Pendahuluan
Pengumpan balik
Prinsip-prinsip Dasar Osilator
Dalam suatu osilator, suatu resistansi negatif diberikan untuk kompensasi
kehilangan-kehilangan (kebocoran) dalam rangkaian. Dalam osilator
umpan-balik, umpan balik positif dari luar cukup untuk membuat
perolehan keseluruhan menjadi tak terhingga dan memberikan resistensi
negatif yang diperlukan.
Dalam suatu osiltor tidak ada sinyal yang diberikan dari luar. Sinyal
awal untuk menyulut (trigger) osilasi biasanya diberikan oleh tegangan
derau. Tegangan derau muncul sewaktu catu daya dihidupkan. Karena
spektrum frekuensi derau sangat lebar, osilator selalu memiliki tegangan
komponen pada frekuensi yang benar untuk bekerjanya osilator.
Berdasarkan metode pengoperasiannya osilator dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu osilator balikan dan osilator relaksasi. Masing-masing
kelompok memiliki keistimewaan tersendiri. Adapun osilator tersebut,
yaitu :
Osilator Balikan (Feedback Oscillator)
Pada osilator balikan, sebagian daya keluaran dikembalikan ke
masukan yang miasalnya dengan menggunakan rangkaian LC.
Osilator Armstrong
Osilator Armstrong merupakan hasil penerapan osilator LC.
Rangkaian dasar dibuat dengan memberikan panjar maju pada
sambungan emitor-basis dan panjar mundur pada kolektor.
Osilator Hartley
Bridged-T
Twin-T
Penggeser fase
Pada frekuensi osilasi tegangan input dan output penguat berbeda
fase 180 derajat
Perbedaan fase diperoleh dari jaringan tangga RC tiga tingkat
Menggunakan umpan balik tunggal
input
Y,
dan
sinyal
kedua
Pada layar akan terlihat suatu lintasan berbentuk lingkaran, garis lurus,
atau ellips dimana dapat langsung ditentukan beda fasa antara kedua
sinyal tersebut dengan
Mengukur Frekuensi
Pengukuran frekuensi suatu sinyal listrik dengan osiloskop dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain:
Cara Langsung
gambar,
II.
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
Bahan
1. Resistor
a) R1
= 68 K
b) R2
= 12 K
c) RC
= 3,3 K
d) RE
= 270
e) R
= 1,5 K
f) R
= 1,5 K
2. Kapasitor
a) C1
= 100 nF
b) C2
= 100 nF
c) C3
= 100 nF
d) CE
= 47 F/25 V
3. Transistor Fcs 9013 dengan Hfe 143 kali
4. Kabel sebagai jumper
III.
Gambar Rangkaian
Rangkailah komponen-komponen di atas menjadi rangkaian di bawah
ini pada papan untai (bread board)
V1
R1
Vcc
R2 R2
V2
R2
Vcc
R2 R2
VE VB 0.7
Kemudian dapat dicari VC dengan mencari IE terlebih dahulu
IE
VE
RE
VC Vcc IC RC
Posisikan kenob CRO pada posisi X-Y. Untuk mencari beda fase
Vout1-Vout1 hubungkan channel A dari osiloskop ke Vout1 dan
channel B juga ke Vout1. Untuk mencari beda fase Vout1-Vout2
maka channel A tetap pada Vout1 sedangkan channel B
dihubungkan ke Vout2. Untuk mencari beda fase Vout1-Vout3 maka
channel A dihubungkan ke Vout1 dan channel B dihubungkan ke
Vout3. Kemudian akan tampak gambar pada layar CRO. Dari
gambar tersebut dicari nilai Ym dan Yo. Ym adalah nilai sumbu y
tertinggi (puncak) dari gambar yang dihasilkan. Sedangkan Yo
adalah nilai sumbu y tertinggi ketika gambar memotong sumbu y.
sin 1
Nilai beda fase kemudian dapat dicari dengan rumus
Yo
Ym
IV.
Hasil Pengujian
Gambar Gelombang:
Vout2 = 0,5
Vpp
Vout4 = 50,8
Vpp
Frekuensi AFG
225 Hz
1 banding 1
2
680 Hz
1 banding 3
340 Hz
2 banding 3
300 Hz
3 banding 4
Yo
=0V
Ym
= 0,6 V
Yo
= 0,56 V
Ym
= 0,64 V
Yo
= 0,4 V
Ym
= 0,62 V
V.
Analisis
V1
R1
Vcc
R2 R2
V1
68
5,24
68 12
V1
68
5,24
80
V 1 4,454
volt
Dari hasil pengukuran diperoleh V1 = 4,5 volt
Kemudian mencari besar V2:
V2
R2
Vcc
R2 R2
V2
12
5,24
68 12
V2
12
5,24
80
V 2 0,786
volt
Dari hasil pengukuran diperoleh V2 = 0,744 volt.
