBBAGIAN
SUBBAGIAN
PERENCANAAN &
UMUM &
STRUKTUREVALUASI
ORGANISASIKEPEGAWAIAN

SUBBAGIAN
KEUANGAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BIDANG

BIDANG

BIDANG

DATA & STATISTIK

EKONOMI

SOSIAL BUDAYA

BIDANG
PRASARANA
PERKOTAAN

BIDANG
PENELITIAN &
PENGEMBANGAN

SUBBIDANG
SUBBIDANG
SUBBIDANG
SUBBIDANG
SUBBIDANG
Disusun PRODUKSI
Oleh : Tim
Pelaksana Kelompok
Kerja Sanitasi
Kota Pasuruan
LITBANG PEMEDATA
SOSIAL
PRASARANA
DAERAH
&
41
EKONOMI Page II - RINTAHAN
SOSIAL BUDAYA

SUBBIDANG
STATISTIK

SUBBIDANG
PENGEMBANGAN
PEREKONOMIAN

SUBBIDANG
BUDAYA

SUBBIDANG
PRASARANA
SOSIAL BUDAYA

SUBBIDANG
LITBANG EKONOMI
& PEMBANGUNAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Bagan 3.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan


Umum Kota Pasuruan
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PEKERJAAN UMUM

KEPALA DINAS

AMINUROKHMAN
TANGGAL :

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

KEPALA DINAS
SUBBAGIAN
PERENCANAAN &
EVALUASI

BIDANG
CIPTA KARYA

SUBBAGIAN
UMUM &
KEPEGAWAIAN

BIDANG

SUBBAGIAN
KEUANGAN

BIDANG
PENGAIRAN

BINA MARGA

SEKSI
PERENCANAAN &
PEMANFAATAN

BIDANG
SEKSI
PENGENDALIAN &
TATA
RUANG
PENGAWASAN

SEKSI
PERMUKIMAN &
PERUMAHAN

SEKSI
PEMBANGUNAN
JALAN & JEMBATAN

SEKSI
PENYEHATAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN

SEKSI
PEMELIHARAAN
JALAN & JEMBATAN

SEKSI
PERTAMANAN &
PEMAKAMAN

SEKSI
PENERANGAN JALAN
UMUM

SEKSI
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR

SEKSI
IRIGASI, SUNGAI &
PANTAI

U PT

SUBBAGIAN
TATA USAHA
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 42

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Bagan 3.3 Bagan Kantor Lingkungan Hidup Kota Pasuruan

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

KEPALA KANTOR
KEPALA DINAS
AMINUROKHMAN
:

TANGGAL :

AMINUROKHMAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

KEPALA
DINAS
:

:
TANGGAL

KEPALA DINAS
SUBBAGIAN
PERENCANAAN &
EVALUASI

SEKSI
ANALISA MENGENAI

BIDANG
DAMPAK LAINGKUNGAN
BIDANG KESEHATAN
KELUARGA & PROMOSI
KESEHATAN

SUBBAGIAN
TATA USAHA
SEKRETARIAT

SUBBAGIAN
UMUM &
KEPEGAWAIAN

SEKSI

SEKSI

PENGAWASAN
&
BIDANG PENCEGAHAN,
PENGENDALIAN
PEMBERANTASAN
PENYAKIT & KESEHATAN LINGKUNGAN

PELAYANAN

SUBBAGIAN
KEUANGAN

PEMANTAUAN &
BIDANG
PEMULIHAN

PENGEMBANGAN

KESEHATAN
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
PELAYANAN
PENCEGAHAN
PEMBINAAN SDM
KESEHATAN
KESEHATAN DASAR
PENYAKIT
KESEHATAN
KELUARGA
Bagan 3.4 Bagan Struktur Orgsnisasi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
SEKSI
SEKSI
DINAS KESEHATANSEKSI
SEKSI
GIZI

PELAYANAN
KESEHATAN KHUSUS

PEMBERANTASAN
PENYAKIT

SARANA &
PRASARANA
KESEHATAN

SEKSI
PROMOSI
KESEHATAN

SEKSI
FARMASI, MAKANAN
& MINUMAN

SEKSI
KESEHATAN
LINGKUNGAN

SEKSI
REGISTRASI &
AKREDITASI

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

U PT

SUBBAGIAN
TATA USAHA

Page II - 43

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 44

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10 TATA RUANG KOTA PASURUAN


2.10.1

TINJAUAN

BERDASARKAN
BERDASARKAN

PEMBANGUNAN

JANGKA

PANJANG
2.10.1.1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang
Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Pasuruan adalah
mendukung sepenuhnya upaya mewujudkan bangsa yang maju dan
mandiri,

sejahtera

lahir

dan

batin

sebagai

landasan

bagi

tahap

pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara


Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945.
1. Sejalan dengan arah pembangunan Nasional dan pembangunan
daerah Jawa Timur, maka Pembangunan Jangka Panjang Kedua
Daerah Kota Pasuruan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia dan kualitas masyarakat agar semakin maju, mandiri dan
sejahtera berdasarkan Pancasila, dengan rasa cinta tanah air yang
melandasi kedasaran kebangsaan, semangat pengabdian dan tekad
untuk membangun dengan lebih memberi peran kepada rakyat untuk
berperan aktif dalam pembangunan dijiwai semangat kekeluargaan.
2. Melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya pembangunan
nasional dan daerah diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial
budaya, politik dan pertahanan keamanan yang nyata, didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemampuan manajemen.
3. Pembangunan ekonomi daerah diarahkan pada upaya mendukung
terwujudnya perekonomian

nasional yang

mandiri

dan handal

berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran


seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Dengan demikian
pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan sosial.
4. Pembangunan
ditingkatkan

industri
dan

dan

diarahkan

pertanian
untuk

sektor

produktif

menghasilkan

lainnya

pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi. Pembangunan industri terus ditingkatkan


dan diarahkan agar sektor industri makin menjadi penggerak utama
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 45

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur


yang semakin kukuh dengan pola produksi dan bersumber daya alam
yang melimpah menjadi barang yang bermutu, bernilai tambah yang
tinggi dan padat ketrampilan.Industri kecil harus dikembangkan dan
didorong untuk semakin menjadi kuat. Sektor pertanian terus
ditingkatkan agar mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah
yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya
beli rakyat dan mampu melanjutkan proses industrialisasi, serta
makin terkait dan terpadu dengan sektor industri dan jasa menuju
terbentuknya jaringan kegiatan agroindustri dan agribisnis yang
produktif.
5. Jasa, termasuk pelayanan infrastruktur dan jasa keuangan terus
dikembangkan menuju terciptanya jaringan informasi, perhubungan,
perdagangan dan pelayanan keuangan yang handal, efisien, mampu
mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan. Perdagangan
harus mampu menunjang peningkatan produksi dan memperlancar
distribusi sehingga mampu mendukung upaya pemerataan.
6. Pendayagunaan sumber daya alam diperuntukkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal
dan bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan daya dukungnya
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan.
7. Pembangunan

ekonomi

yang

mengelola

kekayaan

alam

Kota

Pasuruan seperti kehutanan dan pertambangan harus senantiasa


memperhatikan bahwa pengolahan sumber daya alam, disamping
untuk memberi kemanfaatan masa kini, juga harus menjamin
kehidupan masa depan dan pembangunan sektor ini dipacu untuk
membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan
wilayah, pembangunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat.
8. Pembangunan

baik

skala

nasional/daerah

pada

dasarnya

diselenggarakan oleh mesyarakat bersama pemerintah. Dana untuk


pembiayaan daerah terutama digali dari pendapatan asli daerah.
Bantuan dan sumber dan dari pusat masih terus diperlukan dengan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 46

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

prinsip tetap meningkatkan kekuatan pembangunan daerah.


9. Pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat,

menggalakkan

prakarsa

dan

peran

aktif

masyarakat,

meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan


terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi
dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa.
10.Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan
martabat

manusia

serta

kualitas

sumber

daya

manusia

dan

memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan perolehan


pendidikan termasuk di daerah terpencil.
11.Budaya masyarakat daerah sebagai bagian dari budaya bangsa
merupakan perwujudan cipta, rasa dan karsa dan karya bangsa yang
dilandasi nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila bercirikan Bhineka
Tunggal Ika dan berwawasan nusantara, harus diupayakan agar
senantiasa

menjiwai

perilaku

masyarakat

dan

pelaksanaan

pembangunan, serta membangkitkan sikap kesetiakawanan dan


tanggung jawab sosial, disiplin serta semangat pantang menyerah.
12.Pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan kualitas
penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, serta
perwujudan keluarga kecil sejahtera dan bahagia. Upaya penurunan
tingkat pertumbuhan penduduk dan pergeseran yang serasi perlu
dilanjutkan dan lebih ditingkatkan, antara lain melalui transmigrasi
swakarsa.
13.Pembinaan anak, remaja dan pemuda sebagai generasi penerus
diarahkan untuk mengembangkan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur budaya bangsa, sikap keteladanan/disiplin dalam masyarakat,
berbangsa dan bernegara harus dilaksanakan sedini mungkin di
lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
14.Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan
penting serta akan sangat mempengaruhi perkembangan dalam
masa Pembangunan Jangka Panjang. Penguasaan ilmu pengetahuan
dan

teknologi

akan

sangat

mempengaruhi

keberhasilan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 47

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pembangunan dalam membangun masyarakat yang maju dan


mandiri. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan
agar

pemanfaatan,

mempercepat
mempercepat

pengembangan

peningkatan
proses

dan

penguasaannya

kecerdasan/kemampuan

pembaharuan,

dapat

bangsa,

meningkatkan

kualitas,

harkat/martabat bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.


15.Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa diarahkan untuk mampu meningkatkan kualitas umat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
yang penuh dengan keimanan, ketaqwaan dan kerukunan yang
dinamis

serta

makin

meningkatkan

peran

serta

umat

dalam

pembangunan.
16.Dalam rangka memantapkan sistem hukum nasional yang bersumber
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pembangunan
hukum diarahkan untuk membantu menghasilkan produk hukum
nasional dan produk hukum daerah yang mampu mengatur tugas
umum pemerintah dan penyelenggaraan pembangunan daerah yang
didukung oleh aparatur hukum yang bersih, berwibawa, penuh
pengabdian, sadar dan taat hukum, mempunyai rasa keadilan sesuai
dengan kemanusiaan, serta yang profesional, efisien dan efektif,
dilengkapi

saran

dan

prasarana

hukum

yang

memadai

serta

mengembangkan masyarakat yang sadar dan taat hukum.


17.Pembangunan politik diarahkan pada terwujudnya tatanan kehidupan
politik berdasarkan Pancasila makin mampu menjamin berfungsinya
lembaga

politik/lembaga

komunikasi
sesama

politik,

antara

suprastruktur

mengembangkan

kemasyarakatan,
sesama

dan

suasana/sikap

mantapnya

suprastruktur

infrastruktur
keterbukaan

proses

politik/antara

politik/masyarakat,
yang

bertanggung

Pemda

diharapkan

jawab.
18.Pembangunan

aparatur

negara/aparatur

meningkatkan kualitas aparatur, agar lebih memiliki sikap dan


perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab,
disiplin, keadilan dan kewibawaan sehingga dapat memberikan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 48

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan


tuntunan dan aspirasi masyarakat.
Pembangunan pertahanan keamanan negara dan pembangunan
keamanan

dan

ketertiban

masyarakat

di

daerah

diarahkan

pada

kemampuan mewujudkan daya tangkal bangsa yang tangguh dalam


sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
2.10.1.2

Arah Pembangunan Jangka Panjang

Arah pembangunan jangka panjang Kota Pasuruan, antara lain


sebagai berikut :
1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat
Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin, yang lebih
selaras, adil dan merata.
2. Melanjutkan,

meningkatkan,

memperdalam,

menyempurnakan,

memperluas dan memacu pembangunan daerah di semua aspek


kehidupan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan
sekaligus sebagai pengamalan Pancasila yang didukung dengan
pembangunan ekonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan
bertanggung jawab sesuai dengan keinginan dan tuntutan serfa
permasalahan masyarakat.
3. Mengembangkan dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah
bawahan dan membuka daerah terisolasi/kepulauan, yang diimbangi
dengan peningkatan efektifitas penataan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang di wilayah Kota Pasuruan.
4. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap
pembangunan berikutnya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 49

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.2

TINJAUAN REPELITA KOTA PASURUAN


Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketujuh ini yang

merupakan tindak lanjut dari Rencana Pembangunan Lima Tahun


sebelumnya pada wilayah Kota Pasuruan disebutkan sebagai berikut:
2.10.2.1

Tujuan Pembangunan

a. Menumbuhkan

sikap

dan

tekad

kemandirian

masyarakat

Kota

Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.


b. Melanjutkan,

meningkatkan,

memperdalam,

memperluas,

menyempurnakan dan memacu pembangunan daerah di semua


aspek kehidupan.
c. Mengembangkan dan menyerasikan laju petumbuhan antar wilayah,
antar daerah perkotaan dan daerah perdesaan dengan peningkatan
efektififas penataan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah.
d. Meningkatkan/mengembangkan

kemampuan

masyarakat

dan

kelembagaan yang ada, agar dapat memberikan peranan dan


partisipasi yang lebih tinggi dalam setiap gerak pembangunan demi
perkembangan dan kemajuan daerah.
e. Meletakkan

landasan

pembangunan

yang

mantap

pada

tahap

berikutnya.
2.10.2.2

Sasaran pembangunan

a. Secara umum sasaran pembangunan di Kota Pasuruan adalah


menumbuhkan
masyarakat
produktivitas

sikap

melalui
rakyat

kemandirian
peningkatan
dalam

rangka

dalam
peran

diri

manusia

dan

serta,

efisiensi

dan

meningkatkan

taraf

hidup,

kecerdasan dan kesejahteraan lahir dan batin,


b. Dalam rangka memeratakan hasil-hasil pembangunan, perlu adanya
pembagian perwilayahan.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 50

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.3

TINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH


DAERAH (RPJMD) KOTA PASURUAN 2011-2015

2.10.3.1

Strategi Pembangunan Kota Pasuruan

Strategi dan kebijakan pembangunan dalam 5 tahun ke depan


diarahkan pada pertumbuhan ekonomi dengan fokus industri kecil dan
menengah serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, yang pada
hakikatnya mengandung nilai-nilai pembangunan sosio-kultural. Hipotesa
yang berkembang, menjustifikasi bahwa strategi pembangunan dalam
bidang

ekonomi

yang

mengejar

pertumbuhan

tinggi

akan

selalu

mengorbankan pemerataan hasil-hasil pembangunan.


Oleh karena itu strategi pertumbuhan dalam RPJMD Kota Pasuruan
berbasis pada industri kecil menengah, perdagangan dan jasa, yang
merupakan bagian terbesar dari mata pencaharian masyarakat melalui
strategi berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
Inti dari strategi redistribution of benefits with growth berupa
perubahan

pula

growth

dan

distribusi;

yang

ditujukan

untuk

mempercepat pertumbuhan pendapatan golongan miskin. Fokusnya


mengarah pada penyediaan atau penciptaan lapangan pekerjaan
langsung bagi masyarakat sebagai alat untuk mendistribusikan
pertumbuhan dan kesejahteraan.
Harapannya, hasil pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh
sekelompok orang atau usaha besar, tetapi justru terdistribusi pada
segmen menengah ke bawah. Strategi pertumbuhan ekonomi yang
diimbangi dengan pemerataan hasil-hasilnya disebut dengan strategi
pertumbuhan ekonomi berkualitas.
Fundamen

ekonomi

yang

bertumpu

pada

industri

kecil

dan

menengah, perdagangan serta jasa akan semakin kokoh apabila


didukung

dengan

investasi

yang

efisien

sehingga

mampu

mendukung peningkatan pendapatan per kapita.


Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bisa
ditempuh melalui:

a)

Revitalisasi peran industri kecil dan menengah,

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 51

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

b)

Pengembangan sektor perdagangan dan jasa

c)

Optimalisasi pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.

Dukungan lain dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi


yang berkualitas, berkesinambungan serta terwujudnya pemenuhan
hak dasar rakyat adalah pembenahan kebijakan publik dan regulasi.
Peningkatan kapasitas kelembagaan maupun aparatur pemerintah
merupakan upaya penting dalam membangun sebuah birokrasi yang
kondusif bagi pelayanan publik. Hal tersebut dapat dicapai dengan
lebih mengoptimalkan pemberdayaan kelembagaan dan aparatur
pemerintah.
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak dasar
dalam pembangunan partisipatif
Pemerintah

berkewajiban

melaksanakan

pembangunan

demi

terpenuhinya kebutuhan hak dasar, yaitu:


a.

pemenuhan hak atas pangan

b. pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan


c.

pemenuhan hak atas pendidikan

d. pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha


e.

pemenuhan hak atas pemukiman yang layak

f.

pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup

g. pemenuhan hak atas rasa aman, dan


h. pemenuhan hak untuk berpartisipasi
dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat pada berbagai kegiatan pembangunan
daerah

untuk

menyeimbangkan

antara

laju

pertumbuhan

pembangunan dan pemerataan pembangunan.


Keterlibatan masyarakat

dalam kegiatan

pembangunan daerah

tersebut dilakukan mulai dari proses penyusunan perencanaan,


pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi hasil-hasil
pembangunan. Untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam
berbagai

kegiatan

pembangunan

dibutuhkan

pemahaman

dan

kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran masyarakat bagi


keberhasilan pembangunan daerah.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 52

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Sejalan dengan konsep dalam penyusunan indeks pembangunan


manusia,

tingkat

pemberdayaan

masyarakat

memiliki

korelasi

dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kemapanan secara


ekonomi. Oleh karena itu upaya pemberdayaan masyarakat harus
diiringi dengan penyediaan layanan dan sarana pendidikan serta
kesehatan yang layak, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Perbaikan kondisi ekonomi masyarakat juga akan memberikan
peluang yang lebih besar dalam berpartisipasi secara aktif dalam
pelaksanaan pembangunan.
3. Pembangunan Infrastruktur menuju Kota Perdagangan, Industri dan
Jasa
Agar pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan
dapat

terwujud,

maka

perlu

ditunjang

dengan

percapatan

pembangunan infrastruktur, seperti jalan lingkar selatan, jalan


lingkar utara, Pasar Karangketug, Pasar Poncol dan Rest Area
Gadingrejo.
Selain

pembangunan

infrastruktur

ekonomi,

diperlukan

pula

pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan pemenuhan hak


dasar

masyarakat

seperti

air

bersih,

sanitasi,

kesehatan

dan

pendidikan.
Untuk itu strategi pembangunan Kota Pasuruan diarahkan pada (1)
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung
wilayah; (2) penyempurnaan tata ruang kota yang berwawasan
lingkungan; (3) pengembangan sistem dan jaringan transportasi
darat dan laut; (4) penambahan kapasitas jalan dan jalan raya; (5)
penambahan dan peningkatan sarana prasarana perdagangan; (6)
peningkatan

pemanfaatan

dan pemeliharaan

sarana

prasarana

wilayah.
Berdasarkan pola dan kecenderungan perkembangan perubahan
struktur

perkotaan

yang

antara

lain

dipengaruhi

oleh

jumlah

penduduk, kelengkapan fasilitas dan perkembangan ekonomi wilayah


Kota Pasuruan, maka struktur perwilayahan Kota Pasuruan dibagi
menjadi empat bagian wilayah kota sebagai berikut:
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 53

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

1. Bagian Wilayah Pelabuhan;


2. Bagian Wilayah Perdagangan dan Jasa;
3. Bagian Wilayah Industri;
4. Bagian Wilayah Permukiman.
Berdasarkan

RPJMD

Kota

Pasuruan

tahun

2011-2015,

strategi

pembangunan Kota Pasuruan adalah sebagai berikut :


a. Strategi 1

: meningkatkan kualitas layanan kesehatan

masyarakat
b. Strategi 2 : meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan
c. Strategi 3

: percepatan

ekonomi

yang

berkualitas

pemerataan

dalam

dan pertumbuhan

rangka

mewujudkan

Kota

Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa


d. Strategi

Meningkatkan

kualitas

dan

mempercapat

pembangunan ekonomi kerakyatan


e. Strategi 5
f.

: Meningkatkan investasi di daerah

Strategi 6

: Meningkatkan ketersediaan dan optimasi fungsi

infrastruktur, serta ditunjang dengan pengelolaan tata ruang yang


mampu memelihara kualitas dan fungsi pengelolaan lingkungan
hidup
g. Strategi 7

: meningkatkan tata kelola pemerintahan dan

pelayanan prima kepada masyarakat


h. Strategi 8

: mewujudkan keamanan dan ketertiban mellui

penegakan hukum dan keadilan (justice for all) sserta demokrasi


i.

Strategi 9

: meningkatkan kesalehan sosial dan pelestarian

budaya daerah
j.

Strategi 10 : menanggulangi kemiskinan dan pemberdayaan PMKS

2.10.3.2

Agenda Pembangunan Kota Pasuruan

Agenda Pembangunan Kota Pasuruan dalam 5 tahun kedepan


menurut RPJMD tahun 2011-2015 diprioritaskan untuk mempermudah
akses

masyarakat

terhadap

pemenuhan

kebutuhan

dasar

dan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 54

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pembangunan
Pasuruan

infrastruktur

sebagai

menerapkan

kota

strategi

utnuk

mendukung

perdagangan,
pembangunan

terwujudnya

industri
maka

dan

jasa.

ditetapkan

Kota
Untuk

agenda

pembangunan sebagai berikut :


a. meningkatkan aksesbilitas dan kualitas pendidikan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
b. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui aksesbilitas
dan pelayanan kesehatan yang berkualitas
c. menigkatkan

efektifitas

pemberdayaan

ekonomi,

sosial

dan

pengembangan budaya
d. meningkatkan percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui penguatan
ekonomi rakyat dan investasi, untukmemperluas lapangan kerja
e. meningkatkan ketersediaan dan optimasi fungsi infrastruktur ,
serta ditunjang dengan pengelolaan tata ruang yang mampu
memeliihara kualitas dan fungsi pengelolaan lingkungan hidup
f.

mewujudkan percepatan reformasi birokrasi dan meningkatkan


pelayanan publik

g. meningkatkan kualitas harmonisasi sosial yang didukung dengan


kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta
h. meningkatkan kualitas pengamalan nilai-nilai keagamaan dan
kearifan lokal
Berdasarkan permasalahan pembangunan daerah kota Pasuruan dan
agenda utama pembangunan daerah kota Pasuruan 2011-2015, maka
prioritas pembangunan antara lain :
a. peningkatan pelayanan pendidikan
b. peningkatan pelayanan kesehatan
c. peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat
d. peningkatan kualitas dan peran perempuan serta kesetaraan
gender
e. peningkatan peran pemuda dan olahraga
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 55

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

f.

pemberdayaan

usaha

mikro,

kecil

dan

menengagh

serta

peningkatan iklim investasi dan usaha


g. perluasan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan
h. pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur
i.

pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang

j.

reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik

k. peningkatan ketentraman dan ketertiban, serta harmoni sosial


l.
2.10.4

peningkatan kesalehan sosial


SKENARIO

PENGEMBANGAN

WILAYAH

BERDASARKAN

RENCANA TATA RUANG (RTRW) KOTA PASURUAN 2011-2031


Beberapa kebijakan regional maupun kebijakan pembangunan
lokal terhadap Kota Pasuruan antara lain sebagai berikut :
2.10.4.1

Fungsi Wilayah dan Perkotaan Kota Pasuruan

Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur


Sesuai yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Timur,
fungsi wilayah dan perkotaan di Kota Pasuruan adalah Kota Pasuruan
selalu

memiliki

suatu

rencana

tata

ruang

yang

dapat

berfungsi

sebagaimana ditetapkan dalam UU RI No. 24/1992 tentang Penataan


Ruang ( UUPR ) yaitu sebagai pedoman untuk :
1. Perumusan Kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan Pengendalian
ruang di wilayah Kota Pasuruan
2. Mewujudkan

keterpaduan,

keterkaitan

dan

keseimbangan

perkembangan antar kawasan wilayah Kota Pasuruan serta keserasian


pembangunan antar sektor
3. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau
masyarakat di Kota Pasuruan
4. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kota Pasuruan
5. Pelaksanaan

pembangunan

dalam

memanfaatkan

ruang

bagi

kegiatan pembangunan .
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 56

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Adapun

fungsi

dari

Rencana

struktur

ruang

kota

Pasuruan

berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031 adalah sebagai :


1. Arahan pembentuk system pusat kegiatan wilayah kota yang
memberikan layanan bagi wilayah pengaruh di sekitarnya yang
berada dalam wilayah kota; dan
2. System perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang
keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan
yang ada dalam wilayah kota, terutama pusat-pusat kegiatan yang
ada.
Kebijakan Kawasan Lindung
1. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelastarian alam terdiri atas beberapa lahan yang harus
dilestarikan sehubungan dengan faktor alam yang tidak mendukung
dan akan mengakibatkan rusaknya salah satu sumber daya alam
tertentu. Kawasan pelestarian alam di Kota Pasuruan berupa garis
sempadan, baik terhadap garis sempadan sungai maupun pada
wilayah yang mempunyai lahan kritis seperti lahan yang tergenang.
2. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana terdapat bangunan
atau bukan bangunan hasil budaya manusia yang mempunyai nilai
tinggi atau terbentuk karena alam. Kawasan cagar budaya ini berperan
penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan kriteria diatas, maka benda cagar budaya di wilayah Kota
Pasuruan akan mencakup kelompok sebagal barikut :
a. Lingkungan Tradisional
b. Bangunan Kuno
c. Monumen Bersejarah
d. Elemen-Elemen Jalan Bersejarah
e. Ruang Terbuka/Taman
f. Tata Nilai Budaya

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 57

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

3. Kawasan Perlindungan Bawahannya


Adapun kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan ini ditentukan
berdasarkan tujuan pemantapannya, yaitu untuk mencegah terjadinya
bencana dan menjaga kelestarian kawasan. Kebijaksanaan tersebut
meliputi :
1. Pemantapan

kawasan

perlindungan

melalui

pengukuhan

dan

penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendalian;


2. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada secara ketat
(penggunaan lahan yang telah berlangsung lama) serta secara
berangsur-angsur dilakukan relokasi keluar kawasan ini dengan
tetap

memperhatikan

kondisi

sosial

ekonomi

penduduk

yang

terkena kebijaksanaan tarsebut;


3. Pencegahan

dilakukannya

kegiataan

budidaya

baru,

kecuali

kegiatan yang tidak mengganggu fungsi perlindungan;


4. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat terdiri dari dua klasifikasi, yaitu
sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air.
a. Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai di Kota Pasuruan terdapat di sepanjang
sungai yang mengalir di wilayah Kota Pasuruan. Kebijaksanaan
pemanfaatan

ruang

diutamakan

bagi

perlindungan

kawasan

sempadan sungai meliputi :


-

Pencegahan dilakukannya kegiatan di sepanjang sungai yang


dapat menggangu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan
dasar sungai serta alirannya;

Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai;

Pengamanan daerah aliran sungai.

b. Kawasan sekitar mata air


Kebijaksanaan

pemanfaatan

ruang

terutama

ditujukan

bagi

perlindungan kawasan sekitar mata air meliputi :


-

Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya disekitar mata air


yang dapat mengganggu fungsi mata air dan penyediaan air

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 58

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

baku;
-

Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air.