Besarnya VB = V2, maka besar VE dapat dihitung dengan cara:
VE VB 0.7
VE 0,768 0.7
VE 0,068
volt
Dari hasil pengukuran diperoleh VE = 0,145 volt.
Kemudian dapat dicari VC dengan mencari IE terlebih dahulu
IE
VE
RE
IE
0,068
270
IE 2,52 10 4
A
Karena IE = (+1)IB, maka dapat dianggap IE IB IC. Maka
untuk menghitung VC,
VC Vcc IC RC
VC 5,24 2,52 10 4 3300
VC 4,4
volt
Dari hasil pengukuran diperoleh 2,2 volt.
Dari hasil perhitungan di atas terdapat selisih yang cukup besar
terutama pada perhitungan VC. Selisihnya mencapai setengah dari
hasil perhitungan. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan pada
saat pengukuran, terutama pada saat pengukuran VE. Dapat
terlihat bahwa meskipun selisih antara pengukuran dan perhitungan
VE terlihat kecil, namun apabila dibandingkan terlihat bahwa hasil
pengukuran mencapai lebih dari dua kali hasil perhitungan. Hal
inilah yang menyebabkan VC perhitungan menjadi lebih besar, dua
kali lebih besar daripada pengukuran.
Kemudian, dilakukan pengujian bentuk gelombang osilator geser
fase pada titik-titik tertentu yang telah ditentukan yaitu pada Vout
1, Vout 2, Vout 3 dan Vout 4. Pengujian ini dilakukan menggunakan
CRO untuk memperoleh bentuk gelombang yang dihasilkan dan
nilai tegangan peak to peak yang dihasilkan.
Dari hasil pengujian, terlihat bahwa besar tegangan peak-to-peaknya semakin kecil dari Vout1 ke Vout2, Vout3 dan Vout4. Hal ini
disebabkan adanya 3 buah kapasitor pada rangkaian tersebut,
dimana Vout 1 merupakan keluaran dari transistor, Vout 2
merupakan keluaran C1, Vout 3 keluaran C2, Vout 4 keluaran dari
C4. Sedangkan untuk bentuk gelombang yang dihasilkan dari
masing-masing keluaran semua berbentuk gelombang sinusoidal.
FAFG
3
225 675
1
FAFG
3
225 337,5
2
FAFG
4
225 300
3
sin 1
Yo
Ym
sin 1
Yo
0
sin 1
0
Ym
0,6
sin 1
Yo
0,56
sin 1
61,04
Ym
0,64
Pada osilator penggeser fase ini perbedaan fase dari Vout1 dan
Vout4 setelah tiga fase penggeseran adalah 180. Vout4 adalah
Vout terakhir yang telah mengalami 3 kali pergeseran fase. Maka
untuk masing-masing tingkat akan terjadi pergeseran sebesar
180 : 3 = 60. Sehingga beda fase antara Vout1 dan Vout2
adalah 60.
3. Beda fase antara Vout1 Vout3
sin 1
Yo
0,4
sin 1
40,18
Ym
0,62
Atau
= 139,82
Demikian halnya perbedaan antara Vout1 dan Vout3 akan
mengalami pergeseran sebesar 120 karena telah mengalami
pergeseran sebanyak 2 tingkat. Pada hasil pengukuran diperoleh
139,82. Hal ini mungkin terjadi karena ada ketidakakuratan
dalam pengukuran yang menyebabkan adanya selisih hasil
pengukuran dengan perhitungan .
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Osilator
adalah
suatu
rangkaian
elektronik
yang
dapat
membangkitkan gelombang secara periodik.
2. Osilator geser fase adalah sebuah osilator yang menggunakan
jaringan resistor-kapasitor dalam mengumpan balik transistor untuk
membangkitkan pergesaran fase yang dibutuhkan.
3. Pola lissajous merupakan pola perbandingan frekuensi AFG dengan
frekuensi osilator. Dengan pola ini, akan diketahui frekuensi osilator
yang dibuat.
4. Beda fase antara dua tegangan output pada rangkaian osilator geser
fase dapat dihitung dengan rumus
=sin1
Yo
Ym
, dengan Yo
Y
dan
Ym
VII.
Jawaban Pertanyaan
Jawab:
Besar C1,C2 dan C3 dan besar R
Karena frekuensi osilator dapat dihitung dengan
Jawab:
Phase-Shift Oscillators (Osilator Geser Fase)
Wien-Bridge Oscillator
Colpitts Oscillator
Hartley Oscillator
Clapp Oscillator
Crystal Oscillator
3. Sebutkan komponen eletronis yang dapat menimbulkan frekuensi
sesuai dengan speknya ?
Jawab:
Komponen elektronis yang dapat menimbulkan frekuensi sesuai
speknya adalah kondensator.
4. Rancanglah osilator dengan frekuwnsi 1500 Hz.
Jawab:
frekuensi dapat dihitung dengan