5. Kawasan Rawan Bencana


Kawasan rawan bencana di Kota Pasuruan dengan kriteria daerah
yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana
alam. Kawasan rawan bencana ini telah diidentifikasi yaitu kawasan
rawan bencana banjir. Kebijaksanaan pemantapan ruang bagi
kawasan

rawan

bertujuan

untuk

melindungi

manusia

dan

kegiatannya dari bencana. Kebijaksanaan tersebut meliputi :


- Pangendalian kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana,
- Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan
terhadap genangan akibat sering meluapnya air sungai sangat
tinggi;
Kebijakan Kawasan Budidaya
Penggunaan tanah untuk pertanian tanaman pangan di Kota Pasuruan
walaupun selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan rata-rata
sebesar 0,28 % per tahun dari luas lahan yang ada. Untuk Itu perlu
diadakan parencanaan

pencegahan

turunnya luas lahan tanaman

pangan tarsebut khususnya untuk lahan sawah, minimal sama dengan


luas lahan pada tahun dasar perencenaan.
Kontribusi dari sektor perikanan kolam/empang tersebut cukup baik,
mengingat

pengembangan

perikanan

sangat

berkaitan

dengan

kebutuhan akan lahan, fungsi lahan dari lahan budidaya perikanan ke


lahan terbangun, perlu diarahkan secara ketat dan terkendali. Kawasan
ini diupayakan untuk tidak diperluas tapi pengembangannya lebih ke
arah mengoptimalkan luas lahan yang ada. Demikian pula pada
pengembangan tersebut agar lebih dijaga fungsi perlindungannya
terhadap keberadaan kawasan budidaya perikanan sebagai daerah
resapan air dan sumber air barsih.
Pengembangan kawasan peternakan di Kota Pasuruan diarahkan pada
areal peternakan, yang telah berkembang saat ini yaitu di kawasan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 59

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

selatan

wilayah

Kota

Pasuruan.

Dalam

pengembangannya

perlu

diperhatikan beberapa masalah yang berhubungan dengan aspek


lingkungan, karena kawasan ini berbatasan langsung dengan kawasan
pengembangan permukiman. Selain keadaan tersebut hal pokok yang
perlu diperhatikan adalah tersedianya prasarana penunjang kawasan
sehingga proses aktifitas/produksinya dapat lebih dimaksimalkan.
Ruang yang diperuntukkan untuk kawasan permukiman termasuk
didalamnya

sarana/prasarana

perdagangan,

dan

juga

lainnya.

sosial

ekonomi,

Kriteria

yang

pemerintahan,

digunakan

dalam

penetapan kawasan permukiman parkotaan adalah :


- Dominasi penggunaan lahan adalah permukimaan perkotaan;
- Memperhitungkan

kecenderungan

perkembangan

pembangunan

kelompok permukiman baru;


- Memperhitungkan

daya

tampung

perkembangan

penduduk

dan

fasilitas/prasarana yang dibutuhkan.


- Menghindari sawah irigasi teknis;
Dikaitkan

dengan

penggunaan

lahan

eksistingnya,

maka

areal

pengembangan kota akan mencakup sebagian kawasan pertanian yang


ada (sawah dan kebun campuran).
Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun (terutama
untuk permukiman) di Kota Pasuruan dilakukan secara bertahap.
Prioritasnya

adalah

pada

lahan

dengan

produktivitasnya

rendah.

Penataan ruang dan pengendalian selanjutnya pada kawasan terbangun


kota perlu dilakukan sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota
yang ada. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah penyediaan prasarana
dan sarana kota. Program intensifikasi pemukiman perkotaan, dengan
peyelenggaraan "Land Readjustment (penataan ruang permukiman),
peremajaan pemukiman melalui pemugaran pemukiman.
Perumahan Kapling Kecil
Rumah dengan luas kapling rata-rata 150 m 2 dan termasuk kategori
perumahan dengan kepadatan tinggi. Tipe ini diperuntukkan bagi
panduduk berpendapat rendah-sedang. Pada kawasan permukiman yang
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 60

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

diusahakan oleh developer bentuk perumahan ini terkenal dengan nama


RSS (rumah sangat sederhana) sampai RS (rumah sederhana).

Perumahan Kapling Sedang


Rumah dengan luas kapling rata-rata 225 m 2 termasuk perumahan
kepadatan sedang yang diperuntukan bagi penduduk dengan tingkat
pendapatan sedang/menengah.
Perumahan Kapling Besar
Rumah dengan luas kapling rata-rata 400 m 2 termasuk perumahan
dengan

kepadatan

rendah.

Tipe

ini

diperuntukan

bagi

penduduk

berpenghasilan tinggi.
Distribusi perumahan ini berubah sesuai dengan jarak dari pusat
kegiatan kota. Di sekitar kawasan pusat kota perumahan canderung
berkepadatan tinggi, sedangkan semakin ke arah luar kawasan pusat
kota kagiatan kepadatannya cenderung semakin rendah.
Kawasan pangembangan perindustrian di Kota Pasuruan baik berupa
lahan pengembangan kawasan industri. Arahan kagiatan zona industri di
Kota

Pasuruan

diarahkan

pada

pengembangan/pembentukan

zona

industri serta pengembangan sentra-sentra kegiatan industri kecil pada


setiap wilayah kecamatan di Kota Pasuruan. Delineasi sentra kegiatan
industri di Kota Pasuruan diarahkan pada setiap wilayah kecamatan.
Penyebaran fasilitas perdagangan yang memungkinkan berkembang di
Kota Pasuruan lokasinya dapat berada pada kawasan fungsional pusat
pengembangan atau sub pusat pengembangan dengan skala pelayanan
yang disesuaikan untuk setiap fungsi.
Kegiatan perdagangan skala pelayanan regional hendaknya terletak pada
jaringan jalan yang mempunyai fungsi primer pula atau mengelompok
pada satu lokasi pusat perdagangan grosir, untuk kegiatan perdagangan
dalam skala pelayanan sub regional ataupun dibawahnya pada sisi
jaringan jalan sekunder dengan memperhatikan sempadan dan fungsi
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 61

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pemanfaatan ruang yang ditetapkan pada peta rencana kawasan


budidaya dan non budidaya.
Sedangkan untuk pelayanan lokal yang berada di kawasan permukiman
memperhatikan sempadan bangunan agar tidak mengambil badan jalan
ataupun mengganggu aksesibilitas masyarakat yang dimungkinkan
untuk pelayanan lokal. Pengembangan fasilitas jasa diarahkan pada
kawasan

yang

mudah

diakses

oleh

masyarakat,

pusat

kegiatan

perdagangan, kawasan tertentu dan kawasan permukiman.


2.10.4.2

Skenario Pengembangan Kota

Skenario pengembangan Kota Pasuruan ini perlu memperhatikan


dimensi waktu, kenyataan yang ada sekarang dan dikaitkan dengan
prakiraan masa depan. Oleh karena itu perencanaan harus berorientasi
kepada wawasan kesinambungan dan keberlanjutan yang menjamin
kelestarian kemampuan daya dukung sumberdaya alam yang ada
dengan memperhatikan kepentingan antar generasi. Keserasian dan
keterpaduan sangat penting karena Kota Pasuran dengan hinterlandnya
akan muncul dengan berbagai kepentingan yang berbeda dan kebutuhan
yang menuntut tersedianya sumberdaya yang sama.
Oleh karena itu, sebelum pembuatan strategi pengembangan
perlu

ditegaskan

fungsi

dan

peran

Kota

Pasuruan

terhadap

hinterlandnya, dasar perencanaan, tujuan pengembangan dan lain-lain.


Hal ini disebabkan pada kegiatan strategi ini melibatkan lingkup makro
dan mikro wilayah.
2.10.4.3
Struktur

Rencana Pengembangan Kota Pasuruan


ruang wilayah kota Pasuruan

diimplementasikan

disusun untuk dapat

selama jangka waktu perencanaan, yaitu tahun

2007-2026. Prinsip Wilayah Pembangunan (WP)


dibatasi oleh batas administrasi Kecamatan.

di Kota Pasuruan

Wilayah Pembangunan

identik dengan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) dan Wilayah


Pelayanan Pembangunan (WPP) yang dipergunakan di Propinsi lainnya.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 62

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Disamping
dilakukan

agar

itu

penggunaan

dapat

sistem

memudahkan

wilayah

pembangunan

alokasi

pembangunan

dalam

berdasarkan potensi masing-masing wilayah pembangunan di Kota


Pasuruan, sehingga terdapat keterpaduan program sektoral dengan
konsep pengembangan berdasarkan potensi yang ada di Kota Pasuruan
dan permasalahan wilayahnya.
Berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031 disebutkan
bahwa Rencana Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan
pengembangan system pusat pelayanan kota dan arahan system
jaringan prasarana wilayah kota.
Adapun Rencana Sistem Pelayanan Kota tersebut meliputi :
1. Pusat Pelayanan Kota (PPK)
2. Subpusat Pelayanan Kota (SPK)
3. Pusat Lingkungan(PL)
Rencana Struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka tata
ruang wilayah kota yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan
yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh system jaringan
prasarana wilayah terutama jaringan transportasi.
Rencana struktur ruang kota mengakomodasi rencana struktur
ruang wilayah nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi dan
memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kota sekitar yang
berbatasan.
Rencana sistem jaringan sumberdaya air kota menurut RTRW Kota
Pasuruan tahun 2011-2031 meliputi :
a.

Pengelolaan

DAS

dilakukan

melalui

peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi pada DAS Gembong, DAS


Petung, dan DAS Welang
b.

Pengembangan saluran irigasi meliputi :


1. Pengelolaan

sarana

irigasi

sekunder

Licin

yang

melayani

persawahan di Kelurahan Randusari dan Kelurahan Karangketug


2. Pengelolaan
persawahan

saluran
di

irigasi

Kelurahan

sekunder
Pohjentrek,

Pleret

yang

Kelurahan

melayani
Bukir

dan

Kelurahan Kebonagung
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 63

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

3. Pengelolaan saluran irigasi sekunder Tanjung Akbar yang melayani


Kelurahan

Tambakrejo,

Kelurahan

Sekargadung,

Kelurahan

Krempyangan, dan Kelurahan Bugulkidul; dan


4. Mempertahankan lahan beririgasi teknis agar tidak berubah fungsi
di Daerah irigasi Blandongan
c. Pengembangan jaringan air baku untuk air bersih meliputi :
1. Mata air Umbulan dengan kapasitas pengambilan kurang lebih 165
liter/detik; dan
2. Sumur Bor Pleret dengan kapasitas kurang lebih 40 (empat puluh)
liter/detik di Kelurahan Pohjentrrek.
d. Pembatasan pengambilan air tanah diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Walikota;
e. Pelayanan dan Pengelolaan air minum kota disediakan oleh PDAM ke
seluruh wilayah kota
f. Rencana sistem pengendalian banjir terdiri atas pengendalian banjir
jangka panjang dan panjang pendek, di kawasan sekitar Sungai
Gembong, Petung dan Welang
1. pengendalian banjir jangka panjang dengan pengerukan dan
normalisasi
Sungai
2. pengendalian banjir jangka pendek dengan pembuatan kolam aerasi
(boezem), pompa air dan sumur resapan;
3. pengendalian banjir dengan pembuatan kolam retensi (boezem)
diarahkan

di

Kelurahan

Kepel,

dan

Kelurahan

Kandangsapi,

Kelurahan Bangilan, Kelurahan Mayangan, Kelurahan Purworejo,


Kelurahan Trajeng.
4. pengendalian banjir dengan pembuatan rumah pompa dan pompa
air di Kelurahan Kandangsapi, Kelurahan Bangilan, Kelurahan
Mayangan. Kelurahan Purworejo, KelurahanNgemplakrejo, Kelurahan
Trajeng, Kelurahan Petahunan, Kelurahan randusari, Kelurahan
Krampyangan
5. sistem pengendalian banjir dengan menggunakan sumur resapan
lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Walikota
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 64

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Rencana

sistem infrastruktur

kota

Pasuruan

menurut

RTRW

Kota

Pasuruan Tahun 2011-2031 meliputi :


1. Sistem penyediaan air minum kota;
2. Sistem pengelolaan air limbah kota;
3. Sistem persampahan kota;
4. Sistem drainase kota;
5. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan
pejalan kaki; dan
6. Jalur dan ruang evakuasi bencana
Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Pasuruan,
meliputi antara lain :
1. Sumber air minum berasal dari sumber mata air Umbulan dan sumur
bor Pohjentrek;
2. Pengembangan jalur perpipaan di Kelurahan Gadingrejo, Kelurahan
Petahunan, Kelurahan Panggungrejo, kelurahan Tapaan, Kelurahan
Tembokrejo, Kelurahan Sekargadung dan Kelurahan Blandongan;
3. Penyediaan air minum diarahkan pada peningkatan pelayanan sampai
akhir tahun rencana kurang lebih 371 liter/detik
Rencana pegembangan sistem pengolahan air limbah Kota Pasuruan
berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Thun 2011-2031 meliputi :
1. Penyediaan dan peningkatan prasarana pengelolaan limbah IPAL di
Kelurahan Purutrejo dan Kelurahan Mayangan; dan
2. Pengembangan

tangki

septik

tank

komunal

di

Kelurahan

Punggungrejo, Kelurahan Ngemplakrejo, dan Kelurahan Mayangan.


Rencana pengembangan sistem persampahan kota meliputi :
1. Pengelolaan Tempat Penampungan Sampah (TPS) meliputi : TPS
Sebani,

TPS

Kandangsapi,

Kebonagung,

TPS

Pohjentrek,

TPS

TPS

Tapaan,

Kepel,

TPS

TPS

Bakalan,

TPS

Mandaran,

TPS

Panggungrejo, TPS Ngemplak, dan TPS Karanganyar


Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 65

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2. Peningkatan kualitas Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPA) di


Kelurahan Blandongan; dan
3. Pengelolaan sampah pada TPA dengan konsep mengurangi, mendaur
ulang, dan menggunakan kembali atau disebut konsep 4R(reduce,
recycle, reuse, and recovery) dengan sistem sanitary landfill
Rencana pengembangan drainase kota Kota Pasuruan meliputi :
1. Peningkatan fungsi pelayanan drainase

prinmer pada Sungaiu

Gembong, Sungai Petung dan Sungai Welang dengan normalisasi dan


penguatan tanggul;
2. Peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase sekunder pada jalan
arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, dan kolektor sekunder
untuk memperlancar aliran ke arah utara
3. Peningkatan fungsi Peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase
tersier dari perumahan ke saluran sekunder
4. Pengintegrasian sistem drainase dengan daerah resapan di seluruh
wilayah kota;
5. Penurunan volume sampah dan limbah yang dibuang ke sistem
drainase melalui pengolahan setempat ( 4R); dan
6. Penurunan

tingkat

sedimentasi

pada

sistem

drainase

melalui

normalisasi sungai, reboisasi di sempadan sungai dan pengerukan


sungai yang berkelanjutan.
2.10.4.4

Strategi Penetapan Sektor-Sektor Pembangunan

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pasuruan tahun 20112031 Strategi Penataan Ruang Kota sebagai maksud mewujudkan
kebijakan penataan ruang wilayah adalah sebagai berikut :
1.

Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem


pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki dalam mendukung
peran industri, perdagangan dan jasa, meliputi :

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 66

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

a. Mengembangkan kawasan pusat pelayanan, subpusat pelayanan,


dan

pusat

lingkungan

kota

yang

saling

terintegrasi

dan

melengkapi;
b. Menetapkan pusat pelayanan kota sebagai pusat perdagangan
jasa dan pusat perkantoran dengan kegiatan skala regional; dan
c. Membagi wilayah kota menjadi 4 (empat) subpusat pelayanan kota
2. Strategi

untuk

melaksanakan

pengembangan

dan

peningkatan

pelayanan prasarana wilayah dalam mendukung perekonomian kota


secara terpadu dan berkelanjutan meliputi :
a. Meningkatkan aksesibilitas kota terhadap wilayah sekitarnya;
b. Mendukung

fungsi

jalan

arteri

primer

dengan

melalui

pengembangan arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor


sekunder;
c. Mengembangkan terminal;
d. Menetapkan sepanjang jaringan jalan rel kereta api sebagai ruang
terbuka hijau;
e. Mendukung

peran

transportasi

dan

pelabuhan

sebagai

infrastruktur

salah

pendorong

satu

prasarana

pengembangan

perekonomian;
f.

Mengembangkan distribusi jaringan energi dan pelayanan ke


seluruh wilayah kota;

g. Meningkatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi ke seluruh


wilayah kota untuk mendukung pengembangan perdagangan dan
jasa;
h. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana sumber
daya air ke seluruh wilayah kota ;
i.

Meningkakan penyediaan dan persebaran infrastruktur perkotaan


ke seluruh wilayah kota;

j.

Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki


pada kawasan fungsional kota termasuk penyediaan jalur pejalan
kaki bagi penyandang cacat;

k. Meningkatkan penyediaan jalur evakuasi bencana pada lokasi


permukiman padat, kawasan perdagangan, dan kawasan industri
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 67

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

serta menyediakan ruang dan gedung-gedung pemerintahan


sebagai titik pengumpulan pengungsi;
l.

Mengendalikan perkembangan kawasan di daerah hulu kota;

m. Meningkatkan

sistem pengolahan

persampahan

yang

ramah

lingkungan;
n. Mengembangkan sistem prasarana drainase terpadu; dan
o. Pembatasan dan pelarangan alih fungsi jalur pejalan kaki untuk
pusat kota.
3. Strategi untuk melaksanakan pelestarian kawasan lindung bagi
peningkatan

sumberdaya

alam dan

sumberdaya

buatan,

serta

menunjang perkembangan pariwisata, meliputi :


a. Melestarikan, memantapkan fungsi, dan nilai manfaat kawasan
hutan kota;
b. Mempertahankan dan meningkatkan fungsikawasan perlindungan
bawahan yaitu dengan menetapkan sumur resapan sebagai
bagian dari perijinan dalam pembangunan kawasan terutama di
kawasan permukiman;
c. Melindungi dan melestarikan kawasan lindung setempat;
d. Mempertahankan dan meningkatkan luasan penyediaan ruang
terbuka hijau
4. Startegi untuk melaksanakan pemantapan peran kawasan industri,
perdagangan dan jasa dengan tetap menghargai kearifan lokal dan
menjaga kelestarian lingkungan, meliputi :
a. Mengembangkan perumahan vertikal pada perumahan dengan
kepadatan tinggi serta rehabilitasi dan revitalisasi pemukiman
kumuh yang tersebar di seluruh kota;
b. Menata dan mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa
secara merata di seluruh wilayah kota sesuai dengan fungsi
pelayanan kawasan;
c. Mengembangkan potensi industri rumahtangga dan industri kecil
dalam rangka meningkatkan perekonomian mamsyarakat;
d. Mendorong peran pariwisata kota menjadi salah satu tujuan wisata
di Jawa Timur;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 68

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

e. Meningkatkan fungsi ruang terbuka non hijau untuk kegiatan


masyarakat;
f.

Menata

dan

mengendalikan

sektor

informal

untuk

menjaga

estetika wajah kota;


g. Mengembangkan jalur evakuasi bencana dan titik pengumpulan
pengungsi

serta

menetapkan

langkah-langkah

pencegahan

terhadap bencana banjir;


h. Mengembangkan

dan

menetapkan

kawasan

perikanan

yangberkelanjutan;
i.

Menetapkan dan meningkatkan kawasan yang beririgasi teknis


dan lahan pertanian berkelanjutan;

5. Strategi

untuk

melaksanakan

penataan

pada

kawasan

yang

ditetapkan sebagai kawasan strategis untuk peningkatan taraf hidup


masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup,
meliputi ;
a. Menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan
kegiatan utama perdagangan jasa berskala regional;
b. Meningkatkan

pelayanan

prasarana

dan

sarana

penunjang

kegiatan di kawasan sytrategis kota; dan


c. Menata kawasan utara sebagai kawasan strategis terpadu yang
dikembangkan

dalam

rangka

mendorong

kegiatan

ekonomi,

mendorong masuknya investasi sekaligus sebagai perlindungan


terhadap lingkungan hidup di sepanjang pantau utara dengan
menerapkan konsep pengembangan kawasan yang menghadap ke
pantai/sungai;
6. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan
negara meliputi :
g. Mendukung penetapan kawasan Strategis Nasional dengan fungsi
khusus Pertahanan dan Keamanan
h. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya
tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan
negara sebagai zona penyangga; dan
i.

Memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 69

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.4.5

Struktur Pusat Pelayanan

Struktur ruang wilayah merupakan langkah awal untuk mengatur


suatu

wilayah,

karena

rencana

penggunaan

lahan,

rencana

pengembangan jaringan jalan dan jaringan utilitas dipengaruhi oleh


struktur tata ruang yang terbentuk atau yang akan dibentuk. Rencana
struktur tata ruang wilayah, pada dasarnya merupakan integrasi dari
sistem jaringan jalan, serta sistem pusat-pusat kegiatan fungsional
wilayah.

Sistem

menghubungkan

jaringan

jalan

pada

dasarnya

adalah

untuk

setiap pusat-pusat kegiatan fungsional wilayah dan

sekaligus memberi bentuk pada perkembangan fisik wilayah.


Hierarki pusat pelayanan yang ada di wilayah Kota Pasuruan,
adalah sebagai berikut :

1. Hierarki I Kota Pasuruan adalah Kecamatan Purworejo,

yang

merupakan pusat Wilayah Pembangunan I. Adapun wilayah kelurahan


yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah

Kelurahan

Purworejo, Kelurahan Pohjentrek, Kelurahan Pekuncen dan Kelurahan


Petamanan. Fungsi pengembangan utama sebagai pemerintahan,
perkotaan, pendidikan, perikanan dan jasa.

2. Hierarki II Kota Pasuruan adalah kota-kota lainnya yang menjadi pusat


Wilayah Pembangunan Kota Pasuruan , yaitu:

a. Kecamatan

Gadingrejo,

yang

merupakan

pusat

Wilayah

Pembangunan II. Wilayah Kelurahan yang termasuk dalam wilayah


pengembangan ini adalah

Karangketug, Kelurahan Bukir dan

Kelurahan Gadingrejo. Fungsi pengembangan utama sebagai


kawasan industri..

b. Kecamatan Bugul Kidul, merupakan pusat Wilayah Pembangunan


III.

Wilayah

pengembangan

kecamatan
ini adalah

yang

termasuk

Kelurahan

dalam

Mandaran,

wilayah
Kelurahan

Mayangan dan Kelurahan Panggungrejo. Fungsi pengembangan


utama sebagai pusat pengembangan daerah perikanan .

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 70

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.4.6

Rencana Struktur Wilayah

Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kota


Pasuruan, Kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari
kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan. Sesuai dengan
pola

dasar

pembangunan,

adanya

kebijaksanaan

tata

ruang

dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan dan pertumbuhan


daerah,

serta

memelihara

keseimbangan

dan

kesinambungan

pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan terpadu.


Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan pembangunan
diseluruh wilayah Kota Pasuruan, perlu adanya penentuan sub satuan
wilayah pembangunan (SSWP). Kebijaksanaan tata ruang Kota Pasuruan
yang tertuang dalam bentuk perwilayahan pembangunan bertujuan:
a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi didalam dan
antar wilayah serta sub wilayah pembangunan, agar perbedaan
pembangunan antar wilayah (yang maju dan terbelakang) dapat
diperkecil.
b. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah
sesuai dengan potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap
wilayah dan sub wilayah pembangunan,
c. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah dan sub wilayah
pembangunan

secara

saling

menguntungkan

demi

terjalinnya

interaksi yang harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan


polkam, sehingga terwujudnya ekonomi daerah yang kuat dan
mampu menunjang serta memperkokoh perkembangan regional dan
nasional.
d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah
terbelakang dan daerah pantai melalui program khusus dengan tetap
memperhatikan sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini
dilakukan dengan memperhatikan:
1. Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 71

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2. Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.


3. Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan
dalam bentuk terpadu.
Sesuai dengan RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031 telah ditetapkan
rencana sistem pusat pelayanan kota, sebagaimana ditetapkan bahwa :
1. Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah
Kelurahan

Kebonsari

yang

melayani

Kebonsari,

Kelurahan

Bangilan,

Karanganyar,

Kelurahan

Kelurahan

Purworejo,

Kelurahan

Pekuncen, Kelurahan Petaman dan Kelurahan Kandangsapi, dengan


kegiatan utama sebagai berikut :
b.

Pusat perdagangan jasa

c.

Pusat perkantoran

d.

Pusat budaya berupa bangunan kuno dan pusat kajian islam

2.

Subpusat Pelayanan Kota (SPK) adalah :


a.

SPK Utara adalah Kelurahan Trajeng yang melayani


Kelurahan

Tambaan,

Mandaranrejo,

Panggungrejo,

Bugul

lor,

Tapaan dan Ngemplakrejo, dengan kegiatan utama meliputi :


1. Pengembangan pelabuhan barang dan ikan
2. Pengembangan pariwisata berupa wisata bakau dan wisata
modern dilengkapi tempat peristirahatan yang mengakomodir
sektor informal (PK5); dan
3. Pengembangan industri rumahtangga pengolahan ikan
b.

SPK Barat adalah Kelurahan Karangketug yang melayani


Kelurahan Gadingrejo, Karangketug, Randusari, Petahunan, Sebani,
Gentong, Krapyakrejo dan Bukir, dengan kegiatan utama meliputi :
1. pengembangan kawasan pelayanan umum terpadu;dan
2. pengembangan industri kecil dan induatri rumahtangga

c.

SPK

Timur

berada

di

Kelurahan

Blandongan

yang

melayani Kelurahan Kepel, Bugulkidul, Krampyangan, Bakalan dan


Blandongan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 72

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

1. Pengembangan kawasan pendidikan terpadu,


2. pengembangan industri kecil,
3. Pengembangan

tempat

peristirahatan

sebagai

pendukung

kegiatan wisata;dan
4. Pengembangan perdagangan jasa berupa pasar
d.

SPK bagian Selatan berada di Kelurahan Purutrejo yang


melayani

Kelurahan

Sekargadung,

Kebongung,

Pohjentrek,

Purutrejo, Wirogunan dan Tambakrejo dengan keiatan utama


sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan perkantoran pemerintah;
2. Pengembangan arena olahraga;dan
3. Pengembangan sektor informal (PK5)
3.

Pusat Lingkungan wilayah Kota Pasuruan yang melayani Unit


Lingkungan (UL) meliputi :
a. UL A 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Tambaan;
b. UL A 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Mandaranrejo;
c. UL A 3 dengan pusat pelayanan di Keluran Bugullor;
d. UL B 1 dengan pusat pelayanan di Keluran Gadingrejo;
e. UL B 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bukir;
f.

UL B 3 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Petahunan;

g. UL C 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Kepel;


h. UL C 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bugulkid;ul
i.

UL C 3 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bakalan;

j.

UL D 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Pohjentrek; dan

k. UL D 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Tembokrejo.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 73

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 74

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.4.7 Sistem Pusat Pelayanan


Menurut skala pelayanan sistem kota di wilayah Kota Pasuruan
dapat dibedakan sebagai :
1.

Pusat regional, dengan skala pelayanan kota dan/atau di


sekitarnya.

2.

Pusat

sub-regional,

dangan

skala

pelayanan

sebagian

wilayah atau baberapa kecamatan di sekitarnya.


3.

Pusat lokal, dengan skala pelayanan hanya di wilayah


kelurahan sendiri. Kota-kota ini adalah yang tidak termasuk pusat
regional dan pusat sub-regional.
Pusat-pusat kegiatan di Kota Pasuruan saat ini terdapat pada

bebarapa kutub wilayah dan dapat dipilah menurut sektor kegiatan yang
diunggulkan seperti :
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 75

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Pusat kegiatan pemarintahan skala Kota terdapat di Kecamatan


Purworejo,

karena

di

wilayah

Kecamatan

Purwarejo

saat

ini

terkonsentrasi sarana dan prasarana pemerintahan tingkat kota,


sedangkan dominasi kegiatannya terkonsentrasi pada kegiatan pusat
kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pusat
kegiatan sosial berupa dominasi ketersediaan sarana dan prasarana
sosial.

Pusat kegiatan pemarintahan skala sub regional terdapat pada 2


wilayah yang sekaligus saat ini dikembangkan sebagai wilayah pusat
pengembangan BWK yang terletak di Kecamatan Purworejo. Dominasi
kegiatannya ditujukan untuk pelayanan tingkat kecamatan serta
kecamatan lainnya yang menjadi wilayah belakang dengan ciri dan
kondisi fisik wilayah serta potensi pengembangan yang hampfir
serupa.

Pusat kegiatan industri yang dialokasikan pada kawasan barat serta


keberadaan pabrik-pabrik di wilayah Kecamatan Gadingrejo.

Pusat-pusat

kegiatan

di

atas

secara

umum

akan

mendukung

keseluruhan wilayah Kota Pasuruan sesuai dengan karakteristik


potensi dan kendala yang ada pada setiap wilayah pangembangan
kawasan.
2.10.4.8 Arahan Penggunaan Lahan
1.

Kecamatan Gedingrejo
Rencana Pemanfaatan lahan untuk Kecamatan Gadingrejo diatur
menurut jenis penggunaannya sebagai berikut :
a.

Kawasan permukiman
Kecamatan Gadingrejo mempunyal luas 1.635,26 Ha yang terdiri
dari daerah terbangun seluas 370,73 Ha dan daerah yang belum
terbangun seluas 682,53 Ha (64,80% dari luas wilayah). Hal ini
menunjukkan bahwa Gadingrejo masih mempunyai daya dukung
tanah

yang

cukup

tinggi

untuk

Pengembangan

lirngkungan

Perumahan/Pemukiman di masa-masa yang akan datang.


Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 76

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Dengan

adanya

bentuk

permukiman

yang

masih

terpencar

tersebut dapat diketahui bahwa permukiman tersebut berpotensi


menjadi embrio pertumbuhan pemukiman kota, tetapi dilain pihak
tingkat aksebilitas atau jangkauan pelayanan di kawasan tersebut
semakin rendah bila tidak dibangun atau peningkatan prasarana
jalan yang ada. Apabila perkembangan kota berbentuk linier (pita)
dibiarkan, maka tingkat efesiensi kepadatan lalu lintas pada jalur
regional sehingga timbul kemacetan bahkan rawan kecelakaan lalu
lintas.
Untuk mengurangi terjadinya perkembangan yang linier tersebut,
antara lain dengan menstimulir pada daerah yang kosong atau
pemukiman

yang

terpancar

pelayanan

yang

bersifat

dengan
lokal

dibangunnya
dan

fasilitas

adanya

upaya

pembangunan/penataan jalan untuk meningkatkan aksebilitas


penduduk.
Rencana pengembangan kawasan permukiman terdiri dari :
1. Dengan adanya peningkatan jalan ke arah Desa Bukir (Jalan
Kebun Mangga) dan jalan ke arah Desa Sebani (Jalan Timor
Timur dan Jalan Ganting) dan dibangun kelengkapan fasilitas,
maka daerah terbangun (perumahan) akan cenderung ke areh
tersebut Disamping itu di daerah tersebut juga berkembang
kerajinan rumah tangga berupa meubel/perabot rumah tangga,
yang

sebagian

besar

Iokasinya

menyatu

dengan

perumahan/pamukiman penduduk. Dengan demikian kawasan


perumahan/pemukiman diarahkan ke daerah tersebut namun
tidak menutup kemungkinan pengembangan di daerah lain
sepanjang tidak menstimulir terjadinya perkembangan secara
Iinier

mengikuti

jalan

utama

dan

tidak

mengganggu

keseimbangan ekologis.
2. Pengaturan

pengkaplingan

tanah

untuk

perumahan

dan

fasilitas pendukungnya, pendekatanrya dapat dilakukan melalui


konsep Guided land Development (GLD). GLD suatu sistem
pengembangan kota secara besar-besaran dengan sasaraan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 77

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

penduduk

berpenghasilan

rendah

dan

menengah.

Untuk

mencapai kondisi lingkungan pemukiman yang relatif teratur


dan efesien dalam penggunaan tanahnya serta tersedianya
sarana dan prasarana, maka pelaksanaannya secara bertahap
oleh

Pemerintah,

Swasta

dengan

daya

dukung

swadaya

masyarakat. Di dalam pembangunan kawasan perumahan


tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
-

Penampilan struktur diusahakan tidak mengganggu segai


kegiatan/aktivitas di dalam ruang/bangunan ;

Sirkulasi udara harus cukup leluasa.

Menciptakan

suatu

bentuk/

karakter

sesuai

dengan

bangunan dan fungsinya


-

Menciptakan

suasana

yang

dapat

membangkitkan

semangat kerja, bermain dan lain-lain, baik di dalarn atau di


luar ruangan;
-

Tidak membosankan pemandangan si penghuni maupun


masyarakat yang melihatnya

Pengaruh sinar matahari dan arah angin harus diperhatikan;

Arah

aliran

saluran

pembuangan,

air

hujan,

saluran

pematusan;
-

Adanya penghijauan sekitar lingkungan perumahan yang


berfungsi sebagai normalisasi zat asam (H +) dan sebagai
peneduh kemudahan dalam mendapat air bersih maupun
utilitas kota lainnya;

3. Sistem peresapan lingkungan bangunan, dimana air buangan


dapat dengan cepat meresap, sehingga tidak menimbulkan
genangan

atau

banjir

disekitar

parumahan.

Kepadatan

bangunan diatur menurut jenis penggunaan bangunan.


Kepadatan

bagi

bangunan

perumahan

disarankan

dalam

satuan lingkungan tidak lebih dari 50 unit rumah/hektar di


daerah lingkungan pusat pemukiman, terutama bagi daerah
pinggiran kota, bagi lingkungan pusat pemukiman seperti pusat
lingkungan

perumahan

di

ibu

kota

Kecamatan,

dengan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 78

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

klasifikasi kepadatan tinggi > 50 unit rumah/Ha, kepadatan


sedang (25 - 50 unit,rumah/ Ha) dan kepadatan rendah (< 25
unit rumah/ Ha) `
Pengaturan luas perpetakan untuk bangunan perumahan diatur
sebagaimana pengaturan kepadatan bangunan adalah sebagai
berikut :
-

Perkiraan untuk pengaturan kepadatan lebih dari 50 unit/ Ha


(netto) atau kepadatan tinggi, luas tanah 200 m, luas
bangunan maksimum 80 m2.

Perkiraan untuk pengaturan kepadatan antara 25 - 50 unit/


Ha atau kepadatan sedang, dengan luas tanah antara 200 325 m2 luas bangunan yang disarankan antara 80 - 150 m 2.
Perkiraan untuk pengaturan kepadatan kurang dari 25 unit/
Ha atau kepadatan rendah. luas tanah lebih dari 400 m 2 dan
luas bangunan disarankan tidak lebih dari 200 m 2.

b.

Kawasan pemerintahan dan bangunan umum


Kawasan pemerintahan/perkantoran di Kota Gadingrejo dapat
dicerminkan

dengan

adanya

dominasi

gedung-gedung

pemerintahan/perkantoran swasta yang berlokasi di pusat kota


(BWK 8) dan lainnya menyebar di tiap-tiap kelurahan/desa yang
pelayanannya

bersifat

lokal.

Rencana

kawasan

pemerintahan/perkantoran swasta masih tetap di BWK B (Jalan


Raya

Gadingrejo)

dan

diarahkan

sekitar

Kantor

Kecamatan

Gadingrejo dan ke arah Desa Karangketug (tingkat pelayanan


berskala lokal).
c.

Kawasan perdagangan dan Jasa


Dengan

melihat

fakta

kawasan

perencana

di

Kecamatan

Gadingrejo cenderung bersifat linier mengikuti jalur regional


Surabaya-Pasuruan dan perkembangannya ke arah Kota Kodya
Pasuruan.
Untuk itu sub sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan
di masa yang datang diarahkan bagian Barat kota, agar adanya
pengurangan beban kepadatan di pusat kota. Disamping itu dalam
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 79

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

penempatan kegiatan tersebut hendaknya dibedakan antara


pertokoan, pasar, kegiatan jasa, grosir, eceran, dan sebagainya,
agar ada penegasan fungsi dan kagiatan tidak terlalu campur
baur. Dalam parencanaan di masa yang akan datang hendaknya
diperhatikan pola-pola perkembangan perdagangan/jasa dengan
segala kauntungan dan kerugian masing-masing pola tersebut.
d.

Kawasan lndustri dan pergudangan


Kegiatan sektor industri di Kecamatan Gadingrejo pada umumnya
adalah

industri

terutama

sedang

kerajinan

kecil

rumah

dan

kerajinan

tangga

rumah

penyebarannya

tangga,
menyatu

dengan lingkungan perumahan. Untuk kegiatan sektor industri


tersebut

penyebarannya

secara

linier

sepanjang

jalan

raya

Gadingrejo. Sedangkan untuk kerajinan rumah tangga ukir-ukiran


kayu (meubel/perabot rumah tangga) lokasinya sebagian besar
terpusat di Desa Bukir.
Rencana kawasan industri diarahkan di sekitar BWK C2 den
pergudangan dekat dengan daerah pantai Selat Madura (BWK C1).
Sedangkan untuk kerajinan rumah tangga, pengembangan di
masa yang akan datang hendaknya di bangun Lingkungan Industri
Kecil (LIK) pada lokasi yang khusus, sebagaimana yang telah
dirintis di Desa Bukir untuk pengerajin kayu/ukir-ukiran pembuatan
meubel/perabot

rumah

tangga.

Dengan

sistem

tersebut

diharapkan dapat mendorong (menstimulir) pengrajin daerah lain


untuk meningkatkan kualitas den kuantitas, disamping dapat
menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonamian daerah
setempat.

2.

Kecamatan Purworejo
Arahan

pemanfaatan

lahan

untuk

Kecamatan

Purworejo

diatur

menurut jenis penggunaannya sebagai berikut :


a.

Kawasan Permukiman
Pada

Kecamatan

Purworejo

klasifikasi

permukiman

menurut

kepadatan dibagi menjadi :


-

Permukiman kepadatan tinggi akan diarahkan pada areal yang

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 80

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

dekat dengan kegiatan perdagangan dan jasa, yaitu di sepanjang


Jalan Jawa dan sekitarnya, di sebelah utara Jalan Wironini, dan di
bagian dalam dari blok pemerintahan di sekitar Jalan Hayam
Wuruk dan Jalan Panglima Sudirman.
-

Permukiman kepadatan sedang akan dikembangkan pada areal


di bagian tengah wilayah Kecamatan Purworejo yaitu pada areal
belum terbangun di sekitar Kelurahan Kebon Agung. Purworejo
dan Purutrejo.

Permukiman kepadatan rendah akan dikembangkan pada areal di


bagian selatan wilayah Kecamatan Purworejo yang saat ini
merupakan areal permukiman pinggiran kota yang bersifat
menyebar.

Kepadatan bangunan diatur menurut jenis penggunaan bangunan.


Kepadatan bangunan non perumahan disarankan dalam satuan
lingkungan tidak lebih dari 50 unit rumah/Ha di daerah lingkungan
permukiman,
lingkungan

terutama
pusat

bagi

daerah

permukiman

pinggiran

seperti

pusat

kota.

Bagi

lingkungan

perumahan di ibu kota kecamatan dengan klasifikasi kepadatan


tinggi (> 50 unit rumah/ Ha), kepadatan sedang (25 - 50 unit
rumah/Ha) dan kepadatan rendah (< 25 unit rumah/ Ha).
Pangaturan luas perpetakan untuk bangunan perumahan adalah :
-

Perkiraan untuk pengaturan kepadatan lebih dari 50 unit/Ha atau


kepadatan tinggi, luas tanah 200 m 2 luas bangunan maksimum
120 m2.

Perkiraan untuk pengaturan kepadatan bangunan antara 25 - 50


unit/Ha atau kepadatan sedang, dengan luas tanah antara 200 325 m2, luas bangunan yang disarankan antara 80 - I50 m 2.

Perkiraan untuk pengaturan kepadatan bangunan kurang dari 25


unit/Ha atau kepadatan rendah, luas tanah lebih dari 400 m 2 dan
luas bangunan disarankan tidak lebih dari 200 m 2.

b.

Kawasan Pemerintahan dan Bangunan Umum


Kawasan

pemerintahan/perkantoran

dicerminkan

dengan

adanya

di

Kecamatan
dominasi

Purworejo
gadung

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 81

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pemerintahan/perkantoran swasta yang memusat di pusat kota


dan lainnya menyebar di tiap kelurahan/ desa yang skala
pelayanannya bersifat lokal.
-

Kegiatan pemerintahan dan perkantoran tingkat kabupaten akan


tetap dipertahankan pada lokasi di sebelah utara, timur, dan
selatan alun-alun sehingga pertokoan di sebelah selatan alunalun kemungkinan tidak dapat dipertahankan lagi.

Kegiatan

pemerintahan

dan

perkantoran

tingkat

kota

dikembangkan di sepanjang Jalan Panglima Sudirman bagian


utara mulai dari simpang empat dengan Jalan Hayam Wuruk
sampai

ke

persimpangan

dengan

Jalan

Wironini.

Kegiatan

pemerintahan juga diperluas ke arah timur dan menempati lahan


di sebelah selatan Jalan Hayam Wuruk
c.

Kawasan Pardagangan dan Jasa


Pada Kecamatan Purworeja menunjukkan kegiatan perdagangan
dan jasa cenderung bersifat linier mengikuti jalur regional Malang Pasuruan, Probolinggo - Pasuruan.
-

Kegiatan perdagangan dan jasa lokal direncanakan diletakkan


pada lahan di sebelah selatan keglatan perdagangan dan jasa
regional, yaitu di sekitar Jalan Jawa bagian utara, Jalan Belitung,
Jalan Sumatera, Jalan Ksatia, Jalan Diponegoro, Jalan WR.
Supratman, Jalan Wirogunan, Jalan Mawar, Jalan Melati, Jalan
Hayam Wuruk, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Nusantara.

Fasilitas perdagangan lingkup sub kota yang direncanakan untuk


melayani kebutuhan sehari-hari penduduk Kota Pasuruan bagian
selatan direncanakan dikembangkan pada lahan di sepanjang
Panglima Sudirman bagian selatan serta sebagian diperluas
sampai

ke

Jalan

Suropati.

Pada

pengembangan

kegiatan

perdagangan bersifat linier.


d.

Kawasan Industri dan Pergudangan


Kegiatan industri di Kota Pasuruan merupakan sentra kegiatan
yang

mempunyai

pembuatan

aspek

meubel.

pengembangan

Kegiatan

industri

baik,

yaitu

usaha

dan

pergudangan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 82

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

diperkirakan kebutuhan lahannya mencapai 95 Ha pada tahun


2012 arahan kegiatan/ zone industri di Kota Pasuruan diarahkan
pada

pengembangan

pembentukan

zona

industri

serta

pengembangan sentra - sentra kegiatan industri kecil di wilayah


Kota

Pasuruan

dimaksudkan

bagian

untuk

barat.

Fasilitas

menunjang

pergudangan

pengembangan

yang

pelabuhan

Pasuruan diletakkan pada lahan di tepi barat kali gembong mulai


dari areal di sebelah utara jalan kereta api sampai ke Jalan
Hangtuah sebagai batas sebelah utara dari fasilitas pergudangan.
e. Kawasan Ruang Terbuka, Olah Raga dan Jalur Hijau
Alun-alun Kota Pasuruan tetap dipertahankan sebagai paru - paru
kota dan sebagai salah satu elemen lingkungan yang merupakan
ciri khas Kota Pasuruan. Areal di sepanjang Kali Gembong dan kali
lain di sebelah barat wilayah Kecamatan Purworejo hendaknya
dijadikan ruang terbuka hijau dengan lebar minimal 25 meter dari
tepi kali.
f.

Kawasan Fasilitas Pelayanan


-

Fasilitas umum yang terdiri atas fasilitas pendidikan fasilitas


kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas pelayanan umum
lainnya diarahkan untuk diletakkan pada areal di sepanjang
jalan - jalan utama Kecamatan Purworejo, yaltu di sepanjang
Jalan Panglima Sudirman, Jalan Wahidin selatan, den Jalan Raya
Pohjentrek. Dengan demikian bangunan fesiliitas pendidikan
pada Jalan Panglima Sudirman, bangunan fasilitas kasehatan
termasuk rumah sakit di Jalan Wahidin Selatan akan tetap
dipertahankan lokasinya.

Fasilitas

pelabuhan

diletakkan

pada

lahan

yang

telah

ditetapkan menurut evaluasi Rencana Umum Tata Ruang Kota


Pasuruan, yaitu pada areal di tepi kali Gembong mulai dari
persimpangan Jalan Hangtuah sampai ke arah muara Kali
Gembong.
-

Areal partambakan pada saat ini tetap dipertahankan karena


sektor

perikanan

direncanakan

akan

mendukung

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 83

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pengembangan agro

industri yang berbasis pada sektor

perikanan di Kota Pasuruan. Areal peruntukan pertambakan ini


adalah lahan disebelah utara Jalan Hangtuah sampai batas
pantai utara.
-

Fasilitas peribadatan di sebelah Barat alun - alun yang berupa


Masjid Agung tetap dipertahankan lokasinya karena merupakan
salah satu elemen lingkungan yang terkait dengan keberadaan
alun - alun.

Bangunan instansi penelitian tanaman mangga di sepanjang


Jalan Kabun Mangga (Jalan Gatot Subroto) beserta kebun
percobaannya akan tetap dipertahankan pada lakasi yang ada
sekerang.

Areal pertanian di bagian selatan Kecamatan Purworejo dan


termasuk

dalam

dipertahankan

wilayah

dan

Desa

sekaligus

Pohjentrek

merupakan

masih

areal

dapat

cadangan

perkembangan Kota Pasuruan.

2.10.4.9

Rencana Intensitas Pembangunan

Koefisien Dasar Bangunan


Penataan koefisien dasar bangunan pada wilayah perencanaan
hendaknya memenuhi kriteria berikut :
-

Untuk

bangunan

umum,

perkantoran,

pemerintahan,

dan

perdagangan, koefisien dasar bangunan sebaiknya lebih kecil dari


56% dan angka ini dikaitkan dengan luas persil yang cukup besar
sehingga arus kaluar masuk persil dan kebutuhan parkir pada tiap
persil tidak akan mengganggu ruas jalan
-

Untuk bangunan umum lain yang skala pelayanannya lokal dan


terletak

ditengah-tengah

persil

perumahan,

koefisien

dasar

bangunan dapat diatur sampai maksimal 70% namun tetap


dengan konsep penyediaan ruang yang cukup lapang untuk parkir
dan sirkulasi keluar masuk persil
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 84

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Koefisien dasar bangunan untuk rumah kecil sebaiknya tidak


melebihi 60%. untuk bangunan rumah sedang tidak melebihi 50%
dan untuk bangunan rumah besar tidak melebihi 40%

Koefisien Lantai Bangunan


Penataan koefisien lantai bangunan pada wilayah perencanaan secara
konseptual

sebaiknya

berikut :

Untuk

bangunan

dapat
umum,

memenuhi

kriteria-kriteria

perkantoran,

sebagai

pemerintahan,

dan

perdagangan koefisien lantai bangunan sebaiknya lebih dari 2 kali


koefisien

dasar

bangunan

untuk

lebih

menonjolkan

aspek

monumental dan fungsinya sebagai pusat distrik dan pusat urban


-

Pada lokasi pusat distrik dan pusat urban, kemungkinan koafisien


lantai bangunannya dapat lebih besar lagi sehingga lokasi pusat
distrik dan pusat urban dapat lebih cepat teridentifikasi

Untuk bangunan umum lain yang skate pelayanannya lokal dan


terletak di tengah-tangah persil perumahan, koefisien lantai
bangunan dapat diatur sampai maksimal 2 kali koefisien dasar
bangunan

Koefisien lantai bangunan untuk tiap jenis rumah sebaiknya tidak


melebihi angka 2 kali angka koefisien dasar bangunan

Pengendalian Persil
Luas persil pada wilayah perencanaan perlu dikendalikan agar hierarki
pelayanan tetap terjaga serta efisiensi pemanfaatan lahan. Pola
pengendalian luas persil sebagai berikut :
-

Persil-persil pada jalur utama sebaiknya memiliki ukuran minimal


1.000 m2 sehingga kebutuhan akan parkir dan sirkulasi keluar
masuk persil masih dapat tercukupi dengan penataan koefisien
dasar bangunan dan koefisien lantai bangunan yang diatur
sebelumnya

Dengan demikian maka fasilitas pendidikan skala lingkungan yang


ada di sepanjang jalan utama tersebut kemungkiran dapat

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 85

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

direlokasi ke lingkungan permukiman di bagien dalam


-

Persil-persil untuk fasilitas umum di dalam kawasan permukiman


sebaiknya memiliki ukuran minimal 1.000 m 2 untuk memberi
keleluasaan bagi kebutuhan parkir dan sirkulasi

Persil-persil perumahan dapat diatur luasnya dengan memberikan


ketentuan berjenjang, yaitu sekitar 50-150 m 2 untuk rumah tipe
kecil, 150-250 m2 untuk rumah tipe sedang, dan di atas 250 m 2
untuk rumah besar.

2.10.4.10

Strategi, Struktur Tata Ruang

Strategi Pemanfaatan Kawasan Lindung


Strategi yang ditempuh dalam pemantapan kawasan lindung di Kota

Pasuruan adalah :
1. Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsi masing-masing,
yaitu untuk melindungi kawasan bawahnya ( fungsi hidro-orologis ),
melindungi kawasan setempat, memberi perlindungan terhadap
keanekaragaman flora/fauna beserta ekosistemnya, dan melindungi
kawasan yang rawan terhadap bencana.
2. Pengecualian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dalam batasbatas fungsi lindung yang ditetapkan, dengan berdasarkan atas
kriteria yang ditetapkan KEPPRES No. 32/1990.

Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya


Strategi pengembangan kawasan budidaya ditetapkan berdasarkan

arahan pengembangan kawasan budidaya menyangkut aspek-aspek :


1. Pemanfaatan

ruang

untuk

kegiatan

budidaya

produksi

dan

permukiman ) secara optimal sesuai dengan kemampuan daya


dukung lingkungan ;
2. Pengendalian dan pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan
budidaya

untuk

menghindari

konflik

kepentingan

antar

sektor

kegiatan.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 86

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Strategi Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Permukiman


Strategi pengembangan sistem pusat-pusat permukiman adalah:

1. Pengembangan sistem pusat-pusat permukiman yang hierarkis dan


seimbang dengan restrukturisasi sistem pusat-pusat permukiman.
2. Pengembangan sistem pusat-pusat permukiman diintegerasikan juga
dengan rencana sistem jaringan jalan dan rencana pemanfaatan
lahan serta mampu memberikan pelayanan sosial ekonomi penduduk
maupun untuk mendukung kawasan produksi.
Pusat-pusat permukiman yang ada pada Kota Pasuruan pada tahun
2026

mencakup

Kecamatan

Purworejo,

Kecamatan

Bugul

Kidul,

Kecamatan Gadingrejo

Strategi Pengembangan Prasarana Wilayah


Strategi Pengembangan Sistem Transportasi di Kota Pasuruan adalah

sebagai berikut:
1. Peningkatan kelas jalan dari kolektor menjadi arteri di sebelah Utara
Kota , yaitu pada ruas jalan yang menghubungkan Kota Pasuruan
menuju kemudian Kota Surabaya .
2. Peningkatan kelas jalan dari jalan lokal menjadi jalan kolektor primer
adalah ruas Jalan Kebon agung dan Gadingrejo.
3. Peningkatan jalan menjadi kolektor sekunder yaitu ruas jalan yang
menghubungkan Jalan Tapaan dan Jalan Menuju Wilayah Timur
4. Pengembangan sistem transportasi dilakukan untuk meningkatkan
aksesibilitas

wilayah

kabupaten,

baik

dalam

konteks

eksternal

maupun intra wilayah.


5. Pengembangan sistem jaringan jalan dilakukan untuk membentuk
sistem jaringan jalan yang hierarkis, dengan fungsi jaringan jalan
arteri primer, kolektor primer, kolektor sekunder maupun lokal.

Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota


Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota Pasuruan

adalah

sebagai berikut:
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 87

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

1. Pengembangan

kawasan

yang

memiliki

potensi

dan

peluang

pengembangan terutama pada koridor jalan lintas utama untuk lebih


meningkatkan dan memantapkan pengembangan kawasan tersebut
melalui pengembangan sektor dan komoditi unggulan daerah.
2. Pengembangan kawasan yang tingkat perkembangannya saat ini
relatif lebih rendah (kawasan bagian Timur dan Selatan) namun
memiliki potensi pengembangan sektor unggulan, dengan suntikan
investasi pembangunan jaringan jalan maupun prasarana wilayah
lainnya serta didukung oleh peningkatan pusat-pusat pelayanan.

Strategi Penataan Kawasan Perkotaan


Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan

peran masing-masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah,


pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan/industri,
jasa,

pemerintahan,

pendidikan,

kesehatan,

serta

transportasi,

pergudangan dan sebagainya.

Strategi Penataan Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna
Udara dan Tata Guna Sumberdaya Alam Lainnya
Arahan tata guna tanah dilakukan melalui upaya perlindungan tanah

dan perlindungan/pengawetan keseimbangannya terhadap kelestarian


lingkungan hidup. Penatagunaan tanah ini dilakukan melalui pengaturan
peruntukan dan penggunaan tanah yang memperhatikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.
Arahan penataan tata guna air dilakukan melalui upaya kelestarian
sumberdaya air. Diantara kegiatan yang harus dilakukan adalah:
pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan industri, kegiatan
domestik,

kegiatan

perikanan

budidaya.

pertanian,
Juga

kegiatan

penyediaan

peternakan,
dan

dan

pengaturan

kegiatan
air

untuk

menunjang pertanian baik air permukaan dan atau air tanah. Selain itu
dilakukan pemeliharaan ketersediaan kuantitas dan kualitas air yang
berkelanjutan, melalui pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air
dan daerah tangkapan air, pengisian air pada sumber air, pengendalian
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 88

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pengolahan tanah di daerah hulu, pengaturan daerah sempadan sumber


air, rehabilitasi hutan dan lahan dan atau pelestarian hutan lindung,
kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.
Arahan

penatagunaan

udara

dilakukan

melalui

pengaturan

penggunaan ruang udara untuk kepentingan saluran tegangan listrik,


jalur penerbangan, keperluan militer, pengaturan frekuensi radio dan
jalur transmisi lainnya.
2.10.5

SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN REVISI


RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK)
TRK) KOTA PASURUAN
(

2.10.5.1

Skenario Rencana Struktur Kota

Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kota


Pasuruan, Kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari
kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan pola dasar pembangunan, adanya kebijaksanaan
tata ruang dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan dan
pertumbuhan

daerah,

kesinambungan
terpadu.

Dalam

serta

pelaksanaannya
kerangka

ini,

memelihara
secara
untuk

keseimbangan

menyeluruh,

terarah

penyebarluasan

dan
dan

kegiatan

pembangunan diseluruh wilayah Kota Pasuruan, perlu adanya penentuan


Bagian Wilayah Kota (BWK). Kebijaksanaan tata ruang Kota Pasuruan
yang tertuang dalam bentuk pembagian Bagian Wilayah Kota bertujuan:
a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi di dalam dan
antar wilayah serta sub wilayah, agar perbedaan pembangunan dapat
diperkecil.
b. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah
sesuai potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap wilayah
dan sub bagian wilayah kota,
c. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah kota dan sub
bagian wilayah kota secara saling menguntungkan demi terjalinnya
interaksi yang harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 89

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

polkam, sehingga terwujudnya ekonomi daerah, yang kuat dan


mampu menunjang/memperkokoh perkembangan regional.
d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah
terbelakang melalui program khusus dengan tetap memperhatikan
sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini
dilakukan dengan memperhatikan :
a. hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
b. homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah
c. kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan
dalam bentuk terpadu.
Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan
yang ada serta prioritas wilayah, maka Kota Pasuruan dalam kerangka
pembangunan jangka panjang terbagi menjadi 3 Bagian Wilayah Kota
(BWK) yaitu :
a. BWK pusat kota pada wilayah Kecamatan Purworejo dengan ditunjang
oleh 5 unit lingkungan.
b. BWK bagian barat pada wilayah Kecamatan Gadingrejo dengan
ditunjang oleh 15 unit lingkungan.
c. BWK bagian timurpada wilayah Kecamatan Bugul Kidul dengan
ditunjang oleh 15 unit lingkungan.
Dewasa ini sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi
masyarakat perlu kiranya pengembangan pola pembangunan dengan
juga berpedoman pada pola koridor ekonomi yang saat ini telah
terbentuk sehingga kegiatan menerus yang diakibatkan adanya pola
jaringan distribusi barang akan memberikan kontribusi yang lebih bagi
pengembangan wilayah Kota Pasuruan.
2.10.5.2

Aspek Transportasi

Pengembangan

sistem

transportasi

didasarkan

pada

sistem

transportasi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial


Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 90

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

budaya, politik dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya


sistem

transportasi

yang

mantap,

berkemampuan

tinggi

dan

diselenggarakan secara terpadu, tertib dan lancar, aman, nyaman dan


efisien

dalam

pembangunan,

menunjang

dan

mendukung

sekaligus

mobilitas

menggerakkan

manusia,

barang

dinamika
dan

jasa,

mendukung pola distribusi, serta mendukung pengembangan wilayah


dan peningkatan hubungan yang lebih memantapkan perkembangan
kehidupan bermasyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan
prasarana jalan di Kota Pasuruan sebagai berikut:

Potensi Sumber Daya, ditentukan adanya dukungan sumber dana,


tenaga

trampil,

bahan

yang

tersedia,

peralatan

serta

sistem

manajemen yang memadai. Mengingat sumber daya yang tersedia


terbatas maka dituntut mempertajam skala prioritas.

Potensi

Pertumbuhan

Prasarana

Jalan,

diupayakan

dengan

pertumbuhan prasarana jalan sejalan dengan keadaan potensi


pertumbuhan produksi pangan, pembentukan pusat-pusat industri,
program

peningkatan

nasional,

program

pariwisata,

sistem

rencana

pertanahan

sistem

nasional,

transportasi

dan

program

perwujudan struktur pengembangan nasional.

Tingkat Kebutuhan Prasarana Jalan, dalam memenuhi hal tersebut di


atas diperlukan hal-hal sebagai berikut: peningkatan peranan jaringan
jalan dalam kesatuan jaringan yang terpadu dengan jaringan jalan
yang lain dalam pengembangan wilayah terutama kaitannya dengan
jalur arteri primer, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
jaringan,

pemantapan

mengurangi pembauran
pemanfaatan

jalan

struktur

peranan

jaringan

fungsi

sejauh

mungkin,

jalan

dengan

peningkatan

seoptimal mungkin, peningkatan kontribusi

masyarakat dalam usaha pembinaan jaringan jalan, peningkatan


pengaturan, pembinaan dalam segala tugas pembangunan jalan.

Keadaan Infrastruktur dan kelembagaan yang berkaitan dengan


sektor prasarana jalan adalah: kemampuan dana pemerintah daerah
yang terbatas, kemampuan manajemen proyek dan manajemen

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 91

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

konstruksi yang sangat terbatas dan perlu mendapatkan peningkatan


dan penyempurnaan,

kemampuan manajeman jasa konstruksi di

daerah yang masih terbatas termasuk peralatannya, keterbatasan


tenaga terlatih dan tenaga ahli, konstruksi jalan yang secara terus
menerus memerlukan pemeliharaan

baik secara rutin maupun

berskala. lalu-lintas yang lancar sepanjang waktu.


Permasalahan Transportasi Regional
Sebagai wilayah yang mempunyai batas geografis yang berada di
bagian selatan wilayah Kabupaten Pasuruan selain itu wilayah Kota
Pasuruan dilalui oleh jaringan jalan arteri primer (Surabaya-Banyuwangi).
akan menguntungkan dalam aspek aksesibilitas, selain itu dilewati oleh
jalur kereta api yang melintasi wilayah Kota Pasuruan. Walaupun
demikian sebagian besar angkutan barang dan penumpang di Kota
Pasuruan didominasi oIeh perjalanan darat, hal ini karena perjalanan
kereta api lebih banyak langsung ke arah Surabaya ataupun ke arah
Banyuwangi. Dari hasil tinjauan lapangan dan data-data sekunder yang
diperoleh, terlihat bahwa prasarana transportasi (jalan) di Kota Pasuruan
masih pertu ditingkatkan dibandingkan kebutuhan yang ada dan bagi
pengembangan

wilayah-wilayah

secara

keseluruhan,

khususnya

di

bagian selatan, barat dan timur wilayah Kota. Akibatnya, hanya bagianbagian tertentu dari wilayah Kota Pasuruan yang mampu berkembang
pesat dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, di lain wilayah
masih ditemui daerah dengan tingkat pemenuhan prasarana tersebut
yang masih perlu ditingkatkan. Ditinjau dari keberadaan prasarana jalan
pada wilayah kecamatan saat ini masih dijumpai kawasan yang belum
terlayani

prasarana

jaringan

jalan.

Transportasi

internal

dilayani

angkutan umum, berupa angkutan kota maupun angkutan pedesaan.


Jaringan jalan yang menghubungkan kota kecamatan dengan kota
Kota sudah berupa jalan aspal dengan kondisi baik, sedangkan jalan-jalan
desa masih berupa jalan perkerasan/batu sampai jalan tanah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan transportasi darat
di Kota Pasuruan adalah :
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 92

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Keterbatasan anggaran pembangunan jalan. Untuk itu, kebijaksanaan


yang ditempuh Pemda

adalah hanya meningkatkan kualitas jalan-

jalan yang sudah ada. Pembangunan jalan-jalan baru belum dapat


dilakukan.
b

Tingkat permintaan yang masih sangat rendah di wilayah-wilayah


timur wilayah perencanaan, sehingga peningkatan jalan lama dan
pembangunan jalan baru dengan investasi yang besar belum
menguntungkan.

Tidak meratanya permukiman yang ada di Kota Pasuruan. Hal ini


berkaitan dengan pola tata guna tanah di Kota Pasuruan yaitu
sebagian besar berorientasi pada kegiatan di pusat kota serta
kawasan pelabuhan di bagian Utara wilayah Kota Pasuruan.
Untuk

jangka

menengah

(10

tahun),

diperlukan

peningkatan

pelayanan jaringan jaIan tersebut, misalnya dengan meningkatkan serta


merehabilitasi jaringan jalan yang sudah ada. Sedangkan untuk jangka
panjang (20 tahun) dengan semakin terbatasnya lahan maka kondisi
jaringan jalan tersebut lebih ditingkatkan dalam hal kelas jalannya.
Kebutuhan Pengembangan Transportasi
a

Dalam rangka pengembangan sektor transportasi jangka panjang,


agar dapat meningkatkan pelayanan jasa transportasi sampai ke
pelosok-pelosok dan orientasi keluar daerah Kota Pasuruan, hal-hal
yang perlu mendapat perhatian adalah :

Perlu pengembangan ROW jalan pada jalur akses regional terutama


pada kawasan selatan, sedangkan pada jalur arteri primer saat ini
sudah mencukupi dilihat dari ROW juga telah dibantu dengan adanya
jaringan jalan Toll. Perlu perluasan jaringan jalan, yang diharapkan
dapat menembus daerah yang masih belum berkembang sehingga
semua daerah di Kota Pasuruan dapat terjangkau kecuali untuk
wilayah

tertentu

yang

merupakan:

pembangunan jalan di wilayah-wilayah


keperluan

pelestarian

dan

perlindungan

kawasan

perlindungan,

tersebut terbatas pada


alam

secara

terbatas

(kawasan sekitar pantai).


Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 93

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Pengembangan transportasi jalan raya diarahkan pada pembangunan


pembagian :

Jalan arteri

Jalan korektor primer

Jalan lintas cepat pada jalur-jalur padat

Perlu

pengerasan

jalan-jalan

desa,

yang

akan

memperlancar

pemasaran hasil-hasil pertanian dan untuk angkutan penumpang.


e

Perlu adanya pengendalian pemanfaatan jalan terutama Jalan Kelas III


oleh angkutan berat dengan cara pengaturan beban/tonase.

Perlu dikembangkan sub terminal.

Pemeliharaan

dan

pembangunan

jembatan-jembatan

di

lokasi

tertentu.
h

Perlu adanya pengembangan terminal barang bagi angkutan barang


menuju Kota Pasuruan dari arah Barat dan Timur juga pada kawasan
selatan serta pada kawasan sekitar pelabuhan.

Perlu dikembangkannya jalan lingkar sebagai jalan alternatif di bagian


selatan dan timur serta barat wilayah.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 94

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

Kota Pasuruan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 95

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.5.3

Hierarki Fungsi Kota

Hierarki fungsional kota dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :

Status administrasi

Ukuran jumlah penduduk

Kelengkapan fungsi pelayanan perkotaan.

Ketiga aspek tersebut pada dasarnya berkaitan satu sama lain dan
menunjukkan sejauhmana hierarki kota dalam lingkup wilayah atau
sistem kotanya. Kota-kota menurut status ini hanya menunjukkan tempat
kedudukan administrasi pemerintahan pada tingkat Kota dan kecamatan
yang ada dibawahnya.
Hierarki kota yang lebih dapat diandalkan adalah dengan melihat
kelengkapan fungsi pelayanan yang ada pada tiap kota tersebut. Makin
tinggi kelengkapan fungsi pelayanan yang dimiliki, dapat menunjukkan
tingkat hierarki pelayanan yang makin tinggi. Untuk menganalisis
hierarki fungsional kota-kota di Kota Pasuruan, status administrasi ukuran
jumlah

penduduk

akan

dijadikan

acuan

sebelum

menganalisis

kelengkapan fungsi pelayanannya.


Sebelumnya, perlu ditentukan batasan atau pengertian fungsi
kota. Kota secara umum dapat disimpulkan mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu sebagai:
1. Pusat kegiatan yang membentuk wilayah pelayanan tertentu (lokal
atau lebih luas)
2. Simpul

jasa

perhubungan/komunikasi

yang

meliputi

kegiatan

pengumpulan, pemasaran maupun produksi barang-barang.


3. Tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu jenis kegiatan
yang dominan.
Adanya keterbatasan data fasilitas perkotaan yang ada di tiap
kota, maka analisis yang dilakukan mempergunakan unit pengamatan
pada tingkat kecamatan, hal ini didasarkan pada pertimbangan praktis.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 96

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Asumsinya jika suatu kecamatan mempunyai kelengkapan fasilitas yang


besar, maka pemusatan fasilitas tersebut dianggap berada pada ibukota
kecamatan tersebut. Hasil analisis ini dapat dijadikan dasar bagi :
1. Penentuan

hierarki/orde

kota

berdasarkan

kelengkapan

fungsi

pelayanan kotanya.
2. Penelaahan lebih lanjut dengan mengaitkan jangkauan atau skala
pelayanannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas (regional/ Kota
atau sub-regional/BWK).
3. Penafsiran perlunya peningkatan fungsi pelayanan kota tertentu
untuk 'memperbaiki' hierarki kota yang ada
2.10.5.4

Pengembangan Fungsi Kota

Pengembangan fungsi Kota Pasuruan pada dasarnya bergantung


pada hierarki kota tersebut, dilihat dari ukuran jumlah penduduknya
(hierarki penduduk), maupun hierarki fungsionalnya. Dalam kaitan ini
kota yang dikembangkan secara umum mempunyai fungsi utama
sebagai berikut:

sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan


tertentu.

sebagai

simpul

jasa

perhubungan,

yang

mencakup

kegiatan

pengumpulan, produksi maupun pemasaran.

sebagai tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan


dominan.
Selain

itu,

pengembangan

fungsi

kota

mempertimbangkan adanya sektor-sektor strategis


wilayah

pelayanannya.

pengembangannya

Sektor-sektor

telah

diidentifikasi

yang
dan

perlu

pula

pada kota dan

dipandang

kepentingan

strategis
penataan

ruangnya telah dirumuskan sub bab terdahulu. Hasil analisis terhadap


kelengkapan fasilitas perkotaan (eksisting) mengindikasikan berbagai
fungsi kota sebagai berikut:

pusat pemasaran dan perdagangan serta jasa

pusat perhubungan dan komunikasi

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 97

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pusat kegiatan pertanian

pusat kegiatan pariwisata

pusat kegiatan sosial/masyarakat.


Untuk pengembangan kota di Kota Pasuruan pada masa yang akan

datang, maka perlu adanya pengembangan fungsi-fungsi di atas yang


sesuai dengan jumlah penduduk dan wilayah yang dilayani. Disamping
itu perlu juga dipertimbangkan kaitannya dengan peranan kota sebagai
pusat-pusat bagian wilayah kota (seperti dinyatakan dalam Repelitada).
Dalam hal ini kota-kota tersebut perlu dikembangkan agar dapat
mendukung kebijaksanaan pengembangan sektor-sektor yang berada
dalam wilayah pengembangannya.

Delineasi Bagian Wilayah Kota dan Unit Ungkungan


Penetapan delineasi bagian wilayah kota di Wilayah pada awalnya

dilakukan dengan berdasarkan pada keadaan wilayah terbangun dan


keberadaan

sarana

di

suatu

bagian

wilayah.

Sejalan

dengan

perkembangan saat ini pertimbangan penetapan delineasi bagian


wilayah kota tidak hanya didasarkan pada pertimbangan kawasan
terbangun saja akan tetapi harus dipertimbangkan dengan melihat
perkembangan yang terjadi: masalah pengembangan sawah beririgasi
teknis, pergeseran kebijaksanaan tentang penataan ruang serta adanya
paradigma-paradigma baru. Penetapan delineasi bagian wilayah kota
tidak harus berdasarkan batasan administrasi, hal ini agar tidak terjadi
bias dalam penetapan batasan wilayahnya yang disesuaikan dengan
variabel yang telah disebutkan di atas. Dengan melihat keadaan tersebut
maka penetapan delineasi didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

Ketersediaan lahan pada wilayah kecamatan

Kecenderungan perkembangan wilayah Kecamatan dan orientasi


pergerakan wilayah

Kecenderungan perkembangan kawasan terbangun

Paradigma-paradigma baru yang berkembang saat ini

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 98

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Pembatasan sawah teknis untuk tidak dikonversikan ke penggunaan


lainnya

Kebijaksanaan-kebijaksanaan

lain

yang

mendasari

seperti

telah

ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang penataan


ruang wilayah.

Aspek Pusat-Pusat Kegiatan & Dominasi Pcmanfaatan Lahan


Pusat-pusat kegiatan dan dominasi kegiatan pada suatu wilayah

ditentukan oleh potensi suatu wilayah dalam memberikan pelayanan


kepada

masyarakat

pendukungnya,

dengan

kata

lain

bahwa

terkonsentrasinya jenis kegiatan tertentu pada suatu wilayah ditentukan


oleh adanya potensi wilayah tersebut dilihat dari beberapa aspek berupa
posisi/lokasi kawasan terhadap wilayah lain yang akan menjadi orientasi
yang lebih luas selain itu ditunjang dengan sudah terdapatnya beberapa
sarana dan prasarana pendukung pada kawasan tersebut. Timbulnya
pusat-pusat kegiatan dan dominasi kegiatan tidak terlepas pula dari
adanya

arahan/kebijaksanaan

pemerintah

terhadap

pengembangan

wilayahnya, sehingga alokasi pembangunan sarana dan prasarana


penunjang terkonsentrasi pada kawasan tersebut.

Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota


Intensitas penggunaan lahan dan bangunan di Kota Pasuruan dapat

dikaji dari pendekatan terhadap Koefisien Dasar Bangunan (KDB),


Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Angka Ruang Terbuka (ART) dan Angka
Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL). Istilah Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) atau Angka Lantai Dasar (ALD) digunakan untuk mengganti istilah
"Building Coverage" (BC) yaitu membandingkan antara luas total lantai
dasar bangunan dan luas lahannya. Angka Lantai Dasar untuk kawasan
terbangun di Kota Pasuruan umumnya berkisar antara 40 - 100 %.
Adanya Angka KDB yang tinggi pada beberapa lokasi seperti di kawasan
sekitar pasar dan kawasan perdagangan, kawasan di sekitar Kantor
Kecamatan dan beberapa lokasi lainnya yang sporadis disebabkan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 99

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

karena adanya pemukiman dengan pemakaian halaman bersama,


sehingga batas luas lahan yang sebenarnya menjadi tidak jelas.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) digunakan untuk mengganti istilah
"Floor Area Ratio" (FAR) yaitu angka perbandingan antara jumlah total
luas lantai bangunan terhadap luas lahan. Pada umumnya angka KLB di
Pasuruan sama dengan angka KDB (KLB=KDB) yang menunjukkan bahwa
intensitas penggunaannya relatif masih rendah dan belum mengarah
kepenggunaan lahan secara vertikal meskipun, dan apabila dilihat di
kawasan pusat kota lebih mengarah pada KLB yang lebih besar dari pada
KDB nya, hal ini karena ketersediaan lahan (dataran) sangat terbatas
bahkan pada bagian tertentu di pusat kota terdapat rumah bertingkat 2.
Angka Ruang Terbuka (Open Space Ratio) yaitu perbandingan antara luas
ruang terbuka dengan luas lantai bangunan yang berdiri di atasnya.
Angka ART yang tertinggi umumnya berlokasi pada kawasan-kawasan
yang KDBnya tinggi pula.
Angka Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL) merupakan tafsiran lebih
lanjut angka-angka dari faktor-faktor yang disebut terdahulu guna
mengetahui intensitas penggunaan lahan. Untuk Kota Pasuruan angka
AIPL khususnya untuk kawasan pemukiman dan perdagangan berkisar
antara 12-13, sedangkan kawasan lainnya belum berkembang. Pola
Intensitas penggunaan lahan secara umum menunjukkan bahwa kota ini
masih belum menunjukkan tingkat perkembangan kekotaan yang mapan.
Intensitas penggunaan lahan yang terdapat pada beberapa tempat lebih
menunjukkan karena faktor-faktor sosial-budaya setempat yang lebih
berorientasi terhadap tempat kerja (perikanan). Kondisi ini dikuatkan pula
dari segi diversifikasi kegiatan kota yang masih belum berkembang
seperti perdagangan dan jasa. Di masa yang akan datang sejalan dengan
peningkatan fungsi Kota Pasuruan meskipun masih bertumpu pada
kegiatan pertanian diharapkan ciri kehidupan kekotaan akan mulai
nampak sebagai 'multiplier effect' terhadap daerah sekitarnya. Lebih
jelasnya KDB, KLB di Kota Pasuruan dapat diiihat pada Tabel 2.20
Tabel 2.20
Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Sub-Sub Wilayah
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 100

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Kota Pasuruan Tahun 2013


KDB
Maksimum
(%)

KLB
Maksimu
m
(%)

Tinggi
Lantai

Keterangan

80

200

syarat,

Kepadatan Sedang

Kepadatan Rendah
2. Perdagangan dan Jasa

Skala Kecamatan/sub
regional

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


3. Perkantoran

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


4. Pendidikan

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


5. Peribadatan

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


6. Fasilitas Umum Lainnya

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan

dengan
*

60
40

100
80

1
1

75

200

dengan
*

syarat,

60-75

100

50

150

75

200

60-75

100-200

50

100

75

200

dengan syarat

60-75

100-200

1-2

dengan syarat

50-60

100

75

200

60-75

100-200

50-60

100

75

200

60-75

7. Industri

No.

BWK

Kegiatan

I.
Pusat
Kota

1. Perumahan

II

Kepadatan Tinggi

8. RTH

Sarana Rekreasi Skala


Kota

Sarana Olahraga Skala


Kota

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


1. Perumahan

Kepadatan Tinggi

Kepadatan Sedang

Kepadatan Rendah
2. Perdagangan dan Jasa

Skala Kecamatan/sub
regional

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


3. Perkantoran

Skala Kecamatan atau


lebih

dengan syarat

dengan
*

syarat,

dengan
*

syarat,

100-200

1-2

dengan syarat

50

100

50

50

50

100

40

100

30

Berupa taman

20

40

Berupa taman

60
40

100
80

1
1

80

100-160

1-2

75

100

50

150

Industri
kecil,
menengah
Bangunan/lapan
gan
Bangunan/lapan
gan

dengan
*

syarat,

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 101

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No.

BWK

Kegiatan
Skala Bagian Wilayah
Kota

Skala Unit Lingkungan


4. Pendidikan

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


5. Peribadatan

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


6. Fasilitas Umum Lainnya

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


7. Industri
8. RTH

Sarana Rekreasi Skala


Kota

Sarana Olahraga Skala


Kota

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


1. Perumahan

III

Kepadatan Tinggi

Kepadatan Sedang

Kepadatan Rendah
2. Perdagangan dan Jasa

Skala Kecamatan/sub
regional

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


3. Perkantoran

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


4. Pendidikan

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


5. Peribadatan

Skala Kecamatan atau


lebih

Skala Bagian Wilayah


Kota

Skala Unit Lingkungan


6. Fasilitas Umum Lainnya

Skala Kecamatan atau

KDB
Maksimum
(%)

KLB
Maksimu
m
(%)

Tinggi
Lantai

Keterangan

60-75

100-200

1-2

dengan syarat

50

100

60-75

100-200

1-2

50-60

100

60-75

100-200

1-2

60-75

100-200

50-60

100

60-75

100-200

1-2

50
50

100
50

1
1

40

100

Bangunan/lapan
gan

30

Lapangan

20

40

Berupa taman

60-75

100-200

1-2

dengan
*

syarat,

60
40

100
80

1
1

60-75

100

dengan
*

syarat,

50

150

60-75

100-200

50

100

75

100-200

60-75

100-200

1-2

50-60

100

75

100-200

60-75

100

50-60

100

dengan syarat

dengan
*

syarat,

dengan syarat

dengan syarat

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 102

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No.

BWK

KDB
Maksimum
(%)

Kegiatan

KLB
Maksimu
m
(%)

Tinggi
Lantai

Keterangan

lebih
Skala Bagian Wilayah
60-75
100-200
1
Kota

Skala Unit Lingkungan 50


100
1
7. Industri
50
50
1
8. RTH

Sarana Rekreasi Skala


Kota

Sarana Olahraga Skala


Bangunan/lapan
gan
Kota

Skala Bagian Wilayah


30
Lapangan
Kota

Skala Unit Lingkungan 20


40
Berupa taman
Sumber : Revisi RDTRK Kota Pasuruan Tahun 2003-2013
Keterangan : * Kecuali yang berbatasan langsung dengan sempadan sungai dengan syarat-syarat
Khusus

Pusat-pusat kegiatan di Kota Pasuruan saat ini terdapat pada


beberapa kutub wilayah dan dapat dipilah menurut sektor kegiatan yang
diunggulkan seperti:
Pusat kegiatan pemerintahan skala Kota terdapat di Kecamatan
Purworejo,

karena

di

wilayah

Kecamatan

Purworejo

saat

ini

terkonsentrasi sarana dan prasarana pemerintahan tingkat Kota,


sedangkan dominasi kegiatannya terkonsentrasi pada kegiatan pusat
kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pusat
kegiatan sosial berupa domjnasi ketersediaan sarana dan prasarana
sosial.
Pusat kegiatan pemerintahan skala sub regional terdapat pada 2
wilayah yang sekaligus saat ini dikembangkan sebagai wilayah pusat
pengembangan BWK, dimana dominasi kegiatannya ditujukan untuk
pelayanan tingkat kecamatan serta kecamatan lainnya yang menjadi
wilayah belakang dengan ciri dan kondisi fisik wilayah serta potensi
pengembangan yang hampir serupa.
Pusat kegiatan industri yang dialokasikan pada kawasan barat serta
keberadaan pabrik-pabrik di wilayah Kecamatan Gadingrejo.
Pusat-pusat

kegiatan

di

atas

secara

umum

akan

mendukung

keseluruhan wilayah Kota Pasuruan sesuai dengan karakteristik


potensi dan kendala yang ada pada setiap wilayah pengembangan
kawasan.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 103

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Apabila dilihat dari setiap penggunaan lahan, dominasi kegiatan


pemukiman masih terkonsentrasi pada lokasi pusat-pusat kegiatan serta
pada sisi jaringan jalan yang mempunyai keuntungan akses dan
pelayanan prasarana lain seperti tersedianya jaringan listrik, pelayanan
air bersih, telekomunikasi dan prasarana pendukung lainnya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan

Page II - 104

Anda mungkin juga menyukai